ricz wrote:Budak lebih cocok...
Tuh org2 kerjanya apa seh? Makan tidur ng*[cencored]??
Gk ad guna milih sampah kek gituan, bagusan golput aja... Keluarga gue dlm 3-4 taon terakhir golput trus...
Ngapaen pilih sampah kek mrk, bikin habis tenaga aja...
Toh pilih sampah kek mrk jg gk akan mengubah Indonesia yg tercinta ini kan?
Di buku yang pernah ane pelajari...ngngng....golput dan sejenisnya justru akan memberi legitimasi bagi negara/daerah untuk mengambil alih seluruh kekuasaan dari rakyat...karena mayoritas sudah tidak mau memilih, maka negara akan menggunakan wewenangnya sendiri untuk bersikap otoriter.
Di sisi lain, apabila calon yang akan dipilih tidak ada yang becus tapi dipilih juga, maka pemilih harus secara ksatria menerima hasil pemilihan bahwa mereka telah memilih yang buruk, jangan lantas berbalik arah, menyalahkan wakil yang mereka pilih, seolah olah mereka itu terpilih bukan karena rakyat yang memilih.
Jalan keluarnya, memang pendidikan. Masyarakat harus dididik untuk melek informasi. Gali informasi sebanyak mungkin sebelum memilih.
Tapi, di era internet seperti sekarang, informasi yang ada, sangatlah luar biasa pengaruhnya, baik yang baik maupun jelek. Disitulah masalah utamanya. Ibaratnya, Anda tidak akan pernah tau, siapa di balik pengetik informasi terhadap seorang calon wakil atau pejabat yang akan dipilih. Banyak yang memuji karena bayaran yang bersangkutan, tidak sedikit pula yang memaki maki karena tidak suka dengan idealisme orang yang dicaci caci di internet.
Disinilah pentingnya sosialisasi masyarakat akan pentingnya memilah informasi yang benar secara bajik dan bijak.
Maaf kalau menggurui......kalau nda berkenan, klik aja tanda pentung di post ane...
