JAKARTA: Tim Terpadu BBM mengungkapkan PT Pertamina menghentikan sementara ope-rasional 120 stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) yang dimiliki perseroan itu pada 18 wilayah di Tanah Air.
Sanksi itu diambil Pertamina setelah Tim Terpadu Pemantauan, Pengawasan dan Perngendalian Dampak Kenaikan Harga serta Penanggulangan Penyalahgunaan Penyediaan dan Pelayanan Bahan Bakar Minyak (Timdu BBM) menemukan kecurangan berupa pengurangan takaran pengisian BBM ke konsumen pada SPBU yang dimilikinya.
Akibat kecurangan itu, konsumen dinyatakan rugi hingga Rp43 miliar per tahun.
Ketua Timdu BBM Slamet Singgih mengatakan pada periode Maret 2005 sampai Juni 2006 pihaknya telah melakukan pengawasan terhadap 228 SPBU milik Pertamina yang tersebar pada 18 kota di Pulau Jawa, a.l. Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok, Serang, Sukabumi, Subang, Cirebon, Bandung, dan Tasikmalaya.
Dari hasil inspeksi itu, menurut dia, ditemukan 120 SPBU terbukti melakukan pelanggaran, berupa pengurangan volume BBM per 10 liter dengan rincian 57 SPBU mengurangi volume 50 ml-100 ml, 29 SPBU 100 ml-150 ml, dan di atas 150 ml dilakukan 24 SPBU.
"Sedangkan ada tiga SPBU yang tertangkap tengah melayani drum milik industri yang bukan peruntukannya. Ada juga tujuh SPBU lain malah merekayasa alat pada dispenser dengan kawat sampai remote control," katanya kemarin.
Slamet mengatakan dari 120 SPBU yang terbukti melanggar, 83 SPBU yang mengurangi volume BBM telah diberi sanksi secara tegas berupa penghentian operasional sementara hingga dua pekan.
Sedangkan, tiga SPBU yang terbukti melakukan pengisian drum industri dan tujuh SPBU yang melakukan rekayasa alat dispenser dihentikan operasional hingga dua bulan. Sementara sisanya tengah diproses untuk selanjutnya mendapat sanksi yang layak.
Slamet mengungkapkan sanksi penghentian sementara operasional, di antaranya SPBU bernomor 3416802 di Jl. Raya Cileungsi, Jonggol, Bogor, yang dihentikan selama dua bulan karena menggunakan kawat.
Selanjutnya, SPBU 3410202 di Jl. Tanah Abang II, Jakarta Pusat yang dihentikan selama satu bulan karena memotong volume hingga 0,5 liter per 10 liter pembelian.
SPBU 3413902 di Jl. Raya Bekasi, Jakarta Timur, dihentikan dua bulan karena memakai tusuk konde yang menyebabkan pengurangan volume.
SPBU 3417519 di Mangun Jaya, Tambun, Bekasi dihentikan dua bulan karena memakai remote control tanpa sepengetahuan pemilik.
Tuti Anggrahini, Wakil Ketua II Bidang Timdu BBM, menambahkan masalah paling menonjol dari temuan Timdu adalah sebagian besar SPBU milik Pertamina yang dikelola swasta terbukti berusaha melakukan penyimpangan dengan mengurangi volume.
Berdasarkan pemeriksaan sembilan SPBU Pertamina yang dikelola swasta diketahui satu SPBU melakukan rekayasa alat dan empat melakukan pengurangan pengisian, sedangkan sisanya tidak melakukan pelanggaran.
Saat ini, Pertamina memiliki 3.364 SPBU di Indonesia, yang terbesar di DKI Jakarta, Banten, dan Jabar sebanyak 1.010. (k6) ([email protected])
Bisnis Indonesia
120 Pompa bensin dikenai sanksi
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 763
- Joined: Mon Nov 29, 2004 4:27
120 Pompa bensin dikenai sanksi
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 763
- Joined: Mon Nov 29, 2004 4:27
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2010
- Joined: Tue Apr 11, 2006 3:03
- Location: Casablanca
Kalo saya pribadi sih masih yakinlah, terasa kok bedanya, pake Shell itu kalo pas udah di kecepatan tinggi (diatas 100 km/h) terasa agak berad
(Ditest dgn Mobil jepang keluaran 2005 servis teratur di bengkel resmi)
Lagipula dicatut 100-200ml per 10 liter gw si masih ikhlas...
