
Mohon maaf sebelumnya jika fotonya nggak banyak dan nggak bagus, karena saat in-depth tiba-tiba hujan deras...


Volkswagen Touran 1.4 TSI DSG
Touran merupakan tipe yang mewakili VW berperang di kelas compact MPV. Kelas yang pada awalnya merupakan pasar niche, dengan pelopornya adalah Renault Scenic di 1996. Tentunya, kendaraan seperti ini peminat utamanya adalah orang Eropa. Diluar dugaan, ternyata Scenic banyak peminatnya, dan penjualan membludak sehingga menarik produsen lain untuk membuat pesaing Scenic. Opel Zafira, Mazda Premacy, Toyota Gaia, Citroen Berlingo, dan Vauxhall Meriva menyusul berikutnya. So, in terms of innovation, VW ketinggalan di belakang.

However, meskipun terlambat, VW berniat untuk memunculkan Touran ke permukaan catatan sejarah small MPV, oleh karena itu VW mencangkokkan banyak teknologi ke dalam MPV ini yang merupakan "World's First" terutama untuk kelasnya, diantaranya adalah:
1. Touran merupakan MPV pertama yang menggunakan teknologi electro-mechanical steering (speed-sensitive EPS)
2. MPV pertama yang menggunakan mesin dual charger, super + turbo, TSI
3. MPV pertama yang menggunakan mesin 2.0 L diesel modern VW (TDI)
4. MPV pertama yang menggunakan 7-speed DSG gearbox
5. MPV pertama yang memiliki teknologi Park Assist (downgrade untuk versi Indonesia)
6. MPV yang memiliki konfigurasi tempat duduk paling fleksibel di dunia.
Interesting isn't it? Berarti hal ini membuat VW Touran sebagai small MPV terbaik di dunia dong?
Nope, it isn't.
But.... Why?
Nanti akan saya jelaskan di dalam review. Mobil yang akan saya review kali ini adalah VW Touran 1.4 TSI DSG, yang merupakan generasi kedua dari Touran. Pertama kali keluar di 2010, dan masih bertahan sampai sekarang. Di develop dalam chassis dan spek yang sama dengan Golf TSI MkVI.
Note: Beware of many criticisms, if you are an owner of Touran, and you don't want to regretting your choice in selecting this thing, then Stop Reading at This Point.
Eksterior



First mistake.
VW seharusnya memiliki keunggulan diantara yang lain, karena Touran keluar paling belakang ketimbang rivalnya. Dan yang terjadi, terjadilah; Touran menjadi small MPV dengan desain paling boring yang ada di kelasnya.

Saya nggak habis pikir, what were they thinking of?...

Jelas-jelas appeal dari small MPV adalah desainnya yang lebih agresif ketimbang big MPV, apalagi ditambah dengan performa dan nimble-ness yang dimiliki oleh Touran, design eksteriornya menjadi nggak masuk akal. Ford yang udah mengeluarkan produk sebelum Touran sukses dengan Kinetic design di B-Max, begitu juga dengan Citroen yang artistik dengan C3 dan C4. New Touran tidak terlihat modern sama sekali, meskipun fascia-nya merupakan fascia baru VW dari Golf MkVI, secara overall proportion malah terlihat mirip dengan Scenic tahun 1996, atau Opel Zafira. I'm not a fan of its design, it's too bland. Even KIA new Carens looks better than this..

But maybe they did this on purpose? Maybe Touran offers more access to practicality than its rivals? More flexible for example?
No. Bukan cuma bland, tapi juga kalah inovatif dari pesaingnya. Mazda5 dari lama sudah memiliki sliding doors. Touran bahkan bukaan pintunya termasuk kecil untuk ukuran mobil keluarga, bahkan Kia Carens baru memiliki akses yang lebih baik ke dalam kabin ketimbang Touran.
I'm sorry VW, but your beautiful HID and rear LED is just not enough to appeal me.

Interior
Disinilah bagian terbaik dari mobil ini. Disinilah engineer VW memusatkan seluruh kemampuannya saat mengembangkan Touran.


