arton wrote:
yang mana statement yang bilang gak suka asing ? ane bilang lebih suka..lebih suka produk a, bukan berarti gak suka produk b..
ente ngerti lah bedanya antara bilang lebih suka dan gak suka kan ?.. males ane jelasinnya..
statement anda? Banyak sekali... contohnya:
kesempatan asing untuk masuk ke bisnis retail masih dibuka secara sangat lebar oleh pemerintah seperti saat ini, maka pertamina benar-benar berjuang sendirian. kalo menang, syukur..kalo kalah, ya sudah.. deviden ke negara sekian trilyun lenyap
TNI juga gak bisa operasi karena pertamina juga pasti nagih utangnya TNI, ketahanan energi dikuasai asing (coba sekarang lihat berapa banyak sektor migas hulu yang milik pertamina vs milik asing, jauh lebih banyak milik asing)...habis sudah
Jelas dr statement2 tsb anda cenderung anti asing (xenophobic).
Ini ada satu lagi... bahkan ini stlh anda tulis mana statement yg anti asing? ...stlh itu anda tulis ini:
miris om kalo ente liat banyak kekayaan negeri ini yang diambil asing, misalnya ya free***t dan new***t
Kok miris knp? Apa kalau dikuasai WNI pasti tidak lebih serakah dari org asing (WNA)? Apa kalau pemiliknya org indonesia sendiri lantas gaji karyawan nya lebih tinggi? Bicara bagi hasil, lihat tambang2 batubara yg dikuasai org2 Indonesia sendiri, apa lebih banyak deviden nya? Yg ada malah transfer pricing...
Know your enemy, kalau anda tidak tau siapa 'musuh' anda, gimana mau ngalahin? Bergaul lah sama orang asing, pelajari mereka, baru kita bisa lebih maju. Kalau sekedar 'anti-...' pokoknya jangan asing, ya nggak maju2. Internet aja teknologi asing lho... Komputer itu microchipnya dr mana? klo bukan taiwan / china. Softwarenya bikinan amrik (windows, android, webserver php - dll).
kedua, analogi anda tiba2 lari ke mobil/motor, aneh bener..gak apple to apple atau setara apple to apple..
kalo misalnya produk lokal punya kualitas bagus, ASS bagus kenapa gak ane beli ? sekarang tinggal bagaimana upaya pemerintah mengangkat kemampuan produsen lokal..
semua kembali ke pribadi masing2, ane pribadi bukan gak suka asing om, tapi kalo ada pilihan produk lokal yang cukup baik dan cukup memenuhi ekspektasi ane, ane akan pilih itu..
oot dikit, miris om kalo ente liat banyak kekayaan negeri ini yang diambil asing, misalnya ya free***t dan new***t.
Itu bukan analogi, maksud saya cuma mau kasih tau anda bahwa anda itu pakai produk2 asing, minim teknologi internet, anda bisa maen ke forum ini pake apa kalo bukan produk2 asing? Pake handphone, buatan china tuh, yg android OS nya bikinan google amrik. Anda naik motor/mobil merk toyota honda suzuki, dll... merk asing semua itu.
Jadi kalau anda takut negara kita 'dikuasai' asing, itu terlambat 4 abad. Sekarang ini kita nggak bisa hidup (nyaman) tanpa pengaruh produk/teknologi asing (luar negri) - jadi agak aneh kalo ada yg takut nanti dikuasai asing, memangnya kenapa? Prinsip bisnis itu win win solution, saling menguntungkan, mereka butuh raw material kita punya, kita butuh technical know how, technology - jadi pertukaran kebutuhan aja. Jepang perlu bijih besi, kita perlu blok mesin - jadi kita eksport bijih besi mereka eksport blok mesin, dst.
Back to topic: soal BBM, pertamina itu jelas monopoli, pangsa pasarnya 99% lebih (cmiiw). Dari sekian ratus trilliun konsumsi BBM end-user kita, berapa trilliun yg masuk ke persh asing? Nah, kalau bicara soal pengadaan... terbalik, pertamina gak bisa memenuhi konsumsi itu semua makanya beli dari luar negri. Problem dengan monopoli: menimbulkan inefisiensi. Contoh nyata: di papua harga BBM bisa 20ribu / liter. Ibaratnya lomba lari, kalau pesertanya cuma satu, dia sambil jalan juga pasti menang. Kalau mau satu persh itu larinya kenceng, ya ciptakan kompetisi... mau asing atau lokal no problem, yg penting ada kompetitor. Kalau ada 3 pelari saja maka mereka akan ber lomba2 jadi pemenang.
Nggak semua yg 'asing' itu jelek, konsep2 bebas korupsi, transparency, good governance - itu dari luar negeri lho. Bahkan demokrasi sendiri itu jelas produk import - budaya asli indonesia itu kerajaan, misal majapahit, sriwijaya. Jadi kalau sekarang 'takut' akan asing, itu mungkin karena banyak politikus yg memainkan slogan 'nasionalisme' seolah2 kita lawan mereka... pdhl nggak spt itu. Suatu negara itu akan makmur dengan kerja sama, bukan dengan memusuhi negara/bangsa lain.
Intermezzo aja... rakyat kita itu justru cinta banget sama yg 'asing'. Coba dilihat kalo cewek menarik itu benchmark nya apa? Hidung bangir, body tinggi, mata tajam - itu kan fitur2 org bule/arab (caucasian), terbukti artis2 yg wajahnya indo malah lebih laku. KFC itu jelas produk asing, rata2 outletnya rame terus... & bnyk contoh lain.