

Setidaknya ane berusaha untuk tidak asding...asal tuding...
Bicara apalagi menuduh tanpa dasar / bukti / bukti ilmiah.......sebaiknya kita buang jauh2 deh, demi kebaikan kita bersama....

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
kayaknya om BADAK concer juga masalah inisx4user wrote: "Originally, this system was used to inject air into the engine's exhaust ports to provide oxygen so unburned and partially-burned hydrocarbons in the exhaust would finish burning"
tanpa air induction, setelah keluar knalpot tetep aja kumpul ma oxygen dan "terbakar"
Terlepas cara kerja alat ini, proses pencampuran senyawa (output gas buang sebelum induksi) membutuhkan waktu.
kecepatan reaksi kimia dipengaruhi oleh suhu dan pengadukan.
Jadi kalau tidak ada alat penginduksi tsb, maka tidak ada jaminan gas buang motor sudah aman dihurup paru2 kita.
ini cuma masalah waktu dan jarak saja, yang saya kasih contoh extreme 1 meter, 5 meter, 10 km
Jadi intinya, alat ini berfungsi menurunkan konsentrasi emisi gas buang, walau kadarnya sama.
yang turun hanya konsentrasi, JUMLAH emisinya tetep
BADAK wrote:Hallo bro sx4user, maap baru online. Abis futsal soalnya
Saya udah minta pendapat saudara saya yg study S2 kimia di luar negeri, jd setidak2nya tidak memberikan pendapat scr ngawur
Tapi sebelumnya saya mau menjabarkan dulu, apakah inti perdebatan disini adalah:
"Apakah alat ini bener2 dapat mengurangi kadar racun dr gas buang motor dgn cara mengiduksikan udara (dalam hal ini bisa disebut O2), sehingga hasil output dr knalpot lolos uji emisi (kadar racun telah berkurang). Padahal walopun tidak diinduksikan udara oleh alat ini, toh nantinya gas buang ini jg akan dinetralisir oleh udara. Jadi maksudnya, ada tidaknya alat ini adalah sama saja"
Bisakah dikatakan seperti itu bro? Maap kalo salah, karena saya gak tau cara kerja alat ini.
CMIIW
Enggan dianggap mencari masalah, tapi mengapa kata2 Anda secara explisit bukan kata2 mengajak sharing atau diskusi...?sx4user wrote:seolah olah saya ini buat masalah ya ?
saya cuma concern saja semangat go-green buat semua orang aja.
kalo saya harus buktiin pake alat segala, untung nya buat saya apa ?
gak ada. APALAGI MINDAHIN LAB LIPI KE BUPERTA ? (gue masih warassss boookkk...)
jadi gak perlu marah-marah om VM.kenceng banget ?
"Originally, this system was used to inject air into the engine's exhaust ports to provide oxygen so unburned and partially-burned hydrocarbons in the exhaust would finish burning"
tanpa air induction, setelah keluar knalpot tetep aja kumpul ma oxygen dan "terbakar"
Terlepas cara kerja alat ini, proses pencampuran senyawa (output gas buang sebelum induksi) membutuhkan waktu.
kecepatan reaksi kimia dipengaruhi oleh suhu dan pengadukan.
Jadi kalau tidak ada alat penginduksi tsb, maka tidak ada jaminan gas buang motor sudah aman dihurup paru2 kita.
ini cuma masalah waktu dan jarak saja, yang saya kasih contoh extreme 1 meter, 5 meter, 10 km
Jadi intinya, alat ini berfungsi menurunkan konsentrasi emisi gas buang, walau kadarnya sama.
yang turun hanya konsentrasi, JUMLAH emisinya tetep
Emission testing
In 1966, the first emission test cycle was enacted in the State of California measuring tailpipe emissions in PPM (parts per million).
aduh... ini lagi..... ini lagi.....
ini memang cara ngukur yang bisa dilakukan sekarang woiiii......
ngukur di tempat pas sebelum air induction ? gimana caranya ya ?
ya lepas aja air induction-nya sama kan?
tujuan air induction memang supaya emisinya terbaca rendah.....
Some cities are also using a technology developed by Dr. Donald Stedman of the University of Denver, which uses lasers to detect emissions while vehicles pass by on public roads, thus eliminating the need for owners to go to a test center. Stedman's laser detection of exhaust gases is commonly used in metropolitan areas.[2]
yang terukur konsentrasi, bukan JUMLAH emisi.
jumlah emisinya menumpuk terus di udara bumi secara keseluruhan.
bisa dikurangi kalo kita antara lain menanam pohon.CMIIW
jadi, kalau pake air induction, kita ngehirup udaranya di deket motor, relative lebih sehat daripada nggak pake air induction, tapi kalau buat orang yang agak jauhan (relative )dari motor hampir nggak ada beda dengan tanpa adanya air induction.
kita disini sehat (deket air induction), orang di jauhan sono mah tetep.
giliran orang yang di jauh sehat (posisi dia deket mesin pake air induction), kita nya mah tetep (nggak sehat tetep nggak sehat, udaranya tetep NGGAK SEHAT)
MAU ?
