*UHUK!*

Halaaaooouuuwww dan selamat malam para silent readers, kamen riders, members, momods, mimin, dan para peyekz...

Perkenankan nubie untuk menulis ulasan singkat... karena ane yakin uda pada khatam mengenai dua mobil ini... Jadi nubie memberikan suatu perbandingan dari sudut pandang nubie...
======================
Setelah berurusan dengan SA Mazda Adityawarman, dan DC disetujui, yang membuat ane meringis... plus ane merasa dikadali karena adanya really-silent recall untuk Kapal Induk dan ane ga tau, om sukribo datang dengan mobil perangnya...
S: "Cing, let's roll"
M: "Yoi, jadi ke kuburan dulu?"
S: "Tentu saja"
Berangkatlah kami ke kuburan alias diler batumakam alias diler Nissan/Datsun...

Dan setelah sesi quickie yang sangat quicky, tiba2 ane kesambit... kesurupan...

M: "Om, ke CiCak yuk..., TD Monyong, mumpung ane masih mabuk darat abis di kocok oleh ANGeL..."
S: "Lanjooootttt..."
Sebenarnya, kami hampir saja mampir di Lenmarc untuk TD MINI CooperS, hanya saja, kami berdua teringat jeritan hati bro Fayenatics yang ingin TD...

S: "Tunda aja ya TD MINI nya...?"
M: "No problem om... kita capcus ke CiCak, uda lama ane ga inspeksi para sales konter..."
S: "Lanjoooootttt..."
Dan ini lah cikal bakal artikel sederhana malam ini... *sedikit poto karena bebe ane kehabisan batere, mohon maaf atas kesalahan bebe ane...*

Komparasi Honda Mobilio RS CVT 2014 vs Nissan All New Grand Livina XV CVT 2014
Behold... this is Clash of the Underdoqs... and the Damned.



===============================
Eksterior
Errr... Rasanya ane ga perlu berbuih2 menceritakan bagaimana ANGL terlihat seperti ganti casing meski banyak nomor parts yang berubah, sementara Monyong RS terlihat mempesona dengan headlamp baru... yang ternyata, itu bukan DRL... Hanya lampu posisi... Kena php Ahond dah...


Meski demikian, kedua nya memiliki front end yang sama2 menarik dengan garis2 tajam yang mendominasi muncung nya. Sementara ANGL memiliki grill dengan laburan krom tipis2, Monyong melakukan pendekatan lebih royal dengan krom segambreng, meski perbedaan dengan versi non RS nyata terlihat. Di RS, terdapat dua bilah gril krom segede jembatan ancol dengan bentuk H dan di bagian atas dan bawah grill-frame diberikan plastik piano finish. Di versi non RS, gril tunggal krom yang lebih besar dari golok si Pitung bertengger dan diapit dengan plastik kusam berwarna entah hitam atau abu2...
Bagian samping, nyata ANGL terlihat mirip OBGL (Old Boring Grand Livina). Membosankan? errr... masih cukup cantik dan elegan. Monyong RS, tentu saja melakukan pendekatan ala Ahond modern... "Give it more straight lines..." Garis2 tajam mendominasi dan saling bertabrakan di bagian sampingnya, sementara velg baru di RS cucok bagi para alay... Blink2 overload!

Nah, di bagian bokong ini lain ceritanya. ANGL memiliki bokong yang sedap dijilat... errr.. dipandang. Memang agak sedikit memaksakan desain dengan ekstensi lampu ke pintu bagasi, tetapi sedikitnya memberikan sesuatu yang baru, untuk beberapa saat. Nah, Monyong RS masih dalam suasana dermawan nya, memutuskan memberikan aksen krom di bagian bawah bumper... Chrome: The More, The Merrier!

All in all, Monyong RS unggul di marih dengan desain paling baru di kelasnya, touch up di moncong nya, lampu DRL-like + projie, dan tentu saja: one sh1tload of chrome for elegant fanatics. Sesuai dengan tagline nya: Redefined MPV, Eleganty (with more chrome)

============================
Interior
Desain sederhana dan fungsional dash ANGL tentu saja menjadi nilai plus dibandingkan desain *terlalu* sederhana dan fungsional dash Monyong RS...


