
HONDA MOBILIO S
1.500cc
Transmisi Manual 5 percepatan
BBM :
- Pertamax
- Sesekali Pertaplus/Vpower
Oli :
HAO Gold 0W20 6x (digunakan saat road trip pulau sumatera dan pulau jawa)
FK Massimo Trinity 0W20 1x
SHU PP 5W40 2x
Amsoil SS 0W20 1x (saat ini)
Air Filter :
- Ferrox sejak 20rb km - 80rb km (digunakan 2x road trip jawa)
- OEM (Digunakan saat roadtrip aumatera)
Kaki-kaki :
Velg kaleng R15 OEM Honda Mobilio
Ban :
- Dunlop SP 300 R15 185/65 0km - 30rb km
- Bridgestone Ecopia R15 185/65 (digunakan saat road trip jawa dan sumatera)
Ubahan Lainnya :
- Penggunaan Bemper Brio (agar mobil lebih pendek dan muat di garasi)
- Pelapisan jok, door trim dan plafon dg MB Tech two tone hitam dan biru laut
- pengaplikasian DRL dg ledbar berwarna blue ice
- penambahan foglamp
- modifikasi lampu bagasi dg led
- penambahan lampu kolong dg ledbar blue ice untuk memudahkan mencari barang yg terjatuh
- peredam suara aslal di koling mobil, bagian dalam pintu dan dibawah kap mesin




Waktu ganti mobilmonyong saya sempet janji sama rekan2 SM untuk bikin review lengkapnya. Namun dikarenakan ga ada kesempatan bikin review, akhirnya ane janji sekalian bikin longterm review si monyong ini. Dan inilah realisasi janji saya dulu.
Sebelumnya saya pengguna papanjah dan GL. Jd ada sedikit bahan untuk komparasi dg mobil lawas ane, dan juga beberapa kali menikmati spin dan r3.
Pertengahan april 2014 ane dan istri membulatkan hati untuk ganti papanjah dg simonyong. Pertimbangan kami sederhana saja, ini pertamakali honda produksi lmpv, so "mari kita coba", ditambah lagi dg model yg tidak buruk (eksterior) dan reputasi mesin jazz yg digunakannya yg terbilang hemat. Lumayan beli mobil harga 160jt dpt mesin jazz dan city yg notabene harganya diatas 200jt.
FIRST IMPRESSION
1. Eksterior
Subjektif sebenarnya. Ini yg terbaik di kelas LMPV. Malah saya rada ga suka model yg RS. Roof rail nya bikin kesan mobil jadi agak aneh. Built quality setaralah dg yg selevelnya kecuali spin.
2. Interior
Ga bisa ngomong banyak. Tp ketimbang papanjah betterlah. Dan ketimbang faceliftnya Mobilio, ane lebih nyama dashboard lama, walaupun itu glovebox sampe sekarang mengganggu.
Kenapa lebih mending dashboard lama ketimbangbyg facelift ala2 dashboard BR-V disunat dikit? Karena dashboard facelift lebih tinggi dr dashboard lama, sedangkan jok tidak ikut ditinggikan, hal ini menyebabkan kesan tenggelam dan mengganggu posisi mengemudi yg sudah nyaman sebelumnya.
Selain itu juga panel speedometer dll jadi sangat flat, terasa hambar, tidak seperti punya BR-V yg punya aksen detail yg lebih segar. Selebihnya, dashboard facelift jauh lebih unggul, mulai dr tampilan, keergonomisannya, build quality dan teknologi (AC digital)
Secara keseluruhan Build quality interior si monyong ga bisa dibanggakan terutama pada dashboard dan trim2 pintu, benerapa bagian seperti dibuat asal jadi saja, seperti glove penutup airbag penumlang yg menonjol leluar, beberapa lainnya terlihat kurang presisi. Secara build quality Hanya lebih baik ketimbang papanjah. Jauh dibawah GL apalagi r3.
3. Kenyamanan
Driving position jauh lebih nyaman ketimbang papanjah dan GL. Mirip2 hatchback walau body LMPV. Tp sayang, jok rada keras, bagi pemilik RS dan facelift mobilio, bersyukurlah, joknya jadi jauh lebih empuk.
4. Performa & driving experience
Saat pertamakali TD dg tipe transmisi manual, buat saya mobil ini terbaik di kelasnya. Tarikan enteng, akselerasi spontan.