Makanya kami2 disini, melakukan diskusi juga berdasarkan :
1. Teori
2. Pengalaman
3. Referensi luar
referensi luar (negeri) ?
mau aja dikadalin?
kita bisa kok, asal mau mikir.....
tapi paling gampang sih terbuaiiiiiiiiiiiiiiiiii...............
Anda sudah menguji untuk membuktikan kata2 Anda???kita disini sehat (deket air induction), orang di jauhan sono mah tetep.
giliran orang yang di jauh sehat (posisi dia deket mesin pake air induction), kita nya mah tetep (nggak sehat tetep nggak sehat, udaranya tetep NGGAK SEHAT)
MAU ?
Bilang aja ngga mau ngebuktiin. Kalau Anda terima tantangan kami, Anda pasti punya data. Tapi, berhubung Anda ngga punya data, begitulah hasilnya!kalo saya harus buktiin pake alat segala, untung nya buat saya apa ?
gak ada. APALAGI MINDAHIN LAB LIPI KE BUPERTA ? (gue masih warassss boookkk...)
untung nya buat saya apa ?
gak ada
jadi gak perlu marah-marah om VM.kenceng banget ?
Pertanyaan saya sama omsx4user: memang tanpa panas bensin yang nggak terbakar bisa tetap terbakar.sx4user wrote:"Originally, this system was used to inject air into the engine's exhaust ports to provide oxygen so unburned and partially-burned hydrocarbons in the exhaust would finish burning"
tanpa air induction, setelah keluar knalpot tetep aja kumpul ma oxygen dan "terbakar"
sx4user wrote:@ om VM,
baiknya kita adu konsep dulu deh...
seperti info Anda yang dari luar (it.s OK, memang teknologinya dari luar kok)
info dari Om BADAK,
Om imsus (nggak mampir lagi Om ?)
dan info-info dari SM-ers lain
pengetesan yang didasari perbedaan konsep nggak akan membuktikan apa apa kan om?
parameter yang diujikan lain soalnya.
biarpun ane ada sedikit setuju ama om sx4user, tapi yang dimaksud ama om VM itu, pembuktiannya dimana? gimana om sx4user bisa membuktikan kalau kalimat ini "tanpa air induction, setelah keluar knalpot tetep aja kumpul ma oxygen dan 'terbakar'" benar? siapa tau ternyata di luar knalpot, jadinya ga bisa "terbakar" dikarenakan kondisi kondisi tertentu yang hanya ada didalam knalpot :psx4user wrote: "Originally, this system was used to inject air into the engine's exhaust ports to provide oxygen so unburned and partially-burned hydrocarbons in the exhaust would finish burning"
tanpa air induction, setelah keluar knalpot tetep aja kumpul ma oxygen dan "terbakar"
Secara logika debit gas yang keluar bertambah; jika volume gas buang yang keluar dari ruang pembakaran = X dan volume udara yang di induksikan masuk ke dalam knalpot = Y, maka total volume gas yang keluar dari knalpot adalah X + Y. CMIIWklitz wrote:biarpun ane ada sedikit setuju ama om sx4user, tapi yang dimaksud ama om VM itu, pembuktiannya dimana? gimana om sx4user bisa membuktikan kalau kalimat ini "tanpa air induction, setelah keluar knalpot tetep aja kumpul ma oxygen dan 'terbakar'" benar? siapa tau ternyata di luar knalpot, jadinya ga bisa "terbakar" dikarenakan kondisi kondisi tertentu yang hanya ada didalam knalpot :psx4user wrote: "Originally, this system was used to inject air into the engine's exhaust ports to provide oxygen so unburned and partially-burned hydrocarbons in the exhaust would finish burning"
tanpa air induction, setelah keluar knalpot tetep aja kumpul ma oxygen dan "terbakar"
btw, ane ada 1 pertanyaan (bukan spesifik buat om sx4user, tapi buat semua orang :p)
keluaran dari knalpot, yang ada air induction ama ga ada air induction, apakah jumlah "asap" knalpot yang dihasilkan sama banyaknya? atau yang ada air induction, "asap" knalpotnya lebih banyak? soalnya blum pernah ngeh ttg air induction ini
Ryan Steele wrote:Pertanyaan saya sama omsx4user: memang tanpa panas bensin yang nggak terbakar bisa tetap terbakar.sx4user wrote:"Originally, this system was used to inject air into the engine's exhaust ports to provide oxygen so unburned and partially-burned hydrocarbons in the exhaust would finish burning"
tanpa air induction, setelah keluar knalpot tetep aja kumpul ma oxygen dan "terbakar"
Diandaikan saja seperti ini (maklum, anak ekonomi, nggak ngerti masalah teknik):
1. Uap bensin yang nggak terbakar di ruang bakar tetap jadi uap bensin.
2. Uap bensin di udara luar tidak akan terbakar, 'kan? Bahkan di suhu 40°C uap bensin tidak terbakar, padahal sudah tercampur dengan oksigen. Berarti butuh panas yang lebih dari 40°C untuk membakar uap bensin. Nggak percaya, coba aja siram bensin di jalan pada saat matahari terik.
