amfibi wrote:Numpang masukin first impression dr blog ane hehehe buat bahan bacaan smers
http://techlabindo.blogspot.co.id/2015/ ... white.html
=========================
FIRST IMPRESSION
LG G4 H815
Kenyamanan Diutamakan
12-4-2015
Beberapa saat yang lalu, saya sempat meminjam sebuah ponsel flagship dari salah satu pabrikan ternama Korea Selatan milik seorang teman, dan mengujinya walaupun hanya beberapa jam saja. Ponsel itu adalah : LG G4.
G4 merupakan ponsel flagship yang dirilis LG untuk bersaing dengan Samsung Galaxy S6, HTC One M9, Sony Xperia Z3+, dsb. Ia mempunyai keunggulan di sektor desain yang salah satu pilihan dari backcovernya (unit yang saya pegang versi plastik) menggunakan bahan kulit asli, kamera yang mempunyai F/1.8 dan mode manual yang lengkap, tersedianya slot MicroSD, mendukung Fast Charging, dan baterai yang bisa dilepas.
Desain ponsel ini menurut saya cenderung simple. Memang tidak terkesan mewah seperti S6 atau elegan ala Z3+. Namun, G4 mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki oleh para pesaingnya, yaitu ergonomi. Dimulai dari bagian belakang yang didesain melengkung, sangat nyaman untuk digenggam berlama2 dan tidak seperti pesaingnya (S6, Z3+) yang walaupun mewah tetapi ketika dipegang seolah-olah ponselnya ingin lepas dari genggaman lalu terjatuh. Meski berukuran layar 5,5 inci, ponsel tidak terasa besar dan berat. Tombol volume dan lock yang berada di belakang dan desain tombolnya yang mengikuti lekuk jari, juga menciptakan rasa nyaman dalam memakai G4.
Saya tentu akan memilih ponsel yang nyaman, dibandingkan memiliki ponsel mewah namun tidak nyaman dioperasikan. Sedikit catatan, jika anda ingin G4 yang mewah, pilihlah versi backcover kulit asli, karena yang kulit asli punya tekstur yang khas, menguatkan kesan mahal ketika dipegang. Namun, versi kulit gampang sekali kotor dan mengelupas jika tidak rapih dalam memakainya.
Layar IPS berukuran 5.5 inch beresolusi QHD, mampu menghasilkan kerapatan pixel hingga 538 ppi. Kualitas dari layar G4 ini tidak perlu ditanyakan lagi kualitasnya. Ia sukses memuaskan mata saya, dengan putih yang benar-benar putih, warna yang natural namun tetap vibrant, sudut pandang layar luas, dan responsivitas touchscreen sempurna. Di keadaan siang dengan sinar matahari terik juga layar masih terlihat jelas. Jika dibandingkan dengan layar S6, karakter warna layar G4 lebih 'kalem', tidak 'nonjok' seperti S6. Keduanya mempunyai layar yang bagus, hanya saja tinggal anda memilih lebih suka karakter layar G4 yang natural atau S6 yang vibrant.
Berjalan dengan android versi 5.1.1 (kini sudah mendapatkan update 6.0, hanya saja unit yang saya jajal belum di update) dan dipoles dengan LG UX 4.0, tampilan ponsel ini cenderung lebih menampilkan kesan dewasa dengan warna-warna tua. UI (user interface) nya sendiri gampang dioperasikan, dan tidak terdeteksi adanya ketidaknyamanan pemakaian dengan LG UX 4.0. Saya menyukai racikan UI buatan LG ini, namun sepertinya bagi anda yang menyukai UI dinamis penuh warna dan 'gemesin', sepertinya G4 bukanlah pilihan yang tepat.
LG sempat membuat orang mengernyitkan dahi ketika G4 diluncurkan dengan chipset Snapdrago n 808. Ketika pesaingnya menggunakan chipset selevel Snapdragon 810, G4 malah menggunakan 808 yang notabene performanya sedikit dibawah 810. Tujuan LG menggunakan 808 daripada 810 adalah, agar ponsel tidak panas dan nyaman dipakai karena 810 bekerja dengan suhu lebih tinggi dibandingkan 808, dan performa keduanya dianggap tidak terlalu berbeda.
Pada kenyataannya, ponsel dengan RAM 3GB ini tetap gegas dalam menjalankan aktivitas baik yang ringan seperti sosial media, browsing multi-tab, hingga berat seperti rendering HD video dan gaming HD. Perbedaan kecepatan dengan ponsel yang menggunakan Snapdragon 810 baru akan terlihat pada hasil benchmark seperti Antutu.
Patut diingat, hasil benchmark bukanlah patokan perfoma sebuah ponsel dalam keadaan nyata, dan hanya berfungsi untuk menggambarkan performa suatu ponsel hingga titik maksimal. Sayangnya banyak user android yang terlalu berpatokan dengan benchmark, tanpa peduli dengan seperti apa stabilitas dan kenyamanan ponsel itu ketika dipakai sehari-hari.
