AD74YA wrote:Halo, berhubung sudah banyak yang review, nubie sekedar ingin memberikan konklusi saja dari pengalaman nubie bersama Mazda2 GT (DJ) 2015 yang dikemas dalam 10 poin hal-hal yang terbaik tentang mobil ini, dan 10 yang terburuk, sekaligus menjawab rumors and facts yang beredar mengenai mobil ini.
Nubie sudah bersama mobil ini hampir 2 bulan walaupun hanya dipergunakan saat weekend (mobil di Jakarta, setiap weekend pulang ke Jakarta), perjalanan sudah nubie tempuh +- 1000 km. Mobil nubie berwarna putih, dengan beberapa adjustment yang sudah nubie lakukan, tentunya akan mempengaruhi penilaian nubie terhadap mobil ini. So please note that this is a mixed between objective and subjective opinions.

Mohon koreksi nubie jika ada salah
Oya, berhubung banyak yang protest terhadap kualitas foto dari review nubie, khusus kali ini pertama kali nubie sedikit niat bikin photo session untuk Mazda2, walaupun hanya pakai Nexus (yang mana kualitas kameranya terkenal jelek

). Biarin lah... Semoga kalian bisa enjoy
Adjustment
Beberapa hal yang sudah nubie ganti untuk mobil ini adalah
1.
Ban dan velg
Nubie upsize velg dari 16" menjadi 17" lalu mengganti ban bawaannya yaitu Dunlop Enasave LRR tire dengan Michelin Pilot Sport 3. Adapun ukuran dari velg adalah 17x7,5 et40 4x100 berwarna grey polished, merk HSR tipe C117, sedang untuk ban dengan ukuran 205/35/R17 dengan rating H.
Alasan: nubie merasa ban bawaannya memiliki performa sangat buruk membuat setir mobil ini sangat vague dalam kondisi standar, pun membuat roll mobil sedikit terasa, dan ride sedikit ter-compromised. Dengan harapan mengganti wheels and tires dengan ukuran upsized yang lebih lebar dan dengan performa yang lebih baik dapat meningkatkan potensi berkendara mobil ini.
Ban + velg:
2.
Decals on roof, outer mirrors, grille and lower front bumper
Khusus untuk decals sebenarnya awalnya hanya iseng saja pengen buat merah grille depan mengikuti versi konsep Hazumi, tetapi karena tidak bisa beli sekecil itu (decals untuk grille cuman butuh 10x50 cm

) sekalian saja nubie pesen buat roof. Untuk kedua bagian ini nubie menggunakan merk Oracal berwarna glossy black untuk roof dan glossy red untuk grille. Factually, nubie kurang suka dengan Oracal karena terlihat seperti sticker. Gloss nya tidak benar-benar gloss, tapi baru terlihat dari jarak dekat, so no problem. Khusus untuk lower front bumper dan outer mirrors, nubie dapat barang sisa dari seorang teman yang sedang eksperimen untuk tipe decals baru dan dia order specs sendiri dari China. Cukup unik, layer pertama memiliki kontur weaves dengan bahan mirip dengan carbon fiber (mirip yang dipakai di laptop seperti new Dell XPS), lalu diatasnya diberi transparant film. Ketebalan totalnya nyaris 0,3 mm, tapi final result nya decals ini sepeti real wet carbon, sangat berbeda dengan apalah itu decals 3D or 4D yang pernah nubie lihat sebelumnya. Berhubung sampahnya cuman dapat 1x1 m, carbon ini hanya nubie apply ke lower front bumper dan outer mirror. Bertengger disana sangat manis menurut nubie karena senada dengan plastik motif carbon fiber yang ada di lower front grille dan di dalam headlamp Mazda2 GT. Hanya, sticker ini tidak terlalu elastis, masih ada air bubble trap, dan susah di gunting, jadi pemasangan tidak terlalu rapi karena sedikit sulit
Decals:
Carbon fiber pattern inside the headlamp:

