Mozawa wrote:lagaliya wrote:brintanizer wrote:
Gmn tuh maksudnya ? ...
Mksd nya orang yg homophobic ketakutan dan kebencian yg berlebihan kepada gay sebener nya dalam diri nya ada homoseksualitas laten atau gampang nya sbener nya ada bakat2 atau benih menjadi homoseksual tanpa disadari atau tidak sikap homophobic yg berlebih itu sebener nya refleksi utk menekan agar benih2 itu tidak berkembang menjadi lebih subur sehingga timbul ketakutan yg berujung timbul kebencian yg berlebih pd homoseksualitas so bagi yg terlalu homophobic waspada lah

hahaha... statement mahoo detected....hahaha
Haha... Ga gtu jg kali saya share yg pernah baca aja
Di Amerika Serikat, istilah Homofobia sangat populer digunakan dalam menggambarkan ketakutan masyarakat terhadap kaum homoseksual, terutama homoseksual pria yang dianggap berbahaya. Sementara itu, arti kata laten sendiri berarti sesuatu yang pada dasarnya ada, namun terpendam atau tersembunyi sehingga tidak tampak di permukaan (Chaplin, 1981). Pernyataan di atas menuding bahwa sikap Homofobia atau disebut juga Homofobik sebagai mekanisme pertahanan alam bawah sadar terhadap minat atau kecenderungan Homoseksual yang tidak disadari dari diri seseorang. Pandangan senada juga diungkapkan Asali (Gunawan, 2010) yang menyatakan bahwa laki-laki Homofobik sangat berpotensi menjadi laki-laki Homoseksual.
Para ilmuan psikoanalisa menaruh perhatian besar terhadap tudingan tersebut. Menurut West (Davidson et al., 2002) kenyataan bahwa kemungkinan laki-laki bersikap Homofobik demi pertahanan sisi Homoseksualitasnya telah menjadi hipotesis pandangan psikoanalisa selama bertahun-tahun. Maka dari itu, tidak mengherankan telah dilakukan berbagai macam penelitian yang diharapkan dapat mendukung ataupun justru menggagalkan hipotesis tersebut. Perspektif ilmu pengetahuan ilmiah berusaha melihat secara obyektif sehingga hasil yang didapat mampu dipertanggungjawabkan dari sisi ilmiah maupun etika.
Sebuah penelitian sedehana yang cerdas dilakukan oleh Adams Wright, dan Lohar (1996) menunjukkan adanya korelasi antara laki-laki Homofobik terhadap Homoseksualitas laten. Subyek penelitian merupakan mahasiswa pasca sarjana yang dibagi ke dalam 2 kelompok, yakni yang bersikap Homofobik dan yang tidak. Mereka kemudian diberikan video [cencored] dengan tema Homoseksual laki-laki (gay), Heteroseksual dan Homoseksual wanita ([cencored]). Metode pengukuran gariah seksual yang digunakan ada 2, yakni dengan alat Pletismograf dan penuturan atau pengakuan diri. Hasil pengukuran Pletismograf menunjukkan kedua kelompok terangsang oleh video Homoseksual wanita ([cencored]) dan Heteroseksual. Fenomena umum yang terjadi di kalangan laki-laki Heteroseksual. Namun, ditemukan fakta menarik bahwa hanya kelompok laki-laki Homofobiklah yang terangsang dengan video Homoseksual pria. Namun tingkat keterangsangan mereka lebih rendah dibandingkan sewaktu menonton video Heteroseksual dan Homoseksual wanita.
Sementara itu, metode penuturan diri mengungkapkan kedua kedua kelompok, baik yang Homofobik maupun tidak menyatakan hal yang sama, yakni tidak terangsang dengan video Homoseksual pria.
Penelitian di atas menarik karena ternyata terdapat perbedaan antara hasil pengukuran Pletismograf dan penuturan diri. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat penyangkalan laki-laki Homofobik dalam mengakui bahwa mereka juga terangsang dalam kadar tertentu terhadap video [cencored] bertema Homoseksual laki-laki. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat kemungkinan laki-laki Homofobik memiliki kecenderungan homoseksualitas laten atau terpendam.
Sumber:
Chaplin, J.P. (1981). Kamus Lengkap Psikologi. (K. Kartono. Terj). Jakarta: Rajawali Press.
Carrol, J. L. (2008). [cencored] Now: Embracing Diversity. usa: Wadsworth Cengage Learning.
Davidson, C, G., Neale, J,M., Kring, A, M. (2002). Psikologi abnormal (9-ed). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Gunawan, L. (2011). Gambaran Stress dan Coping Stress Pada Pria Homoseksual Etnis Minoritas. Suatu Kajian Deskriptif pada Etnis Tionghoa di Jakarta. Jakarta. Skripsi FP UAJ.