
Banyak yang udah rikues review mobil ini, terutama mr. Nightster Gay, akan tetapi saya baru bisa meyakinkan diri saya untuk bikin sekarang.. Dan karena mobil ini begitu spesial, tentunya tidak layak datang ke garasi saya, jadi, saya yang terbang ke garasinya. Sehingga saya ganti kalimat pembukanya menjadi: "Entah kenapa tiba-tiba saya berhasil masuk ke garasi orang, ya sudah, saya jajal saja..".

Mobil yang akan di review adalaaahh.. Eng.. Ing... Eng......... Jaguar E-type (XK-E) Series II 4.2 L 1968.
Beda dengan sebelumnya, butuh keyakinan sangat besar untuk bisa bikin review ini.. Bukan karena tidak suka, takut mengkritik atau tidak paham sisi teknisnya; akan tetapi takut kalau review yang saya buat ini tidak bisa menjelaskan dan membuat paham yang membaca akan sejarahnya, indahnya, dan, yang paling penting, pengaruhnya E-type terhadap dunia otomotif secara keseluruhan, dan perkembangan pop culture dalam skala globalnya. E-type lahir bukan hanya sebagai mobil, E-type lahir sebagai simbol.
Dan dengan tangan bergetar karena deg-degan ngetik kata-kata ini, saya berharap betul member SM ataupun silent reader yang nggak sengaja baca bisa dapat menangkap esensi E-type sebagai simbol.


Bismillah..
SUPERCARS AND THE SWINGING SIXTIES
Pada jaman dahulu kala.. (sekarang saya akan sedikit nyinggung sejarah dan budaya, tolong tahan kantuk anda) tersebutlah sebuah keadaan dimana mobil masih merupakan simbol status kekayaan seseorang.
Pada tahun 1950-an, Cold War, after effect dari World War II, menyebabkan kondisi ekonomi yang sangat tidak stabil diseluruh dunia. Hanya segelintir rakyat di Eropa dan US, bahkan pemimpin negara, yang bisa menikmati barang-barang tersier. Kasarnya, masyarakat hidup menggunakan sistem kasta. Mobil muncul sebagai salah satu simbol bangsa arya; barang siapa memiliki mobil, sudah pasti orang tersebut memiliki kedudukan dan cenderung aman dari tindasan ekonomi maupun politik. Olahraga otomotif menjadi sarana propaganda kepentingan-kepentingan diktator; contohnya Gran Prix, yang berhasil mengalihkan fokus masyarakat kepada mimpi menaiki jet darat dan mendewakan pemenangnya. Supercar proper mulai timbul, diawali oleh (siapa lagi kalau bukan bangsa Jerman) Mercedes 300SL. Dengan harga yang sangat tinggi, hanya pejabat tinggi negara atau juara balap, atau tokoh dunia, atau artis terkenal yang dapat membeli 300SL ini. Secara kasar, sangat mudah untuk membedakan kasta pada saat itu; yang terpandang punya 300SL, yang biasa saja punya VW Kodok, dan yang miskin jalan kaki.

Tahun 1960-an, masih dalam era Cold War, hanya kali ini jauh lebih berwarna. Bicara tentang artis, era sixties kental dengan sebutan the Swinging Sixties. Jenuh dengan pembantaian massal dan propaganda, culture pop merebak sebagai counter penindasan dan pola pikir. Tidak hanya mencari ketenaran dan uang layaknya Justin Bieber dan Rihanna pada masa sekarang



Terkenal sebagai petrol head sejati, adrenaline junkie, dan uber man persona yang dimilikinya membuat semua pria ingin menjadi dirinya, dan semua wanita bahkan rela diperkosa olehnya. Semua yang di sentuh "King of Cool" McQueen menjadi emas, karena dengan segera orang berlomba untuk membelinya. Contoh simpel: Persol, kacamata hitam yang sampai saat ini image nya selalu lebih berkelas dari RayBan; Tag Heuer, bisa menyetarakan vintage salah satu line up nya, Monaco, setara Rolex Submariner karena dipakai McQueen dalam film Le Mans; Harley Davidson bisa sebesar sekarang; dan jaket kulit hitam yang jadi identitas "Geng Motor" baik yang beneran maupun geng yang alay merupakan heritage McQueen yang selalu pakai jaket kulit hitam setiap naik motor Triumph nya, dan tetap di pakai di film The Great Escape. Dan hanya karena dia pakai Mustang dalam adegan kejar-kejaran di film Bullit, Mustang langsung jadi mobil muscle paling "cool", dan sampai saat ini masih banyak yang yakin Bullit lah yang memiliki adegan car chase terbaik sepanjang masa.

