Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
dieselkiki wrote:tadi juga ada yang protes, ada bapak bapak dari waskita yang ngomong agak kenceng nadanya nantangin argumen, mercy boleh juga mercy ?? mobil sekelas mercy boleh juga. penasaran pengen liat ternyata cibo padahal di sebelahnya ada xenia plat 11.18
see.. sekali lagi terbukti buat aturan kok setengah-setengah. bulum siap siap dah koar-koar. Akhirnya merugikan masyarakat. koplak.
mkgn mksdnya si oom itu, cibo lbh layak pake RFID drpd brand new Xenia
Misalnya jumlah kendaraan roda 4 di Jakarta tahun 2013 ada 16 juta.
Satu hari tiap stand bisa pasang 8 jam x 20 kendaraan / jam = 160 kendaraan / hari / stand
Kalau ada 100 stand aja berarti seJakarta bisa dipasang RFID 16.000 kendaraan / hari. Ini dengan catatan petugasnya gak bolos, gak makan siang dan kerjanya efisien.
Berarti 1000 hari lagi baru semua kendaraan di Jakarta bisa dipasangi RFID, tidak menghitung pertumbuhan ranmor 10% setahun.
ngak salah tuh jumlah roda4 di jkt 16 jt ? wonk dilink anda saja seluruh indo roda 4 ngak sampai segitu banyak. yg wajib pasang kan mobil pribadi kan.. bus dan motor kagak
marmut wrote:tanya :
apa di luar negri ada larangan/spanduk anjuran untuk tidak membeli bahan bakar dengan oktan rendah?
di luar negeri sendiri hampir ga ada bensin di bawah oktan 90. Rata2 minimum sudah oktan 92 CMIIW
Di Indonesia disediakan oktan 88 karena daya beli masyarakat kita yang belum mampu. Dulu aja negara kita disorot
di dunia sebagai salah satu negara pemberi subsidi BBM terbesar di dunia
@ mobilover :
hampir ga ada, berarti masih ada walaupun sedikit. apakah pemerintahnya juga rempong ngurusin pemilik mobil harus pake bensin oktan berapa?
kalo disini kan kita yang punya duit, kita yang punya mobil, tapi pemerintah sok ngatur harus begini begitu dengan segala macem alasan. padahal kalo mau dipikir, mobil diisi premium trus setelahnya mesin jebol, pemerintah rugi apa?
ikutan share jg ah....
td sempet denger di sala satu radio, kita bs datengin tim yg pasang RFID ke tempat kita dengan syarat ngumpulin yg mau pasang ampe 150 orang...
udeh dinaikin jadi 6500, dibatasin pula pake rfid, ini akal2an pemerintah apalagi dibilang operasionla mobil pns pake pertamaks...itung2annya duit operasionalnya juga naik untuk bensin...ya senenglah....apalagi premium dinaikin, tambah seneng...sedangkan bbm subsidi yg bocor di tengah laut akibat transaksi atau nyelang di dekett2 priok ga pernah disidak....itulah pemerintah...pinter ngibulin rakyat...mau pemilu....janjiin pns gajinya naik...bla bla....coba presiden-wpresnya dipegang jokowi-ahok, jadinya gimana nih....
sebenarnya maksudnya baik, agar semua masyarakat bisa merasakan pertamax, jika jatah premiumnya habis ...#ehhh
Nantinya pemerintah akan membayar subsidi sesuai dengan data di RFID.
Harusnya selisih dengan hitungan pertamina hanya sebesar stok SPBU 1 hari yang belum terjual.
Nah kalau kapal nya kencing di laut, akan ada selisih gede, itu akan jadi tanggung jawab pertamina sendiri...
Teorinya sih gitu.
lagi-lagi regulasi yg kurang bijak dari pemerintah, di jakarta ada berapa mobil wktu pemasangan cuma sampe desember ditambah lagi kadang ada kadang ga ada itu pos pemasangan RFID nya, ane sampe skrg memilih utk ga memasang dlu melihat kacau nya antrian pemasangan RFID di SPBU apalagi sepertinya setengah-setengah ini peraturannya, sosialisasinya aja ga maksimal, sepertinya cuma bentaran aja ni peraturan pemasangan RFID
maksudnya si bagus supaya bisa monitoring lsg konsumsi premium dan biar gada kecolongan premium tapi pelaksanaannya kacau, uda gt kenapa mesti mobil dulu? kenapa ga motor dulu apalagi jumlah motor jauh 2x lebih byk dan 95% isi premium semua
Semog RFID ini bukan sistem untuk money laundry seperti dlu kasus simulasi driving itu ya hhehehe...Menyimak aja sama nambahin, few years ago sistem RFID dipake di LN sebagai bentuk sistem direktori tracking books di library hehehe skrg cepet berekmabng arahnya for better city management
share dikit, pernah ke KL, koq disana BBM murah ya? RON95 loh
JAKARTA, KOMPAS.com — Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir mengklarifikasi kabar yang beredar yang menyebutkan bahwa pemasangan radio frequency identification (RFID) dikenai tarif Rp 200.000.