5. Kesenyapan
Kurang. Sebelas duabelas dg papanjah lama dan dibawah GL.
6. Kapasitas
Paling lega di kelasnya. Walaupun pelipatan bangky ketiga tidak rata, sedikit kecewa. Ga seperti GL dan r3.
LONGTERM REVIEW
Ngalir aja ya. Ga perlu poin per poin.
Secara keseluruhan, dg uang 160jt sepanjang 85rb km selama 2 thn ane sekeluarga sangat puas menggunakan mobil ini.

Di kantong ga berat, FC bisa 20kpl, malah kemarin waktu ikut lomba irit 26.5kpl (CVT milik teman), juara satunya 27.6kpl (CVT). Kalau dalkot di rentang 13-16kpl. Biaya service di beres terbilang murah, apalagi ketika dapat previlage disc hasa 20% dan parts 7.5% sbg anggota komunitas Mobility (Mobilio Indonesia Community).

Performa memuaskan, take over sana sini jadi mudah, walaupun terkendala limiter sehingga max speed hanya 155kpj (lg pula siapa mau bawa MPV diatas kec segitu). Dari 0-100km bisa dibilang sangat mudah.
Dikec tinggi sampai 155kpj gejala limbung ada, tp terbilang minim. Mungkin kalau ban diganti dg yg profil tipis maka gejala ini semakin tiada. Mungkin kalau pakai yg 205/55 bisa lebih stabil lagi.
Sampai sekarang tidak ada penurunan performa kecuali di awal 80rb km, dikarenaka kopling set yg sudah mulai kena (penggunaan pedal kopling yg kurang baik). Alhasil kopling set di ganti (dc 2.500k), dan performa kembali ke sedia kala. Ketimbang papanjah ortu ane yg harus ganti kopling set di awal km 70rb (baru bulan ini dijual mobilnya), sinmonyong10rb lebih awet.
Oiya, tiap 2bln sekali si monyong ane ngangkat beras seberat 600kg + 2 orang dewasa (150kg), mobil mendadak ceper, tp kinerja mesin masih mumpuni, naik tanjakan, akselerasi masih terbilang baik.
Perjalanan jakarta-aceh-jakarta (5.500km 14 hari PP) dan jakarta-sarangan-jakarta (1.500km 3 hari PP) aman terkendali. Tidak ada isu dan kendala apapun selama perjalan jauh sumatera dan jawa tersebut, padahal selama perjalanan khususnya perjalanan lintas sumatera, banyak lubang yg tidak sengaja terhantam di kec culup tinggi, terutama di daerah sumsel dan lampung yg jalanannya masih banyak yg rusak.



Kendala di perjalanan hanya stop lamp yg mati, itupun stoplamp variasi, saat diganti ke stoplamp OEM nya, maka kembali tanpa masalah. Next target mau coba jajal pulau sulawesi dan kalimantan.
Sepanjang 85rb km selama 2 thn, pergantian spareparts karena kerusakan hanya terjadi 2x yakni bushing lowering arm (dc 150k) dan engine mounting kanan (dc 550k) kedua2nya diganti karena mobil sempat menghantam separator jalan dan ban kanan nyungsep di saluran air. Artinya durabilitas mobil ini terbilang baik.

Kapasitas bagasi dan ruang penumpang bagi kami sangat memuaskan. Terlebih lagi, kami sering melepas jok baris ketiga, pun tanpa dilepas kapasitas bagasi sudah lebih dr cukup. Lepas jok baris ketiga kami lakukan karena memang jarang dipakai dan supaya meringankan bobot kendaraan.
Kekurangan mobil ini buat saya dan keluarga hanya pada peredaman yg buruk dan jok yg sedikit keras. Selebihnya dg uang 160jt kami merasa sangat puas. Untuk masalah peredaman beberapa hal yg perlu dilakukan bagi calon pemilik si monyong ini
1. Ganti karet pintu bagian dalam dg yg o
2. Pasang peredam suara, minimal peredam aspal
3. Ganti ban dg yg lebih senyap
4. Beberapa celah lapisi dg karet o untuk peredmana
5. Pasang peredam plafon
Dg 5 hal diatas, maka peredaman mobil jadi jauh meningkat.