Dan berita tsb membuat gw makin yakin, karena setiap SPBU yg curang langsung di kasih Sanksi.
Tapi ada kelebihan Shell yg gak bisa dipungkiri : Pelayanan ramah, check angin gratis, SPBU bersih dan terang (terutama kalo malem), ngisi 10 liter ya dapet 10000 mililiter (gak 9900ml kayak pertamina)
(Ditest dgn Mobil jepang keluaran 2005 servis teratur di bengkel resmi)
Lagipula dicatut 100-200ml per 10 liter gw si masih ikhlas...
Dan berita tsb membuat gw makin yakin, karena setiap SPBU yg curang langsung di kasih Sanksi.
Tapi ada kelebihan Shell yg gak bisa dipungkiri : Pelayanan ramah, check angin gratis, SPBU bersih dan terang (terutama kalo malem), ngisi 10 liter ya dapet 10000 mililiter (gak 9900ml kayak pertamina)
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 296
- Joined: Wed Jun 29, 2005 0:12
- Location: Jakarta Utara
kalo wa sih terus terang termasuk orang yg ga suka ama yg licik2, segimanapun sedikit licik tuh org wa uda langsung cap jelek, mau pengurangan 100 ML per 10 liter atau 10 ML per 10 ltr dalam keadaan sengaja, wa uda langsung ga bakal percaya lagi ama spbu itu
biarpun shell kualitas lebih rendah tapi wa lebih mementingkan kejujuran, ketepatan, serta pelayanan yg baik ketimbang kebalikannya
ga ikhlas wa kalo kita pada dasarnya diboongin
biarpun shell kualitas lebih rendah tapi wa lebih mementingkan kejujuran, ketepatan, serta pelayanan yg baik ketimbang kebalikannya
ga ikhlas wa kalo kita pada dasarnya diboongin
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1746
- Joined: Tue May 30, 2006 7:02
Mo nanya jg.
Kalo kita ngisi agak banyak, misalnya Rp 200.000 - Rp 300.000, biasa nya mereka pake 2 kecepatan. Pertama2 agak lambat, ketika indikator RP udah nunjukin rp 100 ribu an, dia datang lagi, neken nozzle, kemudian kecepatan ngisi nya hampir 3 kali lipat. Hampir di setiap SPBU Pertamina kayak gitu. Kalo emang bisa cepet, kenapa nggak dari pertama aja dibikin kenceng ngisi nya. Apa dia takut, kalo kenceng dari awal QTY yg dikorupsi terlalu banyak sehingga bisa ketauan..?
Sekarang gw udah nggak mau isi banyak2. Cukup Rp 100 ribu, walau jadi agak sering mampir.
Kalo kita ngisi agak banyak, misalnya Rp 200.000 - Rp 300.000, biasa nya mereka pake 2 kecepatan. Pertama2 agak lambat, ketika indikator RP udah nunjukin rp 100 ribu an, dia datang lagi, neken nozzle, kemudian kecepatan ngisi nya hampir 3 kali lipat. Hampir di setiap SPBU Pertamina kayak gitu. Kalo emang bisa cepet, kenapa nggak dari pertama aja dibikin kenceng ngisi nya. Apa dia takut, kalo kenceng dari awal QTY yg dikorupsi terlalu banyak sehingga bisa ketauan..?
Sekarang gw udah nggak mau isi banyak2. Cukup Rp 100 ribu, walau jadi agak sering mampir.