And those are just some of his charms..
Steve terkenal sangat spesifik terhadap pilihannya, apalagi berhubungan dengan wanita, rumah, dan kendaraan. Pertanyaannya adalah; untuk level "King of Cool" McQueen, mobil apa yang ia pilih sebagai supercar pertamanya?... Dari semua brand yang menelurkan supercar; Ferrari, Alfa, Bugatti, Mercedes, dan BMW pada waktu itu, Steve memilih Jaguar XKSS tahun 1956 (1 of 16) sebagai supercar personal sekaligus kendaraan sehari-harinya. Setelah itu ia juga memiliki beberapa Ferrari, dan Bentley.


"King of Cool" McQueen and his Jag XK-SS

McQueen, the real-life James Bond

Nggak perlu nebak lebih jauh, supercar menjadi license untuk dapat masuk ke kasta elite, yang pastinya merupakan impian semua orang. Setiap peluncuran supercar baru disambut antusiasme besar oleh semua; car magazines pun mulai lahir satu-persatu menjadi besar di era ini (salah satunya Autocar).
Sayangnya, supercar yang keluar setelah itu, Chevrolet Corvette dan Pegaso Z102, memiliki harga yang sangat diluar jangkauan. Ferrari dan Aston Martin yang saat itu aktif dan mulai menjadi bintang dalam automotive sports membuat pengumuman akan membuat road-legal supercar yang akan di launching di pameran Geneva Motor Show tahun 1961, dan hal ini membuat semua orang berantisipasi tinggi akan kecepatan dan keindahan mobil yang akan segera mereka lihat, walaupun sudah tau bahwa mustahil berada dalam jangkauan mereka.

Jaguar, yang saat itu hampir bangkrut, dengan diam-diam menyiapkan sebuah model supercar yang juga direncanakan akan diungkap ke publik pada saat yang sama Ferrari dan Aston Martin membuka selubung supercar mereka di Geneva.
Supercar ini bernama Jaguar E-type.
Secara teknis, mobil ini tidak di desain secara matang dalam standar Jaguar. Jaguar saat itu terlalu fokus memenangi Le Mans (juara 5 kali) dengan C-type dan D-type, dan berharap mobil saloon mereka bisa laku terjual karena nama besar Jaguar di Le Mans - walau kenyataannya tidak. E-type tadinya di desain sebagai penerus D-type di kejuaraan Le Mans, tetapi karena kondisi ekonomi memburuk dan buruh Jaguar mogok kerja dalam jangka waktu yang lama, akhirnya proyek pengembangan E-type di hentikan



Banyak cerita unik yang terjadi dalam finishing super-cepat E-type ini, contohnya; desain suspensi belakang full-independen di desain dan di bangun hanya dalam waktu 27 hari, itupun berdasar taruhan Sir William Lyons dengan engineer suspensi Jaguar, Bob Knight. Sir Lyons taruhan $5 bahwa Bob tidak akan bisa mendesain dan membangun suspensi belakang kurang dari 1 bulan, dan pada akhirnya Bob menang..