Dan untuk masalah jok yg keras maka solusinya ada dua
1. Beli mobilio facelift atau yg rs
2. Ganti cover jok sekalian minta tambah busanya, minta busa yg putih, jangan yg kuning
Sent from my LG-D838 using Tapatalk
Update ::
"IN DEPTH
EKSTERIOR
Bagian depan terlihat biasa (jika tidak dkatakan terlalu brio) apalagi belum menggunakan konsep solid wing faced nya honda. Lampu masih membulat, tidak sipit tegas yg terintegrasi dg grille, mmbetuk pola garis lurus yg mengalir dari tengah grill ke sudut ujung lampu seperti varian honda lainnya (except brio). Bersyukur grille nya ga sama seperti brio, walaupun di mobil ane pake bemper brio, karena alasan kapasitas garasi rumah ex papanjah yg mepet banget.
Dr samping secara subjektif, konsep solid dual motion dg lekukan di bagiam kaca pintu kedua menurut ane ciamik, membuat kesan tegas namun tetap menjaga bentuk streamlinenya. Ditambah dg menyatunya kaca samping di pilar D ke kaca belakang, makin bikin tampak sampingnya jadi ganteng
Dan bagian terbaik menurut saya adalah bagian belakang, garis-gari dan pola tegasnya membuat mobil terlihat modern dan berkelas, tidak seperti rival seklasnya yg cenderung plain. Apalagi jika reflektor bagasi diberikan lampu LED searah dg bentuk lampu bagasinya (sudah saya lakukan) sehingga memberi kesan lebih modern.
Jika ditimbang2 dg rival sekelasnya. Subjektif ane, Mobilio adalah yg terbaik. Berikutnya spin, GL, r3 dan diposisi terakhir papanjah.
INTERIOR
sedalam2nya dibahas, ga akan ada banyak perubahan penilaian. Tetap yg terburuk hanya selevel lebih baik ketimbang papanjah. Terutama dalam hal build quality. Satu hal yg bisa dibanggakan mungkin panel displey speedo dll yg terbilang cukup baik, walaupun sama dg brio, namun detail2 dan pemilihan warna serta pencahayaan lebih baik dr brio. Overall model dashboard sebenarnya bagus, jika glovebox bisa diubah ke bentuk lain yg lebih baik.
EFISIENSI
sepertinya terbaik pula di kelasnya. Lomba irit yg diadakan honda kemarin khusus CVT membuahkan rekor nasional baru 27.6kpl. Sedsngkan saat itu saya dg mobilio teman hanya sekitar 26an kpl.
Sedangkan dg manual saya sulit menembus angka 26kpl. Entah kenapa. Yg jelas di cvt pada rpm yg sama kita bisa dapat speed yg lebih tinggi ketimbang pada MT. Namun saat kondisj stop n go, manual menang sedikit.
Luar kota jakarta - cirebon lewat cipali dg kec 100kpj, akselerasi dan deakselerasi bertahap dan kick n glide (eco driving) 17-18kpl. Kalau CVT bisa 19-20kpl. Dalam kota kondisi variatif tangsel - kemayoran (macet-merayap-lancar) 13-14kpl. Klo CVT saya blm pernah coba.
PERAWATAN DAN DURABILITAS
tergolong mobil yg ga rewel (diatas ekspektasi saya). Andaikata mobil tidak menabrak separator dan nyungsep ke saluran air, ditambah penggunaan kopling yg baik dan benar, mungkin sampai saat ini tidak melakukan pergantian spareparts apapun terkecuali spareparts yg memang habis masa pakainya (busi, filter dll)
Biaya perawatan di beres honda terbilang so so lah, ga terlalu mahal ga juga terlalu murah. Namun memang, buat saya yg terbiasa dapat pelayanan di A2K, pelayanan di beres honda masih dibawah pelayanan A2K, mayoritas beres malah lebih worst, kecuali bengkel2 megatama group di area jabodetabek (faktor owner mantan orang TAM dan A2K, jdi mungkin standar pelaynan A2K dibawa ke Honad)
KENYAMANAN DAN KABIN
Driving position terbaik dikelasnya, jok supir menopang punggung dan kaki secara baik. Tentu ini untuk ukuran LMPV, kalau dg kelas diatasnya tentu ada yg lebih baik.walau memang headrest ga adjustable, bisa diakalin lah dg pemakaian bantal kepala variasi.
