Perkenankan nubitol sotoy paling lontong se SM untuk meripiu mobil, yang kali ini adalah mobil lawas...

Kali ini kembali ke ranah Fasisme...
=========================
Sesuai dengan jadwal kerjaan, hari ini ane melipir ke Sby Barat untuk berangkat bersama2 teman2 desainer ke Tuban...
Ane sudah menduga bakalan dijemput pake mobil Jepun..., Ipah? Habanjah? Fortie? Kemri?

Begitu keluar lobby apartment... oh my cat...
Sebuah Sonderklasse W220 S280 2002... I'm in heaven...



*maaf, ane lupa poto2, gegara terlalu excited dengan mobil panjang ini..., jadi ane subtitusi dengan poto dari internet...*

=========================
Eksterior
W220, salah satu mobil kesukaan ane... Entah mengapa bentuknya sangat klasik dan timeless... Bahkan W221 pun masih kurang elegan.
Muncung panjang dan headlamp besar... pun, grille dengan three-pointed-star menunjukkan kasta mobil Jerman yang lain dari pada yang lain...
Sonderklasse atawa "Special class" atawa lebih tepatnya "a specially outfitted car"

Dengan panjang 5 meter lebih dan wheelbase 2.9+ meter, mobil ini benar2 besar... Terlihat sekali proporsi dari samping nya yang benar2 elegan...
Ukuran velg yang cukup kecil... *ane lupa liat ukurannya* dan ban profil tebal *lupa liat ukuran ban* dan merek nya... unnng... anuuu... Turanza something, sepertinya memberikan nilai tambah di kenyamanan...

Bokong panjang menjanjikan boot space atau ruang bagasi segede gaban... cucok untuk para bos menyimpan tas golf nya, atau para istri bos menyimpan belanjaannya, atau para anak bos menyimpan para nonik, atau para mafia menyimpan mayat...

Sayangnya, twin tail pipes yang absen terlihat di bokong membuat karisma W220 agak kurang mantab.
============================
Under the cup!
Sebuah mesin M112 2800cc V6 dengan 194hp dan 270nm saat masih baru menjadi penggerak sedan berbobot 1.7 ton lebih ini. Untungnya, mesin tersebut dipadukan dengan transmisi 5 AT dan penggerak RWD...
Setelah 11 tahun, entah berapa ekor kuda yang ngibrit dari mesin tersebut...

============================
Interior
Standar Mercedes lawas, tentu saja dengan softpad, woodtrim, dan kulit berkualitas yang bertebaran di mana2... *satu2 nya poto dari kamera ponsel ane... sebelum batere mampus...*

Setir dengan tombol2 multifungsi diberi aksen kayu berwarna coklat muda sewarna trim di dashboard dan pintu... cantik...

Kursi berwarna cerah menambah aksen lapang dari mobil dengan kabin super lega ini...
Legroom baris kedua pun benar2 luas... dan terdapat tombol di pintu untuk mengatur posisi kursi baris pertama... hmmm... benar2 mobil untuk para bos, para hamba hina dina di baris depan bisa di siksa apabila posisi duduk mereka terlalu santai...
Instrument cluster yang jelas dan terbaca dengan mudah. Dengan MID segede gaban di tengah bawah instrument. Masih menggunakan layar LCD dot matrix, tapi jauh lebih baik dari pada ga ada MID sama sekali...

=============================
Me as boss...
Saat perjalanan ke Tuban, ane duduk di kursi belakang...
Lega sekali... jok empuk dan nyaman dengan kulit berkualitas tinggi... Hmmm... sangat menyenangkan.
Kekedapan kabin mobil berumur 11 tahun ini mencengangkan. Satu tingkat diatas Kapal Induk ane... *waktunya tambah peredam...*

Suspensi lembut, tentu saja atas bantuan Airmatic Pneumatic Suspension dengan Adaptive Damping System...
O iya, berhubung ini versi lawas, pintu masih belum dilengkapi mekanisme vakum untuk menutup... Jadi ane bebas membanting pintu. Satu yang ane perhatikan, ada pelapis karet di bawah pintu untuk berjaga2 apabila pintu tergesek trotoar saat membuka atau menutup. Nice little touch...

Kesejukan kabin belakang terjaga dengan baik berkat outlet AC di Console tengah dan pillar B.
Masuk ke tol Sby Barat dan berangkat ke Tuban... Suara ban tidak terlalu terdengar, sayup2, meski mobil melaju 120+kpj tetapi serasa 60kpj... Dan seperti yang ane duga, kombinasi Airmatic dan ban profil tebal memberikan sensasi dingin2 empuk yang menyenangkan. Body roll tidak terasa saat manuver menyalip truk dan saat hard braking, tidak melempar seisi kabin ke kaca depan...
Benar2 kabin untuk para maharaja... seandai nya diberi footrest, fitur pijat, dan nonik untuk memijat... Tenang saja, ada electric shade di belakang yang berfungsi dengan sangat baik apabila perbuatan di dalam mobil ingin disembunyikan.