Selain itu juga, E-type memiliki chassis monocoque space-frame (setahun lebih cepat sebelum dipakai di F1)

Mesin E-type menggunakan mesin dan gearbox legendaris juara Le Mans, Jaguar XK120, yang telah di kembangkan sedikit. Dan karena development Jaguar E-type tidak menggunakan investasi besar (mesin & gearbox XK, chassis & suspensi depan D-type), Jaguar dapat menekan harga jualnya dan menentukan harganya hanya sekitar $2981 (atau setara dengan harga new CRV pada masa sekarang), lebih murah lebih dari 50% harga supercar lain yang memiliki harga diatas $6000 (setara harga Mercedes E-class pada masa sekarang) menjadikan E-type akan jadi sangat terjangkau.
DRAMA AT GENEVA
Mobil yang awalnya direncanakan untuk di unveil di Geneva adalah E-type roadster, akan tetapi, karena Sir Lyons tidak menyukai desainnya (karena ia tidak melakukan supervisi di model roadster), maka malam hari sebelum acara seorang pegawai Jaguar diperintahkan untuk balik lagi ke pabrik Jaguar untuk mengambil model fixed head coupe E-type, dan nyetir semalaman menuju Geneva menggunakan model itu.

Dan.. Hari yang bersejarah pun tiba.. Ferrari membuka selubungnya di Geneva, memperkenalkan Superamerica 400 Superfast II Coupe Aerodinamico, hasil eksperimen Pininfarina membuat versi tame dan road legal Ferrari 250 GT. Aston Martin memperkenalkan DB4 GT Bertone Jet, versi super special edition dari Aston Martin DB4 GT yang merupakan special edition - superleggera serie - dari DB4. Keduanya mendapatkan sambutan luar biasa baik dari wartawan, penonton, pejabat dan entertainers yang datang pada waktu itu.
Aston Martin DB4 GT Zagato

Ferrari 400 SuperAmerica Coupe Aerodinamico

Akhirnya tiba saatnya Sir Lyons, yang skeptical pada saat itu, membuka selubung E-type. Hasilnya? Diluar dugaannya, semua massa langsung mengerubungi booth Jaguar.
The crowd went MAD!



Unveiling


Desain E-type berhasil memukau semua orang, yang bahkan langsung melupakan Ferrari dan Aston di hadapan mereka. E-type menggebrak dengan desain oval-fluidic yang aerodinamis, sangat berbeda dengan pakem saat itu yang bertema Pontoon dalam desain mobil. Walau begitu E-type memiliki proporsi badan yang sempurna, dan detail yang sangat luar biasa pada jamannya, baik di eksterior maupun interior. Lekukan lonjong di hood nya, aplikasi chrome yang melingkar tapi lancip, dan atap belakang yang jatuh dengan cepat tapi membentuk garis sempurna dengan wheel arch belakang. Tidak ada angle jelek dari sisi manapun pada mobil ini dari awal diluncurkan.

Enzo Ferrari yang datang pun berkata ke media tentang E-type: "..The most beautiful car ever made.."
Frank Sinatra yang berada di barisan depan penonton pada waktu itu hanya perlu waktu sedetik setelah selubung E-type di buka, dan langsung angkat tangan berkata: "I want that car! And I want it Now!"
Dari segi desain, semua kritikus berkata bahwa E-type merupakan mobil terindah yang pernah mereka lihat. Para wanita mengklaim bahwa mereka terangsang saat pertama kali melihat E-type karena bentuknya mirip dengan alat kelamin pria.



MoMA:

Bonus buat para cowok; Brigitte Bardot

Selain langsung menggebrak di bidang desain, E-type juga menorehkan sejarah fenomenal di bidang performa. Dengan kondisi mesin standarnya yang bawaan langsung XK120, 3.8L, dan gearbox manual 4-speed, esok harinya ketika melakukan road test dengan wartawan the Motor, E-type berhasil mencatatkan performa 0-100 kpj dalam waktu 7 detik dan dapat stabil di kecepatan 200 kpj, dengan kecepatan puncak pada 240 kpj. Karena hal ini, E-type sempat tercatat sebagai mobil paling cepat di dunia, walau pada kuartal kedua tahun 1961 Aston Martin DB4 GT berhasil menyamai kecepatannya, dan pada 1962 Ferrari 400 SuperAmerica Coupe Aerodinamico berhasil mengalahkan rekornya setelah dilakukan pengujian resmi.
Sir William Lyons dan E-type yang mencetak sejarah:

