kali ini Matic dan tetep tipe flagship dan tetep keluaran awal, tapi dari generasi kedua..

btw, ini apansa lama saya, dan sedang mencari majikan baru

viewtopic.php?f=19&t=23505
========================================================================================================================
Mukadimah:
Toyota Avanza VeloZ 1500 A/T 2012
clocked @ 63.000 km per hari ini review diketik, 07-04-2016,
Si putih adalah Avanza kedua yang masuk garasi rumah.
alasan ambil Avanza ini saat 2012 sangat mudah, karena menjadi korban PHP indumubil dengan terlalu lama menanti Ertiga Matic dan All New Grand Livina, di lain sisi Mobilio belum ditelurkan oleh mister jonpis

kebutuhan people carrier meningkat, dan akhirnya dibelilah Avanza ini, waktu itu 185 juta di price list, diskon 10 juta, jadi 175 juta.
dan ia pun menemani si hitam di rumah.

========================================================================================================================
BBM:
Sesuai dompet, mayoritas masuk Pertalite, Premium pas bokek, Pertamax / Shell Super pas baru gajian, V-Power sebelum keluar kota.
Avanza 1500cc minta oktan 90 buat taun 2011 up (generasi VeloZ awal / All-New Avanza), Avanza lama yang 1500cc minta oktan 92, maybe ada perbedaan kompresi dan timing pengapian yang dimundurkan dari generasi lama yang sangat ngelitik kalo diisi Premium & kadang2 ngelitik kalo diisi Pertalite.

rekor paling boros:
dalkot 1:7 saja. rute Kembangan-Senen, hari kerja, Premium. foto uda ilang, kebawa henpon lama wehehehehehe.
rekor paling hemat:
1:16.3, lebaran 2013, rute tol dalam kota. Shell Super.

average, rute harian & bulanan aja ya.
1:8-9 rute Kembangan - Senen via Jatibaru, 1:10-11 via PIK - Ancol
1:10-11 rute Kembangan - Cilandak via JORR
1:11-12 rute Kembangan - BSD
1:13-14 Kembangan-Subang Kota via Cipali
ini pas balik dari Subang.

========================================================================================================================

Oli :
0-5rb km = bawaan pabrik
5-10rb km = Total 7000 10w-40
10-40rb km = TGMO 5w-30
40-50rb km = Motul H-Tech 5w-30
50-57rb km = Shell HX5 15w-40
57-60rb = Pertamina Meditran SX 15w-40 (coba2 olie diesel diskonan, maklum lagi bokek)

60rb till present = Valvoline SemiSyn 10w-30
Oli gardan:
0-45rb TGMO Gear Oil SAE 90 GL-5
45-60rb km: TOP 1 Gear Oil SAE 90 GL-5
60rb till present = WIN Gear Oil SAE 90 GL5.
Oli Transmisi
0-40rb km = TGMO ATF Dex-3
40rb till present = Castrol ATF Dex-3
well, oli mesin yang belom perna masuk tinggal buntut 50 sama buntut 20.
Menurut manual book, Avanza minta oli mesin dengan range yang sangat luas, minimal 20w-50 API SL alias sekelas Prima XP dan Shell HX3, maksimal 5w-30 API SN alias oli-oli terkini. Bisa dipaksa 0w-20 asal mesin masih sehat walafiat, tapi saya belom coba karena mahal.
Makin encer olie, aksel makin ringan. Di Avanza, hal ini berlaku tapi kagak ngepek ngepek amat, namanya juga Avanza. So far best performance ada di Motul H-Tech. perna dikasi oli Diesel, aman aman aja ni mesin badak tanpa pengurangan performa yang gimana amat.
Oli gardan minta GL-5 SAE-90, karena susah nyari yang murah, seadanya dulu dah yang dimasukin, genti per 15rb km biar tenang hati wkwkwkkw.

Oli metik, setia sama Castrol, karena murah dan gampang nyarinya.