3. Suhu knalpot lebih dari 100°C. Nggak percaya, siram air ke knalpot saat motor nyala, pasti langsung menguap.
Jadi saya mengasumsikan bahwa panas knalpot cukup untuk membakar uap bensin yang tidak/setengah terbakar tersebut.
klitz wrote:biarpun ane ada sedikit setuju ama om sx4user, tapi yang dimaksud ama om VM itu, pembuktiannya dimana? gimana om sx4user bisa membuktikan kalau kalimat ini "tanpa air induction, setelah keluar knalpot tetep aja kumpul ma oxygen dan 'terbakar'" benar? siapa tau ternyata di luar knalpot, jadinya ga bisa "terbakar" dikarenakan kondisi kondisi tertentu yang hanya ada didalam knalpot :psx4user wrote: "Originally, this system was used to inject air into the engine's exhaust ports to provide oxygen so unburned and partially-burned hydrocarbons in the exhaust would finish burning"
tanpa air induction, setelah keluar knalpot tetep aja kumpul ma oxygen dan "terbakar"
btw, ane ada 1 pertanyaan (bukan spesifik buat om sx4user, tapi buat semua orang :p)
keluaran dari knalpot, yang ada air induction ama ga ada air induction, apakah jumlah "asap" knalpot yang dihasilkan sama banyaknya? atau yang ada air induction, "asap" knalpotnya lebih banyak? soalnya blum pernah ngeh ttg air induction ini
Jadi saya asumsikan, karena suhu knalpot yang panas, maka uap bensin + oksigen jadi terbakar.Air injection
Main article: Secondary air injection
One of the first-developed exhaust emission control systems is secondary air injection. Originally, this system was used to inject air into the engine's exhaust ports to provide oxygen so unburned and partially-burned hydrocarbons in the exhaust would finish burning. Air injection is now used to support the catalytic converter's oxidation reaction, and to reduce emissions when an engine is started from cold. After a cold start, an engine needs a fuel-air mixture richer than what it needs at operating temperature, and the catalytic converter does not function efficiently until it has reached its own operating temperature. The air injected upstream of the converter supports combustion in the exhaust headpipe, which speeds catalyst warmup and reduces the amount of unburned hydrocarbon emitted from the tailpipe.
Source: http://en.wikipedia.org/wiki/Vehicle_emissions_control
masalahnya, cara buktiinnya gimana, kalau seandainya debit gas yang keluar bertambah (seperti yang disebutin om esh), artinya kan jumlah emisi yang keluar sebenarnya sama, cuma ditambah dengan volume udara saja, jadinya persentasenya lebih kecilM-90 wrote: Jadi terbukti, kalo AIS dilepas atau tidak difungsikan, kadar CO dan HC yang keluar dari knalpot lebih banyak.
esh wrote: Secara logika debit gas yang keluar bertambah; jika volume gas buang yang keluar dari ruang pembakaran = X dan volume udara yang di induksikan masuk ke dalam knalpot = Y, maka total volume gas yang keluar dari knalpot adalah X + Y. CMIIW
bukannya udah dijelasin sama mbah wiki yah?Air injection
Main article: Secondary air injection
One of the first-developed exhaust emission control systems is secondary air injection. Originally, this system was used to inject air into the engine's exhaust ports to provide oxygen so unburned and partially-burned hydrocarbons in the exhaust would finish burning. Air injection is now used to support the catalytic converter's oxidation reaction, and to reduce emissions when an engine is started from cold. After a cold start, an engine needs a fuel-air mixture richer than what it needs at operating temperature, and the catalytic converter does not function efficiently until it has reached its own operating temperature. The air injected upstream of the converter supports combustion in the exhaust headpipe, which speeds catalyst warmup and reduces the amount of unburned hydrocarbon emitted from the tailpipe.
Source: http://en.wikipedia.org/wiki/Vehicle_emissions_control
tanpa air induction, setelah keluar knalpot tetep aja kumpul ma oxygen dan "terbakar"doq wrote:bukannya udah dijelasin sama mbah wiki yah?Air injection
Main article: Secondary air injection
Originally, this system was used to inject air into the engine's exhaust ports to provide oxygen so unburned and partially-burned hydrocarbons in the exhaust would finish burning.
Source: http://en.wikipedia.org/wiki/Vehicle_emissions_control
mestinya udah pada paham donk....