Diskusi yang cukup menarik, kawan2.
Menurutku, kriteria 'hot cars' yang digunakan CNN yang disebut Mr. Aidan di atas, sangat berbeda dengan yang dimaksud Mr. Observer dengan 'value for money'.
Metode CNN di atas, hanya bisa diterapkan pada mobil2 yang sudah diluncurkan cukup lama dan sudah ada angka penjualan selama beberapa waktu tertentu :
1. Actual selling prices closest to the vehicle's full sticker price.
2. Lowest amounts in rebates or other sales incentives.
3. Shortest times spent on dealer.
..betul, bukan?
Kalau hanya melihat dari performance sales, siapapun juga bisa menarik kesimpulan yang sama, termasuk CNN yang bukan bidang otomotif. Setiap anggota forum ini juga bisa dengan mudah mengatakan bahwa yang termasuk 'hot cars' di Indo adalah Innova, Avanza, Jazz dan APV. Tanpa harus sedikitpun mengolah data seperti di atas. Betul?
Tidak mengherankan kalau 6 dari 10 'the hottest cars' di US adalah Toyota. Di Indo, dengan mudah aku dapat menyebutkan 6 dari 10 'hottest cars' juga adalah Toyota : Innova, Avanza, Vios, Altis, Camry, Alphard. Dan 'satu' yang Honda adalah Jazz.
Masalahnya, jadi apa tujuannya sebenarnya dari metode 'hottest cars' ini? Secara logika, orang akan terdorong untuk membeli semakin banyak Toyota sehingga menjadi 9 atau 10 dari 10 'hottest cars'. Kalau setiap orang di forum ini yang minta pendapat tentang Serena CT vs Innova, dan kita selalu jawab lebih baik Innova saja karena ia termasuk 'hot cars' dan Serena tidak, bukankah lama2 setiap orang akan membeli Innova, padahal masih ada alternatif lain..?
Padahal, bukankah justru komunitas penggemar otomotif seperti kita di forum ini, selalu berusaha 'mengenali' model yang value for money, regardless of merknya dan status 'hot car'-nya. Dan ini kita lakukan sebelum timbul angka penjualan, bahkan sebelum mobilnya diluncurkan.
Nah, contoh mobil yang sangat value for money, walaupun tidak termasuk 'hot cars', salah satunya adalah Ford Focus hatchback.
Aku mengerti mengapa Mr. Observer menyebut Focus hatchback sangat value for money.
Pertama and paling utama, struktur pajak di Indo yang memungkinkan hatchback tanpa pantat menjadi lebih murah daripada versi sedannya.
Kedua, mesin 2000cc sementara pesaing sekelasnya masih kebanyakan 1600-1800 cc.
Tapi mengapa Focus tidak terasa gaungnya walaupun sudah lama diluncurkan (contoh, dari 1500an anggota forum ini belum satupun yang meng-claim sudah membeli mobil yang sangat value fo money ini), sedangkan Civic sangat menghebohkan, sudah aku utarakan beberapa alasannya sebelumnya.
Jadi, Focus ini termasuk salah satu mobil yang sangat value for money, tapi sayangnya karena karakteristik konsumen Indo, akhirnya nasibnya hanya menjadi penggembira. Contoh yang lain misalnya Grandis. Banyak orang, termasuk aku sendiri, yang mengatakan berkali2 bahwa Grandis sangat value for money. Tapi, kenyataannya, lagi2 belum satu pun anggota forum ini yang sudah meng-claim sudah membeli Grandis.
Selain Focus, Mazda 3 hatchback juga sebenarnya pantas menjadi pemain kuat. Setelah melihat new Civic dari dekat, in person, aku setuju dengan Mr. Herry yang mengatakan bahwa design new Civic ini bland, almost boring. Sedangkan ketika ada Mazda 3 hatchback yang berpapasan di jalan, secara otomatis mata dan kepala akan bergerak mengikutinya. Sangat cantik dan dengan garis2 design yang tegas dan bold.
Tidak heran di dunia, Mazda 3 sangat sukses. Sayang di Indo, Mazda memiliki reputasi jelek yang karenanya tidak termasuk 'hot cars' (di Indo, sedangkan di negara lain Mazda 3 jelas sangat hot!)
Last point, aku setuju dengan Mr. Aidan yang mengatakan bahwa Focus lebih value for money daripada Fortuner. Mengapa? Fortuner di Indo mahal, sedangkan di Thailand relatif murah karena dirakit di sana, sementara Innova di Thailand malah relatif mahal. Jadi, Fortuner di Thailand sangat value for money, sementara Innova sangat tidak value for money. Di Indo sebaliknya, Innova sangat value for money, sedangkan Fortuner terasa mahal.
Applause to Toyota, yang membuat keputusan sangat tepat dengan merakit Innova di Indo dan Fortuner di Thailand.
Di Thailand yang daya beli masyarakatnya lebih tinggi dan Toyota merakit Wish di sana, siapa yang mau minibus masih bergardan macam Innova. Sedangkan di Indo? Laku keras seperti kacang goreng, bahkan tidak perlu diberi airbag/ABS segala.
Sedangkan Fortuner? Thailand adalah pasar pick-up no.2 di dunia, hanya kalah oleh USA, karena kondisi geografinya. Maka tidak heran kalau Thailand adalah pasar terbesar untuk Hilux Vigo dan Fortuner.
Dulu, beberapa rekan mencerca Toyota, mengapa Fortuner tidak dirakit juga di Indo, supaya bisa lebih murah (Fortuner Rp 200 jutaan). Sekarang? Lihat sendiri bahwa Fortuner sudah mulai berkurang 'hotness'nya, dan penjualan mulai turun dan stabil di level itu.
Toyota sudah jauh2 hari memperhitungkan bahwa pasar pada akhirnya akan bereaksi begini. Dibanding keluar uang besar untuk membangun line perakitan Fortuner, mengapa tidak diimpor saja dari Thailand dengan bea masuk hanya 5%..? Biar semua line perakitan digunakan untuk merakit Innova, yang menjadi the main volume-seller di Indo.