
Kembali ane mencoba menulis sepotek dua potek pendapat ane mengenai mobil yang baru melipir di gubug ane...
=================================
Tepatnya empat hari setelah kunjungan NyonyaKuyang... errr... NyonyaKucing ke Kuburan (baca: bengkel BatuMakam) terdekat, nyonya makin paranoid dengan SUV anak haram 370Z + kodok bangkong nya alias Juke...

Ada dua kandidat kuat...
1. Freed E AT
2. Toyota Yaris S TRD AT
Dalam dua hari, diputuskan bahwa Toyota yang akan dipinang nyonya dengan pertimbangan sudah ada mobil PSD mid size yang jauh lebih mumpuni daripada Freed.

And lo behold ye mortals... Sebuah mobil putih akhirnya menjejakkan ban di depan rumah pada hari jumat dua minggu kemarin...
Toyota Yaris S TRD AT...
==============================
Exterior
Ane harus mengakui, Yaris Lele ini benar2 sebuah lompatan desain dari Yaris Bakpao... Muncung panjang yang kali ini benar2 proporsional... Dipadukan dengan kumis lele yang agresif, front end mobil ini cukup memukau bila dibandingkan dengan lele sebenarnya... Meski DRL dan garnish yang bertengger di bawah bumper terlihat mirip aftermarket.



Profil samping juga terlihat cukup pantas jika disebut hatch... Pillar C yang berwarna hitam terlihat kontras dengan warna putih bersih nya... Lovely! Sayangnya profil ban terlihat terlalu kecil meski Toyota sudah berusaha memasukkan ban Bridgestone Turanza ER300 berukuran 195/50 R16 dan velg warna gun metal ke sana...


Dari bokong... errr..., ane masih sulit mencerna bokong mobil ini... Terlihat terlalu tebal dan profil lampu belakang yang cenderung ke arah 3/4 sisi bokong mobil. Menjadikan lampu belakang mobil ini terlihat..., kekecilan... Sebuah spoiler menjadi penyelamat urusan bokong mobil ini...



Secara keseluruhan, Yaris Lele terlihat cukup agresif, meninggalkan kelucuan Yaris Bakpao... Meski ane ingin sekali mencopot seluruh emblem dan stiker yang berbau TRD di sana... Dan untungnya, nyonyakucing memberikan restu kepada ane untuk melakukan sunatan garnish tersebut, yang entah kapan akan ane lakukan...




==============================
Interior
Lega... Itu kesan pertama yang ane dapatkan. A proper hatch it must be...
Dashboard dan door trim dibuat dengan plastik durable berkualitas yang dapat dengan mudah ditemukan di toko kelontong dalam bentuk ember dan gayung... Tentu saja, Toyota Indonesia tidak melupakan diet ketat ala engineer TRD di Jepun sana... Semua bahan fabrik dan kulit dibuang dari doortrim dan dashboard, digantikan fake stitch di mana2, mulai dari dashboard sampai door trim... Penggunaan fake stitch ini dapat mengurangi bobot mobil hingga beberapa ton.


Instrument cluster pun dibuat dengan sangat sederhana dan dalam ukuran ekstra besar demi kemudahan pengemudi untuk membaca indikator dalam kecepatan tinggi atau saat power drift atau saat terbalik atau saat tenggelam... Kampretnya, instrument cluster tidak menggunakan optitron seperti di SX-4, tanpa indikator thermostat dan lampu kota pula... Pun latar belakang menggunakan stiker merah yang menambah +10 untuk attribut norak ala tahun 2002. Untungnya, sebuah MID monokrom berukuran segaban diletakkan di bagian bawah speedometer.

Err... salah poto, my bad...


Juga bukan yang ini... pardon...



