kira2 3 minggu lalu saya test drive cayenne diesel sebetulnya yang saya tertarik adalah cayenne S cuma karena tidak ada unit test untuk cayenne s owner atpmnya dengan PDnya bilang buat di jakarta hybrid atau diesel sudah cukup akhirnya saya datang juga untuk test drive.
Waktu saya datang pas dekat dengan rush hour karena selain performance dari mobilnya saya juga mau test gimana bawa full size suv di macet2nya jakarta rute test drivenya sendiri mulai dari porsche jalan panjang - simprug - pondok indah - tol ke arah tb simatupang - puter balik ke arah tol bsd dan balik lagi ke jalan panjang jadi cukup lengkap jenis jalan yang di coba.
Untuk penampilan exterior saya bener2 suka sama design 958 waktu 955/957 keluar saya liatnya aneh banget soalnya kayak gede banget badannya sedangkan 958 walau lebih panjang dan lebar sedikit secara design kelihatan lebih langsing:
957:

958:



Interior 958 juga jauh lebih baik daripada 955/957 karena interiornya diambil dari panamera dan buat saya pribadi saya lebih suka banyak layout control dari panamera yang menggunakan tombol untuk akses daripada menggunakan interface seperti bmw iDie, sekali lagi interiornya benar2 harus dilihat dengan mata sendiri karena the pictures don't do the justice




driving experience:
Begitu masuk ke dalam kabin dan tutup pintu suara2 dari luar benar2 teredam kursinya sendiri nyaman untuk di duduki dan karakteristik kabinnya membawa suasana tenang kecuali parktronicnya yang harus dimatikan karena setiap kali ada motor nyelip atau mobil belakang jaraknya teralu dekat warning alarmnya berbunyi terus. Tempat duduk dengan 14 way power sangat nyaman untuk diduduki walaupun waktu itu macet cukup berat dari simprug ke pondok indah lumbar supportnya sangat membantu mengatasi pegal2 karena duduk terlalu lama. Untuk audionya sendiri cuma ok2 aja dan ada option 6000euro untuk upgrade ke audio system high end tapi buat saya standard audionya sudah cukup tidak lebih tidak kurang.
power plant and transmission
Cayenne yang saya testdrive adalah v6 twin turbo diesel yang dimana waktu 0-100km paling lambat dari semua varian lain perlu waktu 7.8s untuk dari 0 ke 100 dimana varian lain v6 7.5s, S hybrid 6.5s, S 5.9s dan turbo di 4.6s waktu sebelum test drive jujur aja saya ada pikiran negatif sesudah melihat diesel adalah varian paling pelan dan ini karena saya gak ngerti kalo diesel engine itu torquenya gede banget sekitar 410nm walaupun secara hp cuma 240, torque sebesar itu hampir sama dengan torque V8 400hp cayenne S. Nah karena torquenya besar maka untuk urusan nyelip2 dan tarikan awal cayenne diesel seperti yang owner atpmnya bilang sudah lebih dari cukup untuk di jalanan jakarta dan memang rasanya suv ini lincah sekali. Untuk transmisinya cuma tersedia tiptronic 8 speed dengan diff lock sehingga tidak perlu low transfer casing/gear untuk aktivitas off road, PDK atau porsche double clutch tidak tersedia di varian manapun karena tidak cocok untuk off road. Perpindahan giginya sendiri sangat smooth dan hampir tidak berasa kecuali ketika gigi tiptronic di turunkan atau waktu melakukan kickdown disitu baru terasa tarikannya dan sekali saya bener2 terkagum2 dengan performance mobil diesel, baru pertama kali saya bawa mobil diesel dan gak nyangka bisa secepat ini.
Jadi untuk di jalan raya cayenne diesel sangat lebih dari cukup untuk performancenya waktu masuk tol wadawwww gak perlu di bejek habis power delivernya langsung berasa dan transmisinya mengatur shift down sendiri tanpa perlu terlalu banyak intervensi karena sore itu jalan tol ke arah tb simatupang dari pondok indah cukup ramai maka saya sengaja jaga kecepatan hanya pada waktu dari tb simatupang ke bsd bisa buka speed lebih tinggi jalan di 160km/h tanpa ada getaran atau suara berisik dari wind or engine noise kalau mau tambah speed saya rasa tidak ada masalah karena sisa rpmnya masih cukup banyak cuma balik lagi mau jalan secepat apa di jalan tol? jadi walaupun top speed cayenne diesel adalah yang paling rendah dari semua varian karena hp cuma memiliki 245 hp saya berasa sudah lebih dari cukup tidak ada point untuk bawa top speed kendaraan di jalan tol.
Yang mengecewakan buat saya untuk varian diesel ini adalah suara mesin dan exhaust yang terlalu halus malah engine dan exhaust notenya sama sekali tidak menarik sangat berbeda sekali dengan suara engine s54(e46 m3) ketika menuju 8900 rpm, saya sempet tanya sama owner atpmnya apa kalau saya tambah option sport exhaust system akan lebih baik? jawaban beliau tidak malah cuma buang uang karena diesel is diesel suaranya akan begitu saja walau di tambah option sport exhaust
suspension and body roll control
unit test drive yang saya pakai di lengkapi opsi PASM(air suspension) dan PDCC(body roll control)

