Reprooooottttt...
Hari jumat malam ane kemarin diculik oleh segerombolan oknum. Tentu saja ane tidak bisa menceritakan detailnya, kecuali oknum2 tersebut menggunakan heavily modified black Luxio dengan stiker Maxxio segede gaban, dan dengan tujuan ke Kediri, plus, mereka pamit sama nyokap ane sebelum menculik ane yang tak berdosa ini...
Perjalanan membutuhkan waktu 6 jam dikarenakan hal2 sebagai berikut:
1. Kemacetan parah, rush hour di A. Yani, banting setir via Kutisari, lalu kampus penuh kenangan: Petra...
2. Lalin sangat padat setelah melewati terminal Bungurasih...
3. Di Mojoagung arah ke Sby ada truk trailer bertabrakan dengan L300, mengakibatkan lampu penerangan jalan umum roboh. Di arah berlawanan, sialnya, ada satu tronton yang mogok. Dua arah macet total...
4. Banting setir via jalan alternatif, ternyata di daerah PlosoKlaten, ada oknum plokis yang menutup jalan.
MC: "Selamat malam pak" *anjir, uda jam 23*
P: "Malam pak, maaf jalan tertutup"
MC: "Kalo boleh tau, kenapa pak?"
P: "Pohon roboh..."
MC "Owh, oke pak" *cari jalan alternatif lain*
Paginya teman ane memeriksa jalan tersebut, dan kunyuknya, tidak ada pohon roboh, kecuali beberapa pohon cabe yang tumbang dihajar sepeda pancal.
5. Via jalur alternatif B, ternyata jalan ditutup, ada kegiatan warga. Jam 2320! Disarankan mengambil jalur alternatif C... ya wes, ngikut...
6. Sialnya, jalur alternatif tersebut melalui berkilo2meter ladang tebu yang rimbun dan tanpa penerangan sama sekali... plus sepi... dan jalanan sempit... dan ini jam 2400. Untungnya, langsung keluar di dekat daerah pabrik gula Pesantren dan ane langsung menuju Wates...
Paginya, ane baru tau, kalau jalur di ladang tebu tersebut melewati beberapa kuburan... ANJEEEEERRRRRRRR!
========================
Anyway, tentu ane diculik ke Kediri bukan untuk jadi budak pemuas nafsu... tetapi menikmati makanan favorit para penculik dan ane...
Nasi goreng dan Mie kuah Kediri...
Rombong ini sudah menjadi langganan kami dari jaman jebot... Lokasi di Jl. Brawijaya no 41, di sisi kiri jalan yang berseberangan dengan showroom Suzuki *de ja vu*
Satu ciri khas Nasgor Kediri adalah dengan metode memasak yang terbilang unik. Wajan baja berukuran kecil dengan powerhouse sebuah mesin V16 twin turbo... errr... maksud ane, sebuah anglo dengan kipas angin berukuran 6 inch custom made dengan total output 15 watt yang memberikan cukup udara ke intake anglo dan membuat arang2 di dalamnya membara... This is anglo turbocharged, without lousy turbo lag and all the greatness of charcoal... and smokey taste... and all the non-EURO emission...
Keunikan berikutnya adalah, berapapun porsinya, sang koki hanya akan memasak satu porsi. Jadi bayangkan reaksi mere miserable mortals yang datang setelah gerombolan ane selesai memesan:
MC: "Mas, order pleeezzz"
K: "Apa aja ko...?"
MC: "Enam nasgor, enam mie kuah..."
K: "Pedas apa ga?"
MC: "Extra pedas, RON 108 plezzz"
K: "Siap!"
MMM: *melihat gerombolan ane yang terdiri dari 6 orang dan langsung putus asa*
Jadi porsi tiap porsi akan keluar satu per satu... sang koki ga akan membuat 2 porsi. The rule is only one: "Make a goddamned portion, and only one!" Dan bahkan: "Only one egg at a time... two egg is overrated..."
Keunikan lainnya, makanan disajikan di atas daun pisang... Panas dari makanan akan memanaskan daun pisang tersebut dan memberikan aroma tambahan dari daun yang layu... I love the smell of destruction...
....................