"Mereka bikin isu yang tidak bertanggung jawab. Itu isu, makanya ini saya tegaskan tidak benar," tegas Ali kepada Kompas.com, Kamis (28/11/2013).
Ali juga mengatakan, pemasangan alat monitor bahan bakar minyak tersebut tidak terbatas waktu. Ia menyampaikan, target Desember adalah target dari PT Pertamina sendiri, di mana seluruh kendaraan di Jakarta sudah terpasang alat tersebut.
Setelah Desember, pemasangan RFID akan diperluas di wilayah lain. Namun, kendaraan yang ada di Jakarta dan belum terpasang RFID masih bisa dilayani secara gratis.
"Untuk mobil yang tidak mau menggunakan BBM bersubsidi, ya tidak perlu dipasangi RFID. Tapi, mereka tidak akan lagi bisa ngisi BBM subsidi begitu," kata dia lagi.
Ali mengatakan, saat ini sudah ada 53 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta yang melayani pemasangan RFID.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ternyata baru 1 persen atau sekitar 40.000 unit dari 4 juta target kendaraan di seluruh DKI Jakarta yang terpasang RFID. Untuk mempercepat pemasangan RFID, Ali mengatakan, pihaknya tengah meminta PT INTI selaku pelaksana untuk menjajaki kemungkinan area publik sebagai tempat pemasangan RFID.
"Kami sedang minta PT INTI untuk menjajaki kemungkinan itu, di ruang terbuka publik yang banyak dikunjungi, seperti Sabtu-Minggu di parkir timur, di mal (pusat perbelanjaan)," pungkasnya.
"Ia menyampaikan, target Desember adalah target dari PT Pertamina sendiri, di mana seluruh kendaraan di Jakarta sudah terpasang alat tersebut."
desember selesai ya Pak? hebat sekali Pak targetnya
Last edited by Salvanost on Thu Nov 28, 2013 16:30, edited 1 time in total.
Ane ikutan share yah, ini sih sekadar perkiraan ane, my opinion....
Waktu pasang rfid, stnk kita kan di data, no mesin, rangka semua di input, jadi ketahuan mobil kita itu apa....
Coba deh lihat di spbu 31-xxxx di setiap pompa pasti ada 1 alat di samping pompa yg ada pencetan angka2 nya.... Nah nanti pada saat pembatasan bbm premium, setiap mobil yg isi, akan di input plat no kendaraannya, data masuk ke server lalu, angka maksimal quota bbm premium per mobil akan keluar. Jadi jika ingin isi lebih dr kuota, stlh nosel premium ga keluar lagi, yah hrs isi pertamax....
Utk rfid sendiri, sebenarnya itu sejenis flash disk sederhana yg bisa merekam data, dan menulis data. Bagaimana caranya? Ga jelas juga, tp yg jelas cara menulisnya via nosel bbm. Coba lihat di spbu 31-[cencored] setiap nosel bbm ada "dongle" pas di ujung pipa nosel nya. Nah alat itu yg membaca data rfid dan menulis data ke sana. Pada saat mengisi bbm, dongle tsb dan rfid akan dekat bahkan menempel, saat itu data akan terekam. Jadi data akan terekam secara wireless atau via gelombang.
Quota bbm, awal2 mungkin akan dibatasi let's say 150rb per 1 kali isi
Next akan dibuat 100rb per 1 kali isi
Mungkin juga akan dibatasi per cc kendaraan, kan data mobil sudah terekam pada saat pemasangan rfid, jadi yah bisa aja kalo mobil 1600 - 2000cc quota perbulan brp. Mobil 2000cc ke atas quota perbulan brp.... Bisa saja, krn data sudah terekam di server.
Pemerintah tinggal siapin aja bbrp server di pusat dan koneksi internet di setiap spbu. Itu investasi yg sangat kecil jika dibandingkan dgn bobolnya apbn
Sekali lagi, ini opini saya pribadi ya, kira2 kaya gini nantinya