Monyong RS, dengan all black interior membuat ambient kabin menjadi lebih menyenangkan. Meski kualitas plastik dashboard yang mengkilat dapat menjadi horror tersendiri saat matahari bersinar begitu terik. Tetapi, suara unyu dari kursi kiri depan bersabda "Kalau silau, kan tinggal di kasi taplak, ko..."

Yes my dear, you are correct... *gelar tikar di atas dash monyong RS*

Urusan elektronik, MID ANGL memberikan lebih banyak informasi dan terlihat lebih modern dibandingkan MID ala kalkulator sayur di Monyong RS... Plus instrumen cluster ANGL lebih baik dengan tacho dan speedo yang berukuran besar. Monyong, entah mengapa, memiliki tachometer berukuran petite seperti makhluk halus di kursi kiri depan. No good. Ane kesulitan melihat jarum tacho *mata kanan ane minus 5 dan mata kiri ane kebetulan normal*
ANGL memenangkan ronde ini dengan fit and finish yang lebih baik daripada Monyong RS yang sudah mengalami rattle di sisi kiri mobil.
Eits, Monyong RS memberikan bonus kesegaran dan bening2 di kursi kiri depan... Which is a lot better...

=====================================
Akomodasi
Untuk kursi pengemudi, ANGL terasa cukup sempit. Padahal ane cukup kurus untuk ukuran kucing kampung. Monyong di sisi lain, memang horror dengan tipisnya kursi, tetapi terasa lebih besar dan supportive, meski ane ga tau sampai kapan itu busa kursi bertahan sebelum bokong pengemudi menyentuh besi frame kursi. Driving position cukup berimbang antara Monyong RS dan ANGL, tidak ada yang spesial di antara keduanya.
Di baris kedua, kursi reclining ANGL cukup menyenangkan tetapi kurang panjang untuk menopang paha kurus ane... masih ada jarak 5-7cm yang tidak tertopang kursi. Sementara Monyong memiliki kursi yang lebih besar dan lebih supportive. Urusan empuk mah relatif, tetapi menurut ane tidak ada perbedaan yang signifikan. Ukuran kursi yang kurang supportive di ANGL bisa jadi karena batumakam memutuskan legroom harus mendapatkan prioritas. Di Monyong, pendekatan yang berbeda digunakan, kursi harus lebih tipis demi legroom. Dan rasanya, Monyong yang lebih sukses.
Di baris ketiga, posisi duduk kedua mobil nyaris sama... hanya saja, perbedaan besar di headroom. ANGL nyaris tidak memberikan headroom, ubun2 ane menyentuh plafon. Di Monyong, seperti yang pernah ane coba, headroom nya lebih baik.
Ke divisi hibur menghibur, batumakam memutuskan untuk memasang roof mount LCD tepat di tengah plafon, sehingga pengemudi yang malang tidak dapat melihat dengan jelas spion tengahnya... yang mungkin berisi bus Sumber Bencono sedang tailgating.


Monyong RS, memutuskan untuk menghina ane dengan memasang sepasang tweeter di pillar A... sesuatu yang tidak ada di kapal induk ane yang berharga 2.5x lipatnya.



All in all, urusan akomodasi, Monyong RS menggasak ANGL dengan telak.
==========================
Kekedapan kabin
Monyong RS melakukan lompatan jauh di kelas para Monyong_ers dengan penggunaan karet2 pintu yang berbeda kualitas. RS memiliki karet yang lebih lunak dan tebal, bahkan karet inner lining di frame pintu lebih baik dari versi Prestoge dan un-Prestoge nya yang tentu saja, penggunaan material lebih baik ini memberikan kekedapan yang jauh lebih baik dan manusiawi dibandingkan Monyong2 lainnya.
ANGL tentu saja mewarisi trah batumakam seperti kuburan yang sunyi di malam jumat kliwon...

Meski demikian, kedua mobil memiliki kelemahan yang sama. Enjin note menyedihkan. Monyong RS tentu saja menjadi superstar dimarih dengan enjin L15Z1 yang berfungsi ganda sebagai perasan tebu mulai 3500rpm. ANGL juga tidak mau kalah, enjin HR15DE2 nya malah lebih eksotik, merintih2 ga jelas bagai kucing yang tidak bisa menyalurkan hasratnya di tengah malam.