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 357
- Joined: Sat Aug 20, 2005 14:02
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 642
- Joined: Tue Nov 08, 2005 10:19
- Location: Indonesia
klo cuma dicatut volumenya sih masih bisa ikhlas deh (setuju ama Bro Mike), soalnya gw motor fulltanknya cuma 10 liter jadi masih ga berasa... ASAL JANGAN DICAMPUR2 kayak kasus
baru liat semalem di SCTV, salah satu SPBU di Surabaya ada yang mencampur Premium dengan solar dan minyak tanah.. akibatnya? 2 Km jalan dari Pom Bensin itu mesin mati.. baru ketahuan pas di cek karbunya.. yang jadi korban kebanyakan motor..
baru liat semalem di SCTV, salah satu SPBU di Surabaya ada yang mencampur Premium dengan solar dan minyak tanah.. akibatnya? 2 Km jalan dari Pom Bensin itu mesin mati.. baru ketahuan pas di cek karbunya.. yang jadi korban kebanyakan motor..
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 4612
- Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
- Location: jauh di mata, dekat di hati
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 763
- Joined: Mon Nov 29, 2004 4:27
nahhh itu yang jadi tanda tanya tohh ?
Pertamina dahh berdiri puluhan tahun kok baru sekarang mulai dilakukan pengawasan ? kenapa tidak dari doeloe ?
dan itu hanya dilakukan terhadap meteran belum lagi kalo gw tanya bagaimanakah kualitas bbm-nya? yakinkah kalau spbu nya tidak mencampur dengan minyak tanah ?
kalo gw di medan yahh solusi sih tidak ada tapi pake pengalaman aja dehh...
ada yang bilang kalo pertamax yang dicampur dengan pertamax asli tidak bisa langsung dirasakan..
tapi kalo pada honda karisma gw berasa banget..
isi di spbu yang laen sama-sama pertamax mesin getarannya langsung kasar...
trus kalo di spbu coco..menurut cerita ini spbu paling bagus di medan..lokasinya langsung di sebelah kantor pertamina..
nahh kalo isi pertamax disini getaran mesin langsung jadi halus lagi dehhh...
so maen perasaan aja lahhh hahahaha laen kalo gw jadi peneliti yahh maunya gw ciptain alat untuk pendeteksi kualitas bbm kayak sensitif gituuuu
kalo 1 garis negatif kalo 2 garis positifff kaya dehhh gw hahahahahahaah
Pertamina dahh berdiri puluhan tahun kok baru sekarang mulai dilakukan pengawasan ? kenapa tidak dari doeloe ?
dan itu hanya dilakukan terhadap meteran belum lagi kalo gw tanya bagaimanakah kualitas bbm-nya? yakinkah kalau spbu nya tidak mencampur dengan minyak tanah ?
gw sih kok kurang yakinn yahhhh...budzaemon wrote:baru liat semalem di SCTV, salah satu SPBU di Surabaya ada yang mencampur Premium dengan solar dan minyak tanah.. akibatnya? 2 Km jalan dari Pom Bensin itu mesin mati.. baru ketahuan pas di cek karbunya.. yang jadi korban kebanyakan motor..
nahh untung dehh yang di jakartadigitall wrote:Jadi gimana ya caranya memilih SPBU yang akurat dan tidak curang ? Kalau di Jakarta kan ada SHELL, PETRONAS dan bentar lagi GULF.
Gimana dengan yg diluar Jakarta ? Ada solusi atau tips ?
kalo gw di medan yahh solusi sih tidak ada tapi pake pengalaman aja dehh...
ada yang bilang kalo pertamax yang dicampur dengan pertamax asli tidak bisa langsung dirasakan..
tapi kalo pada honda karisma gw berasa banget..
isi di spbu yang laen sama-sama pertamax mesin getarannya langsung kasar...
trus kalo di spbu coco..menurut cerita ini spbu paling bagus di medan..lokasinya langsung di sebelah kantor pertamina..
nahh kalo isi pertamax disini getaran mesin langsung jadi halus lagi dehhh...
so maen perasaan aja lahhh hahahaha laen kalo gw jadi peneliti yahh maunya gw ciptain alat untuk pendeteksi kualitas bbm kayak sensitif gituuuu
kalo 1 garis negatif kalo 2 garis positifff kaya dehhh gw hahahahahahaah
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2010
- Joined: Tue Apr 11, 2006 3:03
- Location: Casablanca
Gampang Bro, isi aja Pertamax/P. Plus, jarang sekali SPBU yg cheat Pertamax (walau bukan berarti gak ada), karena volume penjualannya sedikit.DigitALL wrote:Jadi gimana ya caranya memilih SPBU yang akurat dan tidak curang ? Kalau di Jakarta kan ada SHELL, PETRONAS dan bentar lagi GULF.