===========================
Nasi Goreng
Menu favorit ane... metoda very slow cook memberikan panas yang merata dan menjaga kesegaran bahan2 dan cita rasanya...
Yang masuk duluan adalah telur, kemudian telur malang tersebut akan di orak-arik. Selanjutnya adalah bumbu2 rahasia, yang menurut indra penciuman ane: Bawang putih dan bawang merah yang dihaluskan. Setelah aroma mulai semerbak, masukkan sayuran berupa sawi dan kol...
Sementara sayuran dibiarkan tersiksa hingga layu di atas wajan, nasi di siapkan, tentu saja hanya 1 porsi...
Dan bersamaan dengan masuknya nasi ke wajan, sambal, kecap manis, merica dan garam dimasukkan... lalu bawang daun...
Uniknya nasi goreng ini, potongan ayam goreng. Melihat dari tekstur ayamnya, ayam naas ini tentu dibunuh dan dilecehkan dulu dengan memcabuti seluruh bulu2 nya, untuk kemudian direbus demi kaldu nya... Setelah matang, ayam tersebut dilumuri bumbu dan digoreng. Hasilnya: Potongan daging ayam yang masih putih dan lembab tetapi dengan outer crust yang renyah dan gurih... Potongan ayam tersebut dimasukkan sesaat sebelum nasi disajikan. Jadi citarasa nasi goreng akan sedikit menular ke daging ayam tersebut lebih cepat dari epidemi Ebola...
Behold... nasi goreng kediri... tentu saja, disajikan dengan timun segar dan potongan bawang merah goreng yang sangat generous... *ditunjukkan di marih oleh jari lentik nonik...*
Nasinya cenderung sedikit lembab dan basah, citarasa khas nya di dominasi bawang putih sebagai bumbu utama dan bawang merah goreng sebagai garnish yang ternyata memberikan cita rasa gurih ekstra. Potongan ayam yang cukup besar dan telur orak arik menjadi tambahan yang sangat ane hargai dalam seporsi nasi goreng kediri...
Pro:
- Rasanya enak, bumbu2 terasa dengan aroma yang menggugah selera
- Potongan ayam dan garnish bawang merah goreng
- Timun segar, this is good. Kalau pakai acar, malah merusak rasa.
Cons:
- Porsi kecil...
- Porsi kecil...
- Porsi kecil...
===============================
Lanjut ronde dua...
Mie Kuah
Mirip dengan cara memasak nasi goreng, hanya saja, setelah sayur dimasukkan, kaldu ayam yang diambil dari beberapa mayat ayam ditambahkan ke dalam wajan hingga mendidih...
Kemudian mie pipih dan segambreng bumbu dimasukkan, diaduk, masukkan tomat segar, dan setelah berubah warna dan masak 100%, mie kuah disajikan... *nyammmm...*
Tentu saja, tidak ketinggalan, garnish timun segar dan bawang merah goreng sepuasnya...
Mie kuah ini lebih didominasi oleh rasa manis dari kaldu ayam dan tekstur mie yang kenyal... Sekenyal pay... errr... whatever it is... Kenyal dan kencang pokoknya...
Potongan daging ayam dan telur orak arik yang terendam kuah memberikan sensasi berbeda dibandingkan dengan nasi goreng... Dan dengan tingkat kepedasan yang pas, membuat prosesi menyantap mie kuah ini begitu nikmat... Apalagi saat malam, di kota Kediri, suhu cukup dingin *cek via beberapa termometer di gadget: 21'C, dan ditemani teman2 lama ane...
Pro:
- Tomat segar! the real jewel on this menu
- Kuahnya enak
- Bawang merah goreng... i love shallot!
Cons:
- Porsi kecil...
- Porsi kecil...
- Panas! *lidah ane kepanasan saat menyantap mie ini*
======================
Harga cukup terjangkau: IDR 10,000 per porsi..., membuat segala penderitaan dan cobaan dunia saat perjalanan ke Kediri terbayarkan secara paripurna, final, dan mengikat...
Satu tips: Jikalau teh botol Sosor... errr... Sosro dan air minum dalam kemasan terlalu mainstream, diperbolehkan membawa minuman sendiri...
======================
Demikian report ane, terima kasih telah membaca...