Tetap saja, E-type sempat menjadi kendaraan road legal tercepat di dunia, yang artinya; duduk dalam kasta yang sama dengan Carrera GT, McLaren F1, dan Bugatti Veyron; sebagai puncak engineering mobil : A Road Concorde.
So? Selain diakui menjadi mobil paling indah di dunia, cool karena dimiliki oleh semua orang terpandang, terutama McQueen, E-type juga diakui sebagai Concorde. Resep yang lengkap untuk menjadikannya mobil yang terbaik di dunia bukan?...... But wait! Bukan hanya itu saja. Satu kelebihan E-type yang terakhirlah yang merupakan klimaks mobil ini sehingga layak menjadi simbol; yaitu harganya.
$2981. Saat dimana small convertible seperti Lancia Fulvia berharga $2500 dan sedan keluarga BMW TI 1500 berharga $2200, membuat E-type menjadi sangat "accessible" untuk semua orang. Dengan batch "Supercar" yang dimiliki E-type tapi dengan harga terjangkau, mobil ini memberikan akses ke kasta elite, dan di kehidupan sosial yang masih terkotak seperti saat itu, mobil ini bisa berarti segalanya bagi sebagian orang, dan merupakan mimpi yang realistis bagi yang lainnya. E-type memberikan sesuatu yang mobil lain tidak pernah tawarkan sebelumnya, atau bahkan sesudahnya: harapan. Di dukung dengan voluntary endorsement yang dilakukan para icon (Prince Monaco, George Best, Steve McQueen, dan The Beatles - yang setiap manggung si George selalu nyetir mobil ini), kepopuleran instan merebak, dan E-type menjadi incaran utama di Eropa dan Amerika, yang bisa dibilang untuk pertama kalinya setelah perang berkepanjangan dua benua ini memiliki keinginan memiliki yang sama. Sampai ada pengamat yang mengatakan: "Jaguar E-type is a greater liberator than Che Guavara". Dan karena Jaguar berasal dari Inggris, Autocar menyebutkan bahwa ini adalah kali kedua British Empire rules the world; di bawah E-type. Inilah yang membuat mobil ini pada akhirnya menjadi mobil paling berpengaruh di dunia, karena seakan menjadi simbol persatuan. Pop Culture + E-type = Swinging Sixties.

Tahun 2011 lalu, genap 50 tahun E-type semenjak pertama di luncurkan. Buckingham menggelar pesta ulang tahun untuk mobil ini, Geneva Motor Show memberikan penghormatan khusus untuk E-type dengan memajang E-type yang pertama di test oleh wartawan di center hall acaranya, Mille Miglia Italy membuka rally dengan dipimpin E-type, Pebble Beach Concours d'Elegance di USA menempatkan C-type, D-type dan E-type sebagai star of the show, Frankfurt Motor Show memajang E-type dan, untuk pertama kalinya, konsep F-type (penerus E-type), seluruh media cetak dan online kembali menceritakan sejarah dan pencapaian mobil ini. Adakah mobil lain yang mendapatkan penghormatan yang lebih atau setara dengan Jaguar E-type? NONE.

REVIEW
Damn. 5 halaman word dan saya belum mulai review test drive nya. Mudah-mudahan masih pada betah baca tulisan saya yang makin acak adut ini.
Ok. Mobil yang saya review ini adalah E-type Series II 1968. Tipenya dalah Fixed Head Coupe, 1 dari 4855 mobil yang dibuat di seluruh dunia. Memiliki mesin yang merupakan pengembangan mesin Series I (3.8L) menjadi 4.2L straight 6 dengan tenaga 265 HP, torsi 284 Nm, dan top speed 240 kpj. Selain itu gearbox manual 4 pecepatannya sekarang memiliki fitur synchromesh, kursi yang lebih nyaman, rem cakram depan belakang yang lebih pakem.

EKSTERIOR
Pertama kali lihat mobilnya, berbalut warna Greensand Gold yang sangat sixties ane terkesiap. Wow. Berbeda dengan asumsi awal saya bahwa kecantikan mobil yang sudah berusia 52 tahun ini pudar, malah sebaliknya; mobil ini sangat cantik!

