Toyota Prius angka konsumsi BBM di Indonesia
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1632
- Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21
Toyota Prius angka konsumsi BBM di Indonesia
Guys, this news I will be frank. 30% is to stab conan for being so fanatical abt hybrids, REGARDLESS of how their economics are. the other 70% is for all SM's benefit, and also to owners of IUs.
Di edisi Autobild paling baru, mereka sudah pinjam 1 unit hybrid Prius dari Ivans Motor. Di uji secara kombinasi. Dan mereka sebut angka Prius kombinasi di Indonesia 1:17.6 !
Is this figure a surprise for me ? Of course not ! Dari dulu I dengar angka 1:31, I ngak pernah take it seriously. Maybe di freeway luar negeri maybe possible. Tapi di Indo, dengan lingkunggan yang lebih tidak sahabat untuk kinerja battery, juga BBM Indo dan kondisi jalan di Indo, mana mungkin hybrid bisa 1:31 di Indo ?
And this 1:17.6 figure malah ngak jauh banget banding mobil sedan lain like Vios, City. Bung Datsu, can U confirm yr Vios kombinasi bisa berapa ? I rasa Vios kombinasi bisa 1:14 maybe ?
Now, regardless of what conan says abt hybrids, lets examine the economics once again.
Say kita tiap hari jalan 70 km. Biasanya saya pakai angka 50, tapi lets make if more, for people yang tempat kerja lebih jauh deh.
So kalau pakai Vios, kombinasi 1:14. So tiap bulan pakai 70 x 30 / 14 = 150 liter BBM. Biaya Pertamax = 150 x say 7000 lah = 1,050,000 per bulan.
Pakai Prius, tiap bulan 70 x 30 / 17.6 = 119.3 liters. Biaya BBM per bulan jadi 119.3 x 7000 = 835,100
Selisih hemat uang BBM = 1,050,000 - 835,100 = 214,900 rupiah per bulan ! Thats 2,578,800 per tahun !
Selisih Prius ama Vios adalah 430 - 185 = 245 juta. So balik modal adalah 245 / 2.579 = 95 tahun ! Mau assumsi BBM naik ke 10,000 juga tetap lama. Dan kalau BBM harga 10,000 lebih, economy lebih kacau lagi. Semua orang stop beli mobil baru, bahkan downgrade ke mobil murah bekas. Bahkan naik busway !
Once again, tujuan saya bukan bilang hybrid itu payah atau jelek. Of course not ! Justru hybrid TERLALU canggih, TAPI itu dia, just like Carlos Ghosn said " The value is LESS than the COST ". Apalagi di Indonesia !
I will be surprised if EVEN ONE Prius laku di jual di Indonesia. Dengan angka BBM yang toh ngak gitu jauh banget banding mobil sedan lain yang compact dan irit, anyone who buys the Prius cuman orang kaya yang techo maniac, or greenpeace.
Toh mobil mesin biasa pakai CC sudah lumayan amah lingkunggan. Dengan selisih BBM Prius ama say Vios cuman segitu, apakah selisih jauh emisi mesin standard plus CC banding Prius ? Ngak beda jauh anyway.
Dan toh dengan jutaan mobil lama dan baru yang ngak ada CC masih jalan di Indonesia, do U think yr hybrid will even make ANY effect ? Even if 100 hybrids laku di Indo, like I said, jika mobil tua ngak di " apain " dan mobil baru murah tanpa CC ngak di upgrade, Indonesia's emission pollution tetap makin parah. 100 hybrid per bulan ngak ada effectnya !
Well, one may say itu kombinasi 17.6. Kalau dalam kota apakah bisa 1:31 ? I don't know. Perhaps some day some magazine akan uji lagi. Tapi kalau kombinasi 17.6, apakah dalam kota bisa naik segitu banyak ke 31 ? I leave each SMer to decide for himself. Even at 31 dalam kota, I pernah hitung, dari 1:12 pindah ke 1:31 uang BBM savednya tetap ngak memadai.
And that also means hybrid hemat BBM dan emisi banding mobil biasa yang ramah lingkunggan juga ngak spectacular banget bedanya.
Again 3000 CC equipped cars sold per bulan di Indo akan jauh lebih effective bersihkan udara Indonesia banding 100 hybrid laku per bulan !
So I appeal to Toyota and Honda, forget abt promoting yr hybrids to show how environmentally conscious U are. Upgrade yr Innovas, Avanzas etc. and future models with CCs saja sudah sangat berarti ! And that CC paling cuman berapa duit sih ? Paling 10 jutaan !
Remember, ribuan mobil CC lebih effective banding puluhan, bahkan ratusan hybrids !
Di edisi Autobild paling baru, mereka sudah pinjam 1 unit hybrid Prius dari Ivans Motor. Di uji secara kombinasi. Dan mereka sebut angka Prius kombinasi di Indonesia 1:17.6 !
Is this figure a surprise for me ? Of course not ! Dari dulu I dengar angka 1:31, I ngak pernah take it seriously. Maybe di freeway luar negeri maybe possible. Tapi di Indo, dengan lingkunggan yang lebih tidak sahabat untuk kinerja battery, juga BBM Indo dan kondisi jalan di Indo, mana mungkin hybrid bisa 1:31 di Indo ?
And this 1:17.6 figure malah ngak jauh banget banding mobil sedan lain like Vios, City. Bung Datsu, can U confirm yr Vios kombinasi bisa berapa ? I rasa Vios kombinasi bisa 1:14 maybe ?
Now, regardless of what conan says abt hybrids, lets examine the economics once again.
Say kita tiap hari jalan 70 km. Biasanya saya pakai angka 50, tapi lets make if more, for people yang tempat kerja lebih jauh deh.
So kalau pakai Vios, kombinasi 1:14. So tiap bulan pakai 70 x 30 / 14 = 150 liter BBM. Biaya Pertamax = 150 x say 7000 lah = 1,050,000 per bulan.
Pakai Prius, tiap bulan 70 x 30 / 17.6 = 119.3 liters. Biaya BBM per bulan jadi 119.3 x 7000 = 835,100
Selisih hemat uang BBM = 1,050,000 - 835,100 = 214,900 rupiah per bulan ! Thats 2,578,800 per tahun !
Selisih Prius ama Vios adalah 430 - 185 = 245 juta. So balik modal adalah 245 / 2.579 = 95 tahun ! Mau assumsi BBM naik ke 10,000 juga tetap lama. Dan kalau BBM harga 10,000 lebih, economy lebih kacau lagi. Semua orang stop beli mobil baru, bahkan downgrade ke mobil murah bekas. Bahkan naik busway !
Once again, tujuan saya bukan bilang hybrid itu payah atau jelek. Of course not ! Justru hybrid TERLALU canggih, TAPI itu dia, just like Carlos Ghosn said " The value is LESS than the COST ". Apalagi di Indonesia !
I will be surprised if EVEN ONE Prius laku di jual di Indonesia. Dengan angka BBM yang toh ngak gitu jauh banget banding mobil sedan lain yang compact dan irit, anyone who buys the Prius cuman orang kaya yang techo maniac, or greenpeace.
Toh mobil mesin biasa pakai CC sudah lumayan amah lingkunggan. Dengan selisih BBM Prius ama say Vios cuman segitu, apakah selisih jauh emisi mesin standard plus CC banding Prius ? Ngak beda jauh anyway.
Dan toh dengan jutaan mobil lama dan baru yang ngak ada CC masih jalan di Indonesia, do U think yr hybrid will even make ANY effect ? Even if 100 hybrids laku di Indo, like I said, jika mobil tua ngak di " apain " dan mobil baru murah tanpa CC ngak di upgrade, Indonesia's emission pollution tetap makin parah. 100 hybrid per bulan ngak ada effectnya !
Well, one may say itu kombinasi 17.6. Kalau dalam kota apakah bisa 1:31 ? I don't know. Perhaps some day some magazine akan uji lagi. Tapi kalau kombinasi 17.6, apakah dalam kota bisa naik segitu banyak ke 31 ? I leave each SMer to decide for himself. Even at 31 dalam kota, I pernah hitung, dari 1:12 pindah ke 1:31 uang BBM savednya tetap ngak memadai.
And that also means hybrid hemat BBM dan emisi banding mobil biasa yang ramah lingkunggan juga ngak spectacular banget bedanya.
Again 3000 CC equipped cars sold per bulan di Indo akan jauh lebih effective bersihkan udara Indonesia banding 100 hybrid laku per bulan !
So I appeal to Toyota and Honda, forget abt promoting yr hybrids to show how environmentally conscious U are. Upgrade yr Innovas, Avanzas etc. and future models with CCs saja sudah sangat berarti ! And that CC paling cuman berapa duit sih ? Paling 10 jutaan !
Remember, ribuan mobil CC lebih effective banding puluhan, bahkan ratusan hybrids !
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1632
- Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21
Ini ada article dari USA, article May 26 2006. Itu situasi di USA saja sudah mulai banyak orang hitung seperti saya. Itupun mereka sudah di kasih ribuan dollar tax incentive saja masih banyak yang mulai ragu, apalagi di Indonesia ? Read on ...
http://www.msnbc.msn.com/id/12958916/site/newsweek/
Green Gap
Hybrids might be hip, but are they saving consumers enough at the pump to compensate for their high sticker price?
WEB EXCLUSIVE
By Keith Naughton
Newsweek
Updated: 5:34 p.m. ET May 26, 2006
May 25, 2006 - With gas prices soaring and the summer driving season upon us, you'd think fuel-sipping hybrids would be all the rage on the road. And you'd be wrong. Just ask Wilmington, Del., Honda dealer Frank Ursomarso. His customers are so turned off by the pricey Honda Accord hybrid, he doesn't even keep the model in stock. "When customers come in looking for the Accord hybrid," he explains, "they either get deflected to another model or they leave."
The story is similar at Kent Ritchey's Memphis Toyota dealership, where Highlander hybrids languish on the lot, while the regular version of the SUV sells brisklyâ€â€for three grand less. "Not a lot of people are jumping up to pay $3,000 extra for a hybrid," says Ritchey. "For $3,000, you can buy a lot of gas."
As 31 million of us hit the road this holiday weekend prepared to suffer at the pump, we've begun to rethink the conventional wisdom that hybrids are the solution to our oil addiction. It turns out that last year's "it" car is losing some of its megawatt buzz. Despite those runaway gas prices, some hybrids are crashing at the intersection of fashionable and rational reasons for purchasing the costly gas-electric models. The price premium you pay for a hybridâ€â€$3,000 to $8,000 above a regular modelâ€â€takes years to pay off at the pump, even with $3 a gallon gas.
That hasn't stopped celebs like Leonardo DiCaprio or Susan Sarandon from buying them. But for the rest of us, the cost of being hybrid hip is just too steep, and paying that premium just doesn't add up. "To reach the next group of hybrid buyers," says George Pipas, market analyst for Ford, which just resorted to zero percent financing to jack up sales of its Escape hybrid, "you've got to have a price premium that pencils [adds up]."
There are still plenty of folks who are driven to buy hybrids for purely green reasons. They're out to save the planet and reduce our dependence on foreign oil. And these are laudable motivations. But many of those green-leaning initial hybrid buyers have been wealthy and well educatedâ€â€in other words, the consumers who are least affected by high gas prices. If your motivation is to pinch pennies at the pump, though, there are actually regular cars that deliver better gas mileage than some hybrids.
The new $16,000 Honda Civicâ€â€the regular one, not the hybrid oneâ€â€is rated at 30mpg city and 38mpg highway. And even though those EPA ratings on the window sticker overestimate real-world mileage, the regular Civic still gets better fuel economy than the hybrid Accord and all the hybrid SUVs on the market. And there's nothing that closes up that hole in the ozone faster than burning less gas.
Now before all you hybrid enthusiasts start sharpening your poison pens, let's look at the numbers. (I'm hoping to avoid more of the kind of angry mail I received after reporting recently that Accord hybrid sales plunged 69 percent in April, while the new Cadillac Escalade shot up 127 percent). Sure, the Toyota Prius is still a sellout, and, yes, hybrid sales doubled last year (thanks mostly to that white-hot Prius). But hybrids still account for only 1.2 percent of the U.S. car market, and they're outsold by SUVs 23 to 1.
Plus, if you look on dealer lots lately, you'll notice hybrids are starting to stack up. On average, the Accord hybrid sits on the lot for more than three months before it is sold, compared to just over a month for a regular Accord, according Power Information Network's dealer-sales data. It's taking 44 days to move a Highlander hybrid, while the regular version is out the door 10 days faster. And despite that zero percent deal, the Escape hybrid also is moving slower than its conventionally powered siblingâ€â€67 days versus 61 days. That all adds up to hybrids becoming a harder sell even with gas prices that are 75 cents a gallon higher than last summer.
