Perkenankan saya org baru di SM yang mau mereview sebuah small car..
Honda Brio S A/T Polish Metal
Perlu diketahui reviewer tidak mendapatkan apapun dari pihak ATPM seperti materi atau lainnya, mobil ini murni milik pribadi dan biaya perjalanan ini merupakan biaya perjalanan pribadi yang di tanggung reviewer, dan bila saya pernah me review mobil ini pada salah satu thread, mohon maaf ternyata mobil tersebut bukanlah mobil yg saya review dan saya baru sadar mobil tersebut adalah Honda Brio 1.3 A/T jadi kali ini hasilnya bisa sedikit atau sangat berbeda dari review saya sebelumnya..
Setelah 2 minggu menunggu (rakitan 2014, pembelian bulan desember akhir datang bulan januari awal) datanglah sebuah Honda Brio S A/T ke rumah, dengan hati - hati membuka pintu, ok aroma anti karat serta peredam semprot yang cukup keras hi~~
Dikatakan bahwa di perlukan waktu 10 hari untuk registrasi kendaraan dan jadinya plat mobil, ternyata yang terjadi justru sebaliknya nomor tanda registrasi kendaraan baru jadi satu bulan setelah kendaraan sampai di tangan pemilik, cukup menggelikan karena dari pihak dipenda jatim belum mengetok pajak th 2014, sempat sering bertanya kepada sales dan sepertinya kasep atau terlambat sales baru memberikan nomor sementara seminggu sebelum nomor resmi jadi, akhirnya selama 3 minggu mobil hanya ngendon di garasi saja..
Sedikit foto (maaf jelek dari kamera handphone)
Sebelumnya saya agak terkejut dengan kenaikan harga yang cukup signifikan, 7 juta rupiah! Untuk sebuah mobil kecil seperti ini kenaikan nya dramatis, berarti saya harus membayar sekitar 144jt (harga awal otr sby 137jt) dan saya harus menambah pajak progressive lagi (saya pernah membeli mobil dengan progressive tetapi di bayar oleh dealer)
Foto dari depan

Foto mesin, kebiasaan mobil kecil Honda, sangat rapat dan terkesan penuh..

Interior

---------------------
Ok kita bicara kelengkapan, apa saja yang di dapat? Bonus berupa kaca film 3M full (sepertinya kaca belakang tidak), sensor parkir, talang air dan karpet dasar cukup menarik.. Setelah sebulan menunggu akhirnya nomor registrasi asli keluar dan saya langsung memasang nya. Tidak sampai seminggu setelah plat datang, saya harus membawa mobil ini ke bali untuk di delivery ke kakak saya di denpasar. Nah, kebetulan saya memiliki niat untuk test ride secara mendalam, karena banyak dari para member yang sepertinya sangat antusias dengan "real test ride". Ini adalah long term test selama 2 hari dari tanggal 13 dan 14 Februari 2014 yang saya lakukan sendiri. Kota yang di tuju adalah Surabaya - Singaraja dengan jarak 380km. Berikut report review dari saya.
---------------
Interior
Masuk ke interior akhirnya mendapatkan interior dengan one tone color, berupa warna beidge pada kursi dan warna hitam pada dashboard. Bahan yang di gunakan merupakan plastik glossy yang terlihat cheap, tidak biasanya Honda memberikan interior seperti ini. Setir menggunakan bahan sintetik glossy, cukup empuk tetapi licin di tangan. Setelah mencoba mengetuk bagian tengah dashboard, saya merasakan sesuatu yang agak aneh karena bagian tersebut lunak sehingga saat di tekan-tekan agak penyok.. Head unit saya tidak mengerti ini merek apa, warna hitam doff dan kualitas suara? well kita lihat nanti. Honda memberikan tipe single din dan sebuah laci untuk tipe ini.
Setir yang cukup licin saat di gunakan

Salah satu yang dipermasalahkan oleh member tapi ada juga yang berusaha untuk tidak melakukannya.. Saya termasuk yang mempermasalahkan nya.

Sangat tidak presisi, ini tempat dimana SRS airbag untuk penumpang diletakkan.

Dashboard yang terlihat cheap ditambah penampilan HU yang sangat sederhana.. Abaikan kardus di bawah, itu bekal saya selama perjalanan, hehe


Exterior
Untuk bagian ini spertinya sudah banyak direview
Bagian depan cukup [cencored], spertinya cocok untuk mobil wanita

Bagian belakang, dan seperti kata om miauw, bagian yang terhujat, uuh bagian yang paling tidak saya suka dari Brio adalah kaca penutup bagian belakang yang saya sebetulnya ngeri saat menutupnya. Oh iya bagi yang tidak tahu bagian ini hanya bisa di buka dari dalam dan bila ingin membuka dari luar harus menggunakan kunci, tidak praktis

Rims menggunakan tipe alloy 14" di balut roda dari GoodYear (saya tidak paham jenisnya)

-----------------------------
Cukup chitcat nya, kita menuju ke "real test ride" (katanya)
Long Term Test, 2 days with Honda Brio S A/T
Day 1
Tanggal 13 Februari 2014 tepat pukul 06.00 saya berangkat dari rumah menuju SPBU untuk mengisi bensin kebetulan sekali fuel meter menunjukan 3 bar, dengan sekitar 28,xx liter tangki telah penuh. Saya awalnya pesimis bahwa dengan bahan bakar yang cukup sedikit ini saya mungkin harus mengisi di beberapa SPBU di Jawa Timur, bagaimana hasilnya? ok silahkan di nantikan.
Setelah mengisi saya langsung membawanya menuju jalan tol yang memang jaraknya hanya sekitar 4km dari rumah, dengan trip meter berada pada posisi 0.