Pengaturan posisi mengemudi pun mudah dibantu dg tilt steering. Badan tidak mudah capek seperti di papanjah dan spin. Dan badan pun tidak terasa terlalu tenggelam seperti di GL. Walau memang masalah keempukan jok, Mobilio paling keras (kecuali yg facelift dan RS). posisi mengemudi seperti sedang mengemudikan hatchback kecil, tidak seperti sedang mengendari sebuah LMPV 3 baris yg panjang.
Beralih ke kursi penumpang 1st row, sebelas dua belas dg pengemudi lah. 2nd row, nyaman, dg legroom dan headroom yg berlimpah, even jika kursi depan di pentokin ke paling belakang. 3rd row, terluas dan ternyaman di kelasnya, legroom maupun headroom pun terluas di tempatnya. Entah kenapa walau joknya rada keras, namun posisi duduk di ketiga barisnya nyaman.tp pemilihan warna beige amat disayangkan, karena mudah kotor.
Masalah ergonomis, bukan juara di kelasnya. Kompartemen di bagian depan minim, sering kebingungan naruh uang koin ataupun karcis2. Tp tempat botol minuman terbilang cukup di setiap baris sampai baris ke tiga. Soal kelegaan, paling lega di kelasnya sebagaimana saya ceritakan diatas. Bagasi pun paling luas even dalam kondisi tidaj melipat bangku baris ketiga masih muat sangat banyak barang. Memang amat disayangkan pelipatan baris ketiga tidak rata lantai.
PERFORMA
Diatas kertas si monyong juaranya, diatas aspal pun begitu. Akselerasi sangat baik. Mungkin ini juga didukung dg bobot mobil yg ringan, jadi ga heran beberapa drag racer pakai mobilio.
Untuk manuver pun terbaik menurut ane di kelasnya, understeer, limbung dan body roll tentu ada untuk mobil MPV, berapapun harga mobilnya dr yg harga 600jt sampai yg 100jt. Namun untuk sekelasnya, mobilio terbaik buat saya secara pribadi. Iseng2 pernah coba menikung di kec 80kpj lebih di bundaran exit tol bintaro dr jakarta masih aman.
Tapi jika hanya untuk selap selip di tol kec 100kpj, gejala2 oversteer, bodyroll dan lombung sangat minim. Mulai tersa ya ketika menikung tajam seperti contoh diatas. Penuturan teman yg mebggunakan ban profil tipis dan lebar dan juga sudah mengaplikasikan stutbar di bawah kap dan bagian belakang, hal ini sangat membantu mengurangi lombung, bodyroll dan understeer. Masalah pengereman, walaupun rem belakang masih menggunakan drum, pengereman tergolong baik. Ga terlalu terasa perbedaan dg yg ban belakang disc.
ketika perjalanan jakarta aceh (5.500km pp), beberapa wilayah ditempuh selama 12 jam lebih perjalanan nonstop. Kalaupun stop, mesin dibiarkan menyala (agar ac tetap menyala, ada anak yg istirahat di dalam mobil). perjalanan ke aceh dilakukan saat mobil sudah menempuh jarak 85rb km (pada odo). Dengan karakteristik rute yg amat bervariasi,lurus berbukit dan menikung berbukit (perkebunan sawit), mendaki non stop (bakaheuni - lampung) dan paling ekstrim adalah medan - bukit tinggi via parapat dimana jalan mendaki, jalan rusak, tikungan tajam semua jadi satu, belum lagi beberapa ruas di sumbar yg memiliki elevasi ekstrim, klo sales toyodai bilang penggerak roda depan ga bisa nanjak, maka dalam kondisi full mobil ane dg mudah nanjak.
malah prkiran rumah saya kemiringannya 40 drajat dengan posisi parkir mundur kebelakang, memang bagi yg tidak terbiasa pasti akan slip, tapi jika sudah tau celahnya maka akan sangat mudah.
dalam kondisi seperti ini perjalanan ke aceh kondisi mesin tetap prima, tidak ada kendala yg berarti. Bersyukur ane adalah orang yg sangat concern masalah oli mobil, oli dg harga maks 200rb siap ane tebus untuk si monyong dg OCI 7rb km, mungkin ini salah satu faktor mesin ane awet.saat ke aceh."