In your average MPV, such as Mazda8 atau R3 gadungan, konfigurasi tempat duduk paling mentok ada 5 (contoh : captain seat yang bisa di slide kiri kanan, 3rd row yang bisa dilipat rata lantai). Di Touran, kita bisa mendapatkan 39 konfigurasi berbeda.
Touran ini memiliki setting kursi untuk 7 orang : 2 di depan, 3 di tengah dan 2 dibelakang. Dan masing-masing kursi tengahnya merupakan single seats, bukan bench-type. Yang artinya masing-masing kursi ditengah punya rel sendiri, bisa recline per kursi. Bukan hanya sampai disitu, setiap kursi di row 2 bisa di putar menghadap ke belakang, bisa juga di copot dari rel nya, dan juga bisa slide kiri kanan jika salah satu kursinya di copot. Hal ini membuat seakan option yang di dapatkan di dalam mobil ini limitless.. Dan fleksibilitas adalah hal yang sangat-sangat penting bagi sebuah mobil keluarga.




Kursi baris terakhir tidak kalah fleksibel, meskipun tidak bisa di copot, tetapi dapat dilipat rata lantai. Storage space pun terbilang sangat banyak untuk mobil eropa, bahkan menyaingi rival jepangnya. Cupholder ada di setiap pintu ditambah 2 di glovebox tengah, ada laci cukup besar (cukup untuk menyimpan 2 pasang flatshoes cewek) di lantai tiap kursi (total 7 laci), glovebox extra besar di penumpang depan, diatas dashboard, dan extra tambahan 2 di plafon + 1 tempat kacamata.
Build quality is Superb. Salah satu fabrik terbaik di industri otomotif digunakan sebagai pelapis jok disini, bahkan lebih baik dari fabriknya F30. VW nggak pernah mengecewakan dalam detail seperti ini. Kursi terasa solid dan robust. Panel gap is zero, bahkan shiny plastics nya terlihat mewah dengan finishing piano black. Meter cluster dan infotainment dials semuanya bisa terbaca dengan jelas.



So, the interior is perfect then?
Almost. Except for 2 very crucial things..
1. Acommodation space. Walaupun mereka memiliki banyak storage space, tetapi justru ruangan untuk duduk di row 2 dan 3 kurang besar, sedangkan di row 1 cukup pas-pasan. Shoulder room sangat menyedihkan, karena kursinya walaupun singles ukurannya kecil-kecil, legroom agar di row 3 bisa diisi manusia normal, maka row 2 harus agak sempit ruang kakinya, dan posisi duduknya yang tinggi akan membuat overall kabin terkesan sempit walaupun sebenarnya headroom di Touran lebih besar dari Carens. This condition does not comply to almost all of Indonesian people preferences.


2. Aesthetique. Walaupun semuanya terbuat dari material terbaik, dan detailing yang superb, desainnya sangat old-school, konvensional, dan abu-abu. Naik mobil ini terkesan naik mobil yang telah berumur lebih dari 10 tahun. Satu-satunya desain yang saya suka dari interiornya hanya setirnya saja, selebihnya.. Gimana ya... Kerasa impoten di dalam mobil ini, gak ada semangat hidup blas.. Bingung juga sebenernya, VW punya Bugatti, punya Bentley, punya Lamborghini, Porsche, SEAT yang semuanya sangat memiliki kompetensi dalam desain interior bisa membuat Touran se-tasteless ini.




Test Drive
Saya buka pintunya dan naiki mobil ini. Hal yang seketika kerasa adalah solidnya kualitas fabrik jok mobil ini, feeling yang sama di dapatkan di Golf. Kedua, genggaman setir sangat nyaman sekali, besar lingkarnya pun pas. Ok, good feeling.

Starter mobilnya sambil buka kaca jendela, hissing turbo canggih terdengar saat memainkan rpm dalam gigi netral, membuat lupa lagi berada di MPV.. Keingetnya lagi di Golf melulu.. Sedikit nengok ke kiri, dan melihat ruang penumpang serba abu-abu, seketika kerasa mau menopause.. Akhirnya saya palingkan kepala kedepan kemudi sambil kembali memainkan rpm dan berjanji tidak akan berpaling lagi melihat ke sisi penumpang.....


Bicara spek, mobil ini memiliki mesin 1.4 L TSI bertenaga 138 hp dan torsi 220 Nm pada rpm 2250 setelah disesuaikan dengan standar EURO 2 agar bisa minum petrol Indonesia, ditemani dengan gearbox dual clutch canggih 7-speed DSG tiptronic nya VW. Mobil ini sangat kencang, akan tetapi tetep masih kalah ketimbang New Carens yang memiliki 157 hp dan 265 Nm. Hooaahmm.......
Walau tadinya saya ingin memasukkan kekalahan ini sebagai suatu kekurangan Touran, tapi karena bosen ngejelekin ini mobil, saya coba lihat sisi baiknya; dengan spek ini saja, Touran memiliki top speed 195 kpj dan bisa akselerasi 0-100 kpj dalam waktu 9,8 detik.. That is more than enough untuk sebuah MPV, malah terlalu berlebih.
Back to test drive, ane segera masukkan gigi ke D dan injak pedal gas perlahan berekspektasi akan mendapatkan loncatan tenaga seperti Golf TSI. Eh, ternyata tidak.. Performanya di setting lebih tame dan civilized. Kurva torsi yang linear dari bawah sampai atas memberikan sensasi nyaman, tetapi juga mobil terasa berakselerasi dengan kencang untuk ukuran MPV. I like it.