Beralih ke center dash, sebuah HU android layar sentuh berukuran besar menjadi pusat perhatian ane di sana. Sayangnya, pengoperasiannya terlalu ribet. Yes, memang fitur lebih banyak dan lebih gimmicky dari Alpine tua di Mazda ane, tetapi untuk kecepatan operasional dan kemudahan utak atik, HU Yasir ini terasa layak dioperasikan oleh ababil yang jago gadget. Semua harus menggunakan menu yang entah kenapa harus bolak balik ke menu awal. Di Alpine, cukup tekan tombol dan voila! selesai dalam sekejap. HU juga berfungsi sebagai layar untuk kamera mundur yang cukup jelas dan tajam bahkan saat malam hari. Jujur, ane tidak terkesan sama sekali dengan HU ini..., kecuali fungsi auto ON saat transmisi dipindahkan ke R.

Di bagian bawah terdapat dua vent AC yang mengapit tombol hazard berukuran besar... Hmmm, driving Yasir is hazardous, i presume. Berbicara tentang AC, tidak lengkap rasanya jika ane tidak mengupas AC Yasir yang untungnya sudah dilengkapi Auto AC. Sebuah fitur yang menjadi standar untuk mobil sruntulan jaman sekarang karena memudahkan pengemudi untuk meliuk2 layaknya stunt man tanpa dipusingkan urusan suhu kabin. Sekali lagi, kualitas knob dan tombol nya begitu Toyota... *meh*


Lanjut ke center console, hanya berisikan transmisi dan hand brake... I love hand brake action!
Setir terasa terlalu besar untuk mobil ini dan ane menyukai tombol pengaturan audio di setir untuk mobil seharga separuh mobil ane yang setirnya polos bin kopong tersebut... Plus, Yasir mendapatkan sepasang tweeter yang tentu saja absen dari MPV overprice ane... *damn you MMI* untungnya, fake stitching absen dari setir polos MPV ane... Real leather rules!

Jok terasa nyaman karena menggunakan semi bucket dan corak super norak nya. Jok baris kedua tidak reclining, tetapi dapat memuat 3 orang dewasa dengan lega, termasuk urusan leg room... Tetapi..., entah berapa kali kepala ane terbentur saat masuk kabin. Akses masuk kabin yang begitu..., errr..., low slung like membuat prosesi masuk Kabin Yasir ini menyerupai prosesi masuk kabin LP700-4*
*dengan catatan pengemudi Yasir mabuk berat*

Bagasi? jangan tanya... Ane sendiri terkesan dengan begitu luasnya bagasi Yasir ini yang dapat memuat 3.7 mayat sesuai standar pengukuran SM tercinta ini... Membuat bagasi Juke terasa begitu sempit layaknya peti mati, courtesy of BatuMakam per usual.

Secara keseluruhan, ane masih tidak seberapa ngeh dengan kualitas interior Yasir ini. Bahkan SX-4 pun dapat menghempaskan Yasir urusan built n material quality. Bijimane pun, Yasir menang dalam urusan kelegaan kabin dan kenyamanan begitu di dalam nya. Mw masuk kabin? Macam bermain Russian Roulette antara kepala vs atap mobil.
================================
Under the Cup!
Teronggok sebuah mesin di dalam muncung agresif mobil yang mempunyai kode 1NZ-FE 4-silinder 1497cc yang sudah berusia... errr..., setua Piramid Giza menurut perhitungan ane... Mesin uzur ini ternyata masih sanggup memuntahkan 107.5hp@6000rpm dan torsi 141.2nm@4200rpm. Dipadukan dengan transmisi 4-AT yang sudah teruji melewati kepunahan massal Cretaceous 65juta tahun lalu yang lebih efisien daripada transmisi lainnya, karena komputer ga perlu menghitung sampai 9 untuk ganti gear. Cukup 4 saja... 1-2-3-4. Sangat efisien waktu, sporty lelegan at its best!

