Sempat kami mampir untuk menikmati kesegaran hawa pegunungan di Bukit Halimun.
Pada saat menanjak ke jalan yang cukup sempit menuju bukit halimun, kami berpapasan dengan rombongan Sepeda motor yang saya lihat mempergunakan seragam klub tertentu (gak jelas nama klubnya, seragam hitam-orange tua, yang jelas dari Jakarta) sedangkan jenis motornya berbeda-beda, kalau nggak salah lihat ada Tiger, Thunder, bebek dll.
Saya agak kaget ketika salah satu anggota klub yang sepertinya bertugas membuka jalan tiba-tiba menyorongkan kaki, seolah-olah mau nendang mobil saya, ternyata itu hanya awal 'seteru' saya dengan kluber sepeda motor tersebut.
Dalam perjalanan pulang pada siang harinya (berangkat dari sukabumi ± jam 13.30) kira-kira di daerah jl. raya Caringin, tiba-tiba dari belakang terdengar raungan sirine dan klakson bertubi-tubi, ternyata rombongan sepeda motor yang mengira diri mereka adalah romongan 'VIP" tengah meminta jalan kepada para pengendara mobil di depannya, termasuk mobil saya.
Kembali beberapa kaki pengendara motor tersebut menjulur ke arah mobil saya dan bahkan ada beberapa yang secara sengaja berjalan zig-zag mepet ke arah mobil saya, saya baca hal tersebut sebagai 'perintah untuk menepi dari penguasa jalanan yang mau lewat'.
Emosi saya hampir meledak, setiap pengendara sepeda motor yang menjulurkan kaki dan mengklakson bertubi-tubi saya balas dengan klakson yang tidak kalah bertubi-tubinya, sampai-sampai istri saya menenangkan saya 'udah biarin aja....daripada dikeroyok'.
Saya teringat dengan kasus 'rombongan sepeda motor yang mengaggap diri mereka rombongan VIP' yang pernah bermasalah dengan pengendara mobil di daerah Warung buncit yang bahkan sempat masuk KOMPAS, barangkali kejengkelan pengendara mobil tersebut lebih dari yang saya rasakan ketika itu sehingga dia memilih untuk bikin kasus dengan para pengendara motor yang tidak tahu sopan-santun tersebut.
Saya pecinta dan pengendara sepeda motor, namun dengan adanya kasus yang saya alami kemarin, simpati saya terhadap klub-klub sepeda motor Jakarta hampir-hampir musnah.
Jalan raya Sukabumi di hari Minggu seperti itu cukup padat dan seringkali tersendat, juga cukup licin karena beberapa kali turun hujan yang cukup lebat, dan itu menjadi kendala tersendiri bagi para pengendara mobil.
Apalagi ditambah dengan ulah rombongan sepeda motor kurang ajar yang kalau saya pikir mental berkendaranya tidak kalah brengsek dengan sopir-sopir bus, bahkan lebih parah, karena mereka beraninya keroyokan.
Semoga tidak ada anggota SM yang ikut dalam rombongan kemarin.
Haekals
Hujan yang sangat lebat yang turun beberapa saat kemudian ternyata menghentikan rombongan 'VIP' tersebut, rasain lu !!!