Berbeda dengan banyak mobil retro yang sudah kelihatan obsolete, desain E-type masih sangat tasteful bahkan untuk standar mobil modern. Stance yang rendah dan rata, fender flare yang terlihat natural, bahkan Chevrolet Corvette gen 1 yang parkir di sebelahnya terlihat sangat tua dan jadul. Saya baru paham, sepertinya, kenapa mobil ini sangat ground-breaking desainnya: it is all about the proportions. This car strictly follows the golden ratio.
Golden ratio, atau divine proportion, adalah hitungan desain matematika yang penuh hubungannya dengan bilangan fibonacci, dalam bahasa manusia: semua benda dan makhluk yang desainnya mengikuti rasio ini akan terlihat natural, elegant, dan timeless. Manusia adalah contoh terbaik; golden ratio kita adalah jika kita meluruskan tangan kiri dan kanan, maka panjang yang dihitung dari ujung jari terluar satu ke yang lain akan sama persis dengan tinggi badan kita. Beda sedikit saja, maka manusia akan terlihat seperti monster.
Di mobil, scientist sudah menemukan teori ini sejak lama, golden ratio nya cukup mudah; dari samping, proporsi tinggi jendela samping dibanding tinggi keseluruhan mobil adalah 1:3. Proporsi panjang bonnet dibanding panjang keseluruhan mobil adalah 1:2. That's it. Penerapan teori ini sering kepentok dengan praktikalitas, sehingga sangat jarang sekali pabrikan menerapkannya. Di masa kini, yang tetap setia dengan penerapan teori ini adalah Aston Martin, dan, as you all can see, nyaris nggak ada mobil modern yang lebih cantik dari New Aston Martin Vanquish.
Balik ke E-type.
Setelah terpana dengan desainnya yang memang timeless, saya memperhatikan detailnya. Di serie 2 lampu depan sudah tidak ada tabung kacanya, desain scoop cantik yang sering di interpretasikan sebagai penis menjadi daya tarik utama dipadu dengan kembangan badan mengikuti desain lampu depan. Velg nya masih velg jeruji bawannya dengan dop sekaligus kunci bergrafir Jaguar. Butuh palu karet ukuran sedang untuk buka kunci veg ini. Windshield melengkung menurun dramatis di samping, di padu dengan hiasan lis chrome yang senada dengan bar chrome sekeliling body terlihat serasi, menyambung dengan pintu bagasi fastback yang menjadi 1 dengan bumper belakang dan di tutup dengan logo ekslusif E-type Jaguar 4.2L yang hanya ada di varian bermesin 4.2L.



Desain cantik ini di tutup dengan fakta bahwa E-type FHC hanya memiliki 5 panel di eksteriornya: 1 body shell belakang (atap, fender belakang, bumper belakang unibody), 2 pintu samping, 1 pintu bagasi, dan 1 body shell depan (kap mesin, fender depan, bumper depan unibody). Hasilnya? Nggak ada sambungan panel yang membuat jelek desain secara keseluruhan, dan berhasil membuat panel gap terasa natural karena panel gap yang ada cuman di sekitaran moving panel saja.


INTERIOR
All black interior. Berbeda dengan serie 1, serie 2 memiliki desain dash yang simetris, flat di bagian atas. Interior terasa sangat tua, dan walaupun yang termewah pada masanya, pada masa sekarang sangat spartan. Doortrim flat, dash flat, gauges flat, kursi flat, center console flat, bahkan switches nya persis mirip saklar lampu rumah jadul. Secara desain, tidak indah, walau saya teringat new XF ketika melihat layout sekat-sekat interiornya. Walaupun begitu, semua yang tersentuh oleh tangan sudah di wrap oleh kulit kecuali panel yang ada switches nya, jadi tetep bisa dibilang lebih mewah upholstery nya ketimbang new CRV.. Uwkwkw...

Ujung tuas persneling berbentuk bola hitam yang sudah pudar. Desain ini memang jamak pada waktu itu dan dipakai nyaris di semua mobil supercar termasuk Italians. Setirnya 3 spoke besi dengan lubang-lubang seperti penggaris masa SD. Bukaan jendela masih engkol, dan bersama dengan tuas bukaan pintu, terbuat dari chrome. Dibelakang jok langsung terhampar flat deck bagasi, cukup untuk 1 large size Samsonite, walaupun saya curiga karena posisi deck nya setara dada driver, kalau ngerem mendadak itu samsonite bisa bikin rubuh jok.

