Nah, ane yang bukan anak SMA, bukan pula orang tua, tetep boleh ikutan komen kan?
Btw, bicara soal SUKA vs TIDAK SUKA, sebenarnya penjelasan om dogar lebih tepat loh, kalau kita kembalikan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, “suka” juga dapat diartikan sbg “mau, sudi, atau rela”.
http://kbbi.web.id/suka
Karena kalau kesengsem, terbawa mimpi, dll, itu bukan suka, tapi sudah berwujud cinta.
Rasa suka-nya mungkin bukan pada wujud mobilio secara bungkeuleukan (bhs indo-nya apa ya?) tapi bisa jadi suka pada Honda-nya, suka karena bukan toyota, suka karena beda dg mobilnya orangtua, suka karena bukan r3 yg row3nya sempit, dll.
Suka, bukan berarti tidak boleh ada unsur ketidaksukaan. Jangankan ‘suka dan tidaksuka’, ‘benci dan cinta’ saja kadang berbaur dalam satu rasa. Misalnya “saya suka metket karena orangnya ramah, tapi saya ga suka metket karena gampang digoda nonik, seperti supercat bertemu krypton” atau “Saya suka mobilio karena lega, tapi saya tidak suka desainnya yg ga nyambung antara depan dan belakang”. Dll.
“Suka” memang tidak harus berarti “ingin memiliki”, tapi ketika “ingin memiliki” tentu karena ada rasa “suka” atau bahkan lebih dari sekedar “suka”.
Diatas suka ada sayang dan cinta. Berbeda dg “suka” yg relatif lebih “dangkal”, sayang dan cinta melibatkan sisi emosi yang lebih dalam. Kesengsem, rindu, terbawa mimpi, tak enak makan tak enak minum sebelum memiliki, dll.
(suka>sayang>cinta).
artoodetoo wrote:Saya beli Mirage bukan karena suka bro.
Saya suka sedan merk Toyota.
Lha kenapa beli Mirage? Duitnya cuma ada segitu.
Menyesal beli Mirage? Kadang iya.
Saya aneh? Ya barangkali memang begitu.
disatu sisi, Kalau seperti kasusnya mod robot, sebenarnya yg lebih tepat bukan “sukanya sedan toyota”, tapi bisa jadi “cintanya sama sedan toyota”, mengingat ada pengalaman yg berulang dari sedan tsb dari corona hingga corolla bahkan (masih) bermimpi memilikinya lagi. ane aminin deh ya
Ada rasa rindu disana.
Apakah artinya tidak suka pada mirage? Ngga juga, setidaknya meski tidak terucapkan secara verbal, “rasa suka” itu tetap tercermin dari keputusannya untuk membeli. Bisa jadi rasa suka itu terdapat pada harganya, atau keiritannya, atau karena ada teman sepenanggungan rasa di SM, seragam SPGnya yang cuma sepotong, atau ada hal lain yang memberi stimulus pada otak untuk mengambil keputusan meminang SPG err... membeli mirage.
Toh manusia itu dianugerahi kehendak bebas, artinya keputusan membeli mirage itu memang murni kehendak sendiri (atau setidaknya om robot “rela” membelinya),
bukan karena hidup dijaman siti nurbaya atau dengan ak47 terkokang diatas kepala, yang membuatnya terpaksa memilih datuk mirage-gih yang dapat membuatnya kehilangan nyawa..
Apakah rasa suka itu tidak boleh ada penyesalan? Tidak juga, karena rasa suka memang dangkal, bisa tiba2 suka karena satu hal, bisa juga tiba2 benci karena satu hal yang lain.
Tapi disisi lain,,,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
Saya sepakat, om yahya memang robot yang aneh