Khusus versi S TRD ini, diberikan disc brake depan yang lebih besar 1 inchi dan rear disc brake untuk menggantikan rem tromol.
Dengan segala penambahan yang disebut "fitur" ini, versi S TRD AT hanya lebih berat 25kg dibandingkan Yaris entry level MT... Diet ketat dalam bentuk plastik interior dan fake stitching ternyata membuahkan hasil, meski hanya butuh sekarung beras untuk mengacaukan perhitungan bobot yang begitu presisi dari divisi TRD jejadian Toyota Indonesia.
=================================
Driving Impression
Tentu saja, ane tidak membuang waktu untuk segera menyetir mobil ini, setelah nyonyakucing yang menyetir tentu saja dan setelah nyonya mengisi penuh tangki mobil dengan RON95...

Berhubung ane jadi navigator, ane punya banyak waktu untuk menyentuh nyonya...,



Kualitas suara di Yasir sudah tidak tertolong lagi. Meski dilengkapi sepasang tweeter dan 4 mid dan HU yang katanya canggih, kualitas suaranya jauh di bawah SX-4. Bass lemah, treble cempreng, vokal ga jelas meski ane uda mengutak atik staging, treble, dan bass di setting nya. Definitely need massive audio upgrade.
Kekedapan cukup baik, on par dengan SX-4, tetapi intrusi road noise terutama ban cukup mengganggu. SX-4 justru cukup baik di urusan suara ban setelah ane menendang ban Bridgestone yang berusia 6 tahun. Untungnya, jok terasa nyaman karena semi bucket... Tidak terlalu empuk dan firm... lovely! Posisi duduk terasa rendah mirip sedan dan legroom penumpang depan benar2 lega... dan suspensi cukup nyaman... No body roll, chassis sway, tail swing, atau stunt aneh karena nyonya yang menyetir...
Setelah nyonya puas, giliran ane untuk memuaskan diri...

-----------------------------------
Untuk masuk ke dalam kabin, ane membutuhkan crash helmet. Pillar A yang terlalu panjang dan atap yang rendah ditambah driving post ala sedan membuat probabilitas kepala ane terbentur meningkat dari 1:10000000 menjadi 1:2.
Tanpa babibu, ane segera menekan tombol Start...
Mesin menderum dan... ane sangat suka dengan note mesin 1NZ ini. Entah apa yang dilakukan Toyota di bagian exhaust untuk menghasilkan nada rendah seperti ini. Such a lovely start sequence!
Setir cukup nyaman digenggam, tapi terlalu besar menurut ane. Posisi mengemudi rendah, semua pedal berada pada tempat yang semestinya, head room cukup baik, dan visibilitas kacau. Permasalahan Yasir ini ada di pillar A dan spion. Ane nyaris ga bisa memantau sisi bawah kanan mobil bagian depan. Juga muncung mobil susah diprediksi karena kap yang cukup tinggi meski Toyota sudah memberikan kumis lele di sana untuk meraba-raba jalan dan beton parkiran...
Segera ane memasukkan transmisi ke D dan mobil menggelinding... Perhatian ane tiba2 teralihkan oleh sebiji lampu bertuliskan ECO yang berpendar... Ini kecepatan 5kpj dan mesin nyaris idle. Lampu yang aneh... Tanpa mempedulikan indikator ECO terkutuk itu, ane segera merevved up mesin ini, torsi cukup terasa di 2000an rpm dan langsung jatuh flat di 5000an. Suara mesin di hi rev juga menyedihkan, apalagi ane uda punya ekspektasi tinggi saat starter mesin tadi. Mesin 1NZ yang awalnya bergemuruh seperti mesin big block langsung berubah lirih seperti mesin potong rumput. Bagaimanapun, ane cukup terkesan dengan kurva tenaga mesin 1NZ ini saat menaklukan ramp Galaxy Mall yang terkenal menakutkan. Dalam kondisi full load, 5 penumpang, rev bertengger di 1500-2000rpm dan Yasir dapat menanjak tanpa kepayahan.
Saking senangnya ane dengan low rev dan idling 1NZ ini, ane sempat salah sangka saat di traffic light. Saat ane sedang mendengarkan enjin note 1NZ dan sedikit memainkan pedal gas karena sound system Yasir yang menyedihkan, ternyata suara yang ane kira sebagai suara mesin 1NZ makin hilang saat lampu berubah hijau... Ternyata itu suara exhaust SLK350 yang sudah ngibrit menjauh duluan... *plak* Dan ane harus puas dengan road noise sebagai pelipur lara.

