ChZ wrote:batumakam wrote:
harusnya sih dari dulu kek gitu, premium hilang terus bbm lux yg disubsidi, jauh lebih bermanfaat (baik bagi kendaraan maupun lingkungan) ketimbang subsidi premium

kalo bisa sih harganya under 9000 rupiah per liter

mentoknya 9500 lah per-liter.
paling bener memang subsidi BBM dihapus aja, dana nya daripada terbuang percuma mending buat bangun infrastruktur d. berapa taon negara kita (katanya) rugi trilyunan gegara subsidi BBM, which is, bisa bangun infrastruktur dan angkutan umum yang lebih layak daripada terbuang percuma.
dan ubah standarnya jadi RON92, 95, 98

jadi pabrikan mobil kaga pusing mau masukin mobil tanpa spekdown spekdown di jeroan mesin gegara kualitas BBM dan hobi masyarakat pake BBM busuk.

Setuju dengan om ChZ, mending BBM subsidi (yang pasti mafia dan makelar diuntungkan dan negara dirugikan) dihapus dan disesuaikan dengan harga pasar dunia saja. Lebih baik kas negara dipakai untuk pembangunan infrastruktur, penataan kota2, akses jalan. Masak Indonesia merdeka duluan tetapi total kilometer jalan tolnya kalah dengan Malaysia (1,820 km highway). Kan dimana ada akses jalan, disana ada pembangunan. Jika pabrik bisa dibangun di pinggir wilayah propinsi dengan akses jalan lancar, toh kesejahteraan rakyat akan merata dan rakyat diuntungkan.
Coba kita bandingkan harga BBM di sini dengan United States saat ini:
AKI 87 RON 91: $3.19 per galon
AKI 89 RON 93: $3.29 per galon
AKI 91 RON 95: $3.39 per galon
Dengan konversi 1 galon = 3.78 liter dan kurs Rp. 12.000:
AKI 87 RON 90: Rp. 10.127 per liter
AKI 89 RON 93: Rp. 10,445 per liter
AKI 91 RON 96: Rp. 10.762 per liter
Toh jika BBM subsidi dihapus, lebih banyak berkurang pemborosan BBM di jalan, seperti berkurangnya pengendara muter2 kota gak penting, jumlah kendaraan di jalan berkurang karena urusan penting saja baru keluar, yang keluyuran malam lebih sedikit, yang geber2 mobil/motor bikin berisik malam hari berkurang, lebih sedikit yang nyalakan mobil untuk pakai AC di parkiran, dan lebih sedikit yang nyetir mobil sendirian (menuh-menuhin jalan) ke tempat kerja.