Ah...sensation...
Banyak yang membeli Honda pada jaman dulu karena bedasarkan faktor X. Bukannya mau sotoy, tetapi neubie sudah menanyakan hal tersebut ke beberapa kolega, dan mostly of them, said that X factor thingy. Seperti mood Stig dan Kucing jelaskan diatas, Honda mengusung the joy of three things...buying, owning and so on (kurleb). Dan semua 3 hal itu neubie percaya sudah dipenuhi oleh faktor X si Honda. Neubie pada saat itu hanya jadi tranny shifter saja sudah mengerti si faktor X Honda. Exciting, agile, and as nimble as a puppy. Dan untuk sekarang, Honda menggunakan approaching method yang berbeda untuk triple joy of that thing.
Lineup Honda sekarang lebih specsheet minded and eco conscious. Up to bla bla km/l, believed to be more eco friendly. Torque is available at 1500rpm and so on. Eco button that doesnt really saved polar bears, just slowing down its dying time in my believe. Pernah ketemu hal tersebut di promosi Honda terdahulu? Setahu saya yang sok tahu ini marketing Honda yang paling specsheet saat itu adalah 4WS Accord Maestro, and it was meant to add more excitement, not to be more tree-hugging car instead, which is boring, in Honda's way.
Akibatnya? Nyaris semua lineup Honda suffered from X factor deficiency. Its still there...tapi...err...lebih seperti orang gagal ginjal dibandingkan yang normal. Its OK to be eco friendly, tapi setidaknya jangan lupakan X factor tsb. i-VTEC is a good idea, dan rasanya ga sulit bagi Honda untuk replicate bunyi VTEC yang tersohor itu agar bisa terdengar di mesin mereka saat ini. It is ok bagi mereka untuk gunakan CVT, but making it behaved as normal automatic under heavy acceleration is nicer than letting the CVT to drone and whine like dying generator though. It's OK to abandon softpads in the name of saving the latex whatever that is, tapi jangan hard plastics semua dong. Mungkin dibungkus dengan sejenis eco friendly fabric akan lebih baik. Ga masalah untuk Honda lepas fully independent suspension, tapi tolong bantu dong dengan electronic aids, reka ulang seperti bagaimana bagusnya handling Honda pada saat dahulu. Saat dimana sensation dominates everything.
Ultimately, apa yang HPM lakukan ialah memperburuk(IMO) apa yang dari prinsipal Jepang. Cabut heater, kakas softpad, turunkan spesifikasi. Memang menurut HPM mereka mencabut fitur yang irelevan dengan Indonesia. Yes, they're right...sort of. Terus mereka ngapain masukin blindspot sama lane watch di Accord? Toh itu irelevan dengan jalanan Indonesia, right? Masih relevan heater daripada lane watch whatever that is. Masih lebih perlu softpad daripada tail muffler RM yang (maaf) tasteless dan berkesan kampungan.
Sorry for a such long thought...