untuk air suspensionnya menarik karena saya bisa meninggikan atau merendahkan tinggi dari kendaraanya dengan memindahkan switch dari tinggi ke rendah atau sebaliknya dan waktu mencapai speed tertentu secara otomatis akan kembali ke setting optimum. Untuk settingan kekerasan dari suspensi comfort, normal dan sport buat saya yang paling enak di sport walaupun berasa keras kalau melewati jalan yang tidak mulus tapi saya bisa merasakan feedback dari chassis kendaraannya faktor ini penting buat saya karena selama ini saya selalu membawa sedan yang dimana dengan low center gravity saya lebih mempunyai feed back grip tresholdnya dimana untuk cayenne yang saya test drive selain PASM yang memonitor dan melakukan adjustment thd aktivitas suspensi ada juga opsi PDCC yang benar2 mengurangi body roll pada waktu mengambil tikungan.
kekurangan setelah test drive:
1. Kaca spion dalam yg imut2 sehingga percuma dipasang karena 80% tidak berguna
2. Klakson yang berat/susah di pencet
3. Speedometer yang percuma karena kecil dan ada di sebelah kiri, lebih baik liat digital spedometer di rev counter saja
4. Suara mesin dan exhaust yg terlalu hening
5. Kalau tidak hati2 nambahin options bisa jadi 3/4 harga mobilnya sendiri


Kesimpulan sementara:
Cayenne diesel adalah varian yang paling murah dari semua jenis varian yang masuk ke indonesia(kecuali v6 dengan opsi minim) untuk harga OTR yang ditawarkan opsi yang dibawa sudah cukup banyak dan kalau buat saya opsi yang masih kurang hanya PTV + (Porsche Torque Vectoring +) dari segi "value for money" memang cayenne diesel adalah best bang for the buck karena untuk kondisi jalan di indonesia performance cayenne diesel hanya "beda sedikit" dengan cayenne S yang dimana beda harganya 2x lipat. Dibandingkan dengan SUV di kelasnya saya merasa Cayenne mempunyai keunggulan diatas X5 karena performance dan design exterior dan interior yang jauh lebih baik daripada X5, Q7 buat saya sangat menarik hanya saja dimensinya yang terlalu besar, Range rover sport kalau yang ini memang secara design exterior, interior, performance off road jauh lebih baik dari cayenne cuma faktor harganya saja yang membuat RR sport kalah dari cayenne diesel ataupun cayenne S karena rr sport masih lebih mahal.
Untuk twin turbo v6 dieselnya cayenne saya sangat salut atas performancenya dan kehalusannya beda jauh sekali dengan image diesel yang di kepala saya sebelumnya:lemot, berisik sama ngebul asap hitam