========================================================================================================================
Kaki-kaki :
OEM VeloZ rims
OEM Showa All New Avanza Front Shocks
Monroe GasMatic Rear Shocks
Ini Avanza paling ringkih yang pernah saya gunakan. Sokbreker depan bocor di 40rb km, dan sokbreker belakang lemah di kilometer yang sama. Okay, langsung keduanya ganti di 40rb km. menyebalkan. Apansa lama saya tahan sampe 60-70rb km dengan cara bawa yang relatif sama.
Penggantian sokbreker dengan Monroe GasMatic membuat mubil ini lebih empuk, dengan kadar limbung dan kadar mental mentul yang relatif sama dengan standardnya saat diisi 1-2 orang. Lumayan membuat saya sedikit lebih betah mengendarai mubil ini. Minusnya pas diisi penuh, berasa naek perahu.
gak ganti velg? belom kepikiran. ntar aja kalo ada rejeki lebih.
========================================================================================================================
Ban:
2012-2013 = Dunlop SP10 185/65-15
2013-2015 = BS Turanza AR20 195/60-15
2015 - present = Dunlop SP Sport LM704 195/60-15
Mengapa TAM selalu memberi ban SP10 terkutuk sejak 2004 sampe 2014? Menyebalkan. Ban cepet abis, berisik, kurang ngegrip dan bisa cuil sendiri.

2013 pasang Turanza AR20 ukuran 195/60-15, dengan harapan handling akan increased. Well, it increased. Well increased. Sampe 130 kpj masi napak, cornering ability membaik. Tak begitu ngebuang saat membelok cepat. Dengan kaki2 yang masi standard semua. Well, enak. Tapi enaknya apansa ya. Jangan dibandingin sama Mobilio maupun Ertiga yang emang uda enak dari sananya.
2015, entah, ini Turanza paling cepet abis yang perna saya pakai, setelah berulang kali pakek AR10 di Panther, Avanza dan Kisul dan sangat puas akan lifetimenya, AR20 agak decreased di lifetime, 2 tahunan uda menipis dan hampir kena TWI, ganti ke Dunlop LM 704.
Well, ini malah jadi salah satu Dunlop yang paling hening yang pernah saya pakai, grip nya juga OK, even belom semantep Turanza. Semoga lifetime nya akan lebi panjang dari perkiraan.
========================================================================================================================
Namanya mubil sejuta umat, mubil rakyat, kaleng kerupuk, you name it, dude. banyak julukan yang diberikan pada mesin uang Toyota ini. untuk membedakan dengan kawan kawannya, saya memberi sedikit mods ke si putih:
Mods:
- Ground Cable ---> bikin sendiri, beli kabel sama sekun.. ukur2 sendiri, capek sendiri.
- MX21 Head-Lamp Relay ---> setelah beberapa kali pakek MX11 dan ga ada yang tahan lama, coba beli model 3 relay yang biasa biasa aja. brand MX lagi.

- Osram All-Weather 100/80 Headlamp Bulbs ---> murah dan terang, warna agak kekuningan, senjata ampuh buat lawan bis malam
- 9Nine T10 led bersama sama dengan led kabin
- foglamp dibalut skotlet kuning ---> ala ala JDM dan lumayan ganteng buat bantu lampu senja

- Ferrari Seat Cover ---> ga jauh beda sama MBTech seri bawah, harganya lumayan bedanya...
- Klakson Denso Keong ---> copotan motor temen, mumpung murah

- V-Kool 40 @ Windshield, Blacklist Diamond 10 @ the rest ---> babeh maniak pikul, pertamanya dipasang di depan doang, SSB beli sendiri pas kerja.. sangat membantu mubil ini menjadi kulkas berjalan, karena A/C yang sudah sangat dingin dibantu kaca pelem yang bikin makin adem.
- Bendix General CT brake pad ---> setelah dibikin kesel sama TDW yang geloyor dan bunyi-bunyi melulu. maybe saya dapet barang jelek karena di si hitam bagus bagus aja. entahlah. langsung beli di 1Station terdekat.
======================================================================================================================