=============================
Me as driver...
Setelah sukses membuat ane masuk angin dengan berdiri 30 menit di lokasi bakal calon proyek di pinggir laut..., waktunya pulang ke Sby.
Eh, kunci diberikan ke ane dengan pesan "ente kan suka nyetir, dah, hajar nih mobil..."
Oh my... kesempatan yang tidak ane sia2kan...

Setelah membuka pintu, ane masukkan kunci ke dalam slot nya, melihat seluruh instrument cluster berpendar dan menstarter mesin...
Mesin M112 E28 menderum halus. Terlalu halus bahkan...
Lepas parking brake dengan tuas di kanan dashboard, transmisi engage ke R untuk mundur... sepertinya tidak ada fitur sensor parking dan rear camera... hmmm... ini mobil sepanjang 5 meter..., ga lucu kalau pakai sensor bumper dan voice assist dari tukang parkir.

Setir cukup besar dengan grip nyaman dan ringan. Untungnya masih menganut Hidraulic... oh yeah... ane suka yang berbau cairan...
Posisikan transmisi ke D dan ane merasakan torsi dialirkan secara lembut ke gardan di belakang... injak pedal gas... errr... rpm ga naik. Injak lebih dalam dan mesin menderum... benar2 mobil untuk nyetir ala aristokrat...
Perpindahan transmisi lembut, shifting terjadi di rpm 2000an untuk gaya menyetir santai dan sebagian besar torsi tersedia di rpm 2500.
Handling tidak terasa seperti kapal. Memang mobil ini panjang tapi cukup lincah. Ane suka dengan handling secara keseluruhan dengan suspensi adaptif yang lembut. Dan rem juga baik, sangat baik bahkan. Seperti rem kapal ane, rem dengan lembut akan mengurangi kecepatan mobil saat diinjak halus dan semakin dalam pedal diinjak, kekuatan rem akan bertambah secara proposional, tidak terlalu berlebihan.
Cruise control dan speed limiter masih berfungsi dengan baik, mengurangi beban di kaki kanan... di kecepatan 120+ kpj, kekedapan kabin depan sangat terjaga dengan baik, suara angin dan gemuruh ban hanya sayup2...
Oh, fitur blinker di tuas sein juga ada... hmmm... jadi iri...

Berhubung ane nyetir dengan empu nya mobil, ane sungkan menggeber sang Sonderklasse ini. Akhirnya ane menyetir ala aristokrat sepanjang perjalanan.
========================
Reliability
Sang pemilik mobil menceritakan bahwa selama 11 tahun, mobil ini tidak pernah ganti aki... lain kayak mobil jepun yang rakus aki, 2-3 tahun sudah harus ganti...
Mesin dan transmisi juga masih baik dan tidak pernah mengalami masalah. Biaya ganti packing di mesin sekitar 2jeteng, cukup masuk akal...
Satu2nya hal yang rusak hanya mekanisme vacuum pintu bagasi dan tombol di remote... butuh biaya 500rb rupiah untuk mengganti karet di tombol remote...
========================
Verdict
Sebagai Sonderklasse dari Mercedes Benz, W220 S280 menjadi trim entry level dari kasta tertinggi saloon yang dimiliki pabrikan tersebut. Fitur2 pemanja memang masih kurang dibandingkan dengan quantum leap di W221, tetapi kehandalan dan kenyamanan mobil ini, meski berumur 11 tahun lebih dapat disandingkan dengan mobil2 keluaran terbaru.
Pro:
- Sonderklasse? Three-pointed stars badge? Karisma pemilik mobil akan semakin tinggi... untuk anak muda seperti ane, ganteng o meter akan naik sedikit. Meski usia mencapai 11 tahun, tapi tetap menarik untuk dilihat.
- Dengan fitur2 yang terbilang biasa, ane malah suka. Tidak merepotkan. Simplicity is at it's best in W220
- Suspensinya ajib, legroom berlimpah, kursi nyaman, kekedapan tingkat dewa, handling baik, transmisi halus.
- Ambient kabin menyenangkan, dengan ambient light berwarna oranye diletakkan di posisi strategis seperti handle pintu, dan seluruh tombol yang ada di mobil.
- Reliable
Cons:
- Mesin agak underpower
- Fitur entertainment agak kurang, tetapi kualitas Audio10 System nya jangan ditanya... nyaman di kuping, meski bukan Bose.
- Dibandingkan dengan kakaknya, W220 S600, fitur2 penting seperti Parktronik, sensor dan kamera, self adjustable suspension, COMAND system, dll absen di mobil ini. Tapi bagi para maharaja di belakang, fitur itu ga perlu.
- Velgnya jelek, ga dikasi twin tail pipes, dan di S280 tidak ada sunroof.
=========================
Epilogue
Dengan harga janda W220 S280 2002 di 230jeteng..., benar2 bikin ane keracunan sama mobil ini, benar2 worth it... Sejak 2001 ane suka sekali melihat proporsi badannya yang super elegan dan ternyata, mobil ini sangat reliable.

Waktunya menunggu harga janda W222 turun ke 300jeteng...

*ngibrit...*


