Slamat malam, SMers & visitors...maap, seminggu kemaren ngga jadi nerusin cerita. Soale modem kesayangan pas menghilangkan diri, jadi saya hanya bisa pasrah menghabiskan malam Jum’at dengan tidur pules. Hehehehe. Ini saja bisa onlen sekedar posting sekejap, soale pake hape punya anak sulung saya, ngga boleh lama2 pake nya.
Malah curcol....
Ok, lanjuuuttt..
Mengenai suara mirip suara orang menggali (dukk..dukk..dukk) menjelang tiap tengah malam di luar rumah dekat kamar anak sulung saya, telah saya amati dengan seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya..ngga pake lama2, karena merinding disco pas memergoki siapa biang kerok pembuat suara itu...tentunya saat saya pergoki pas mendekati tengah malam, tanpa senter (biar tambah serem) dan hanya mengandalkan sinar lampu tepi jalan yang lumayan jauh...dan tiadanya penerangan sekitar TKP juga menambah suasana romantis dan kesempatan buat grepe2..eh, grogi.
Jam 11:11:11 WIB, saya mulai ‘beraksi’...Sebelum melangkah ke luar rumah,tidak lupa menggosok gigi...eh kamsud saya membaca beberapa do’a untuk ‘membentengi diri’, dan tentunya buat mempertajam ‘penglihatan’.
Setelah berada beberapa meter dari spot, berhenti melangkah, lalu....
SMers masih ingat si pocong yang numpang idup di seberang rumah saya dalam cerita terdahulu?
Nah, ‘beliau’ lah si lakon utama, plus beberapa (saudara, mungkin? Saya hanya bisa mengira2, karena ‘mereka’ ngga bisa bicara, dan kalau pun ‘mereka’ bisa berbicara, saya males mewawancarai ‘mereka’) pocong figuran lainnya...
Dari penglihatan burem saya, ‘mereka’ nampak berlalu lalang mondar-mandir dan tentunya dengan cara melompat2, di TKP, yaitu pojok batas halaman antara rumah saya & rumah tetangga..
Ekspresi ‘mereka’ meski lempeng2 saja, tersirat kejengkelan di raut wajah beberapa pocong itu...kalo disamakan dengan manusia, ya seperti calon penumpang pesawat yang delay lebih dari 2 jam..
Hawa ghaib yang ‘lumayan kuat’ meruap dari sekitar mereka.....seketika itu juga, alam manusia menjadi begitu asing di mata saya...
Saya berusaha menghirup udara di tempat itu sebanyak2nya untuk secepatnya ‘beradaptasi dengan mereka’. Kali ini, tidak ada kata lari lagi dari ‘mereka’...
(hehehe...sok berani ya. Padahal pocong yang saya hadapi bukan yang termasuk agresif. Lagian, kali ini ‘mereka’ dekat ‘kandang’ saya..pedemeter jelas tinggi lah kalo dibanding di ‘rumah mereka’..)
Saat rasa merinding sudah turun dari level akut ke level aman, saya langsung bisa begerak masuk rumah saya lagi...untunglah tidak diikuti atau malah dicegat ‘mereka’ untuk minta ikut numpang idup di rumah saya...ih, amit2 dah. Yang penting, rasa penasaran saya sudah terjawab...
Pertanyaan : Mengapa ‘mereka’ bisa pindah tempat seenaknya dan mengusik anggota keluarga saya?
Jawaban :
Begini kronologinya...
Rumah kosong di seberang rumah saya itu, awal tahun ini sudah dikontrak seorang habib (kiai)..meski beliau yang menyewa rumah itu, tapi sebelum kedatangan beliau, beberapa saudara & santrinya terlebih dahulu merehab beberapa bagian rumah, membersihkan, mengecat rumah & pagar, dan ‘membersihkan’...
Dasar amatiran, itu yang ‘tukang gusur’ main usir saja ‘penumpang idup’ sebelumnya...
Jadi, karena tidak menyediakan kompensasi tempat tinggal baru, para pocong akhirnya berinisiatif sendiri untuk mencari tempat tinggal yang baru...
Kemana? Ya yang paling dekat dari lokasi sebelumnya lah...
Ndilalah, sekitar rumah saya yang ‘kocokan undian’nya keluar...jadilah mereka test drive..eh test live di pojok halaman antara rumah saya & tetangga.
Esok paginya, saya bersilaturrahmi ke habib...(maaf, nama tidak saya sebutkan) untuk menceritakan apa yang sudah saya lihat dan alami...syukurlah beliau bersedia untuk mengatasi masalah dengan ‘memindahkan mereka’ ke tempat yang lebih layak (untuk uji nyali. Hehehehe). Emang enak diganggu makhluk halus ??!
TAMAT ( ? )