Still dubious? Well, I had the independent automotive researchers at Edmunds.com run the math on a couple of models and here's what they found: The Highlander hybrid stickers at $33,635 versus $27,045 for its comparable nonhybrid sibling. When you factor in a $2,600 tax credit for the hybrid and a $1,000 rebate on the nonhybridâ€â€plus some price hagglingâ€â€you end up with a hybrid premium of $4,912. If you drive that hybrid 15,000 miles a year and pay $2.93 a gallon, it will take you 8.8 years to see that payoff at the pump, according to Edmunds.
The wait is even longer for the $31,540 Accord hybrid: 12.6 years. That's because Honda engineered the Accord hybrid to be a have-your-cake-and-eat-it "horsepower hybrid," with a more fuel-thirsty V-6 engine. The Accord's electric motor is geared to both boost power and save on gas. The result: the four-door sedan gets an unspectacular 29.5mpgâ€â€just a half mile per gallon better than a regular four-cylinder Accord. In fact, if you compare the Accord hybrid to the regular four-cylinder model, the payback takes 296.2 years, according to Edmunds. I'm sure your great-great-great granddaughter will appreciate the savings.
Honda now realizes the horsepower hybrid strategy is a bust, and they're cutting production of the Accord hybrid. This week, Honda revealed that it is developing a new hybrid coming in 2009 that will be cheaper than a $22,000 Prius and smaller than a Honda Civic (though it is still expected to seat five). What has Honda learned from the sputtering Accord hybrid? "It's about fuel economy, stupid," says Honda senior vice president John Mendel. "A hybrid is not about performance. If I'm going to pay the hybrid up-charge, I want better fuel economy."
Toyota officials insist there's nothing wrong with its hybrid strategy, even though they've also slapped a cut-rate financing deal on the Highlander hybrid to get it moving. But they do acknowledge they're considering tinkering with the Highlander's styling to make it stand out more as a hybrid. Other than the Prius, most hybrids are nearly indistinguishable from other cars on the road, with nothing more than a small badge on the back or perhaps a special spoiler to denote it's a green car.
Well, it turns out that hybrid drivers would like everyone else on the road to know that they are saving the planet (even if they're not saving that much at the pump). So future hybrids will be customized to look different than their nonhybrid counterparts. "The Prius makes a statement that gives people a feeling of pride in owning a hybrid vehicle," says Toyota spokesman John Hanson. "We've learned the Highlander hybrid owner wants to make that statement, too."
Besides the cosmetics and economics, there's another complicating factor for calculating whether a hybrid is worth it: the Environmental Protection Agency's mileage mythology. As many drivers have discovered, the EPA mileage on the window sticker of a new car is miles from reality. For example, the Prius promises 60mpg, but Consumer Reports found it only gets 44 mpg. Another source of real-world hybrid mileage can be found at greenhybrid.com.
The EPA is now rejiggering its outdated methods for estimating mileageâ€â€which, among other things, don't factor in using the air conditioner or driving above 40mph. But until those come out next year, the stickers on the windows of hybrids will continue to be off by 30 percent or more. (The EPA says its mileage estimates for regular cars are off, too, but only by 5 to 20 percent because the hybrid's high-tech propulsion systems are more sensitive to changes in driving conditions and power-draining features like air conditioning.)
Despite all these hybrid headwinds, Americans still say they want them in survey after survey. Consumer Reports this week released a new poll showing that one third of car buyers say that high gas prices are driving them into more fuel-efficient cars, primarily hybrids.
The problem, say dealers, is that once consumers get to the showroom, they realize hybrids aren't such a good way to save on gas after all. "Hybrids have gone soft because people are doing the math," says Toyota dealer Gordon Stewart. "They're saying, 'Does it make sense to pay a premium for a hybrid when I'm only saving this much a week in gas?' And for now, the answer is no."
So will hybrids ever be a good deal? When the price premium falls below $2,000, analysts say the payoff will come quicker (if you factor in the hybrid tax credit you receive which ranges from $650 to $3,150, depending on the model). For now, the new Toyota Camry hybrid has the lowest premium of about $2,600, and dealers say buyers are lining up for it. Honda says it is working to radically shrink the size of its batteries and other hybrid components, which will vastly improve gas mileage.
And as more hybrid models hit the market, prices are bound to drop as the competition heats up. That's why analysts project that hybrid sales will nearly quadruple to 750,000 units by 2010. Still, even at those lofty sales, hybrids will only account for 4 percent of U.S. auto sales. SUVs, by then, will still represent about one fifth of the market.
If you're really interested in saving money at the pump this summer, there is a far cheaper way. Go out and buy one of the new little gas-sippers hitting the market now. The Honda Fit, Toyota Yaris and Nissan Versa get up to 40mpg and start at less than $15,000â€â€at least five grand cheaper than the least expensive hybrid. If you want to buy American (sort of), consider the Chevy Aveo (built in Korea), which gets 35mpg on the highway and starts at under $10,000. These cars might not dazzle your friends with their sci-fi technology. But the payoff at the pump comes right away, not a long way down the road.
So guys, jika lu kaya, silahkan beli hybrid. Toh I ngak rugi kalau U beli hybrid. Tapi itu dia, for hybrids to really succeed, apalagi di Indo, orang Indo harus kaya semua. Tapi is life THAT simple ?
Like the American author said, I can now say if I buy a Tiida instead of a Prius " My son will appreciate the big cost savings supaya dia bisa misalnya go to medicine school ! " Dari pada uangnya di hamburkan di hybrid, nanti anak saya sudah jamannya mau sekolah tinggi, uang ngak cukup, dan udara tetap makin kotor soalnya mobil tua dan mobil baru murah masih saja seperti sekarang... "
I ngak benci hybrid, cuman all I can say is, at this moment and the medium term, they are " NOT REALISTIC ! " Kecuali I nanti masuk sinetron dan jadi Leonardo Di Caprionya Indonesia.
Mau irit dan selamatkan bumi / emisi ? Bisa kok. Beli mobil lebih kecil yang ada CC, dan irit BBM. Beres deh ! Dan mobil kayak gini salesnya besar per bulan. Jauh lebih effective dan hasilnya lebih cepat !
http://www.msnbc.msn.com/id/12958916/site/newsweek/
Green Gap
Hybrids might be hip, but are they saving consumers enough at the pump to compensate for their high sticker price?
WEB EXCLUSIVE
By Keith Naughton
Newsweek
Updated: 5:34 p.m. ET May 26, 2006
May 25, 2006 - With gas prices soaring and the summer driving season upon us, you'd think fuel-sipping hybrids would be all the rage on the road. And you'd be wrong. Just ask Wilmington, Del., Honda dealer Frank Ursomarso. His customers are so turned off by the pricey Honda Accord hybrid, he doesn't even keep the model in stock. "When customers come in looking for the Accord hybrid," he explains, "they either get deflected to another model or they leave."
The story is similar at Kent Ritchey's Memphis Toyota dealership, where Highlander hybrids languish on the lot, while the regular version of the SUV sells brisklyâ€â€for three grand less. "Not a lot of people are jumping up to pay $3,000 extra for a hybrid," says Ritchey. "For $3,000, you can buy a lot of gas."
As 31 million of us hit the road this holiday weekend prepared to suffer at the pump, we've begun to rethink the conventional wisdom that hybrids are the solution to our oil addiction. It turns out that last year's "it" car is losing some of its megawatt buzz. Despite those runaway gas prices, some hybrids are crashing at the intersection of fashionable and rational reasons for purchasing the costly gas-electric models. The price premium you pay for a hybridâ€â€$3,000 to $8,000 above a regular modelâ€â€takes years to pay off at the pump, even with $3 a gallon gas.
That hasn't stopped celebs like Leonardo DiCaprio or Susan Sarandon from buying them. But for the rest of us, the cost of being hybrid hip is just too steep, and paying that premium just doesn't add up. "To reach the next group of hybrid buyers," says George Pipas, market analyst for Ford, which just resorted to zero percent financing to jack up sales of its Escape hybrid, "you've got to have a price premium that pencils [adds up]."
There are still plenty of folks who are driven to buy hybrids for purely green reasons. They're out to save the planet and reduce our dependence on foreign oil. And these are laudable motivations. But many of those green-leaning initial hybrid buyers have been wealthy and well educatedâ€â€in other words, the consumers who are least affected by high gas prices. If your motivation is to pinch pennies at the pump, though, there are actually regular cars that deliver better gas mileage than some hybrids.
The new $16,000 Honda Civicâ€â€the regular one, not the hybrid oneâ€â€is rated at 30mpg city and 38mpg highway. And even though those EPA ratings on the window sticker overestimate real-world mileage, the regular Civic still gets better fuel economy than the hybrid Accord and all the hybrid SUVs on the market. And there's nothing that closes up that hole in the ozone faster than burning less gas.
Now before all you hybrid enthusiasts start sharpening your poison pens, let's look at the numbers. (I'm hoping to avoid more of the kind of angry mail I received after reporting recently that Accord hybrid sales plunged 69 percent in April, while the new Cadillac Escalade shot up 127 percent). Sure, the Toyota Prius is still a sellout, and, yes, hybrid sales doubled last year (thanks mostly to that white-hot Prius). But hybrids still account for only 1.2 percent of the U.S. car market, and they're outsold by SUVs 23 to 1.
Plus, if you look on dealer lots lately, you'll notice hybrids are starting to stack up. On average, the Accord hybrid sits on the lot for more than three months before it is sold, compared to just over a month for a regular Accord, according Power Information Network's dealer-sales data. It's taking 44 days to move a Highlander hybrid, while the regular version is out the door 10 days faster. And despite that zero percent deal, the Escape hybrid also is moving slower than its conventionally powered siblingâ€â€67 days versus 61 days. That all adds up to hybrids becoming a harder sell even with gas prices that are 75 cents a gallon higher than last summer.
Still dubious? Well, I had the independent automotive researchers at Edmunds.com run the math on a couple of models and here's what they found: The Highlander hybrid stickers at $33,635 versus $27,045 for its comparable nonhybrid sibling. When you factor in a $2,600 tax credit for the hybrid and a $1,000 rebate on the nonhybridâ€â€plus some price hagglingâ€â€you end up with a hybrid premium of $4,912. If you drive that hybrid 15,000 miles a year and pay $2.93 a gallon, it will take you 8.8 years to see that payoff at the pump, according to Edmunds.
The wait is even longer for the $31,540 Accord hybrid: 12.6 years. That's because Honda engineered the Accord hybrid to be a have-your-cake-and-eat-it "horsepower hybrid," with a more fuel-thirsty V-6 engine. The Accord's electric motor is geared to both boost power and save on gas. The result: the four-door sedan gets an unspectacular 29.5mpgâ€â€just a half mile per gallon better than a regular four-cylinder Accord. In fact, if you compare the Accord hybrid to the regular four-cylinder model, the payback takes 296.2 years, according to Edmunds. I'm sure your great-great-great granddaughter will appreciate the savings.
Honda now realizes the horsepower hybrid strategy is a bust, and they're cutting production of the Accord hybrid. This week, Honda revealed that it is developing a new hybrid coming in 2009 that will be cheaper than a $22,000 Prius and smaller than a Honda Civic (though it is still expected to seat five). What has Honda learned from the sputtering Accord hybrid? "It's about fuel economy, stupid," says Honda senior vice president John Mendel. "A hybrid is not about performance. If I'm going to pay the hybrid up-charge, I want better fuel economy."
Toyota officials insist there's nothing wrong with its hybrid strategy, even though they've also slapped a cut-rate financing deal on the Highlander hybrid to get it moving. But they do acknowledge they're considering tinkering with the Highlander's styling to make it stand out more as a hybrid. Other than the Prius, most hybrids are nearly indistinguishable from other cars on the road, with nothing more than a small badge on the back or perhaps a special spoiler to denote it's a green car.
Well, it turns out that hybrid drivers would like everyone else on the road to know that they are saving the planet (even if they're not saving that much at the pump). So future hybrids will be customized to look different than their nonhybrid counterparts. "The Prius makes a statement that gives people a feeling of pride in owning a hybrid vehicle," says Toyota spokesman John Hanson. "We've learned the Highlander hybrid owner wants to make that statement, too."
Besides the cosmetics and economics, there's another complicating factor for calculating whether a hybrid is worth it: the Environmental Protection Agency's mileage mythology. As many drivers have discovered, the EPA mileage on the window sticker of a new car is miles from reality. For example, the Prius promises 60mpg, but Consumer Reports found it only gets 44 mpg. Another source of real-world hybrid mileage can be found at greenhybrid.com.
The EPA is now rejiggering its outdated methods for estimating mileageâ€â€which, among other things, don't factor in using the air conditioner or driving above 40mph. But until those come out next year, the stickers on the windows of hybrids will continue to be off by 30 percent or more. (The EPA says its mileage estimates for regular cars are off, too, but only by 5 to 20 percent because the hybrid's high-tech propulsion systems are more sensitive to changes in driving conditions and power-draining features like air conditioning.)