Sektor inilah yang paling menarik perhatian saya ketika menguji ponsel ini, yaitu kamera. Dilengkapi dengan sensor F/1.8 beresolusi 16 MP, OIS, autofokus laser, dan dual flash, tentu sangat menjanjikan jika dilihat dari spesifikasi yang ditawarkan. Nah, seperti apakah performa asli dari kameranya?
Ternyata, spesifikasi wah pada kamera berbanding lurus dengan kemampuan aslinya. Ponsel ini sukses menghasilkan hasil foto yang sangat jernih dan detail, bagaikan membawa kamera mirrorless namun dalam bentuk ponsel (ya, saya tidak berbohong soal ini). Hasil foto di luar ruangan mengandung detail yang sempurna, reproduksi warna yang sesuai dengan objek yang difoto alias natural, dan tidak mengandung noise. Berkat laser autofokus, pengambilan fokus gambar menjadi sangat cepat dan akurat.
Ponsel ini paling unggul dalam memotret jarak dekat. Ia sanggup menghasilkan efek blur pada background yang memuaskan, walaupun jarak objek dengan kamera mencapai sekitar 60cm.
Mode manual yang dihadirkan di ponsel ini menyediakan pengaturan white balance, ISO, AE-L, dan yang paling saya senangi adalah : shutter speed dari 1/30 hingga 1/2500 dan fokus manual. Kedua setting ini jarang didapatkan di ponsel lain, dan biasanya ditemukan di kamera DSLR/mirrorless/dsb. Ketika saya tes untuk menangkap objek pada pencahayaan redup, G4 sukses menangkap hasil foto yang terang dengan menyetel shutter speed ke rendah (saya menggunakan 1/4) dan ISO 1000. Memotret objek bergerak di pencahayaan tinggi pun sukses dilakukan dengan G4, menggunakan shutter speed 1/1000 dan ISO paling rendah (50). Teknik-teknik fotografi yang biasanya hanya bisa dilakukan oleh kamera asli, kini bisa saya terapkan dengan G4.
Satu lagi, ponsel dapat menyimpan gambar dalam format RAW, yang tentu saja ini adalah format foto yang disukai oleh para fotografer dikarenakan bisa diolah lebih lanjut di komputer.
Permintaan maaf dari saya, yang belum sempat memindahkan hasil foto dari G4 ke laptop pribadi, sehingga contoh hasil kamera tidak dapat dimuat di blog ini. Saya juga belum menguji kemampuan perekaman video nya.
Selama pengujian berlangsung, G4 tidak terasa panas, hanya kameranya saja yang menjadi hangat setelah dipakai memotret terus-menerus selama 25 menit. Sepertinya, keputusan LG untuk menggunakan chipset 808 yang tergolong dingin sangatlah bijak.
Daya tahan baterai berkapasitas 3000mAh belum saya ketahui bisa bertahan sampai kapan dikarenakan keterbatasan waktu. Saya sangat menyukai baterainya yang bisa dilepas, dan dalam paket penjualan ketika teman saya membelinya, ia mendapatkan 2 buah baterai. Ketika baterai telah drop setelah sekian lama pemakaian, anda bisa menggantinya dengan gampang, tidak seperti S6 atau Z3+ yang harus dibongkar terlebih dahulu.
Kesimpulannya, LG G4 mengatasnamakan kenyamanan penggunaan diatas segalanya. Dimulai dari bentuk bodi melengkung yang nyaman di tangan, peletakan dan desain tombol yang ramah terhadap jari, UI yang simple serta mudah dioperasikan, chipset yang dingin dan mempunyai performa stabil, backcover yang bisa dilepas, baterai yang mudah dilepas-pasang, adalah rangkaian kenyamanan yang ditawarkan oleh G4. Kamera jernih dengan sensor F/1.8, OIS, dan pengaturan manual juga menjadi poin utama yang akan sangat menyenangkan bagi anda pecinta fotografi mobile. Satu lagi, jika membutuhkan ponsel flagship yang memiliki kemampuan dual SIM, G4 adalah pilihan yang cocok untuk anda.
Namun, jika anda mementingkan bentuk yang anggun, tampilan yang 'kekinian', desain lebih slim, dan popularitas, sebaiknya anda melirik flagship lain yang menjadi pesaing berat LG G4, seperti Samsung Galaxy S6 dan Sony XPERIA X3+.
Pada saat tulisan ini diketik, LG G4 yang saya review ini dibanderol dengan harga Rp 7.3 juta rupiah di Erafone.
*dipotret menggunakan LG Nexus 5*
================================
Worth to buy? Worthhhhhhhhhhhhhh abissss