Sama2 parahnya? Ya! Tetapi ANGL memiliki bonus fitur, suara exhaust note yang masuk dari belakang. Andai mirip L33 Altima, ini bakal menjadi nilai plus. Masalahnya, suaranya seperti knalpot mobil yang baru melindas ranjau darat 5 kiloton.
*woooooossssshhhhhhhh...* *plakkkk!*

Urusan kekedapan kabin, Monyong RS dan perasan tebu nya harus menyerah dengan ANGL.
=======================
Performa...
Ane berharap banyak Monyong RS lebih baik di marih dengan Pitek Powah nya. Dan memang demikian adanya.

Kombinasi dua mesin, L15Z1 dan peresan tebu menghasilkan tenaga yang lebih baik dibandingkan mesin dewa nglitik HR15DE2. Power band lebih baik di Monyong RS dengan torsi yang mulai terasa semilir di 3000 rpm, sementara di ANGL dengan rpm yang sama, siput kurang vitamin pun dapat memberikan akselerasi lebih baik...

Jujur, ane benar2 ingin crash test dengan ANGL, karena underpower sekali. Mw menyalip, ane harus bersabar menunggu mesinnya yang lagi cuci piring... Mw keluar dari tikungan dan berakselerasi, ane harus lebih bersabar lagi karena setelah cuci piring, mesinnya memutuskan untuk memotong rumput. Injak flat out untuk akselerasi, mesinnya memutuskan untuk pergi belanja dan membuat kue blackforest lalu tidur siang...
Benar2 parah.



Menurut ane, mungkin perbedaan ini juga disumbangkan oleh performa transmisinya. Transmisi CVT Monyong RS lebih sigap mengolah hasil perasan tebu L15Z1 menjadi suara dan asap dan tenaga, bahkan saat harus berakselerasi setelah berhenti di tanjakan... Sementara transmisi Sh1tPiTi ANGL bersikap seakan2 dirinya adalah dry-tumbler di mesin cuci Korea yang halus dan ramah lingkungan... Green is good...

S: "Coba mode Sportnya Cing"
*geser shifter..., ngguuuUUUUUUUUUUNNNNGGGG, Sh1tPiTi menjadi kasar*
M: "Kayaknya ni mobil tidak diciptakan untuk mode sport, om"
S: "Coba nyalip Cing"
*flat out..., ngguuuUUUUUUUUUUNNNNGGGG*
M: "Kayaknya ni mobil tidak diciptakan untuk menyalip, om"
S: "Coba stop and go di tanjakan Cing"
*flat out..., ngguuuUUUUUUUUUUNNNNGGGG*
M: "Kayaknya ni mobil tidak diciptakan untuk menanjak, om"
S: "Coba hi speed cornering Cing"
*flat out di apex..., ngguuuUUUUUUUUUUNNNNGGGG*
M: "Kayaknya ni mobil tidak diciptakan untuk cornering, om"
S: "Coba flat out Cing"
*flat out..., ngguuuUUUUUUUUUUNNNNGGGG*
*aroma hangus tercium...*
M: "Kayaknya ni mobil tidak diciptakan untuk flat out, om"
S: .........



Mungkin di Sby Barat hari ini ada satu mobil yang merintih2, meraung2 ga jelas, all the droning and whining and moaning of Sh1tPiTi tapi berjalan sangat lambat dengan pengemudi yang sedang mempraktekkan anger-management dan Zen-meditation.
Mobil itu adalah ANGL...

Urusan powahhh, Monyong RS membuat ANGL babak belur.
========================
Handling dan Kenyamanan
Batumakam ANGL, selalu terkenal dengan suspensi kelas dewa nya... Nah, masalahnya, kasta dewa dicapai setelah manusia kaput...

Ane nyaris mabok darat duduk di kursi baris kedua... Body roll segambreng, suspensi dengan travel yang begitu jauh, dan some says, too much is too much... ANGL terlampau empuk... Bijimane dengan Monyong RS? Duduk di kursi kedua cukup nyaman dengan suspensi yang cukup firm dan jok yang lebih besar. Body roll lebih baik dibandingkan dengan ANGL meski tidak dalam margin yang besar... Selisih yang sedikit ini, membuat ane ingin mengulang Pemungutan Suara... errr... sesi TD lagi.