Despite all these hybrid headwinds, Americans still say they want them in survey after survey. Consumer Reports this week released a new poll showing that one third of car buyers say that high gas prices are driving them into more fuel-efficient cars, primarily hybrids.
The problem, say dealers, is that once consumers get to the showroom, they realize hybrids aren't such a good way to save on gas after all. "Hybrids have gone soft because people are doing the math," says Toyota dealer Gordon Stewart. "They're saying, 'Does it make sense to pay a premium for a hybrid when I'm only saving this much a week in gas?' And for now, the answer is no."
So will hybrids ever be a good deal? When the price premium falls below $2,000, analysts say the payoff will come quicker (if you factor in the hybrid tax credit you receive which ranges from $650 to $3,150, depending on the model). For now, the new Toyota Camry hybrid has the lowest premium of about $2,600, and dealers say buyers are lining up for it. Honda says it is working to radically shrink the size of its batteries and other hybrid components, which will vastly improve gas mileage.
And as more hybrid models hit the market, prices are bound to drop as the competition heats up. That's why analysts project that hybrid sales will nearly quadruple to 750,000 units by 2010. Still, even at those lofty sales, hybrids will only account for 4 percent of U.S. auto sales. SUVs, by then, will still represent about one fifth of the market.
If you're really interested in saving money at the pump this summer, there is a far cheaper way. Go out and buy one of the new little gas-sippers hitting the market now. The Honda Fit, Toyota Yaris and Nissan Versa get up to 40mpg and start at less than $15,000â€â€at least five grand cheaper than the least expensive hybrid. If you want to buy American (sort of), consider the Chevy Aveo (built in Korea), which gets 35mpg on the highway and starts at under $10,000. These cars might not dazzle your friends with their sci-fi technology. But the payoff at the pump comes right away, not a long way down the road.
So guys, jika lu kaya, silahkan beli hybrid. Toh I ngak rugi kalau U beli hybrid. Tapi itu dia, for hybrids to really succeed, apalagi di Indo, orang Indo harus kaya semua. Tapi is life THAT simple ?
Like the American author said, I can now say if I buy a Tiida instead of a Prius " My son will appreciate the big cost savings supaya dia bisa misalnya go to medicine school ! " Dari pada uangnya di hamburkan di hybrid, nanti anak saya sudah jamannya mau sekolah tinggi, uang ngak cukup, dan udara tetap makin kotor soalnya mobil tua dan mobil baru murah masih saja seperti sekarang... "
I ngak benci hybrid, cuman all I can say is, at this moment and the medium term, they are " NOT REALISTIC ! " Kecuali I nanti masuk sinetron dan jadi Leonardo Di Caprionya Indonesia.
Mau irit dan selamatkan bumi / emisi ? Bisa kok. Beli mobil lebih kecil yang ada CC, dan irit BBM. Beres deh ! Dan mobil kayak gini salesnya besar per bulan. Jauh lebih effective dan hasilnya lebih cepat !
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2396
- Joined: Thu Jun 17, 2004 3:00
- Location: Jakarta and Bandung
Hmm.. kombinasi untuk vios itu antara 1:13-14.. persis sama ama klaim toyota....
Tapi darklord... mungkin anda belum mengerti esensi dari mobil hybrid... prius bermesin 1500cc beda versi dengan vios..tapi saya rasa kalau hanya hitungan bensinnya aja, mungkin 1NZ-FE lebih baik... Tapi, karena dibantu dengan motor listrik, mobil hybrid punya karakteristik berbeda dengan mobil bensin biasa... Kalo mobil biasa boros di dalam kota irit keluar kota, maka hybrid akan irit dalam kota boros/normal keluar kota.. menurut saya nilai kombinasi 1:17 itu masih normal kalo emang banyak keluar kotanya... Efektivitas hybrid gak bisa dihitung dari kombinasi.. hybrid cuman cocok untuk kondisi STOP AND GO... kalo sering maen di kecepatan tinggi jadi sama aja kaya mobil biasa..
Tapi darklord... mungkin anda belum mengerti esensi dari mobil hybrid... prius bermesin 1500cc beda versi dengan vios..tapi saya rasa kalau hanya hitungan bensinnya aja, mungkin 1NZ-FE lebih baik... Tapi, karena dibantu dengan motor listrik, mobil hybrid punya karakteristik berbeda dengan mobil bensin biasa... Kalo mobil biasa boros di dalam kota irit keluar kota, maka hybrid akan irit dalam kota boros/normal keluar kota.. menurut saya nilai kombinasi 1:17 itu masih normal kalo emang banyak keluar kotanya... Efektivitas hybrid gak bisa dihitung dari kombinasi.. hybrid cuman cocok untuk kondisi STOP AND GO... kalo sering maen di kecepatan tinggi jadi sama aja kaya mobil biasa..
==========
I'm flying with my Siti
Powered by L15Z1 N/A
I'm flying with my Siti
Powered by L15Z1 N/A
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1632
- Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21
I know bung Datsu. Tentu hybrid kalau macet lebih effective. Justru ada website yang bilang kalau freeway hybrid bisa lebih boros banding non hybrid, cause listriknya jarang di pakai dan bobot komponentnya tambah beban.
Tapi tetap di Indonesia, seirit hybrid, jangan lupa di Indonesia, mobil lebih cepat rusak komponentnya banding luar negeri. U kan tau hybrid itu komponentnya mayoritas bukan barang murah. Nah ! Kalau IU berani kasih warranty kama dan harga turun ke say 200+ juta, bisa saja mulai ada orang yang beli.
Tapi U pikir saja, Toyota dan TAM saja yang besar dan duit banyak, sekarang saja masih belom berani jual Prius. Honda saja diam diam jual Civic hybrid, tapi juga ngak gencar. Why ? Cause maybe dalam hati mereka sadar di Indonesia saat ini amat susah cari alasan untuk orang Indo beli hybrid mereka.
Nah, tau sendiri orang Indo paling takut ama service mahal, sparepart mahal. Mobil injeksi modern saja dulu jaman kapsul masih ada saja banyak orang Indo tetap balik ke kapsul, cause mereka takutnya mesin injeksi modern lebih mahal perawatannya banding mesin kuno.
Itu mesin conventional injection banding kapsul, apalagi hybrid ? IU saja cuman berani kasih garansi 2 atau 3 tahun. Siapa yang berani ? Kecuali like I said orangnya banyak duit.
Dan tetap juga meskipun Prius dalam kota bisa 1:31, tetap hebat BBM costnya ngak besar banget. Anda hitung sendiri deh.
Actually yr Vios is not a bad car. Ada CC dan mesin irit kencang. Sayang cuman 1, kalau ngak salah safety feature ada yang di kuranggin. Betul kah saya ?
Tapi tetap di Indonesia, seirit hybrid, jangan lupa di Indonesia, mobil lebih cepat rusak komponentnya banding luar negeri. U kan tau hybrid itu komponentnya mayoritas bukan barang murah. Nah ! Kalau IU berani kasih warranty kama dan harga turun ke say 200+ juta, bisa saja mulai ada orang yang beli.
Tapi U pikir saja, Toyota dan TAM saja yang besar dan duit banyak, sekarang saja masih belom berani jual Prius. Honda saja diam diam jual Civic hybrid, tapi juga ngak gencar. Why ? Cause maybe dalam hati mereka sadar di Indonesia saat ini amat susah cari alasan untuk orang Indo beli hybrid mereka.
Nah, tau sendiri orang Indo paling takut ama service mahal, sparepart mahal. Mobil injeksi modern saja dulu jaman kapsul masih ada saja banyak orang Indo tetap balik ke kapsul, cause mereka takutnya mesin injeksi modern lebih mahal perawatannya banding mesin kuno.
Itu mesin conventional injection banding kapsul, apalagi hybrid ? IU saja cuman berani kasih garansi 2 atau 3 tahun. Siapa yang berani ? Kecuali like I said orangnya banyak duit.
Dan tetap juga meskipun Prius dalam kota bisa 1:31, tetap hebat BBM costnya ngak besar banget. Anda hitung sendiri deh.
Actually yr Vios is not a bad car. Ada CC dan mesin irit kencang. Sayang cuman 1, kalau ngak salah safety feature ada yang di kuranggin. Betul kah saya ?
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1632
- Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21
About that Nissan Altima hybrid, let Carlos Ghosn speak to U guys sendiri. I ngak mau second guess him :
http://www.autoinsidernews.com/2006/04/ ... ncentives/
Auto Insider News
insider news for the auto enthusiast
Nissan’s CEO speaks out against hybrids, incentives
Posted: April 14, 2006 9:29PM by Michael Savio
Posted in Nissan, New York Auto Show, Business
Nissan CEO Carlos Ghosn said in an interview he still feels it’s too early to fully back hybrids, and declining sales are evidence of this. “At least admit I was the only guy saying, ‘Watch out, the consumer decides, don’t be excited about it,’†Ghosn said in an interview with reporters at the New York Auto Show. “I have some kind of satisfaction of being a little bit right on this one.â€Â
Still, Nissan is planning to release a hybrid version of its new Altima later this year. The hybrid makes sense because of California’s air quality regulations. “I didn’t say I didn’t believe in it. I said it’s too early,†he said.
Ghosn also spoke out against the deep incentives used by many American automakers, saying they have diminished the value of vehicles through constant discounting and bland design. Money spent on incentives is money not being invested in new vehicles or design.
“The customer gets the message that those products are not worth the prices printed on their stickers,†Ghosn told the Associated Press.
“Manufacturers must reawaken passion for cars and trucks and restore the value to the minds of our customers,†he said.
http://www.autoinsidernews.com/2006/04/ ... ncentives/
Auto Insider News
insider news for the auto enthusiast
Nissan’s CEO speaks out against hybrids, incentives
Posted: April 14, 2006 9:29PM by Michael Savio
Posted in Nissan, New York Auto Show, Business
Nissan CEO Carlos Ghosn said in an interview he still feels it’s too early to fully back hybrids, and declining sales are evidence of this. “At least admit I was the only guy saying, ‘Watch out, the consumer decides, don’t be excited about it,’†Ghosn said in an interview with reporters at the New York Auto Show. “I have some kind of satisfaction of being a little bit right on this one.â€Â
Still, Nissan is planning to release a hybrid version of its new Altima later this year. The hybrid makes sense because of California’s air quality regulations. “I didn’t say I didn’t believe in it. I said it’s too early,†he said.
Ghosn also spoke out against the deep incentives used by many American automakers, saying they have diminished the value of vehicles through constant discounting and bland design. Money spent on incentives is money not being invested in new vehicles or design.
“The customer gets the message that those products are not worth the prices printed on their stickers,†Ghosn told the Associated Press.
“Manufacturers must reawaken passion for cars and trucks and restore the value to the minds of our customers,†he said.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2396
- Joined: Thu Jun 17, 2004 3:00
- Location: Jakarta and Bandung
oh betul..emang dengan harga segitu susah untuk balik modal buat beli hybrid... tapi yang jelas tetep harus keluar dulu beberapa hybrid di indo biar bisa dikembangin di dalem negeri... Ambil contoh handphone.. dulu harga HP waktu masih pake teknologi AMPS dan GSM generasi pertama mahal sekali.. bahkan dulu satu handphone bisa beli motor.. tapi sekrang Anda lihat darklord.. sama aja dengan mobil...dan umur "kemahalan" hybrid gak akan lama... skrng ini kiblat mobil indo ada di thailand.. liat aja...kalo di thailand udah laku tinggal hitungan bulan nunggu hybrid laris di jakarta..
Dulu juga orang bingung dengan yang namanya teknologi VTEC atau VVT-i... Skrng buktinya teknolgi itu udah jd standar buat mobil2 yang irit tapi tetep performanya tinggi..
Hmm.. my vios is not bad at all.. cuman masalah di interior aja... safety feature yang dikurangin cuman airbag.... hanya airbag.. itu karena dulu ketika masukin vios, toyota gak mengharapkan perlawanan yang bagus dari city... karena masuk sama2... beda dengan yaris yang masuk di belakang jazz yang harus diberikan amunisi yang lebih besar buat bunuh jazz..hehe..
Dulu juga orang bingung dengan yang namanya teknologi VTEC atau VVT-i... Skrng buktinya teknolgi itu udah jd standar buat mobil2 yang irit tapi tetep performanya tinggi..
Hmm.. my vios is not bad at all.. cuman masalah di interior aja... safety feature yang dikurangin cuman airbag.... hanya airbag.. itu karena dulu ketika masukin vios, toyota gak mengharapkan perlawanan yang bagus dari city... karena masuk sama2... beda dengan yaris yang masuk di belakang jazz yang harus diberikan amunisi yang lebih besar buat bunuh jazz..hehe..
