jangan bikin malu..
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 161
- Joined: Wed Oct 12, 2005 5:58
jangan bikin malu..
surat pembaca kompas tanggal 22...
SHAME ON YOU GUYS... SHAME ON YOU!!! BIKIN MALU.....
tolong dirapiin klub model2 begini..
Arogansi Konvoi Klub Motor
Pada hari Minggu, 2 Oktober 2005 sekitar pukul 10.00 WIB di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta, jalan dalam keadaan lengang. Kami melaju di jalur cepat paling kanan dengan kecepatan biasa, sedang dalam perjalanan menuju pulang. Namun, tiba-tiba dari arah kiri sebuah sepeda motor Honda Tiger langsung menghadang di depan mobil dan memperlambat kecepatannya.
Akibatnya sepeda motor itu tertabrak dan jatuh diikuti dengan sepeda motor lain di sebelah kiri mobil kami. Untuk menghindari macet, kami memarkir mobil di sebelah kiri, dengan wajah marah orang yang kami tabrak meminta SIM dan STNK suami saya untuk ditahan, dan tidak diberikan.
Kemudian ada seorang bapak, kami berasumsi mungkin ketua klub yang mencoba menangani kejadian, dan dijelaskan oleh yang tertabrak, Saya motor ketiga yang ngeblok mobil ini, tapi bapak ini tidak mau memperlambat kecepatannya. Merasa tidak bersalah, kami bertanya mengapa mobil diblok/dihalangi, padahal di jalan itu dalam keadaan lenggang dan jelas-jelas ada tanda lalu lintas bahwa sepeda motor tak boleh di jalur cepat. Dengan arogan mereka menjawab, Ini hari Minggu dan kami adalah klub sepeda motor Honda Tiger yang sedang konvoi beramai-ramai.
Yang membuat kami kesal yaitu diminta untuk mengganti biaya pengobatan pengendara- pengendara sepeda motor yang terluka, seakan-akan kami yang bersalah dalam kejadian ini. Padahal mobil kami juga mengalami kerusakan yang cukup parah. Karena situasi sudah mulai tidak enak, orang- orang mulai berkumpul di belakang mobil, dan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, suami saya dengan itikad baik berniat menyelesaikan dengan jalan damai.
Saling memberikan nomor HP, dan KTP suami saya ditahan sebagai jaminan yang katanya nanti akan menghubungi. Namun, hingga sekarang kami tidak pernah dihubungi dan KTP suami saya tetap ditahan.
Kepada yang berwenang, apakah benar jika hari Minggu peraturan boleh dilanggar dan karena anggota klub motor yang sedang konvoi. maka mereka boleh bertindak seenaknya menguasai jalan. Bagaimana jika tindakan mereka sampai mengancam keselamatan jiwa pengguna jalan yang lain, seperti yang kami alami? Trisniana Irmawan Bukit Novo Blok B2-16 Pancoran Mas, Depok
SHAME ON YOU GUYS... SHAME ON YOU!!! BIKIN MALU.....
tolong dirapiin klub model2 begini..
Arogansi Konvoi Klub Motor
Pada hari Minggu, 2 Oktober 2005 sekitar pukul 10.00 WIB di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta, jalan dalam keadaan lengang. Kami melaju di jalur cepat paling kanan dengan kecepatan biasa, sedang dalam perjalanan menuju pulang. Namun, tiba-tiba dari arah kiri sebuah sepeda motor Honda Tiger langsung menghadang di depan mobil dan memperlambat kecepatannya.
Akibatnya sepeda motor itu tertabrak dan jatuh diikuti dengan sepeda motor lain di sebelah kiri mobil kami. Untuk menghindari macet, kami memarkir mobil di sebelah kiri, dengan wajah marah orang yang kami tabrak meminta SIM dan STNK suami saya untuk ditahan, dan tidak diberikan.
Kemudian ada seorang bapak, kami berasumsi mungkin ketua klub yang mencoba menangani kejadian, dan dijelaskan oleh yang tertabrak, Saya motor ketiga yang ngeblok mobil ini, tapi bapak ini tidak mau memperlambat kecepatannya. Merasa tidak bersalah, kami bertanya mengapa mobil diblok/dihalangi, padahal di jalan itu dalam keadaan lenggang dan jelas-jelas ada tanda lalu lintas bahwa sepeda motor tak boleh di jalur cepat. Dengan arogan mereka menjawab, Ini hari Minggu dan kami adalah klub sepeda motor Honda Tiger yang sedang konvoi beramai-ramai.
Yang membuat kami kesal yaitu diminta untuk mengganti biaya pengobatan pengendara- pengendara sepeda motor yang terluka, seakan-akan kami yang bersalah dalam kejadian ini. Padahal mobil kami juga mengalami kerusakan yang cukup parah. Karena situasi sudah mulai tidak enak, orang- orang mulai berkumpul di belakang mobil, dan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, suami saya dengan itikad baik berniat menyelesaikan dengan jalan damai.
Saling memberikan nomor HP, dan KTP suami saya ditahan sebagai jaminan yang katanya nanti akan menghubungi. Namun, hingga sekarang kami tidak pernah dihubungi dan KTP suami saya tetap ditahan.
