daftar wrote:nubi mau nimbrug nih,,
seandainya ada alat ukur RPM (bisa tau berapa juta/milyar RPM kendaraan kita berputar) mungkin itu yang paling cocok untuk patokan, argo taxi pake itu gak ya?. Karena tentunya ausnya oli sangat berhubungan dengan berapa kali mesin berputar

tapi sayangnya gak ada alat tsb
menurut saya ganti oli (mesin) yang paling bagus buat patokan adalah seperti mesin genset, yaitu melihat berapa JAM mesin menyala.
Mungkin timer seperti ini tidak ada pada mobil biasa, tapi pada kendaraan besar seperti BUS dan Truk ada beberapa yang dipasang Timer untuk menghitung berapa jam mesin menyala.
ini sangat logis sekali, karena sebenarnya Kilometer tidak ada korelasinya langsung dengan berapa kali silinder mesin berputar atau berapa jam mesin menyala atau gampangnya putaran roda tidak mencerminkan kinerja mesin. Tergantung cara mengendarai mobilnya (cepat atau lambat) dan kondisi traffic jalan yang dilalui macet atau lancar. Dan selama ini orang mungkin hanya menggunakan feeling, misal kalo sering kena macet akan mengganti oli dengan KM lebih pendek daripada biasanya.
Ini untuk oli mesin, sedangkan untuk oli lain yang berhubungan langsung dengan putaran roda seperti oli gardan, oli transmisi maka menggunakan kilometer sudah sangat tepat karena kinerja alat2 tersebut selaras dengan putaran roda.
sayangnya timer untuk menghitung waktu nyala mesin tersebut tidak diberikan oleh pabrik, mungkin bisa dipasang sendiri seperti pada beberapa armada bus

kurang tepat juga kalo cuma berdasarkan jam nyala mesin.
ada mesin yang nyalanya lama tapi rpmnya rendah, seperti mesin mobil di perkotaan macet. ada juga mesin yang nyalanya sebentar tapi rpmnya tinggi, biasanya untuk pemakaian racing atau medan berat. ada juga mesin yang jarang dinyalakan, yang berarti jam pakainya sedikit. semua tergantung cara pemakaian.
yang lebih bener sih, adalah dari total rpm yang dilakukan oleh mesin. tapi cara inipun kurang efektif, karena menghitung total rpm mesin itu jumlahnya sangat banyak dan cukup merepotkan membuat counter putaran mesin.
tapi biarpun lebih bener, cara ini bukan yang paling bener karena masih ada parameter lain yang menentukan umur oli, seperti tingkat oksidasi dan kekotoran oli dari ruang mesin...
karena itulah, yang paling bener adalah rutin mengecek kondisi oli secara langsung di olinya. bisa pakai cara berikut:
1. cek dipstick, lihat fisik oli. kalau kondisinya masih bagus, ya oke. kalau sudah menunjukkan tanda2 penurunan kualitas (menghitam/kotor, mengental, dll) ya sebaiknya berarti timing penggantian sudah dekat. dan kualitas oli ini ga bisa bohong, biarpun oli ga dipakai kalau kondisinya udah jelek (misal gara2 oksidasi) ya harus diganti.
2. gunakan panca indera dan feeling. pakai butt-o-meter, kaki, telinga, dan perasaan. cara ini menuntut pemakainya peka terhadap perubahan kerja mesin, yaitu dari respon tarikan, getaran, bunyi, dll.
3. kalau mau lebih akurat lagi, ya test lab...