==========
I'm flying with my Siti
Powered by L15Z1 N/A
I'm flying with my Siti
Powered by L15Z1 N/A
-
- SM Specialist
- Posts: 22072
- Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14
IMHO :
Test di Singapura dengan menggunakan metoda UN ECE R 101 juga membuktikan bahwa Prius hanya lebih hemat 2 km/l. dibanding Honda Jazz I-DSi yg non hybrid.
Memang hybrid yg diproduksi hingga hari ini masih jauh dari harapan, tetapi saya pribadi mendukung sepenuhnya aplikasi hybrid pada kendaraan bermotor dan optimis di masa datang mobil hybrid kemungkinan besar dapat mencapai level kons. BBM yg sesuai expetasi banyak pihak.
Kalau melihat dari acara Tour De Sol 2006, dimana mobil2 hybrid dimodifikasi sedemikian rupa dng berbagai teknik, mulai dari menambah turbocharger pada mesin motor bakarnya, teknik MIMA serta penggantian batere dengan batere Li Ion membuktikan mobil2 hybrid bisa jauh lebih perform dibanding kondisi standarnya.
http://www.greencarcongress.com/2005/09 ... brids.html
http://www.greencarcongress.com/2006/05 ... _so_1.html
http://www.greencarcongress.com/2006/05 ... ergys.html
Lalu utk radiasi / mengurangi efek EMF bisa dengan melapisi bagian yg memisahkan interior dng electro motor baik dengan lapisan timah maupun membungkus electro motor / kabin dengan metoda sangkar Faraday (CMIIW)
Utk safety sewaktu terjadi accident, dimana voltage rating mobil hybrid sekitar 288 - 650 Volt AC, di masa datang harusnya juga ada solusi baik menggunakan modul circuit breaker yg diatur PLC atau solusi lainnya.
Dan siapa tahu nanti akan ada mobil hybrid yg dilengkapi "stop kontak", jadi ketika di rumah aki mobil di charge menggunakan solar panel tenaga matahari (nggak pake PLN), ada sensor dimana mobil ga bisa di start sewaktu kabel listrik tercolok. So nanti bila dibutuhkan pergi hanya utk jarak2 dekat, mobil bisa berjalan dengan electro motor murni spt halnya mobil utk golf
Ini hanya sekedar opini pribadi berdasarkan analisa pribadi, tidak bermaksud membela siapapun atau menyerang siapapun, harap koreksi kalau salah & mohon maap bila ada yg kurang berkenan.
Salam efisiensi
Test di Singapura dengan menggunakan metoda UN ECE R 101 juga membuktikan bahwa Prius hanya lebih hemat 2 km/l. dibanding Honda Jazz I-DSi yg non hybrid.
Memang hybrid yg diproduksi hingga hari ini masih jauh dari harapan, tetapi saya pribadi mendukung sepenuhnya aplikasi hybrid pada kendaraan bermotor dan optimis di masa datang mobil hybrid kemungkinan besar dapat mencapai level kons. BBM yg sesuai expetasi banyak pihak.
Kalau melihat dari acara Tour De Sol 2006, dimana mobil2 hybrid dimodifikasi sedemikian rupa dng berbagai teknik, mulai dari menambah turbocharger pada mesin motor bakarnya, teknik MIMA serta penggantian batere dengan batere Li Ion membuktikan mobil2 hybrid bisa jauh lebih perform dibanding kondisi standarnya.
http://www.greencarcongress.com/2005/09 ... brids.html
http://www.greencarcongress.com/2006/05 ... _so_1.html
http://www.greencarcongress.com/2006/05 ... ergys.html
Lalu utk radiasi / mengurangi efek EMF bisa dengan melapisi bagian yg memisahkan interior dng electro motor baik dengan lapisan timah maupun membungkus electro motor / kabin dengan metoda sangkar Faraday (CMIIW)
Utk safety sewaktu terjadi accident, dimana voltage rating mobil hybrid sekitar 288 - 650 Volt AC, di masa datang harusnya juga ada solusi baik menggunakan modul circuit breaker yg diatur PLC atau solusi lainnya.
Dan siapa tahu nanti akan ada mobil hybrid yg dilengkapi "stop kontak", jadi ketika di rumah aki mobil di charge menggunakan solar panel tenaga matahari (nggak pake PLN), ada sensor dimana mobil ga bisa di start sewaktu kabel listrik tercolok. So nanti bila dibutuhkan pergi hanya utk jarak2 dekat, mobil bisa berjalan dengan electro motor murni spt halnya mobil utk golf

Ini hanya sekedar opini pribadi berdasarkan analisa pribadi, tidak bermaksud membela siapapun atau menyerang siapapun, harap koreksi kalau salah & mohon maap bila ada yg kurang berkenan.
Salam efisiensi

-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1632
- Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21
Benar, tapi kalau HP rusak atau apa kita cuman keluar berapa ? Hybrid kalau rusak keluar berapa ?
Jauh !
Sebenernya siapa mau keluarin hybrid si its OK with me. Cuman justru kalau ngak laku kasihan nanti IUnya.
Bayangkan William Motor sudah belanja banyak duit untuk sediakan aftersales hybrid. Toyota saja sendiri masih enggan. Nah, kalau sebulan yang beli bisa di hitung jari tanggan kita, apakah ngak stress tuh Pak Fransiskus Eka Putra, boss William Motor ?
Its all about the money ! Misalnya kalau saya kaya raya, beli hybrid, masukin anak ke sekolah yang paling mahal, paling gengsi, beli kapal siar, etc. siapa yang ngak mau ? Tapi namanya juga dana terbatas. So mau ngak mau harus hitunggan dong ?
Sebenernya message yang saya mau sajikan utama adalah jangan hanggap hybrid itu solution to all our car pollution problems. Its not !
The fastest way is to get a lot of people to buy CC equipped cars with efficient engines.
Thats why saya rasa Vios U, City, Yaris, Tiida etc lebih membantu koreksi polusi udara kita.
500 Prius juga percuma kalau yang laku sebulan cuman puluhan. Yang lain nangkring di showroom memang ngak polusi, tapi Bajai saja di bengkel juga diam ....
Once again takutnya publicity Prius have the opposite effect. Takutnya orang non-automotive jadi excited " Wah semua Toyota itu ramah lingkunggan banget. Toyota sungguh peduli lingkunggan Indonesia. Nissan, Mitsu, Mazda, etc, yang lain ngak peduli. Kan mereka ngak bikin hybrid. Lets buy more Avanzas, Innovas, forget abt other cars ". Wah ! Pollution makin parah deh !
Jauh !
Sebenernya siapa mau keluarin hybrid si its OK with me. Cuman justru kalau ngak laku kasihan nanti IUnya.
Bayangkan William Motor sudah belanja banyak duit untuk sediakan aftersales hybrid. Toyota saja sendiri masih enggan. Nah, kalau sebulan yang beli bisa di hitung jari tanggan kita, apakah ngak stress tuh Pak Fransiskus Eka Putra, boss William Motor ?
Its all about the money ! Misalnya kalau saya kaya raya, beli hybrid, masukin anak ke sekolah yang paling mahal, paling gengsi, beli kapal siar, etc. siapa yang ngak mau ? Tapi namanya juga dana terbatas. So mau ngak mau harus hitunggan dong ?
Sebenernya message yang saya mau sajikan utama adalah jangan hanggap hybrid itu solution to all our car pollution problems. Its not !
The fastest way is to get a lot of people to buy CC equipped cars with efficient engines.
Thats why saya rasa Vios U, City, Yaris, Tiida etc lebih membantu koreksi polusi udara kita.
500 Prius juga percuma kalau yang laku sebulan cuman puluhan. Yang lain nangkring di showroom memang ngak polusi, tapi Bajai saja di bengkel juga diam ....
Once again takutnya publicity Prius have the opposite effect. Takutnya orang non-automotive jadi excited " Wah semua Toyota itu ramah lingkunggan banget. Toyota sungguh peduli lingkunggan Indonesia. Nissan, Mitsu, Mazda, etc, yang lain ngak peduli. Kan mereka ngak bikin hybrid. Lets buy more Avanzas, Innovas, forget abt other cars ". Wah ! Pollution makin parah deh !
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2396
- Joined: Thu Jun 17, 2004 3:00
- Location: Jakarta and Bandung
I won't comment about publicity...it's beyond my reach..
Tapi masih melanjutkan anologi saya, jaman dulu waktu HP masih seharga motor, biaya perbaikannya juga sama kaya beli baru... nah...makin kesini teknologinya makin banyak dan murah.... Yah, seperti harapan bung Turboman juga... lama kelamaan pasti akan terjadi dimana hybrid benar2 berguna dan aman.. Mungkin dark lord melihat dari sudut jaman sekrang...it's allright... tapi saya pribadi melihat mungkin 10 tahun lagi (kalau saya masih ada umur) saya akan lebih banyak melihat mobil hybrid di dalam jakarta dan lebih banyak melihat mobil konvensional di cipularang....
Tapi masih melanjutkan anologi saya, jaman dulu waktu HP masih seharga motor, biaya perbaikannya juga sama kaya beli baru... nah...makin kesini teknologinya makin banyak dan murah.... Yah, seperti harapan bung Turboman juga... lama kelamaan pasti akan terjadi dimana hybrid benar2 berguna dan aman.. Mungkin dark lord melihat dari sudut jaman sekrang...it's allright... tapi saya pribadi melihat mungkin 10 tahun lagi (kalau saya masih ada umur) saya akan lebih banyak melihat mobil hybrid di dalam jakarta dan lebih banyak melihat mobil konvensional di cipularang....
==========
I'm flying with my Siti
Powered by L15Z1 N/A
I'm flying with my Siti
Powered by L15Z1 N/A
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1632
- Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21
Bisa saja. Saya ngak bilang hybrid itu forever akan gagal.
Cuman, and this is for Toyota and Honda people, nanti saat U mau jual hybrid, jangan lupa model lain yang sekarang di upgrade juga emisinya.
Contoh misalnya bak air kita mau buang semua airnya. Nah, kita copot lobang bawahnya supaya air bisa turun ke saluran pipa.
Tapi kalau air baru masuk lewat kran masih deras, gimana mau kosong itu bak air ?
Its all about Volume emisi kotor yang keluar banding volume emisi bersih yang keluar dari hybrid and CC cars.
Which way is it going ? Bak airnya makin penuh, atau makin kosong ? And which companies, cars are contributing the most ?
Cuman, and this is for Toyota and Honda people, nanti saat U mau jual hybrid, jangan lupa model lain yang sekarang di upgrade juga emisinya.
Contoh misalnya bak air kita mau buang semua airnya. Nah, kita copot lobang bawahnya supaya air bisa turun ke saluran pipa.
Tapi kalau air baru masuk lewat kran masih deras, gimana mau kosong itu bak air ?
Its all about Volume emisi kotor yang keluar banding volume emisi bersih yang keluar dari hybrid and CC cars.
Which way is it going ? Bak airnya makin penuh, atau makin kosong ? And which companies, cars are contributing the most ?
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Hybrid = tidak patut dibeli karena tidak akan 'balik modal'?
Opini yang terasa dangkal, jika ketika berbicara dalam semangat penghematan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, hanya menghitung penghematan fuel oleh mobil hybrid hanya dengan uang, hanya dengan 'rupiah'.
Ketika seluruh minyak bumi di bumi ini sudah habis, punya uang Rp 1.000.000.000.000 pun tidak akan bisa membeli satu liter bensin.
Katakanlah konsumsi bensin Prius dengan kondisi Jakarta = 17.6 Km/liter (ingat, bahwa tester bukan pemilik atau pengguna rutin, dan belum menguasai cara membawa mobil hybrid yang efisien. Kalau pemilik, setelah melewati masa 'learning curve', akan menguasainya dan tidak heran jika banyak pemilik Prius kini sudah bisa mencapai 1 : 40 Km dengan mudah).
1 : 17.6 Km, jika dibandingkan misalnya dengan sebuah minivan yang konsumsi BBM-nya 1 : 7.5-8, maka Prius menggunakan bensin bahkan kurang dari setengahnya. Satu liter yang dihemat berarti = satu liter yang bisa digunakan oleh orang lain. Dan kalau satu generasi menghemat satu liter masing2 = maka bensin yang dihemat akan cukup untuk digunakan oleh satu generasi lagi!
Tapi kalau mau bersikap mendewakan duit, aku juga bisa memberikan contoh perhitungan.
Daripada kemana2 hanya sendirian pakai minivan berdaya muat 7 orang yang konsumsi BBM-nya seirit2nya pun hanya 1 : 8 Km, kenapa tidak beli sebuah Daihatsu Xenia 1.0L saja, yang bisa mencapai 1 : 13 Km dengan mudah? Harganya pun di bawah Rp 100 juta, daya muatnya pun sama, 7 orang, dan beli satu minivan buatan Jepang bisa beli TIGA buah Xenia buatan putra bangsa sendiri.