Lanjut ke transmisi, shifting sangat terburu2 demi mengejar eco. Untungnya, saat ane menekan pedal gas, transmisi cukup patuh untuk down shift dan langsung up shift lagi. Bah! Di SX-4, enjin noise menyenangkan di hi rev, dan transmisi super dudul nya malah membuat SX-4 terasa lebih solid karena transmisi nya malas ganti gear meski rev menyentuh 3000 rpm.
Setir Yasir terasa ringan, thank you frickin EPS! Untungnya cukup akurat dan terasa lebih baik dibandingkan Odyssey RC1. Setidaknya ane dapat merasakan bump di setir saat melindas segumpal lumpur di tengah jalan..., errr..., itu lumpur apa bangkai ya?

Lanjut ke sisi rem. Jika ane berpendapat rem SX-4 itu terlalu agresif, Yasir membuat rem SX-4 seperti menggunakan karet rem sepeda pancal. Injak dikit, langsung mengunci... Nyaris tidak ada jeda. Hingga sekarang, ane masih harus menyekolahkan kaki kanan dan kiri di pedal rem kampret itu. Stop n go menjadi siksaan tersendiri akibat karakter pedal rem ini. Memang lebih baik dari rem Juke yang tidak konsisten dan sering kali terasa blong. Tapi ane lebih baik ikut crash test sebagai dummy daripada mengerem di Yasir.

Mengemudi Yasir di siang hari juga menjadi salah satu tantangan tersendiri. Jika di dunia penerbangan terdapat istilah Instrument Flight atau terbang menggunakan instrumen saja, di Yasir terdapat istilah Blind Driving.

Kenyamanan Yasir terasa lebih baik dibandingkan dengan SX-4 yang keras nya amit2... Melarnya badan Yasir menjadikan wheelbase dan ground clearance membantu damping Yasir yang nyaman. Suspensi belakang juga mampu memberikan peredaman yang baik saat melindas polisi tidur atau lubang atau jalan rusak.
Dan hal yang bikin ane ga ngeh: terlalu banyak alarm di Yasir. Buka pintu dengan transmisi di N? Alarm... Mw drift dengan menarik rem tangan? Alarm... Keyless diletakkan di tengah console? Alarm... Antara ini mobil foolproof atau ini mobil foolish beneran...

=============================
Verdict
Toyota Yaris S TRD AT 2014
Well, sebuah lompatan jauh dalam desain dan gimmick dari Yasir Bakpao. Dan hanya itu. Mesin dan transmisi tidak banyak perubahan sama sekali. Meski demikian, urusan kenyamanan dan akomodasi Yasir Lele ini patut ane puji.
Pro:

- Desain agresif
- Enjin note saat starter dan low rev menyenangkan sekali
- Kabin lega, kursi nyaman
- HU canggih, tapi bikin repot
- Suspensi nyaman
- Toyota?
Cons:

- DRL, stiker, dan emblem TRD yang norak
- Instrumen cluster tanpa optitron dan susah dilihat, plus norak juga
- Enjin note saat hi rev menggelikan
- Transmisi eco minded, early shift
- Respon rem terlalu berlebihan
- Frickin alarm is too much
- Toyota!
===========================
Dibandingkan dengan semua hatch yang berada di pasaran, terasa sekali Yaris mengedepankan kenyamanan dan superficial looks dengan TRD mambo jambo nya...
Mw kencang dan hi tech? Go for Mazda2 GT. Mw kencang dengan Ultra seat? Ada Jazz GK RS. Mw kencang dan overbudget? Ada Swift Sport AT... Ane pribadi, tentu tidak akan memilih Yasir Lele ini...
Why?
.
.
.
.
.
.
.
.
.

I will definitely choose a VW Polo....................

===============================
Demikian ripiu ane kali ini, terima kasih telah membaca dan sampai jumpa di ripiu berikutnya