Di bagian handling, ANGL terasa inferior dibandingkan dengan Monyong RS. Memang keduanya mengadopsi EPS atau Electronic PusSies... errr... Electronic Power Steering. Tetapi di Monyong RS, setir terasa lebih berbobot dan lebih natural dibandingkan dengan ANGL... Memang untuk urusan ketajaman, kedua nya tidak berbeda jauh... tapi ane lebih menyukai handling Monyong, yang sekali lagi berkaitan juga dengan suspensinya.
Owh, ane lupa... Bahkan EPS Monyong RS terasa lebih baik daripada EPS Odyssey RC1... tidak heran, Monyong terjual puluhan ribu unit perbulan dan Odyssey RC1 hanya terjual 2 unit bulan kemarin...

Di sektor ini, Monyong RS unggul...
========================
Pengereman
Sebenarnya, tidak ada yang bisa diharapkan di sektor pengereman. Kedua mobil sama2 dilengkapi ABS+EBD... Tetapi rem ANGL terasa lebih lembut sementara rem Monyong RS lebih agresif... Sama2 mampu menghentikan mobil? Ya. Keduanya mampu melaksanakan tugas mengerem dengan baik, jika tidak, tentu ane tidak bisa mengetik ripiu ini...

========================
Verdict...
Secara keseluruhan, Monyong RS memberikan kesan yang lebih baik dari ANGL...
Monyong RS memiliki performa yang lebih baik, akomodasi yang lebih humanis, juga kenyamanan yang relatif less vomit-inducing. Penampilan eksterior baru dari Monyong RS juga memberikan pilihan yang menarik bagi calon peminang LMPV dan mimpi buruk bagi yang baru saja mendapatkan Monyong Prestoge karena Monyong RS baru saja mendapatkan update dari HPM dengan all black interior dan karet2 pintu yang lebih baik. Plus, emblem H tegak di Monyong yang sudah berharga 100juta sebelum harga-resmi mobilnya.

ANGL terhempas karena performa mesin dan Sh1tPiTi nya, juga dengan karakter suspensi yang membuat ANGL seperti kapal ikan tradisional di tengah badai Typhoon. Bijimanepun, kekedapan kabin dan fit & finish ANGL lebih superior dibandingkan dengan Monyong RS... Material kabin ANGL lebih terlihat mewah dibandingkan dengan Monyong RS yang seperti... errr... ember LionStar?

Jadi pegimane?
Dengan selisih harga antara ANGL dan Monyong, untuk jangka panjang, Monyong RS lebih baik dari ANGL. Sayangnya, Ahond pelit diskon... Sementara ANGL menawarkan diskon 28jeteng *kalau ane ga salah ingat...* Dan, memang, ane harus mengakui, overall, Monyong RS adalah mobil yang lebih baik dari ANGL. Interior bisa dioprek dengan taplak seperti saran nonik sales konter, tetapi urusan enjin, Sh1tPiTi, akomodasi, dan karakter ANGL itu yang rada susah dioprek...
========================
Ada satu kalimat dari om sukribo yang begitu mengena hari ini:
"Kalau melihat kedua mobil di pameran atau showroom, ane akan pilih ANGL. Tetapi begitu TD, lain ceritanya, berbeda sekali persepsi yang didapatkan di awal, Monyong RS lebih baik. Permasalahannya, mobil akan dipakai, bukan dipajang" - MahaGanteng Sukribo
========================
Does mahakitteh has converted? Err... not quite really. Monyong tetap menjadi produk yang menurut ane butuh banyak perbaikan. Monyong RS sudah memiliki cukup banyak perbaikan yang signifikan. Meski dengan melihat dashboard, keliatannya Ahond memiliki beberapa amunisi cadangan di line up Monyong yang tentu saja ane harapkan akan menjadi tambahan fitur yang baik...
========================
Demikian ripiu dan perbandingan dari ane, terima kasih telah membaca. Sampai jumpa di ripiu berikutnya...

*sebenarnya, siang tadi, ane ada janji TD lagi dengan sang nonik sales, tapi demi bro ChZ, sesi TD ane tunda sampai saat yang tidak bisa ditentukan...*