Selain itu, bensin yang dihemat pun luar biasa : tiap liter bisa menempuh jarak 5 Km lebih jauh! Tapi kenapa tidak terjadi?
Kenyataannya, belum tentu pemilik minivan itu mau ganti mobilnya dengan sebuah Xenia yang jelas kurang berwibawa, bahkan mungkin impiannya malah adalah tukar tambah ke minivan yang lebih besar lagi, dan dengan mesin yang lebih besar pula dan tentu meminum bensin lebih banyak pula. Padahal pembeli Prius disebut orang kaya bodoh yang hanya buang2 uang saja atau mungkin anggota Greenpeace.
Aku pribadi akan jauh lebih respect pada orang yang mampu beli Alphard/Elgrand atau bahkan S-class tapi lebih memilih sebuah Prius, misalnya. Apakah dia bodoh?
Ini bukan hanya tentang uang tapi tentang hal yang lebih besar lagi : memulai menghemat sumber energi yang tidak bisa diperbaharui tersebut supaya cukup untuk generasi masa depan, untuk anak cucu kita, supaya mereka memiliki waktu yang cukup untuk menemukan sumber energi lain.
Dan, yang lebih penting lagi tentang mobil hybrid, adalah dimulainya produksi dan penggunaan motor listrik secara massal. Pada saatnya nanti, apapun sumber energi yang digunakan, baik hidrogen, listrik atau bahkan sinar matahari, mobil akan digerakkan oleh motor listrik.
Jika produksinya tidak dimulai dari sekarang, bagaimana caranya nanti bisa tiba2 muncul mobil listrik? Seperti handphone, dimulai dulu dengan handphone jaman dulu yang sebesar batu bata dan mahal harganya, supaya sekarang bisa setipis kartu kredit dan murah harganya.
Ketika mencibir mobil hybrid, sebaiknya lihat dulu anak/cucu kita yang masih kecil : teknologi yang masih 'bayi' ini harus dimulai dari sekarang, demi kehidupan mereka yang lebih baik, semoga mereka bisa mengalami era di mana tidak perlu lagi menutup jendela mobil rapat2 seperti kakek mereka karena takut asap beracun, tapi malah membuka jendela lebar2 karena semua mobil di jalanan hanya mengeluarkan uap air yang menyegarkan.
Mau sampai kapan membakar minyak bumi yang pada akhirnya akan habis? Padahal minyak bumi akan sangat jauh lebih berguna bila diolah dan didaur ulang, daripada hanya dibakar menjadi asap polusi!
Think globally, act locally.
Opini yang terasa dangkal, jika ketika berbicara dalam semangat penghematan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, hanya menghitung penghematan fuel oleh mobil hybrid hanya dengan uang, hanya dengan 'rupiah'.
Ketika seluruh minyak bumi di bumi ini sudah habis, punya uang Rp 1.000.000.000.000 pun tidak akan bisa membeli satu liter bensin.
Katakanlah konsumsi bensin Prius dengan kondisi Jakarta = 17.6 Km/liter (ingat, bahwa tester bukan pemilik atau pengguna rutin, dan belum menguasai cara membawa mobil hybrid yang efisien. Kalau pemilik, setelah melewati masa 'learning curve', akan menguasainya dan tidak heran jika banyak pemilik Prius kini sudah bisa mencapai 1 : 40 Km dengan mudah).
1 : 17.6 Km, jika dibandingkan misalnya dengan sebuah minivan yang konsumsi BBM-nya 1 : 7.5-8, maka Prius menggunakan bensin bahkan kurang dari setengahnya. Satu liter yang dihemat berarti = satu liter yang bisa digunakan oleh orang lain. Dan kalau satu generasi menghemat satu liter masing2 = maka bensin yang dihemat akan cukup untuk digunakan oleh satu generasi lagi!
Tapi kalau mau bersikap mendewakan duit, aku juga bisa memberikan contoh perhitungan.
Daripada kemana2 hanya sendirian pakai minivan berdaya muat 7 orang yang konsumsi BBM-nya seirit2nya pun hanya 1 : 8 Km, kenapa tidak beli sebuah Daihatsu Xenia 1.0L saja, yang bisa mencapai 1 : 13 Km dengan mudah? Harganya pun di bawah Rp 100 juta, daya muatnya pun sama, 7 orang, dan beli satu minivan buatan Jepang bisa beli TIGA buah Xenia buatan putra bangsa sendiri.
Selain itu, bensin yang dihemat pun luar biasa : tiap liter bisa menempuh jarak 5 Km lebih jauh! Tapi kenapa tidak terjadi?
Kenyataannya, belum tentu pemilik minivan itu mau ganti mobilnya dengan sebuah Xenia yang jelas kurang berwibawa, bahkan mungkin impiannya malah adalah tukar tambah ke minivan yang lebih besar lagi, dan dengan mesin yang lebih besar pula dan tentu meminum bensin lebih banyak pula. Padahal pembeli Prius disebut orang kaya bodoh yang hanya buang2 uang saja atau mungkin anggota Greenpeace.
Aku pribadi akan jauh lebih respect pada orang yang mampu beli Alphard/Elgrand atau bahkan S-class tapi lebih memilih sebuah Prius, misalnya. Apakah dia bodoh?
Ini bukan hanya tentang uang tapi tentang hal yang lebih besar lagi : memulai menghemat sumber energi yang tidak bisa diperbaharui tersebut supaya cukup untuk generasi masa depan, untuk anak cucu kita, supaya mereka memiliki waktu yang cukup untuk menemukan sumber energi lain.
Dan, yang lebih penting lagi tentang mobil hybrid, adalah dimulainya produksi dan penggunaan motor listrik secara massal. Pada saatnya nanti, apapun sumber energi yang digunakan, baik hidrogen, listrik atau bahkan sinar matahari, mobil akan digerakkan oleh motor listrik.
Jika produksinya tidak dimulai dari sekarang, bagaimana caranya nanti bisa tiba2 muncul mobil listrik? Seperti handphone, dimulai dulu dengan handphone jaman dulu yang sebesar batu bata dan mahal harganya, supaya sekarang bisa setipis kartu kredit dan murah harganya.
Ketika mencibir mobil hybrid, sebaiknya lihat dulu anak/cucu kita yang masih kecil : teknologi yang masih 'bayi' ini harus dimulai dari sekarang, demi kehidupan mereka yang lebih baik, semoga mereka bisa mengalami era di mana tidak perlu lagi menutup jendela mobil rapat2 seperti kakek mereka karena takut asap beracun, tapi malah membuka jendela lebar2 karena semua mobil di jalanan hanya mengeluarkan uap air yang menyegarkan.
Mau sampai kapan membakar minyak bumi yang pada akhirnya akan habis? Padahal minyak bumi akan sangat jauh lebih berguna bila diolah dan didaur ulang, daripada hanya dibakar menjadi asap polusi!
Think globally, act locally.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2391
- Joined: Sat Dec 24, 2005 16:37
- Location: Sparkling Surabaya
Aku rasaaa ini adalah tahap pertama dalam pengembangan mobil listrik. Harga minyak dunia udah naik..jadi $70 perbarrel. Pasti lama kelamaan mobil listrik akan lebih di-improve. Apalagi udah ada kerjasama Nissan-TOyota untuk improve hybrid.
Jadi mungkin untuk sekarang, hybrid masih belum pantas dipake soalnya mobil minyak aja katanya bisa lebih hemat. Bahkan bisa dibilang tidak beda jauh. Mungkin untuk tahun kedepan mobil hybrid bisa lebih dipertimbangkan oleh masyarakat

Jadi mungkin untuk sekarang, hybrid masih belum pantas dipake soalnya mobil minyak aja katanya bisa lebih hemat. Bahkan bisa dibilang tidak beda jauh. Mungkin untuk tahun kedepan mobil hybrid bisa lebih dipertimbangkan oleh masyarakat
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Malah sudah ada, koq, Mr. Turboman. Mobil seperti ini dinamakan 'plug-in hybrid'. Banyak Prius yang dimodifikasi menjadi plug-in, dan bisa menempuh jarak relatif sangat jauh dibanding Prius biasa, sebelum akhirnya mesin bensin membantu.Turboman wrote:
Dan siapa tahu nanti akan ada mobil hybrid yg dilengkapi "stop kontak", jadi ketika di rumah aki mobil di charge menggunakan solar panel tenaga matahari (nggak pake PLN), ada sensor dimana mobil ga bisa di start sewaktu kabel listrik tercolok. So nanti bila dibutuhkan pergi hanya utk jarak2 dekat, mobil bisa berjalan dengan electro motor murni spt halnya mobil utk golf![]()
Salam efisiensi
Dan di atap pun ditempel stiker solar panel yang turut membantu men-charge battery, on the move..!
Ketika battery lithium-ion mencapai efisiensi jauh lebih tinggi daripada sekarang, bahkan mungkin tidak perlu lagi tangki dan mesin bensin sama sekali, karena battery mobil listrik akan bisa di-charge penuh di rumah atau bahkan ketika parkir di tempat terbuka, menangkap sinar matahari dengan stiker solar panel.
Maka banyak yang berkeyakinan bahwa masa depan adalah mobil listrik dengan battery Lithium-Ion berkapasitas dan berefisiensi tinggi, dan bukannya fuel cell dan hidrogen yang selain mahal, teknologinya masih membutuhkan waktu sangat lama, apalagi jaringan stasiun pengisian hidrogen-nya yang harus seluas jaringan SPBU sekarang.
Sedangkan mobil listrik bisa di-charge di rumah, layaknya handphone/PDA.
Jika Anda tertarik mengenai plug-in hybrid ini, Anda bisa research sendiri. Sangat menarik.
Yang menurutku paling ideal : mobil listrik dengan motor listrik sebagai tenaga utama dan mesin diesel mungil sebagai tenaga cadangan untuk situasi darurat, yang bisa diisi dengan minyak goreng dari dapur. Tidak perlu lagi membakar BBM yang berasal dari minyak bumi.
Siapa tahu generasi masa depan akan bisa menemukan cara untuk mengolah minyak bumi ini menjadi sesuatu yang jauh lebih berguna, daripada seperti kita sekarang yang hanya membakarnya dan mengakibatkan global warming = cikal bakal bencana di kemudian hari.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Dalam satu, dua atau tiga tahun ke depan, akan mulai dijual mobil hybrid generasi ketiga (3G) yang sudah menggunakan battery Lithium-Ion.
Mobil hybrid seperti itu tidak akan pernah mogok karena masalah aki soak, karena tenaga listrik selalu tersedia. Jangankan hanya untuk proses pengapian, tenaga yang ada cukup untuk menggerakkan mobil!
Toyota sedang menyiapkan Prius generasi ketiga yang modelnya akan semakin futuristik, karena dengan semakin umumnya model2 hybrid lain seperti Estima, Alphard, Harrier, Lexus GS450h dan LS600h, tugas Prius memperkenalkan hybrid sudah selesai kini Toyota bisa membuat styling futuristik dan radikal untuk generasi berikutnya. Toyota bahkan sedang menyiapkan sports car hybrid dengan posisi mesin di tengah (mid-engine) seperti halnya sebuah Ferrari 360 Modena/430 dan menggunakan folding hardtop (seperti Mercedes SL dan SLK), dan berdaya muat 4 orang!
Sementara Honda yang memilih jalan lain, akan berkonsentrasi memasang teknologi hybrid pada model2 kecilnya yang sudah terkenal irit. Honda Fit (Jazz) generasi kedua akan memiliki versi hybrid yang tingkat konsumsi bensin-nya diproyeksikan mencapai 38 Km per liter, dan dengan harga yang tidak begitu berbeda jauh dengan versi bensinnya. Fit/Jazz versi hybrid akan menggunakan mesin bensin berkapasitas lebih kecil yang lebih murah biaya produksinya (1000cc, mesin Honda Insight), tapi tenaganya, dengan dibantu motor listrik berkapasitas besar, tidak akan kalah dengan mesin 1.5L VTEC yang dipakai sekarang. Dan jauh lebih irit.
Sangat cocok untuk kondisi lalu lintas Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya, yang penuh dengan kondisi stop and go dimana terjadi pemborosan bensin yang paling parah karena bensin terus dibakar demi AC dan audio tetap hidup.
Pada mobil hybrid sekarang pun, AC dan audio memiliki sumber listrik sendiri berupa battery Li-Ion kecil sehingga ketika sistem Smart Idle Stop mematikan mesin bensin secara otomatis ketika berhenti di lampu stopan/kemacetan, AC dan audio akan tetap aktif.
Mesin baru membakar bensin lagi ketika kita menginjak gas - mesin akan hidup kembali dalam sekejap dan tidak akan terasa bahwa mesin pernah mati.