Sangat susah untuk cari angle foto interiornya, mana nggak niat pas ambil foto untuk review, lebih enak menikmati E-type dengan mata kepala sendiri.. Harap dimaklumi.

TEST DRIVE
Agar menyesuaikan dengan mobilnya, sengaja saya menggunakan apparel berbau british. Black English cut suit, black leather driving gloves, black bow tie, black shoes, Ray-Bans. Bahkan pakai extra L'Oreal hair gel agar dapat di sisir klimis. Setelah siap, saya keluar ruang ganti langsung menuju mobilnya.
Well, kalau masih ingat gimana feeling saya sebelum coba Mazda MX-5, perasaan nervous yang sama muncul, hanya 100x lipat lebih besar.

MX-5 yang saya coba, gimana pun indah bahasanya, tetep cuma merupakan keturunan dari the original MX-5 yang udah banyak kompromi karena safety standard. But this though... This is the real deal. This is genesis.
Mobil legendaris, arguably the most important car in the world, 52 years old, and the key is in my hand. This IS the hero of the car world. This thing rewrites history; Pininfarina learned how to design modern car based on this, Ferrari belajar bikin mesin dan transmisi lebih kenceng, Porsche mencontoh E-type untuk handling 911, dan Aston Martin belajar luxury trimming dari E-type.. Dan sekarang saya sedang berdiri di depannya, memegang kuncinya, dan mobil siap diajak jalan. Penuh ekspektasi dan takut dikecewakan oleh sejarahnya yang gemerlap. Kabayang nervous-nya?

Masuk ke dalam kabinnya, pintunya sangat kecil dan bukaannya tidak lebar. Setir besar dan dekat dengan jok, ditambah space sangat kecil untuk bergerak membuat masuk ke dalam kabin saja membutuhkan usaha besar, disarankan stretching terlebih dahulu - Zumba dance lebih bagus- kalau ga mau encok.
Kuncinya, yang lebih mirip kunci kostan, saya masukan, pencet starter button. Ignition.
Bruumm... *rattle, rattle...
4.2L straight six, est. 260 HP, dengan sumber tenaga dari 3 buah SU HD8 carburettors dipadu 4-speed manual gearbox dan real-wheel drive. Here we go.
*clank
Koplingnya berat, butuh sedikit hati-hati waktu menyesuaikan dengan gas nya sebelum cutoff. Setelah berhasil, pelan-pelan saya tuntun keluar garasi, dan menuju komplek yang lengang.
Wow.

52 tahun, but still properly fast by today's standard! 0-100 terasa mirip dengan kecepatan Mazda6, tapi mesinnya begitu effortless. Di jalan lurus torsi mobil rata naik dan kuat sampai diatas 4000 rpm.. Sangat baik untuk mobil tua.. Yang jelas terasa lebih cepat dari Honda CRV modern..
*kebayang gimana kencengnya buat orang-orang pada zamannya*