Setelah membayar tol saya mencoba untuk selalu pada ECO mode saat di jalan Tol dari Pintu Tambak Sumur menuju Porong. Entahlah saya juga kurang paham dengan ECO indicator ini, karena hanya bisa menginjak gas dengan jempol kaki saya, bila menggunakan seluruh telapak kaki ECO indicator tidak pernah menyala. Saat di tol ini, road noise sangat terasa dalam taraf yang cukup menggangu, suara mesin masuk kedalam kabin, bisa di tebak peredaman mobil ini buruk! Transmisi 5 A/T terasa cukup nyaman disini, tapi sangat malas untuk naik ke RPM tinggi, shifting selalu pada RPM 2000-2500. Dengan 2300 RPM sudah mendapat kecepatan yang cukup di jalan tol, sekitar 80km/h

Selama perjalanan saya mencoba untuk mencoba beberapa lagu dengan format M4A. Dengan bermodal kabel AUX saya memainkan musik dari iPhone saya (ada flashdisk dan kebetulan HU mobil ini hanya bisa membaca format MP3 dan sayangnya tidak semua flashdisk bisa terbaca, beberapa flashdisk yang saya coba 2 dari 5 flashdisk yang saya coba tidak terbaca hanya tertulis huruf E). Audionya mendem alias tidak terlalu mantap, suara treble terdengar tidak lepas, bahkan sedikit fine tuning tidak membantu. Ada beberapa yang menggangu kualitas audio, terutama adalah kekedapan kabin yang sangat buruk, saya harus menaikkan volume hingga sekitar 25-30 untuk mendapatkan sedikit detail suara. Beberapa lagu yang saya putar sebagai patokan dalam menguji audio, maaf kalau tidak berkualitas karena hanya itu yang bisa saya beli di iTunes (Kenny G - The Moment, ALEXA - Milikmu, DaftPunk - Doing It Right, serta beberapa lagu lama seperti Now and Forever).
Cukup dengan audio selama perjalanan, akhirnya sampai di daerah Taman Nasional Baluran Jawa Timur, inilah rute yang saya tunggu. Rute ini lengkap, mulai dari rute naik turun, tikungan panjang, tikungan patah serta jalur lurus yang menantang. Disini kekuatan mesin, transmisi, rem dan grip ban bisa di expose seluruhnya di jalanan sepanjang kurang lebih 30km.
Masuk jalan taman nasional sudah bertemu dengan antrian kendaraan disebabkan truck yang berjalan sangat pelan karena muatan, tetapi tidak berjalan lama, setelah semua berhasil di lewati, test kembali berjalan. Dengan mesin 1.2l dan transmisi 5 A/T saya memacu kecepatan dan mengikuti jalur tersebut. Seperti yang saya duga sebelumnya, transmsisi tidak terlalu pintar dalam hal dimana harus downshift dan up shift, suara raungan mesin yang cukup keras, serta saya harus sangat bersabar dalam hal peredaman, di jalur ini ada aspal lama yang agak tajam, hal ini menyebabkan suara roda masuk kedalam kabin, rasanya seperti membawa mobil dengan ban MT.. Good news, pengendalian sangat baik, tajam serta grip baik di jalan kering, saya serasa melekat pada jalan. Satu yang saya sayang kan adalah penggunaan EPS, setir jadi kelewat ringan, walau saat kecepatan tinggi setir menjadi berat, saya sama sekali tidak merasakan ban saat berbelok feel setir serasa hilang.

Semua berjalan baik, hingga akhirnya saya harus menyerah kepada hujan deras di km 15an, saya harus melaju perlahan karena jarak pandang minim serta jalanan yang licin, disini saya merasakan grip dari ban yang di berikan Honda sangat minim di jalanan basah.. Saya agak ngeri saat mencoba bermanuver dengan mobil ini di jalanan basah.

Selesai melewati hutan saya harus menyerah pada laut, jadi saya harus menyebrang dengan menggunakan ferry. Memakan waktu sekitar 1 jam. Karena mobil ini pendek saya sedikit khawatir mobil ini tidak bisa naik/turun dari kapal dengan mudah, ternyata tidak terjadi, front bumper sama sekali tidak menyentuh dermaga atau landing craft ferry. Lanjut perjalanan saya bertemu dengan salah satu pesaing berat Brio, ya Agya dan Ayla serta saudara tua Sirion..

Lanjut perjalanan, saya menuju ke arah rumah saya di Singaraja jadi berbelok ke arah Taman Nasional Bali Barat. Disini rutenya hampir sama dengan alas baluran, tikungan panjang, berkelok dan tikungan menanjak ringan.

Tidak lama saya sampai di rumah saya pukul 17.00 WITA, perjalanan 10jam membuat saya ingin beristirahat terlebih dahulu karena pegal terutama bagian pinggang (damn you seat!) sekalian persiapan untuk acara esok hari yaitu melaspas, biasa dilakukan orang bali saat memiliki sesuatu yang baru, sebagai bentuk rasa terimakasih kepada tuhan.
Oh ya, disini saya mengisi bahan bakar lagi di SPBU di daerah singaraja, tripmeter menunjukkan angka 371km dan saya mengisi fuel tank sebanyak 26,07 liter sehingga bisa di dapatkan pengukuran yang sangat berbeda dari MID yang tertulis 16 km/l hasil real yang saya dapatkan adalah 14.23 km/l

-------