Mesinnya walaupun hanya 1400cc tidak pernah terasa under-powered, gearbox nya dalam mode automatic bekerja dengan sangat cerdas melakukan upshift dan downshift, bahkan kinerjanya lebih cekatan ketimbang Golf TSI MkVI saat pertama kali keluar. Mesin dan gearbox nya terasa sangat refined.. Saya lebih suka kerjasama keduanya ketimbang saat mengendarai F30 dengan gearbox 8-speed yang suka bingung oper gigi otomatis pada kecepatan rendah. Dan di Touran, baik di saat mobil jalan atau idle, nyaris tidak ada suara mesin yang masuk ke kabin, yang terdengar hanya gesekan ban ke aspal. Very refined. I like it.

Setelah jalan agak lama, dan mulai merasa ngantuk, saya putuskan untuk test handling mobil ini. Mengendarai mobil ini cukup unik, karena saya merasakan posisi duduknya, meskipun tidak terlalu sempurna, tetapi memberikan sensasi bahwa kita dapat mengusai mobil ini sepenuhnya.


Selain itu, ban Continental, suspensi independen depan dan multi-link belakang, kontrol traksi canggih, dipadu dengan chassis yang sangat bagus membuat mobil ini memiliki banyak feedback untuk driver. Manuver adalah hal yang sangat menyenangkan di dalam mobil ini, dan menurut ane, disinilah kelebihan utama Touran yang pertama setelah kemudian gearbox dan mesinnya.

Tergiur dengan handling nya yang bisa dibilang sempurna untuk ukuran MPV, saya mencoba sport mode nya. Ekspektasi awalnya adalah palingan hanya perbedaan minim saat akselerasi, lagi-lagi Touran mengagetkan saya, karena mobil ini berubah karakternya 180 derajat di mode S. No more linear torque curve, dari awal bejek mobil ini langsung akselerasi secepat mungkin menuju puncak torsi! Dipadu dengan gearbox nya yang sekarang baru upshift setelah mendekati rata-rata 4000 rpm di setiap gigi, this car feels crazily fast!



Setirnya.. Hmm.. Setirnya pun mengalami perubahan walaupun sedikit.. Menjadi lebih berat dan feedback nya semakin banyak. Body control pun tetap sempurna, karena terasa TSC menjaga kendali tetap optimal selain pantulan suspensi juga terasa lebih keras. Disini terasa bahwa rem mobil ini pun memiliki performa yang bagus, karena di kecepatan berapapun mau berhenti, rem selalu responsif. High speed cornering, mobil ini mengalami understeer yang cukup besar, akan tetapi grip yang disediakan oleh ban Continental bawaannya melebihi performa yang dibutuhkan mobil ini. Amazing performance for a small MPV. I like it!



But, as a passenger, this car isn't so special.
Walaupun pengendarannya senyap, dan kualitas kabin tinggi, rebound yang minim membuat mobil ini harsh saat melewati jalan rusak atau polisi tidur.


Dan untuk bisa duduk nyaman di kursi belakang, anda sangat direkomendasikan agar tidak memiliki kaki.
Extra Notes:
1. Mobil ini memiliki Hill Hold Control yang sangat terasa berguna saat macet di tanjakan curam.
2. Mobil ini juga memiliki 6 airbags, ABS, EBD, HBA, TCS, ESP, EDL, DE lights. Obsessed with safety.
3. 2 folding table di row kedua sangat berguna untuk extra cup holder atau bahkan menaruh makanan.

4. System audio dengan 8 speaker nya memiliki suara yang bagus setara Bose di Mazda6.
5. Memiliki 3 kursi ISOFIX child seat mounting, terbanyak di kelasnya.
Conclusion
Perfect in every single things except for what a family really needs. But if your family is "different", and you want a good, sporty-feel MPV, you can buy.... err.... New KIA Carens.
Price : 429 juta
Direct Competitor (in Indonesia) : None
Price Range : Mazda8, Honda Odyssey
Size-wise : KIA Carens, Ertiga
Stig Score : 5/10