Gimana dengan yg diluar Jakarta ? Ada solusi atau tips ?
Rata2 yg di cheat tuh Premium, karena volume penjualanya besar.
Kalo minum Premium sih, ya resiko, Pom Bensin yg gede dan bersih
pun sering curang.
Kalo Tips, dari gw sih saran sebaiknya isi bensin di pom bensin yg milik (owned) Pertamina.
SPBU pertamina ada 3 jenis pengoperasian :
COCO : Company Own Company Operate (100% milik Pertamina)
CODO : Company Own Dealer Operate (milik Pertamina, dikelola swasta)
DODO : Dealer Own Dealer Operate (100% milik swasta dan hanya mendapat pasokan BBM dari Pertamina)
So, kalo gak ada alternatif selain Pertamina, cari yg COCO.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2010
- Joined: Tue Apr 11, 2006 3:03
- Location: Casablanca
Pengelola SPBU Kecam Timdu BBM
GAMBIR, WARTA KOTA--Pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) memprotes Tim Terpadu Pemantauan Pengawasan dan Pengendalian Dampak Kenaikan Harga Serta Penanggulangan Penyalahgunaan Penyediaan dan Pelayanan Bahan Bakar Minyak (Timdu BBM). Menurut mereka, yang dibeberkan Timdu BBM mengenai banyaknya kecurangan yang dilakukan SPBU dalam pengisian BBM ke konsumen adalah data lama dan tidak akurat.
Kepala Operasional SPBU 34.10202 di Jalan Tanah Abang II, Jakarta Pusat, Ganda mengatakan, tidak benar saat ini pihaknya melakukan pemotongan volume hingga 0,5 liter persepuluh liter ke konsumen. Ia juga membantah Pertamina saat ini menghentikan pasokan BBM ke SPBU-nya. "Anda boleh cek ke SPBU saya. Masih berjalan seperti biasanya," ujar Ganda.
Ganda menyesalkan informasi Timdu BBM yang mengatakan pihaknya telah melakukan kecurangan. "Karena tera terakhir yang dilakukan Timdu BBM, bersama Dinas Metrologi di SPBU kami pada Kamis, 27 Juli lalu, hasilnya baik. Terbukti tidak ada kecurangan pemotongan volume ke konsumen yang kami lakukan," ungkapnya.
Menurut Ganda, data yang dipublikasikan Timdu BBM adalah data lama. Sebab, penghentian pasokan BBM ke SPBU-nya, karena diduga telah memotong volume bahan bakar ke konsumen terjadi pada Desember 2005. "Itu kan terjadi sudah lama. Sedangkan kini, saat kami sedang mencoba bangkit, Timdu BBM kembali menjatuhkan kami. Padahal, Kamis (37/7) lalu dengan mata kepala sendiri, Timdu BBM dan Dinas Metrologi telah mencek ulang dan tidak menemukan indikasi kecurangan," paparnya. Ganda menganggap Timdu BBM telah melakukan kebohongan publik, karena memberikan informasi yang salah kepada wartawan dan masyarakat luas mengenai SPBU-nya.
Hal senada dikemukakan pengelola SPBU 34.10202, Gunawan. Dia mengatakan, ia sendiri melihat mendampingi Timdu BBM dan Dinas Metrologi saat melakukan tera ulang di SPBU-nya. "Hasilnya baik, tidak ada indikasi pemotongan volume BBM ke konsumen. Tapi, kenapa yang diinformasikan ke masyarakat lain. Ada apa ini? Persaingan bisnis?" tanyanya.