Driving Impression:
posisi mengemudi buat saya yaa ga jauh beda sama apansa terdahulu, cuma menang tilt steering saja. masih terlalu jauh buat lengan saya buat meraih setir kalo saya nyetel kaki saya duduk dengan nyaman. saat disetel tangan memegang setir dengan nyaman, kaki saya hampir mentok sama bagian bawah setir. nasib beruang masuk ke kaleng kerupuk. jadilah beruang kalengan.
setir plasticky yang licin dan tombol klakson nya sangat sulit dipencet membuat saya kurang betah mengendarai mobil ini, bikin telapak tangan mudah berkeringat, but well, audio steering switch cukup membantu agar tangan kiri saya ga lari kemana mana.
well, talking about the impression, karena saya biasa pake Brio, mubil ini berasa cukup enteng. 0 ke 100 kpj kalok flat-out sekitar 14 detik, dengan top speed sekitar 180 kpj. overtaking begitu mudah dilakukan, tapi sebelom overtaking, letakkan posisi gir sesuai kebutuhan, kalo ente taro di D sih alamat ente bakal kesel sendiri dengan transmisinya yang bolot bin o'on dan lamaaaa sekali refleknya. well, masi apansa.

braking. alasan saya beli Bendix General CT adalah karena rem mobil ini sangat ngeloyor, seperti motor bebek tua dengan rem tromol. makin diperparah ketika brake pad dan disc menjadi panas karena tersiksa saat direm. dengan kampas rem yang lebih OK, rem nya jadi sedikit lebih pakem. yaa, sedikit pun berefek daripada tidak sama sekali.
handling, yaa.. rusak, khas avanza.

========================================================================================================================
In-cabin-depth
buat beruang segede 180/90 seperti saya, mubil ini sempit. yes, it is. legroom di depan cukupan saja, cukup mentok kiri kanan. 2nd row, sempit juga, legroom pas pasan, bangku 1st row kudu sedikit dimajukan kalo saya mao duduk dengan nyaman di 2nd row. row 3? nightmare buat saya. yang saya seneng dari apansa gen 2 ini adalah, dimanapun saya duduk, saya ga merasa sempit secara headroom, tapi sangat terbatas di legroom. Mobilio jauh lebih manusiawi disini.
jok yang tipis dan kurang ergonomis membuat saya pengen cepet2 sampe kalo bawa ni mubil, but then jok ini sedikit lebih baik daripada bawaan Brio / Mobilio gen awal yang lebih tipis lagi dan ergonominya kurang baik buat manusia yang tumbuh ke atas, depan, dan samping seperti saya.
penumpang ga akan ngoceh kalo driver mengemudi dibawah 90 kpj, karena RPM masih 2500, saat ente meraih 100 kpj, RPM naik ke 3000, suara angin mulai masuk dan suara mesin tuanya menyeruak ke dalam kabin dan membuat penumpang pada ngoceh. makin ngoceh lagi ketike ente bejek gas sampe 120-130 kpj karena body akan semakin terasa melayang dan berbagai macam suara uda masuk ke dalam kabin. apalagi yang di row 3. kasihan mereka. maksimal 4-5 orang cukuplah buat mubil ini.
kompor rinnai di dasbor dengan teflon cap JVC yang integrated membuat mubil ini semakin spartan, tapi simple dan fungsional.
========================================================================================================================
Kesimpulan:
generasi kedua apansa ini adalah reinforcement yang sangat baik jika dikomparasikan dengan apansa generasi awal..
lebih stabil, lebih firm, posisi duduk lebih enak, lebih memanusiakan manusia, dan lebih enak dikendarai, even tidak lebih cepat dan tidak lebih hemat BBM karena bobotnya yang lebih berat.
durability mubil ini selaen di sokbreker Showa di bagian depannya yang sangat ringkih, sangat robust, tidak pernah ada penggantian parts selain yang habis pakai seperti ban, busi, dan filter2.
rattling mulai ada sejak tahun kedua, memang menyebalkan, tapi yaa... namanya apansa..

penerus tradisi avanza ada di Grand New Avanza yang lebih nyaman, lebih empuk, sedikit lebih manusiawi dengan airbag dan ABS di semua tipe dan penambahan besi2 ga jelas di rangka pintu, busa jok yang sedikit lebih tebal, namun lebih limbung (karena lebih empuk) dan tenaganya sedikit lebih kecil / responnya lebih lambat, karena menganut drive-by-wire.
well, saya berharap snowy akan menjadi Avanza terakhir saya, kalo ada rejeki, mau ganti ke sesuatu yang lebih nikmat dikendarai maupun ditumpangi.
======================================================================================================================


======================================================================================================================
the next review will be this small-4-wheel Indian cupboard:

regards,
vulvychint