Kepada yang berwenang, apakah benar jika hari Minggu peraturan boleh dilanggar dan karena anggota klub motor yang sedang konvoi. maka mereka boleh bertindak seenaknya menguasai jalan. Bagaimana jika tindakan mereka sampai mengancam keselamatan jiwa pengguna jalan yang lain, seperti yang kami alami? Trisniana Irmawan Bukit Novo Blok B2-16 Pancoran Mas, Depok
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1640
- Joined: Tue Feb 18, 2003 7:38
- Location: Naik Turun Diatas Tungganganku
untung motor gue bukan TIGER, hahahahha,
emang degh, maklum kalo rame rame ngerasa jago, coba sendiri sendiri pulangnya paling kayak tikus kecebur got nggak berani macem2 tuh, beraninya keroyokan euiy maluww maluww
emang degh, maklum kalo rame rame ngerasa jago, coba sendiri sendiri pulangnya paling kayak tikus kecebur got nggak berani macem2 tuh, beraninya keroyokan euiy maluww maluww
1991 4T Honda CG 125
1994 2T Vespa VX 150 Super
1996 2T Yamaha RXZ 135
1998 2T Honda NSR 150R
2000 2T Yamaha RX King 135
2002 4T Suzuki New Shogun 110R
2005 4T Suzuki ShogunSP 125R
2008 4T Minerva 150R
1994 2T Vespa VX 150 Super
1996 2T Yamaha RXZ 135
1998 2T Honda NSR 150R
2000 2T Yamaha RX King 135
2002 4T Suzuki New Shogun 110R
2005 4T Suzuki ShogunSP 125R
2008 4T Minerva 150R
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 161
- Joined: Wed Oct 12, 2005 5:58
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 338
- Joined: Sun Jan 11, 2004 9:54
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 338
- Joined: Sun Jan 11, 2004 9:54
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 178
- Joined: Sun Apr 03, 2005 15:26
- Location: Palembang
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 31
- Joined: Sun Aug 14, 2005 14:07
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1215
- Joined: Fri Dec 10, 2004 20:04
- Location: Jakarta Barat
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2297
- Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2980
- Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
- Location: Kingdom of Heaven
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2980
- Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
- Location: Kingdom of Heaven
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 366
- Joined: Tue Jun 29, 2004 15:53
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 456
- Joined: Tue Jul 19, 2005 8:26
- Location: malang
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 456
- Joined: Tue Jul 19, 2005 8:26
- Location: malang
nih yg nulis orang tiger dewe..... mana yg bener gak tau lah
.. surat keluhan akan club motor ini merupakan pukulan telak bagi
biker... setelah mendapatkan cerita dari dua sisi... ternyata fakta
yang diperoleh dari komunikasi antara jaringan bikers, terungkap
sedikit bahwa memang bikers akan selalu dipersalahkan dan
terpinggirkan walaupun niat baik dan silahturahmi yang
dikedepankan.....
banyak diantara kita (ya anda bro..!!) yang hanya bisa "blam" dan
sinis, dan ironisnya anda adalah bagian dari sistem dan sebenarnya
punya kesempatan dan wewenang utk bisa memperbaiki....
entahlah... ataukah "way of thinking" yang mature yang belum kita
miliki... atau mungkin kita terlalu sibux krn saya adalah petinggi
dikantor, hingga kita hanya memiliki kemampuan sebatas Blaming...
tanpa pernah kita punya solusi atau aksi.. lah..
karena emang sudah biasa kok dinegara ini...
yang penting..
Blam it dulu... then expect God to change it.. gila kali yeee =))
padahal bikers juga manusia............
... saya hanyalah seorang biker
... saya hanya mampu menghibur diri dengan berkonvoi krn kami tidak
punya dana besar spt anda untuk bertamasya ke bali atau berbelanja
disingapore
.. kami sadar bahwa kami hanyalah kaum kecil yg terpinggirkan
yang tidak pernah diterima dengan layak dijalan, ruang gerak kamipun
dipersempit dan harus bersaing dengan kendaraan umum
.. digedung perkantoran kami tak layak utk parkir ditempat teduh
atau nyaman
..di mal kami sering harus berijbaku utk mendapatkan parkiran yg
pengap dan jauh dari kesan nyaman...
...kami harus berhadapan setiap saat dengan maut dirimba jalan raya,
...kami juga bergelut dengan nyawa utk berhadapan dengan para preman
yang siap setiap ingin mengambil harta kami satu-satunya yg kami
gunakan utk
mencari nafkah
...kami sadar bahwa kami hanya berhak mengecap sedikit subsidi bbm,
tidak seperti anda yang dengan BMW merah... yang setiap harinya
menyedot "hak rakyat kecil"
.. kami hanya rakyat kecil,... yang pantasnya selalu ditindas dan
dijalan kami juga harus menghormat kepada pembesar-pembesar yg duduk
nyaman diruang ber-AC..
...kami sadar jumlah kami yg hampir mencapai 4jt telah membuat muak
org2 kaya, hingga kamipun terkadang bertindak sruntulan dan tidak
tertib dalam berlalu lintas....