______________________________________________________________________________________
10 Best Things:
1. One of the most beautiful B-segment cars in Indonesia. Rivals: Jazz GK, Yaris Lele, Ford Fiesta, Suzuki Swift, VW Polo, dsb
Eksterior:
2. The best interior design for B-segment cars in Indonesia. Buat nubie ini definite. Bukan hanya di masalah desain dashboard yang simple dan classy, tapi banyak detail yang membuat mobil kacangan ini terasa lebih spesial dari rivalnya. Contoh: Knob control Mazda Connect dan aircon terlihat dan terasa seperti milled alumium knob dengan warna silver polished dan spiky details untuk thumb grip.
Interior:
Details:
3. Safety features; *tarik nafas* ABS, EBD, EBA, DSC, TCS, ECS, HLA, A-BSM, RCTA, SCBD, 2SRS, 5ELR, ISOFIX, NIM, HID, DRL. *hembuskan nafas*. Dan diatas itu belum termasuk hal-hal standar seperti auto-lamp, rain sensing wiper, rear cam, immobilizer, 4 disc brakes, unibody, dll dsb. Sampai mumet.
4. Non-safety features; Start/stop engine, paddle shift, HUD, OBD, Mazda Connect (knobs and touch screen), steering wheel control, i-stop, bluetooth, smart key, dual climate, Sport mode, Navi, SD card slots, 2 USB slots capable of charging, etc
Ports:
5. Actually feels really small in town
6. Skyactiv engine and transmission adapts quickly to your driving preferences. Nanti akan nubie jelaskan lebih lanjut di rumors and facts.
7. Quite economical. So far, setelah konversi dari 100 km/L, nubie dapat angka 9,5 km/l untuk kondisi in-town jakarta dengan ban UHP upsized, petrol kelas Pertamax. Sebagai perbandingan, Jazz RS GE8 nubie hanya dapat di angka 7,7 km/l. Lumayan, sangat bisa lebih irit lagi dengan kondisi yang lebih ideal untuk irit bahan bakar
8. Seating, pedal position, and contoured steering wheel. Posisi duduk walau a tad lebih tinggi dari yang nubie inginkan, masih terasa pas, begitu pula dengan pedalnya yang align dengan posisi duduk dan floor mounted sehingga terasa lebih natural saat berkendara. Setirnya juga di dekat palang bagian tengahnya ada cekungan untuk thumbs, dan terasa membuat lebih nyaman secara signifikan saat driving apalagi dipadu dengan leather steering
9. Mazda Connect intuitif dan sangat established untuk sebuah sistem yang baru rilis, akan lebih nubie bahas di rumors and facts
10. Build quality overall package nubie rasakan sangat mature ketimbang rival Jepangnya. Tidak hanya dari sisi desain dan pemilihan bahan, tetapi hingga ke bagian mekanikal dan engineering seperti sasisnya yang terasa ringan tapi kaku, duduk occupants yang semakin rendah sekaligus menjauhi pantulan roda dengan geometri suspensi baru membuat stabilitas dan rebound lebih ke arah mobil Eropa ketimbang Jepang, dsb
______________________________________________________________________________________
10 Worst Things:
1. Layout interior di desain untuk 2+2 occupants, sehingga wajar apabila banyak yang merasa sangat sempit di belakang (nanti akan nubie bahas di rumors and facts)
2. Overall body size bukan yang paling kompak di kelasnya
3. Steering tidak / sangat minim feedback. (akan nubie bahas di rumors)
4. Safety features terasa intrusif pada saat-saat tertentu, dan bisa jadi berbahaya. Contoh saat nubie jalan di area Fatmawati di Jakarta, saat melintas dengan kecepatan sedang diatas tumpahan oli di aspal, tiba-tiba auto-brake menyala sendiri dan mengerem dengan ABS (kocokan) secara otomatis hingga mobil nyaris berhenti. Untungnya sistem berhasil menjaga body mobil tetep lurus arah jalan. Sebenernya nubie gak yakin sih ini kelebihan atau kekurangan, tetapi setelah kejadian ini nubie hampir selalu matikan TCS saat nyetir Mazda2
5. Beberapa bagian interior masih di dominasi cheap material. Contohnya plastik di konsol kontrol aircon dan door trim. Khusus untuk doortrim, sangat mudah menyerap minyak dan sedikit susah di hilangkan.. so beware!
Oily interior:
6. HUD untuk nubie lebih berperan menjadi penghalang visibilitas daripada informatif, dan nubie yakin pasti banyak pengguna yang merasa hal yang sama (tapi bisa di fold kok, selow)
HUD:
7. Sport mode tidak berfungsi dengan baik. Transmisi hanya menahan mesin untuk revving lebih tinggi,tapi timing automatic shiftingnya saat Sport mode seringkali off, jadi jauh lebih mending paddle shift saja langsung
