
Perkenankan nubitol lontong paling sotoy seantero SM ini untuk meripiu mobil lagi...
Kali ini sebuah mobil dari spesies fastback yang entah artinya apa...
==============
Bulan Agustus 2012, saat lagi bersantai di hari Minggu...
Tiba2 seorang teman menelepon, ayo ketemuan di Supermall, kita jalan2 sore... Ane meluncur ke sana...
Setelah sempat jadi pesuruh doi yang tiba2 memesan Caramel Frapucinno atau something, ane menunggu di teras kafe tersebut dan terdengar deruman khas mesin buas...

Oh my!

Kaliper rem berwarna merah menegaskan ini bukan mobil entry level!
Sebuah Porsche Panamera Turbo 2010 berhenti di depan ane, dan ada sapaan halus "Come on in!"
Tanpa banyak tanya, ane segera masuk ke mobil gahar ini dan ganteng-o-meter melejit hingga bintang ke tujuh...

*sekali lagi, maaf, atas kekurangan poto di mobil ini... pure driving no review saat itu...*
===============
Eksterior
Panamera, proyek pertama Porsche untuk menciptakan sedan sport 4 pintu liftback... yang ternyata malah membuat kategori baru yang disebut fastback...
Tampilan depan gahar, terlihat sekali DNA desain Porsche yang kental. Muncung panjang menyiratkan mesin super haus tapi bertenaga nongkrong di dalamnya. Hanya saja, terlihat gemuk akibat kap mesin yang agak terlalu curam ke depan dan bahu yang kekar...
Dari samping, mobil ini terlihat panjang dan kekar berkat lebar 1,9m dan panjang 5m nya... hanya saja, pillar C yang landai membuat semacam punuk di rear end nya... tetap gemuk.
Sisi bokong... tidak menarik sama sekali... terlalu membulat dan usaha membuat mobil terlihat lebar dan ceper dengan desain lampu mirip Boxster pun kurang mengena... tetap terlihat gemuk.

Untungnya, twin tail pipes, dan lambang Porsche menyelamatkan penampilan mobil ini...
Panamera terselamatkan trah Porsche... meski tetap terlihat gemuk...

================
Interior
A perfect blend of luxury, meticulous handcrafting, and sporty feel.

Versi yang ane setir ini, kebetulan memiliki warna interior berwarna hitam.

Dashboard dilapis kulit halus dengan jahitan berwarna merah maroon yang sangat halus dan mendetail.
Instrument cluster standar Porsche dengan 5 lingkaran yang akan menampilkan banyak sekali informasi mengenai mobil... canggih tapi tidak membuat perhatian ke jalan terganggu.
Setir standar multifunction Porsche dibalut kulit halus dan terdapat tombol Aluminium untuk perpindahan gear secara manual.
Dash dan console tengah... begitu ramai dengan tombol... Sebuah HU Bose segede gaban bertengger dengan gagah di tengah dashboard. Console tengah pun lebih menarik lagi. Sebuah tuas transmisi berlapis kulit dengan krom di bawah bertuliskan PDK - Porsche Doppelkupplung atau Porsche Dual Coupling..., di kelilingi oleh tombol2 yang berjejer rapi untuk mengatur suhu, suspensi, TCM, ESP, Sport mode, dll... Aksen kayu berwarna hitam mengkilap piano finish menambah nuansa mewah mobil 4 pintu ini.
Di tengah dashboard atas, terdapat sebuah jam analog dan ane sempat berpikir "SPORT CHRONO Package detected..." Ternyata tidak dipasang... mahal kata empunya mobil...

Kursi depan sudah elektris dan balut kulit halus dengan stitch/jahitan yang sama dengan dashboard. Bahkan hingga ke trim pintu, kualitas jahitan tetap konsisten sempurna...
Kursi belakang hanya cukup untuk dua orang dan dengan leg room sempit meski wheelbase sudah sepanjang 2,92m. Console tengah di belakang juga memiliki tombol2 untuk mengatur suhu dan mode AC, hingga audio.
Bagasi belakang luas, tetapi akses nya cukup sulit akibat desain pintu liftback dan garis bumper yang tinggi.
Secara keseluruhan, interior Panamera menjanjikan kenyamanan dan kemewahan bagi seantero penumpang. Pun dengan pilihan warna dan bahan yang dapat di custom secara individual untuk pembeli2 yang ingin tampil beda.
======================
Under the cup!
Sebuah mesin V8 4800cc Twin turbo dengan 500hp dan 700nm bertanggung jawab atas suara gahar dari twin tail pipesnya. Dengan bobot mobil 2,500 kg dan drivetrain AWD, tenaga mesin yang dibutuhkan memang harus sebesar itu, sekaligus untuk memberi kesan bagi para nonik.

Masing2 turbocharger bertanggung jawab atas 4 silinder di kanan/kiri mesin yang sempat membuat owner nya histeris saat ganti oli...