Pada jumpa pers di Jakarta, Kamis (27/7), Ketua Timdu BBM Slamet Singgih mengungkapkan, dari pengamatan 228 SPBU di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan beberapa kota di Jawa Barat yang disidak selama Januari hingga Juni 2006, sebanyak 117 SPBU di antaranya melakukan kecurangan dan pelanggaran dengan mengurangi volume BBM yang merugikan konsumen sekitar Rp 43 miliar. "Banyak cara yang dilakukan SPBU untuk mengurangi volume BBM ke konsumen. Ada yang menggunakan alat sederhana seperti kawat, baut, dan jepitan rambut. Namun, juga ada yang memakai remote control," urai Singgih.
Kepala Divisi Humas Pertamina, Toharso, hingga Jumat (28/7) kemarin mengaku belum menerima laporan resmi dari Timdu BBM. "Timdu BBM biasanya memberikan laporannya berkala ke Menko Polhukam. Bila ada penyalahgunaan penjualan BBM, baru menyampaikannya ke Pertamina," ujarnya.
GAMBIR, WARTA KOTA--Pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) memprotes Tim Terpadu Pemantauan Pengawasan dan Pengendalian Dampak Kenaikan Harga Serta Penanggulangan Penyalahgunaan Penyediaan dan Pelayanan Bahan Bakar Minyak (Timdu BBM). Menurut mereka, yang dibeberkan Timdu BBM mengenai banyaknya kecurangan yang dilakukan SPBU dalam pengisian BBM ke konsumen adalah data lama dan tidak akurat.
Kepala Operasional SPBU 34.10202 di Jalan Tanah Abang II, Jakarta Pusat, Ganda mengatakan, tidak benar saat ini pihaknya melakukan pemotongan volume hingga 0,5 liter persepuluh liter ke konsumen. Ia juga membantah Pertamina saat ini menghentikan pasokan BBM ke SPBU-nya. "Anda boleh cek ke SPBU saya. Masih berjalan seperti biasanya," ujar Ganda.
Ganda menyesalkan informasi Timdu BBM yang mengatakan pihaknya telah melakukan kecurangan. "Karena tera terakhir yang dilakukan Timdu BBM, bersama Dinas Metrologi di SPBU kami pada Kamis, 27 Juli lalu, hasilnya baik. Terbukti tidak ada kecurangan pemotongan volume ke konsumen yang kami lakukan," ungkapnya.
Menurut Ganda, data yang dipublikasikan Timdu BBM adalah data lama. Sebab, penghentian pasokan BBM ke SPBU-nya, karena diduga telah memotong volume bahan bakar ke konsumen terjadi pada Desember 2005. "Itu kan terjadi sudah lama. Sedangkan kini, saat kami sedang mencoba bangkit, Timdu BBM kembali menjatuhkan kami. Padahal, Kamis (37/7) lalu dengan mata kepala sendiri, Timdu BBM dan Dinas Metrologi telah mencek ulang dan tidak menemukan indikasi kecurangan," paparnya. Ganda menganggap Timdu BBM telah melakukan kebohongan publik, karena memberikan informasi yang salah kepada wartawan dan masyarakat luas mengenai SPBU-nya.
Hal senada dikemukakan pengelola SPBU 34.10202, Gunawan. Dia mengatakan, ia sendiri melihat mendampingi Timdu BBM dan Dinas Metrologi saat melakukan tera ulang di SPBU-nya. "Hasilnya baik, tidak ada indikasi pemotongan volume BBM ke konsumen. Tapi, kenapa yang diinformasikan ke masyarakat lain. Ada apa ini? Persaingan bisnis?" tanyanya.
Pada jumpa pers di Jakarta, Kamis (27/7), Ketua Timdu BBM Slamet Singgih mengungkapkan, dari pengamatan 228 SPBU di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan beberapa kota di Jawa Barat yang disidak selama Januari hingga Juni 2006, sebanyak 117 SPBU di antaranya melakukan kecurangan dan pelanggaran dengan mengurangi volume BBM yang merugikan konsumen sekitar Rp 43 miliar. "Banyak cara yang dilakukan SPBU untuk mengurangi volume BBM ke konsumen. Ada yang menggunakan alat sederhana seperti kawat, baut, dan jepitan rambut. Namun, juga ada yang memakai remote control," urai Singgih.