Sport button and gear lever:
8. Minimnya tempat penyimpanan di dalam kabin. Hanya ada 4 cupholder (2 door trim depan, 2 konsol gearbox), 1 storage di belakang kursi penumpang depan, dan glovebox
9. Jok masih dilapis fabrik. Walau corak dan bahan cukup baik, akan tetapi masih kurang terasa mewah. Selera nubie akan nubie re-trim dengan leather untuk next project
10. Seating supports. Thigh support terasa terlalu pendek baik di depan maupun belakang lumbar support juga terasa kurang
______________________________________________________________________________________
Rumors and Facts
1.
The rear seats legroom is so horrible, I could die.
Facts: legroom belakang Mazda2 GT setelah lama nubie rasakan ternyata lebih besar dari Ford Fiesta dan Suzuki Swift Sport, definitely lebih besar dari Mazda2 sebelumnya dengan catatan kursi depan di setting untuk posisi steering ideal badan nubie (168 cm, lowest seat position). Dapat dilihat di gambar yang nubie ambil, paling tidak ada knee space sekitar 30 cm untuk rear passenger (kursi depan sudah di adjust untuk seating nubie). Foto tanpa rekayasa. Hal yang mebuat sempit setelah nubie perhatikan adalah sloping roofline yang membuat rear occupants secara fitrah harus duduk lebih rebah sehingga kaki akan mentok ke kursi depan, tapi saat posisi duduk tegak ke sandaran kursi, maka legroom akan terasa cukup walau mepet, cuman.. kepala pada akhirnya jadi sangat dekat dengan plafon
Space legroom:
Boots:
2.
The best handling hatchback of today.
Facts: not even close. Pada kondisi standar setir nyaris tidak menawarkan feedback sama sekali, terasa terlalu ringan (keringanannya persis Ford Fiesta), dan vague. Semua yang dirasakan kalau mobil ini sportif and such bukanlah karena input steering, melainkan karena sasis, suspensi dan distribusi bobot yang nubie rasakan lebih established dari rivalnya. Note: setelah penggantian ban dengan Michelin Pilot Sport 3, nubie rasakan feedback dan akurasi steering meningkat pesat
3.
Skyactiv hanya gimmick.
Facts: it really works. Mesinnya terasa lebih smooth, shifting gearbox dengan paddleshift terasa lebih cepat dari Mazda2 sebelumnya, i-Stop works better than Mercedes A250, sasis terasa kaku dan ringan, rebound suspensi menjadi lebih mature dan forgiving. Adapun mismatch feeling antara mesin dan gearbox nya dalam automatic mode dikarenakan setiap kali starter, maka OBD akan membutuhkan waktu untuk adaptasi dengan gaya berkedara driver lalu mempelajari timingnya untuk shifting lebih smooth. OBD di Mazda2 ini karakternya mirip di Mini Cooper dimana terus menerus adaptasi. Silahkan coba saja dalam 15-30 menit mengendarai mobil ini menggunakan gaya yang sama, tiba-tiba timing shiftingnya jadi mendekati akurat. Nubie bisa mendapatkan konsumsi ekonomikal dengan cara seperti ini.
4.
Brakes and aircon doesn't work.
Facts: either yang anda coba itu mobil rusak atau habis dipakai test drive sama momod SM. Feeling pertama nubie naik mobil ini malah agak susah menyesuaikan rem karena pressing points nya lebih cepet dari Mazda nubie yang lain. AC juga sangat dingin, no problem whatsoever
5.
Mazda Connect is a crappy i-Drive.
Facts: Mazda Connect di Mazda2 GT works better and have 3 times more features than A250's i-Drive or whatever it's called. Yang belum pernah di mention adalah; ada 3 metoda untuk kontrol Mzd Connect yaitu dengan knob di center console, atau dengan touch screen, atau dengan steering wheel control. Di rival Jermannya saja, paling maksimal hanya 2; knob, dan steering. Pilihan opsi menu sangat simpel dan mudah. Hal yang bisa di kontrol banyak mulai dari radio sampai navigasi, HUD, dan central lock. Navi bekerja sangat baik, dari awal starter langsung mendapatkan sinyal GPS, dan database nya cukup up to date (tested: ada persimpangan jalan baru di area Kebagusan Jakarta yang baru dibangun 1 tahun lalu, sudah ada di dalam maps

). Factually, Mzd Connect still a class below the more established BMW i-Drive systems, but still better than my 2011 Mercedes E300 system, dan sebagai pendatang baru di area ini, jujur nubie kaget juga Mazda punya sistem yang cukup established.
Ala anak alay:
Sekian share gak penting dari nubie, semoga bermanfaat
Please CMIIW.