Banyak reviewer luar yang saat review supercar manual mengatakan bahwa sensasi mengganti gigi seperti kokang senapan. Saya nggak pernah paham rasanya. Hingga sekarang. Selain koplingnya yang berat, mengganti giginya juga membutuhkan tenaga, dan begitu tangan mendorong gear lever menuju tingkat berikutnya, di ujung jari terasa mekanikal persneling berpindah seirama, pun bunyinya terdengar. Terdengar seperti -dan sekeren- mengganti peluru rifle di film Behind Enemy Lines.
Suspensi belakang independen dan rem-nya memberikan sensasi aneh saat menyetir mobil ini. Rem nya, walaupun sudah disc brake, seperti terbuat dari seng: lembek. Dan suspensi belakangnya mengayun saat menikung, membuat mobil condong ke belakang dan terombang-ambing, dipadu dengan kursi mantul dan flat, driver bisa sliding kesana kemari. Selain itu masalah lain ada di bobot setirnya, setirnya begitu berat pada kecepatan rendah. Untuk mengoperasikannya pada kondisi stop and go membutuhkan otot seperti Vin Diesel kalau ga mau cepet pegel.
Tapi sedikit bangga bahwa untuk mobil 50 tahunan, masih terhitung awet karena mekanikalnya masih jalan.. Kecuali AC.. Dan tape.. Dan meteran jarak.. Dan wiper.. Dan washer.. Dan gauge temperatur.. Dan oli.. Dan speedometer yang jarumnya naik turun kayak telunjuk orang tahiyat akhir saat shalat... Diluar itu, semuanya bekerja dengan sangat-sangat baik... Kecuali rem belakangnya.....
....
So far so bad then?... Well... Yes. But wait!
Setelah menemukan jalanan kosong dan mencoba menyesuaikan diri dengan nature mobil ini, disinilah terasa kenikmatannya. Setirnya memberikan feedback sangat berlimpah, bukan hanya bergetar biasa, tetapi sangat komunikatif. Jika pada MX-5 saya katakan kalau dari setirnya kita bisa tau seberapa dalam lubang di jalanan, di E-type kita sampai bisa tau berapa dana yang di korupsi saat bikin jalan yang kita lewati. Segitu komunikatifnya.
Posisi duduk, gear lever, pedal sejajar, dan visibilitas yang sangat baik membuat mengemudikan mobil ini terasa natural, seakan mobil ini adalah perpanjangan dari badan kita. Synchromesh gear nya bisa menyesuaikan rev engine saat turun gear, membuat tidak kehilangan momen sedikitpun saat melakukan manuver. Setirnya pun menjadi jauh lebih ringan saat sedikit melaju. This car does feel a bit understeer and rolls-about, but, it is a huge FUN!
But those are not it main advantages. Not even close.
The main feature of the car is: the sound.

It dominates the driving.. It dominates the experience.. It dominates the... Well.. Pretty much everything, really.
The exhaust sound is b-e-a-utiful!.. Saat idle ada exhaust burble yang garang, saat revving exhaust-nya mengaum garang dan garing, setiap ganti gigi tone burble nya makin garing, dan saat deselerasi frekuensi burble nya makin cepat dan makin ringan tapi sedikit ada backfire. Wow.. Wow.. Wow.. It is spine tingling!! Tone suara paling mirip yang pernah saya dengar adalah di F-type tipe V6 S, but better.
Dan belum lagi suara dari kap mesin. 3 SU karburatornya menghasilkan suara hissing yang khas saat menghisap udara dan bensin kedalam mesin saat revving, dan closing saat lepas gas.
Cssshhh.. *klek.. Csssshhhh... *klek....
Bayangkan suara karbu berpadu dengan exhaustnya... Mengendarai mobil ini terasa seperti sedang mendengar orkestra mekanik yang analog, khusus dimainkan untuk kita. Seperti yang saya bilang sebelumnya, it really dominates everything.
What a day.. What a car.. What a sound.. What an Experience!
...
Menutup kencan dengan mobil ini, saya berhenti di kawasan tempat nongkrong Jakarta yang banyak bule untuk beli lunch buat kru yang ikut acara saya hari itu. Saya parkirkan mobil di depan sebuah restoran, dan ketika balik dari ke mobil ada secarik tissue yang nempel di gagang pintu dengan tulisan merah...

Tertera nama wanita, nomer handphone (cencored), dan kisses... Dari namanya, kemungkinan besar orang barat, dan untuk kaliber wanita tertarik/tau mobil ini mobil apa, pada kondisi normal pasti saya juga tertarik untuk tau siapa dia.. Dan entahlah apa yang akan terjadi berikutnya..
But not for today. I don't even think about other woman. I don't want to get any interference while I'm on a date with her, the E-type. She completely wins my heart.
KESIMPULAN
9 halaman word, 8 jari senglek, 7% sisa batre, 6 biskuit oreo, 5 halaman wikipedia, 4 jam ngetik, 3 teh kotak, 2 kali istirahat, 1 review. It is worthed.
Best. Car. Ever.
Stig Score
15 out of 10.
PRICE
$2981 pada 1961.
Rp. 1-2 Milyar saat ini untuk import dari UK/US untuk versi standar.
SUCCESSOR
Jaguar F-type.