Kepala Divisi Humas Pertamina, Toharso, hingga Jumat (28/7) kemarin mengaku belum menerima laporan resmi dari Timdu BBM. "Timdu BBM biasanya memberikan laporannya berkala ke Menko Polhukam. Bila ada penyalahgunaan penjualan BBM, baru menyampaikannya ke Pertamina," ujarnya.
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 483
- Joined: Thu Mar 23, 2006 4:10
pak mike..
cara bedain yang COCO sama yang lain gimana?
apa ada perbedaan/tanda2 di SPBU nya?
thx
cara bedain yang COCO sama yang lain gimana?
apa ada perbedaan/tanda2 di SPBU nya?
thx
my ride: MB G300
http://serayamotor.com/diskusi/viewtopi ... 99&start=0
http://serayamotor.com/diskusi/viewtopi ... 99&start=0
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 475
- Joined: Sun Jul 10, 2005 16:36
- Location: Cideng
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 338
- Joined: Sun Jan 11, 2004 9:54
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 338
- Joined: Sun Jan 11, 2004 9:54
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 475
- Joined: Sun Jul 10, 2005 16:36
- Location: Cideng
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 338
- Joined: Sun Jan 11, 2004 9:54
oom frontier/oom penyu, itu acetone yg buat ngilangin kutex bukan?frontier wrote:Salah 1 solusi, ikut saran Pak PenyuTurbo = BBM (solar/premium/pertamax) dicampur dengan Acetone 100%, perbandingannya 100 cc Acetone murni stiap 40-50 liter premium/pertamax atau 60 liter solar...
efek acetone apa yah?trus jangka panjangnya ke mesin gimana? apa gak bikin kerak?
thx
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 338
- Joined: Sun Jan 11, 2004 9:54
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
Well ... baru tau nih ada COCO, CODO and DODO. Gw pikir cuma pemerintah dan swasta aja.Mike wrote:Gampang Bro, isi aja Pertamax/P. Plus, jarang sekali SPBU yg cheat Pertamax (walau bukan berarti gak ada), karena volume penjualannya sedikit.DigitALL wrote:Jadi gimana ya caranya memilih SPBU yang akurat dan tidak curang ? Kalau di Jakarta kan ada SHELL, PETRONAS dan bentar lagi GULF.
Gimana dengan yg diluar Jakarta ? Ada solusi atau tips ?
Rata2 yg di cheat tuh Premium, karena volume penjualanya besar.
Kalo minum Premium sih, ya resiko, Pom Bensin yg gede dan bersih
pun sering curang.
Kalo Tips, dari gw sih saran sebaiknya isi bensin di pom bensin yg milik (owned) Pertamina.
SPBU pertamina ada 3 jenis pengoperasian :
COCO : Company Own Company Operate (100% milik Pertamina)
CODO : Company Own Dealer Operate (milik Pertamina, dikelola swasta)
DODO : Dealer Own Dealer Operate (100% milik swasta dan hanya mendapat pasokan BBM dari Pertamina)
So, kalo gak ada alternatif selain Pertamina, cari yg COCO.
Cara bedain spt kata Calvin ya,
Calvin said :
"setau saya yg COCO itu nomor SPBUnya palanya 31-xxxx.
kalo yg swasta itu 34-xxxx."
Biasanya nomor SPBU ada dimana ? Gw ngga gitu perhatiin selama ini ...
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
Jadi inget iklannya A Mild yang :so maen perasaan aja lahhh hahahaha laen kalo gw jadi peneliti yahh maunya gw ciptain alat untuk pendeteksi kualitas bbm kayak sensitif gituuuu
kalo 1 garis negatif kalo 2 garis positifff kaya dehhh gw hahahahahahaah
"Masih banyak cara ... , ... " Duh gw lupa lanjutannya. Iklannya tuh ada orang yang nawarin pekerjaan ke seorang bos di mobil, akhirnya remote pengatur lampu lalu lintas yang bikin si bos tertarik ...
Mungkin ada yang tau kalimat lanjutannya ...
Kalau bro p4nd4 bisa bikin alat pendeteksi spt itu dan 99% akurat, pasti laris manis !
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 338
- Joined: Sun Jan 11, 2004 9:54
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 4612
- Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
- Location: jauh di mata, dekat di hati