======================
Driving Impression
Ane mencoba duduk di kursi belakang. Akses keluar masuk agak terbatas dan agak sulit.
Leg room sempit, head room lebih baik dari W218 63 AMG 2012, dan shoulder room lega yang wajar, mengingat lebar mobil nyaris dua meter.
Posisi duduk nyaman, dengan kursi yang menopang punggung dan paha secara penuh. Ane suka dengan kursi nya, tidak dengan leg room nya.
Console tengah mudah dioperasikan dengan indikator AC digital 4 zone.
Kekedapan kabin sangat baik, dan suspensi cukup stiff meski sudah menganut Adaptive Air Suspension dan PASM (Porsche Active Suspension Management). Karakter bantingan mirip seperti Lexus RX...
Sound system BOSE dengan 14 speaker dan 1 active subwoofer memanjakan telinga, detail music instrument yang diputar HU benar2 mantab. Dapat di upgrade ke Burmester dengan biaya yang tidak sedikit. Dengar2 bisa seharga Ipah V Diesel.

Overall, sempit!
Begitu pindah ke depan... lain cerita nya...
Posisi duduk baik, sama dengan W218, nyaman. Dan sama rendahnya.

Grip setir cukup pas dan cukup ringan, meskipun EPS, tetapi akurat dan tidak memberikan sensasi hambar... Rasio setir akan berubah seiring dengan bertambahnya kecepatan dan manuver mobil tanpa mengurangi feedback... mantab!
Ane tekan tombol di tengah knob PDK dan mengarahkan ke posisi D. Transmisi engaged dan mobil menggelinding dengan halus. Akselerasi lembut dapat akomodasi dengan baik oleh gearboxnya. Perpindahan cukup halus.
Untuk hard acceleration, transmisi sanggup mempertahankan gear optimal hingga redline... oh, tentu saja, mesin akan membangunkan 500 ekor kuda yang sanggup membenamkan badan ke kursi. Ane berteriak "yeeha", yang punya mobil pucat...
Berkat AWD dan seabreg komputer di mobil, handling sangat baik. Cornering di kecepatan tinggi pun sangat mudah. Sayangnya, terkadang gearbox bingung saat keluar dari tikungan. Begitu pedal gas di injak, ada jeda waktu 2 detik sebelum transmisi memilih gear.
Suspensi stiff nya sangat membantu kestabilan mobil dalam meliuk2..., tetapi menyiksa saat bertemu speed bump... rattling cukup terdengar dari kompartemen belakang.
Akhirnya, ane kembali ke Supermall, parkir tepat di depan lobby yang tentu saja, dengan ganteng-o-meter setinggi atap Supermall, beberapa nonik melirik...



Ahhh... What a car...
====================
Verdict
Porsche Panamera Turbo...
Usaha pertama dari pabrikan Porsche untuk membuat sedan 4 pintu. Bentuknya yang agak nyeleneh/aneh memang bukan selera semua orang. Either you hate it, or you hate it even more. Tetapi, bukan bentuk lah yang sanggup membuat para nonik menoleh... lambang Porsche dan deruman mesin gahar menegaskan road presence fastback ini... no play-play tentu saja...

Bahkan saat bersebelahan dengan W218 63 AMG, Porsche Panamera Turbo akan menjadi pusat perhatian.
Pro:

- Porsche, PDK, mesin buas, suara knalpot gahar, AWD... waktunya melesat bagai roket... in style tentu saja dengan road presence kelas dewa.
- Interior yang sangat familiar, ane lgs tau posisi semua tombol. Pun dibalut kemewahan yang sporty.... atau kalau mau, bisa dibuat elegan dengan pilihan warna lembut selain hitam dan merah.
- Posisi duduk menyetir yang baik dan feedback setir yang sangat natural
- BOSE Surround Sound System, dan segudang gimmick computer...
- Harga janda nya menggiurkan...
Cons:

- Bentuk jelek
- Akses kabin belakang, legroom sempit, dan akses bagasi agak sulit
- Suspensi stiff, cukup menyiksa bagi penumpang belakang saat menggila di jalan. Tapi menyenangkan bagi driver
- Terkadang, respon PDK agak lemot.
- Option2 Porsche..., sangat mencekik! EUR 500 untuk mengecat velg jadi hitam, EUR 1500 untuk mengecat velg jadi hitam doff..., EUR 2000 untuk contrast stictching berwarna merah menyala atau kuning, EUR 10000 untuk rem keramik, belum lagi tambahan CHRONO SPORT, PDCC, dan segudang option yang bikin memble. Di Porsche, bukan mobil yang dibeli, tapi option nya.
Porsche yang ane TD benar2... "kosong melompong" untuk standar Porsche.
====================
Sempat terjadi duel Panamera vs W218 63 AMG yang kebetulan kedua pemiliknya memiliki tingkat kegilaan yang sama. Hanya saja, yg punya W218 ga gaptek dan mantan instruktur balap di Australia.
Tanpa tombol "Press here for HELL!" di W218 + Brabus Perf Package dan sang pemilik W218 sedang berbaik hati untuk menyenangkan sang pemilik Panamera yang masih berbulan madu, Panamera sanggup meninggalkan W218 sejauh... setengah mobil.


^^^
Hell, it's about time...

Dengar2, Panamera malang tersebut sudah di upgrade sistem dan tampilan nya. Eksterior menggunakan RUFF, dan sekarang mesin nya sudah memiliki 190 kuda tambahan dan ekstra 200 nm.
Tetap saja sang W218 punya 80 kuda lebih banyak, 350nm lebih sadis di ban belakang... dan skillzzzz...