Khusus sistem Idle Stop di atas, tidak perlu membeli mobil hybrid untuk bisa menikmatinya, sudah banyak mobil2 Jepang dan Eropa yang sudah dilengkapi sistem tersebut, di antaranya Yaris versi Jepang. Para penikmat sensasi berkendara BMW pun akan bisa menikmatinya dalam waktu tidak terlalu lama lagi - BMW sudah secara resmi mengumumkan akan memasangnya pada model2 mereka.
Mobil hybrid seperti itu tidak akan pernah mogok karena masalah aki soak, karena tenaga listrik selalu tersedia. Jangankan hanya untuk proses pengapian, tenaga yang ada cukup untuk menggerakkan mobil!
Toyota sedang menyiapkan Prius generasi ketiga yang modelnya akan semakin futuristik, karena dengan semakin umumnya model2 hybrid lain seperti Estima, Alphard, Harrier, Lexus GS450h dan LS600h, tugas Prius memperkenalkan hybrid sudah selesai kini Toyota bisa membuat styling futuristik dan radikal untuk generasi berikutnya. Toyota bahkan sedang menyiapkan sports car hybrid dengan posisi mesin di tengah (mid-engine) seperti halnya sebuah Ferrari 360 Modena/430 dan menggunakan folding hardtop (seperti Mercedes SL dan SLK), dan berdaya muat 4 orang!
Sementara Honda yang memilih jalan lain, akan berkonsentrasi memasang teknologi hybrid pada model2 kecilnya yang sudah terkenal irit. Honda Fit (Jazz) generasi kedua akan memiliki versi hybrid yang tingkat konsumsi bensin-nya diproyeksikan mencapai 38 Km per liter, dan dengan harga yang tidak begitu berbeda jauh dengan versi bensinnya. Fit/Jazz versi hybrid akan menggunakan mesin bensin berkapasitas lebih kecil yang lebih murah biaya produksinya (1000cc, mesin Honda Insight), tapi tenaganya, dengan dibantu motor listrik berkapasitas besar, tidak akan kalah dengan mesin 1.5L VTEC yang dipakai sekarang. Dan jauh lebih irit.
Sangat cocok untuk kondisi lalu lintas Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya, yang penuh dengan kondisi stop and go dimana terjadi pemborosan bensin yang paling parah karena bensin terus dibakar demi AC dan audio tetap hidup.
Pada mobil hybrid sekarang pun, AC dan audio memiliki sumber listrik sendiri berupa battery Li-Ion kecil sehingga ketika sistem Smart Idle Stop mematikan mesin bensin secara otomatis ketika berhenti di lampu stopan/kemacetan, AC dan audio akan tetap aktif.
Mesin baru membakar bensin lagi ketika kita menginjak gas - mesin akan hidup kembali dalam sekejap dan tidak akan terasa bahwa mesin pernah mati.
Khusus sistem Idle Stop di atas, tidak perlu membeli mobil hybrid untuk bisa menikmatinya, sudah banyak mobil2 Jepang dan Eropa yang sudah dilengkapi sistem tersebut, di antaranya Yaris versi Jepang. Para penikmat sensasi berkendara BMW pun akan bisa menikmatinya dalam waktu tidak terlalu lama lagi - BMW sudah secara resmi mengumumkan akan memasangnya pada model2 mereka.
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 296
- Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
- Location: Shinjuku
Sith, berkali-kali anda ngeyel masalah CC, dan berkali-kali saya bilang bahwa semua line penumpang Toyota telah disiapkan untuk memenuhi regulasi Euro2.Sithlord wrote: The fastest way is to get a lot of people to buy CC equipped cars with efficient engines.
Thats why saya rasa Vios U, City, Yaris, Tiida etc lebih membantu koreksi polusi udara kita.
500 Prius juga percuma kalau yang laku sebulan cuman puluhan. Yang lain nangkring di showroom memang ngak polusi, tapi Bajai saja di bengkel juga diam ....
Once again takutnya publicity Prius have the opposite effect. Takutnya orang non-automotive jadi excited " Wah semua Toyota itu ramah lingkunggan banget. Toyota sungguh peduli lingkunggan Indonesia. Nissan, Mitsu, Mazda, etc, yang lain ngak peduli. Kan mereka ngak bikin hybrid. Lets buy more Avanzas, Innovas, forget abt other cars ". Wah ! Pollution makin parah deh !
Lalu kalau memang bensin-nya gak mendukung penggunaan CC gimana ?
Di daerah, ada CC justru dicopot, karena justru bikin mesin batuk-batuk.
Atau memang Toyota harus pasang CC semuanya biar penjualannya turun drastis di daerah dan lalu Nissan yang ganti-in jualan ?
Sarcastic-kah saya ???
Sebenarnya kalau anda itu niatnya bener, pemerintah dan pertamina tuh yang harus diurusin dulu, bukan Toyota dan Honda

Suruh mereka bikin bensin tanpa timbal, baru semua mobil bisa pakai CC.
Bener gak rekan-rekan, mana alur pikir yang runut dan bener ?
Terus mengenai hybrid, menurut saya, calon potensial pembeli hybrid “untuk saat ini†adalah orang-orang yang kebutuhan pokok / dasarnya telah terpenuhi lebih dari cukup.
Mereka sedang berada di puncak kariernya, dan biasanya di saat-saat tersebut muncul kebutuhan-kebutuhan baru yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya.
Contoh saja, yang dulunya cuma bisanya ngurusin dagang, di saat saat tersebut mereka mulai melirik kegiatan lain.
Bisa saja, mereka akan mempertimbangkan masuk ke bidang politik, sosial, dan keagamaan misalnya (walaupun mungkin mereka cuma jadi bendahara).
Yang bukannya untung tapi justru sering nombok

Uang senilai Rp. 400 juta bagi orang yang tidak punya dianggap besar sekali, tetapi terkadang juga bagi sebagian orang, nilai tersebut “cuma sama nilainya†dengan penyusutan mobil-mobil merk tertentu yang harga awalnya mahal dan nilai jual kembalinya jatuh.
Toh sampai saat ini, tetap saja masih ada kan orang-orang yang mau beli mobil-mobil mahal yang depresiasinya tajam (yang kalau dipikir-pikir secara ekonomis sudah engga masuk nalar lagi).
Banyak IU yang gak mau garap hybrid saat ini, karena pasar lagi lesu, dan terus terang saja, ini mobil gak bisa di-stock lama-lama.
Cara terbaik sih pakai sendiri saja dulu dan lalu tawarankan ke teman-teman, semoga saja yang lain ikutan dan lalu baru diorderkan ke Jepang.
Salesnya tentu saja harus orang yang gaulnya ama orang yang mapan, baru bisa jual. Kalau salesnya anak muda pasti susah, anak muda biasanya pengen kenceng

Mobil biasa di-stock lama, paling accu-nya rusak, paling nilainya Rp. 500 ribu. Hybrid di-stock, kalau batterynya lemah bagaimana ?
Ini bikin takut yang mau stock

Di masa-masa depan hybrid pasti akan jauh lebih baik, dan suatu saat di masa mendatang pasti bisa dinikmati oleh orang kebanyakan, bukan seperti sekarang.
Saat ini pun saya kagum dengan mobil hybrid di mobi-mobil gedhe, di mana ada tambahan tenaga yang cukup berarti.
Pepatah lama, kalau mau jalan ribuan kilometer, harus dimulai dengan satu langkah ke depan
-
- SM Specialist
- Posts: 22072
- Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14
Mengenai prospek pengembangan mobil hybrid di masa datang :
Dengan diaplikasikannya motor listrik sebagai salah 1 unsur utama penggerak kendaraan dan seiring dengan majunya perkembangan teknologi batere Li Ion (nano material) serta majunya pengembangan Fuel Cell, bukan enggak mungkin di masa datang nanti mobil hybrid bisa diarahkan menjadi Multi Fuel Vehicle.
Kalau saja nanti Methanol Fuel Cell & Direct Carbon Fuel Cell sudah dikembangkan secara luas & diproduksi dlm skala ekonomis dan dalam berbagai ukuran, bukannya enggak mungkin fuel cell unit bisa dipasang pada mobil hybrid sebagai alternative penyediaan sumber energy.
Bila mobil digunakan pada suatu daerah dimana banyak dihasilkan ethanol / methanol spt di Brazil misalnya atau di sekitar Vineyard, maka pengguna dapat menuangkan methanol / ethanol ke dalam tangki khusus utk menjalankan Fuel Cell unit, yg nantinya fuel cell menghasilkan listrik utk men charge beter Li Ion / men drive electro motor.
Bila mobil digunakan di daerah yang banyak menghasilkan batubara spt di Kalimantan, Sumsel, Afsel, Inner Mongolia - China, etc., maka dapat digunakan Direct Carbon Fuel Cell yg mana menggunakan Karbon sbg unsur utama dlm menghasilkan energy listrik. So si pengguna tinggal memasukkan serbuk batubara ke dalam wadah khusus utk memberi "makan" si DCFC unit.
DCFC ini juga seharusnya dapat menggunakan bahan bahan lain yg kandungan karbonnya sgt tinggi spt misalnya HFO (Residu) atau limbah dari ban.
Ttg DCFC :
http://www.sri.com/news/releases/11-11-05.html
Sedang dari sisi bisnis, segala trend baru itu pasti akan membuka peluang baru bagi para Entrepeneur yg jeli dalam mengikuti trend.
Sama spt pada dunia digital photography dimana produsen Memory Card yg akhirnya menjadi salah 1 pemain penting di sektor tsb., maka trend mobil hybrid pun dipastikan akan membuka peluang bagi perusahaan2 yg sebelumnya mungkin tidak pernah memasuki sektor otomotif, juga para ahli elektronik / Teknik tenaga listrik arus kuat yang di masa datang akan mendapat "customer2 baru" dengan semakin populernya mobil hybrid.
So Multiplier effect yang dihasilkan oleh suatu Trend baru dampaknya akan sgt luas.
Sekedar pandangan pribadi, tidak bermaksud membela / menyerang siapapun, koreksi kalau salah & maap bila ada yg kurang berkenan.
Dengan diaplikasikannya motor listrik sebagai salah 1 unsur utama penggerak kendaraan dan seiring dengan majunya perkembangan teknologi batere Li Ion (nano material) serta majunya pengembangan Fuel Cell, bukan enggak mungkin di masa datang nanti mobil hybrid bisa diarahkan menjadi Multi Fuel Vehicle.
Kalau saja nanti Methanol Fuel Cell & Direct Carbon Fuel Cell sudah dikembangkan secara luas & diproduksi dlm skala ekonomis dan dalam berbagai ukuran, bukannya enggak mungkin fuel cell unit bisa dipasang pada mobil hybrid sebagai alternative penyediaan sumber energy.
Bila mobil digunakan pada suatu daerah dimana banyak dihasilkan ethanol / methanol spt di Brazil misalnya atau di sekitar Vineyard, maka pengguna dapat menuangkan methanol / ethanol ke dalam tangki khusus utk menjalankan Fuel Cell unit, yg nantinya fuel cell menghasilkan listrik utk men charge beter Li Ion / men drive electro motor.
Bila mobil digunakan di daerah yang banyak menghasilkan batubara spt di Kalimantan, Sumsel, Afsel, Inner Mongolia - China, etc., maka dapat digunakan Direct Carbon Fuel Cell yg mana menggunakan Karbon sbg unsur utama dlm menghasilkan energy listrik. So si pengguna tinggal memasukkan serbuk batubara ke dalam wadah khusus utk memberi "makan" si DCFC unit.
DCFC ini juga seharusnya dapat menggunakan bahan bahan lain yg kandungan karbonnya sgt tinggi spt misalnya HFO (Residu) atau limbah dari ban.
Ttg DCFC :
http://www.sri.com/news/releases/11-11-05.html
Sedang dari sisi bisnis, segala trend baru itu pasti akan membuka peluang baru bagi para Entrepeneur yg jeli dalam mengikuti trend.
Sama spt pada dunia digital photography dimana produsen Memory Card yg akhirnya menjadi salah 1 pemain penting di sektor tsb., maka trend mobil hybrid pun dipastikan akan membuka peluang bagi perusahaan2 yg sebelumnya mungkin tidak pernah memasuki sektor otomotif, juga para ahli elektronik / Teknik tenaga listrik arus kuat yang di masa datang akan mendapat "customer2 baru" dengan semakin populernya mobil hybrid.
So Multiplier effect yang dihasilkan oleh suatu Trend baru dampaknya akan sgt luas.
Sekedar pandangan pribadi, tidak bermaksud membela / menyerang siapapun, koreksi kalau salah & maap bila ada yg kurang berkenan.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2010
- Joined: Tue Apr 11, 2006 3:03
- Location: Casablanca
Anda benar...TomS wrote: .... pemerintah dan pertamina tuh yang harus diurusin dulu, bukan Toyota dan Honda
Suruh mereka bikin bensin tanpa timbal, baru semua mobil bisa pakai CC.
Bener gak rekan-rekan, mana alur pikir yang runut dan bener ?
............
tapi (setau saya) ini khan forum Automotive
so, menurut saya titik berat pembahasan dibahas dari sisi dunia Automotive
Pembahasan intensif mengenai government dan segara produk2-nya
(termasuk produk hukum/policy /maupun produk riil)
dah ada tempatnya sendiri.

-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 296
- Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
- Location: Shinjuku
Loh mana bisa begitu ?Mike wrote:
Anda benar...
tapi (setau saya) ini khan forum Automotive
so, menurut saya titik berat pembahasan dibahas dari sisi dunia Automotive
Pembahasan intensif mengenai government dan segara produk2-nya
(termasuk produk hukum/policy /maupun produk riil)
dah ada tempatnya sendiri.
Automotive tidak terlepas dengan faktor lingkungannya.
Jadi anda setuju dengan pendapat Sithlord yang menyarankan semua mobil agar dipasang CC, sedangkan bensin tanpa timbal belum banyak tersedia ?
Ini namanya ngomong jauh-jauh sampai ke atap langit, tanpa ngelihat lagi bumi.
Ngomong sesuatu tanpa dicari sebenarnya apa akar permasalahannya.
Pasti hasilnya muter-muter gak karuan, tapi hasilnya jalan di tempat

-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Hmm. Mr. Mike, menurut pendapatku, Anda sebagai moderator agak biased dalam 'menegur'.Mike wrote:Anda benar...TomS wrote:.... pemerintah dan pertamina tuh yang harus diurusin dulu, bukan Toyota dan Honda
Suruh mereka bikin bensin tanpa timbal, baru semua mobil bisa pakai CC.
Bener gak rekan-rekan, mana alur pikir yang runut dan bener ?
............
tapi (setau saya) ini khan forum Automotive
so, menurut saya titik berat pembahasan dibahas dari sisi dunia Automotive
Pembahasan intensif mengenai government dan segara produk2-nya
(termasuk produk hukum/policy /maupun produk riil)
dah ada tempatnya sendiri.
Mr. TomS di atas masih berbicara tentang bensin, jadi masih berhubungan dengan otomotif. Anda bisa lihat di banyak thread lain di forum ini, banyak yang membahas tentang Pertamina, Shell dan Petronas. Juga banyak dibahas tentang bensin bertimbal dan non-timbal. Selain itu juga pernah banyak diskusi tentang bensin subsidi dan bensin non-subsidi.
Menurut hematku, semua topik di atas masih berhubungan dengan otomotif, kecuali semua mobil sudah tidak menggunakan bensin.
Sithlord juga sering menuding pemerintah yang memberi insentif pada mobil hybrid dan berbagai hal tentang pajak kendaraan bermotor, misalnya. Tapi tidak pernah koq, ada yang menegur Sithlord bahwa komentarnya sudah masuk ke area politik/government, karena memang masih relevan dengan tema otomotif.
Di thread lain pun Anda 'menegur' komentarku terhadap Sithlord yang Anda rasa personal.
Sementara, banyak komentar Sithlord baik di thread ini maupun thread lain yang bahkan terang2an diakuinya sendiri untuk menyerang secara personal (atau pabrikan tertentu), seperti di paling atas :
Anehnya, koq Anda belum pernah sekalipun menegur seorang Sithlord, ya?sithlord wrote:Guys, this news I will be frank. 30% is to stab conan for being so fanatical abt hybrids,

Selain aku, ada juga member lain (Mr. P4nd4, hope you don;t mind me quoting you here) di thread lain yang pernah mengindikasikan bahwa Anda mungkin agak biased, tapi Anda segera meng-counter dengan mengatakan bahwa untuk saran sudah ada tempatnya sendiri. Masalahnya kan, apakah untuk sekedar saran untuk moderator harus selalu di bagian saran, yang jarang dibaca orang? Toh kejadiannya bisa terjadi di thread manapun, dan supaya jelas apa yang dikritik, tidak ada salahnya dimuat di thread yang bersangkutan.
Menurutku, aneh saja, kalau setiap ada diskusi dengan seorang Sithlord, aku mendapat 'teguran', dan di thread ini Mr. TomS juga mendapat teguran, sementara apa Anda dan rekan2 lain tidak lihat, bahwa aku atau Mr. TomS masih berkepala dingin dan menggunakan bahasa yang santun, coba bandingkan dengan bahasa yang digunakan seorang Sithlord di berbagai thread, yang seringkali langsung menyebut nama dan bahkan calling names (a******) ?
Supaya fair, bagaimana kalau Anda juga bisa menegur sithlord jika komentarnya sudah terlalu personal?
Setelah menjadi seorang moderator, sudah saatnya melepaskan keberpihakan dan menjadi netral, betul..?
Karena kalau dalam setiap diskusi dengan sithlord, member2 lain mendapat teguran atau batasan, diskusi tidak akan bisa berkembang dengan baik, dong..?
Rekan-rekan, apakah ada yang melihat trend ini juga..? Sebelum postinganku ini dipindah ke bagian saran dan kritik.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2010
- Joined: Tue Apr 11, 2006 3:03
- Location: Casablanca
Itu bukan teguran bung....conan wrote: .....................
Menurutku, aneh saja, kalau setiap ada diskusi dengan seorang Sithlord, aku mendapat 'teguran', dan di thread ini Mr. TomS juga mendapat teguran, sementara apa Anda dan rekan2 lain tidak lihat, bahwa aku atau Mr. TomS masih berkepala dingin dan menggunakan bahasa yang santun, coba bandingkan dengan bahasa yang digunakan seorang Sithlord di berbagai thread, yang seringkali langsung menyebut nama dan bahkan calling names (a******) ?
.................
Saya memberi pendapat saya atas pertanyaan yg dilontarkan oleh Bung Toms...

-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Mr. Mike, dengan posisi Anda sekarang sebagai seorang moderator, Anda harus sadar bahwa komentar bahwa sebuah topik tidak relevan dengan otomotif, dan bahwa harus dibawa ke tempatnya sendiri :Mike wrote:
Itu bukan teguran bung....
Saya memberi pendapat saya atas pertanyaan yg dilontarkan oleh Bung Toms...
= tentu bisa dianggap sebagai seorang moderator yang menjalankan tugasnya, yaitu menghentikan topik yang sudah melenceng dan memindahkan topik ke bagian lain.Mike wrote:tapi (setau saya) ini khan forum Automotive
so, menurut saya titik berat pembahasan dibahas dari sisi dunia Automotive
Pembahasan intensif mengenai government dan segara produk2-nya
(termasuk produk hukum/policy /maupun produk riil)
dah ada tempatnya sendiri.
Berbeda dengan jika Anda hanya seorang member biasa mengatakan hal seperti itu. Lambang 6 bintang dan pangkat SM Moderator pada avatar Anda, menunjukkan bahwa Anda kini memiliki posisi yang berbeda dengan member biasa.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1632
- Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21
Of course Pertamina juga terlibat.
Tapi takutnya jadi Chicken and Egg case.
Bisa saja Pertamina saat ini lihat, ATPM besar bikin mobil tanpa CC, masyarakat happy happy saja, lebih murah, bisa di pakai di daerah mana saja. Ngak ada orang ribut (kecuali orang seperti saya yang di tuduh nyeyel seolah sengaja mau blame siapa kek)
So Pertamina thinks, OK, everybody happy, so ngapain saya ganti BBM saya yang masih bertimbal. Tau sendiri Pertamina masih kena kasus keuanggan. Government juga sama, uang lagi seret.
And Honda Toyota also think, wah, I mau mobil saya tetap laris ribuan per bulan, supaya konsumen di daerah mana pun bisa pakai mobil saya. Saat ini point ini kan salah satu selling point besar mobil saya banding merek lain. So ngapain saya upgrade semua mobil ke full-CC version ? I will only sell CC equipped cars on my luxury, more expensive small volume models.
I guess short term masalah ini ngak gitu simple. Pertamina ada alasan uang ngak cukup untuk produksi lebih banyak BBM bebas timbal. Honda and Toyota sebenernya bisa jika mau, semua mobil pasang CC. Tinggal perintah pabrik pasang CC, naikan harga (or swallow the margin themselves)
The fact that the Yaris miliki 2 airbags, complete brakes, and CC dan harga cuman 150 juta nunjukan ke saya sebenernya semua ATPM mampu kok. Cuman mau atau tidak ? Ngak seberapa kok feature ginian. Kalau tidak, harga Yaris pasti melambung tinggi.
Tapi itu dia, pasti kena dampak penjualan, cause konsumen daerah pasti lari ke Suzuki etc. yang mesinnya masih non-cc. Maukah Toyota dan Honda penjualannya turun ? Of course not !
Sebenernya for me, Toyota and Honda could take the lead. Why ? Mereka sudah banyak uang, whereas Pertamina seperti kasus korupsi di Indonesia, banyak urusan dalam yang rumit. Susah benerinnya. Don't expect Pertamina to produce 100% bebas timbal anytime soon. Apalagi harga BBM lagi melonjak lagi.
So if all ATPMs upgrade to CCs, konsumen siapa tau akan nuntut Pertamina untuk produksi lebih banyak bensin bebas timbal. Tapi even if Toyota and Honda did that, masih ada Suzuki dan Daihatsu. Konsumen daerah bisa lari ke merek mesin konsumsi timbal.
Nissan sebenernya masih tinggal 1 model yang non-CC. The old Terrano. Kalau Frontier ngak tau deh, tapi tau sendiri itu mobil per bulan belum tentu ada yang beli, so ngapain bahas itu mobil.
Cuman volume Terrano sekarang cuman tinggal paling berapa per bulan. Paling tiap bulan 100-200. Sekarang pasti lebih parah, cause itu mobil mahal banget banding featurenya. Anyway nanti AUV keluar, Terrano tinggal jadi kenangan.
I will not be surprised if one day in the near future ini mobil berhenti produksinya. Its a dying old dinosaurus. Sekarang saja sudah sangat sepi penjualan Terrano. Kalau di upgrade, volume Nissan yang saat ini sudah amat kecil banding Toyota dan Honda jadi ambles lagi. I don't expect them to do that. Tanggung. Toh volume sudah amat kecil.
Dan terus terang, saya juga kwatir, nanti AUV muncul, apakah Nissan juga akan ikut jejak Toyota dan Honda ? Cause mereka sekarang kecil banget. Sering di tertawakan orang.
Pula siapa sih yang ngak mau salesnya booming ? Meskipun X-Trail, Serena and Teana CC equipped, takutnya temptation of getting sales sebesar Toyota and Honda yang mencapai 50,000 - 100,000 lebih per tahun too strong to resist. Norio Ota kan mau promosi juga seperti Toru Hasegawa dulu.
Tapi there is hope. Why ? I tell U a little story. Someone in NMI told me he or his NMI friend I forgot, actually asked Toshiyuki Shiga, COO and number 2 man in Nissan today, kenapa ngak ikut Toyota and Honda, mobilnya cabut saja safety featurenya, downspec, CC hilangkan, things like that, supaya harga mobilnya bisa turun, dan jadi big volume sellers ?
Know what he said ? Toshiyuki Shiga said, Today Nissan is much different from the old. Kita mau ciptakan image bagus untuk jangka panjang. Mana bisa sembarangan ? Something like that.
I don't remember Shiga's exact words as quoted, but U get my idea. Apalagi sekarang Renault jadi pemegang saham besar di Nissan. Tau sendiri perusahaan otomotif Eropa sangat ketat dan strict tentang urusan ginian.
Thats why Renault se-sepi sepi dan payah sales mereka di Indo, tetap saja ngak mau downspec mereka.
Mudah mudahan Shiga keep his word and jangan ijinkan NMI produksi, bikin AUV nanti nambah lagi pollution di Indonesia. AUV kalau nanti laku ribuan unit per bulan, tapi ngak pakai CC juga akan bikin saya kesal, cause me and my family inggin juga udara lebih bersih. Udara kotor kan kena semua orang, miskin, kaya, baik, jahat, tua, mudah, etc. Its indiscriminate.
Hope Renault's influence will restraint the Japanese in Nissan yang kalau saya perhatiin, orang Eropa lebih fair dalam urusan ginian banding orang Jepang.
But if Toyota and Honda refuse to take the lead, sebenernya I juga paham. Penjualan mereka di Surabaya, Bandung, dan kota lain tersebar di Indonesia juga ngak bilang kecil, meskipun Jabotabek share paling besar. How will HPM and TAM hadap tegoran dari principal di Jepang, hey, yr sales drop 30% more. Whats going on ?
Sebenernya dulu saya ngak gitu tau tentang urusan ginian. Tapi sekarang sudah tau tentang timbal, CO etc, jadi kwatir juga. Tapi yang paling kasihan justru orang yang TIDAK pakai mobil.
Mereka yang tunggu bis dan microlet di jalanan. Orang yang naik motor, abang abang jualan di jalan. Polisi, petugas lalu lintas. Di open air. Tiap hari mereka hirup banyak CO dan timbal. Paru paru mereka jadi apa nanti berapa tahun ke depan ? Kita pakai mobil masih somewhat terlindung di dalam mobil.
Tapi lama lama juga kenak semua. Cause ngak mungkin kita lama terus di ruang AC pintu tertutup dan di mobil terus. Somewhere somehow, udara kotor itu juga masuk ruanggan AC, rumah kita.
Its actually quite an urgent problem. Jakarta saja sudah terkenal pollusinya. Saya saja lumayan sering batuk batuk. Entah allerhi atau udara kita sudah makin polluted. Sampai istri saya suruh saya check up paru paru saya. Ada problem pasti dia bilang. I am a non-smoker lagi. Saya juga binggun, batuk batuk tanpa sebab, mau cari sebabnya gimana ? Doktor juga pasti binggung. I ngak sakit, ngak rokok, batuk dari mana ?
My suspicion is the air quality di Jakarta sudah payah. But I can't do anything about that now.
Tapi takutnya jadi Chicken and Egg case.
Bisa saja Pertamina saat ini lihat, ATPM besar bikin mobil tanpa CC, masyarakat happy happy saja, lebih murah, bisa di pakai di daerah mana saja. Ngak ada orang ribut (kecuali orang seperti saya yang di tuduh nyeyel seolah sengaja mau blame siapa kek)
So Pertamina thinks, OK, everybody happy, so ngapain saya ganti BBM saya yang masih bertimbal. Tau sendiri Pertamina masih kena kasus keuanggan. Government juga sama, uang lagi seret.
And Honda Toyota also think, wah, I mau mobil saya tetap laris ribuan per bulan, supaya konsumen di daerah mana pun bisa pakai mobil saya. Saat ini point ini kan salah satu selling point besar mobil saya banding merek lain. So ngapain saya upgrade semua mobil ke full-CC version ? I will only sell CC equipped cars on my luxury, more expensive small volume models.
I guess short term masalah ini ngak gitu simple. Pertamina ada alasan uang ngak cukup untuk produksi lebih banyak BBM bebas timbal. Honda and Toyota sebenernya bisa jika mau, semua mobil pasang CC. Tinggal perintah pabrik pasang CC, naikan harga (or swallow the margin themselves)
The fact that the Yaris miliki 2 airbags, complete brakes, and CC dan harga cuman 150 juta nunjukan ke saya sebenernya semua ATPM mampu kok. Cuman mau atau tidak ? Ngak seberapa kok feature ginian. Kalau tidak, harga Yaris pasti melambung tinggi.
Tapi itu dia, pasti kena dampak penjualan, cause konsumen daerah pasti lari ke Suzuki etc. yang mesinnya masih non-cc. Maukah Toyota dan Honda penjualannya turun ? Of course not !
Sebenernya for me, Toyota and Honda could take the lead. Why ? Mereka sudah banyak uang, whereas Pertamina seperti kasus korupsi di Indonesia, banyak urusan dalam yang rumit. Susah benerinnya. Don't expect Pertamina to produce 100% bebas timbal anytime soon. Apalagi harga BBM lagi melonjak lagi.
So if all ATPMs upgrade to CCs, konsumen siapa tau akan nuntut Pertamina untuk produksi lebih banyak bensin bebas timbal. Tapi even if Toyota and Honda did that, masih ada Suzuki dan Daihatsu. Konsumen daerah bisa lari ke merek mesin konsumsi timbal.
Nissan sebenernya masih tinggal 1 model yang non-CC. The old Terrano. Kalau Frontier ngak tau deh, tapi tau sendiri itu mobil per bulan belum tentu ada yang beli, so ngapain bahas itu mobil.
Cuman volume Terrano sekarang cuman tinggal paling berapa per bulan. Paling tiap bulan 100-200. Sekarang pasti lebih parah, cause itu mobil mahal banget banding featurenya. Anyway nanti AUV keluar, Terrano tinggal jadi kenangan.
I will not be surprised if one day in the near future ini mobil berhenti produksinya. Its a dying old dinosaurus. Sekarang saja sudah sangat sepi penjualan Terrano. Kalau di upgrade, volume Nissan yang saat ini sudah amat kecil banding Toyota dan Honda jadi ambles lagi. I don't expect them to do that. Tanggung. Toh volume sudah amat kecil.
Dan terus terang, saya juga kwatir, nanti AUV muncul, apakah Nissan juga akan ikut jejak Toyota dan Honda ? Cause mereka sekarang kecil banget. Sering di tertawakan orang.
Pula siapa sih yang ngak mau salesnya booming ? Meskipun X-Trail, Serena and Teana CC equipped, takutnya temptation of getting sales sebesar Toyota and Honda yang mencapai 50,000 - 100,000 lebih per tahun too strong to resist. Norio Ota kan mau promosi juga seperti Toru Hasegawa dulu.
Tapi there is hope. Why ? I tell U a little story. Someone in NMI told me he or his NMI friend I forgot, actually asked Toshiyuki Shiga, COO and number 2 man in Nissan today, kenapa ngak ikut Toyota and Honda, mobilnya cabut saja safety featurenya, downspec, CC hilangkan, things like that, supaya harga mobilnya bisa turun, dan jadi big volume sellers ?
Know what he said ? Toshiyuki Shiga said, Today Nissan is much different from the old. Kita mau ciptakan image bagus untuk jangka panjang. Mana bisa sembarangan ? Something like that.
I don't remember Shiga's exact words as quoted, but U get my idea. Apalagi sekarang Renault jadi pemegang saham besar di Nissan. Tau sendiri perusahaan otomotif Eropa sangat ketat dan strict tentang urusan ginian.
Thats why Renault se-sepi sepi dan payah sales mereka di Indo, tetap saja ngak mau downspec mereka.
Mudah mudahan Shiga keep his word and jangan ijinkan NMI produksi, bikin AUV nanti nambah lagi pollution di Indonesia. AUV kalau nanti laku ribuan unit per bulan, tapi ngak pakai CC juga akan bikin saya kesal, cause me and my family inggin juga udara lebih bersih. Udara kotor kan kena semua orang, miskin, kaya, baik, jahat, tua, mudah, etc. Its indiscriminate.
Hope Renault's influence will restraint the Japanese in Nissan yang kalau saya perhatiin, orang Eropa lebih fair dalam urusan ginian banding orang Jepang.
But if Toyota and Honda refuse to take the lead, sebenernya I juga paham. Penjualan mereka di Surabaya, Bandung, dan kota lain tersebar di Indonesia juga ngak bilang kecil, meskipun Jabotabek share paling besar. How will HPM and TAM hadap tegoran dari principal di Jepang, hey, yr sales drop 30% more. Whats going on ?
Sebenernya dulu saya ngak gitu tau tentang urusan ginian. Tapi sekarang sudah tau tentang timbal, CO etc, jadi kwatir juga. Tapi yang paling kasihan justru orang yang TIDAK pakai mobil.
Mereka yang tunggu bis dan microlet di jalanan. Orang yang naik motor, abang abang jualan di jalan. Polisi, petugas lalu lintas. Di open air. Tiap hari mereka hirup banyak CO dan timbal. Paru paru mereka jadi apa nanti berapa tahun ke depan ? Kita pakai mobil masih somewhat terlindung di dalam mobil.
Tapi lama lama juga kenak semua. Cause ngak mungkin kita lama terus di ruang AC pintu tertutup dan di mobil terus. Somewhere somehow, udara kotor itu juga masuk ruanggan AC, rumah kita.
Its actually quite an urgent problem. Jakarta saja sudah terkenal pollusinya. Saya saja lumayan sering batuk batuk. Entah allerhi atau udara kita sudah makin polluted. Sampai istri saya suruh saya check up paru paru saya. Ada problem pasti dia bilang. I am a non-smoker lagi. Saya juga binggun, batuk batuk tanpa sebab, mau cari sebabnya gimana ? Doktor juga pasti binggung. I ngak sakit, ngak rokok, batuk dari mana ?
My suspicion is the air quality di Jakarta sudah payah. But I can't do anything about that now.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1632
- Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21
conan, U very upset yah I call U that.
Then the solution is simple. Don't be one.
Lihat contoh, saya ama bung Datsu pernah debate sengit juga. But because he is coolheaded, dan ngak ngotot banget, I can live with him now in harmony.
Cuman U somehow kayaknya ngak bisa deh. I am oil and U are water. We can never mix it appears.
So perhaps kita saling cuek saja. Paling bagus untuk suasana di forum ini. Of course sebenernya when U go to another better forum as U said, suasana di sini sudah sangat OK. Till U came back.
Then the solution is simple. Don't be one.
Lihat contoh, saya ama bung Datsu pernah debate sengit juga. But because he is coolheaded, dan ngak ngotot banget, I can live with him now in harmony.
Cuman U somehow kayaknya ngak bisa deh. I am oil and U are water. We can never mix it appears.
So perhaps kita saling cuek saja. Paling bagus untuk suasana di forum ini. Of course sebenernya when U go to another better forum as U said, suasana di sini sudah sangat OK. Till U came back.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Oh, Anda lupa debat besar pertama kita tentang C24 vs C25? Coba Anda buka2 thread lama tersebut. Selama hampir satu tahun aku melayani Anda dengan sabar dan berkepala dingin. Hell, dulu pun Anda sering bila bahwa Anda respect dengan caraku berdebat. Tidak percaya? Baca lagi postingan2 Anda dulu. Tapi, siapa sih yang bisa terus bersabar mendebat Anda yang selalu ngotot opini Andalah yang benar, walaupun fakta sudah berbicara sebaliknya..?Sithlord wrote:conan,
Lihat contoh, saya ama bung Datsu pernah debate sengit juga. But because he is coolheaded, dan ngak ngotot banget, I can live with him now in harmony.
Begitu pula ketika debat Fortuner 'Rp 200 jutaan'. Atau X-Trail 2000 cc. Atau Tiida seharga Jazz (akan segera kita ketahui). Atau AUV (yang sampai sekarang, belum selesai).
Dari topik2 di atas, yang mana yang Anda terbukti benar, dan aku yang terbukti salah? Kenyataannya, C25 diluncurkan lebih cepat dari bahkan perkiraanku. Fortuner harganya Rp 300 jutaan, bukan 200 jutaa. X-Trail 2000cc tidak muncul sampai sekarang, begitu pula dengan Tiida dan Latio. Masalah AUV, kita buktikan nanti, setelah keluar.
Anda mengatakan Mr. Datsu enggak ngotot banget, jadi Anda can live with him in harmony. Anda tahu apa artinya? Anda tidak suka kalah, atau dikalahkan, dalam berdebat. Jadi Anda suka lawan yang tidak ngotot banget, yang akan simply walk away and stop posting setelah Anda balas dengan misalnya lima posting berturut-turut, masing-masing mengandung 1000 kata.
Silakan Anda tanya pada Anda sendiri : betul tidak apa yang aku katakan?
Anda sendiri, orangnya ngotot banget. Benar, kan? Contoh, tentang C25 dulu ('as invisible as thin air'!), komposisi saham TAM (bahkan Anda buat thread sendiri, yang akhirnya malah terbukti bahwa Anda yang keliru).
Makanya, Anda tidak suka orang lain yang sama ngototnya, seperti aku ini. Karena aku bisa membuktikan bahwa opini Anda keliru. Opini yang seringkali didasarkan rasa suka/tidak suka semata pada merk2 tertentu.
Hanya karena Ghosn tidak punya faith in hybrids, Anda jadi benci hybrid. Karena Nissan masih nomor dua di belakang Toyota, Anda tidak suka Toyota.
Berapa kali harus kukatakan, Ghosn tidak suka hybrid karena Nissan terlambat mengembangkan teknologinya. Orang tidak suka apa yang tidak dia miliki atau yang missed opportunity dulunya.
Aku masih seperti dulu, aku akan selalu kritis pada topik2 tentang otomotif yang aku tidak setuju. Aku juga tidak pernah berubah, selalu mengandalkan fakta, dan bukan opini semata. Kalau aku tidak setuju dengan Anda tapi aku tidak memiliki teori/fakta yang mendukung, aku tidak akan mendebat opini Anda tersebut. Tapi kenyataannya, selama ini, opini2 Anda yang aku tidak setuju, aku selalu memiliki dasar untuk tidak setuju : karena fakta yang ada, selalu berbeda dengan opini yang Anda miliki.
Simply, that's all there is to it.