...namun, cobalah lihat dr sisi kami?
kami memang tidak ingin menjustifikasi tindakan kami...
tapi..
sudahkah bro bertindak adil thdp biker ?
sudahkah bro bertenggang rasa dng biker ?
sudahkah bro bicara jujur ?
sadarkah bahwa bro memberikan alamat yang salah, dan jutaan orang
melihat ketidak jujuran walaupun mereka tidak tahu....
sudahkah bro menghubungi kami ?
Sadarkah bro bahwa anda telah berhasil dengan telak memukul seluruh
bikers di Indonesia...
ingat bro... kejujuran adalah nilai mahal saat ini, namun rakyat
seperti kami biasanya masih punya walau kadang kecil....
ya.. memang semakin tinggi tingkat pendidikan kita, kita.. biasanya
makin egois dan maunya kepentingan kita yg didahulukan dan kepalsuan
akan kita kenakan....
karena memang hal itu yg kerap diajarkan oleh pembesar kita....
Ya memang,... bikers juga manusia.....
salam,
Laurent
Biker Kere tapi Maju !!
http://detic.honda-tiger.or.id
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 137
- Joined: Wed Jul 06, 2005 8:07
- Location: Depok City
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 191
- Joined: Sat Apr 02, 2005 12:19
- Location: Bandung
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 161
- Joined: Wed Oct 12, 2005 5:58
ah ini lagi, alangkah baiknya kalo suratnya bukan pembelaan diri, tapi permintaan maaf, jauh lebih jantan aku rasa, daripada yang begini, nyalahin ketidakmampuan lah, parkir lah, mobil BMW, aku hanya seorang bikers lah... [cencored]!!
mendingan kalo kita emang salah, ya minta maaf, and ga bikin salah lagi... thats all folks...
"kami hanya rakyat kecil yang ditindas" hihihihi kok ya terlalu banget, sampeyan sudah pada mampu beli montor, tiger pula!!! 18 jutaan itu kang mas!! duit semua itu, ga boleh dicampur daun pisang
masih banyak orang yang beli kerupuk aja ga mampu tapi ga pernah ngeluh!!.. eh jadi tambah OOT.
mending kita minta maaf aja deh...udah jelas salah kok. ga ada hubungannya sama kaya miskin, kalo salah ya salah
mendingan kalo kita emang salah, ya minta maaf, and ga bikin salah lagi... thats all folks...
"kami hanya rakyat kecil yang ditindas" hihihihi kok ya terlalu banget, sampeyan sudah pada mampu beli montor, tiger pula!!! 18 jutaan itu kang mas!! duit semua itu, ga boleh dicampur daun pisang
masih banyak orang yang beli kerupuk aja ga mampu tapi ga pernah ngeluh!!.. eh jadi tambah OOT.
mending kita minta maaf aja deh...udah jelas salah kok. ga ada hubungannya sama kaya miskin, kalo salah ya salah
timtimnugroho wrote:nih yg nulis orang tiger dewe..... mana yg bener gak tau lah
.. surat keluhan akan club motor ini merupakan pukulan telak bagi
biker... setelah mendapatkan cerita dari dua sisi... ternyata fakta
yang diperoleh dari komunikasi antara jaringan bikers, terungkap
sedikit bahwa memang bikers akan selalu dipersalahkan dan
terpinggirkan walaupun niat baik dan silahturahmi yang
dikedepankan.....
banyak diantara kita (ya anda bro..!!) yang hanya bisa "blam" dan
sinis, dan ironisnya anda adalah bagian dari sistem dan sebenarnya
punya kesempatan dan wewenang utk bisa memperbaiki....
entahlah... ataukah "way of thinking" yang mature yang belum kita
miliki... atau mungkin kita terlalu sibux krn saya adalah petinggi
dikantor, hingga kita hanya memiliki kemampuan sebatas Blaming...
tanpa pernah kita punya solusi atau aksi.. lah..
karena emang sudah biasa kok dinegara ini...
yang penting..
Blam it dulu... then expect God to change it.. gila kali yeee =))
padahal bikers juga manusia............
... saya hanyalah seorang biker
... saya hanya mampu menghibur diri dengan berkonvoi krn kami tidak
punya dana besar spt anda untuk bertamasya ke bali atau berbelanja
disingapore
.. kami sadar bahwa kami hanyalah kaum kecil yg terpinggirkan
yang tidak pernah diterima dengan layak dijalan, ruang gerak kamipun
dipersempit dan harus bersaing dengan kendaraan umum
.. digedung perkantoran kami tak layak utk parkir ditempat teduh
atau nyaman
..di mal kami sering harus berijbaku utk mendapatkan parkiran yg
pengap dan jauh dari kesan nyaman...
...kami harus berhadapan setiap saat dengan maut dirimba jalan raya,
...kami juga bergelut dengan nyawa utk berhadapan dengan para preman
yang siap setiap ingin mengambil harta kami satu-satunya yg kami
gunakan utk
mencari nafkah
...kami sadar bahwa kami hanya berhak mengecap sedikit subsidi bbm,
tidak seperti anda yang dengan BMW merah... yang setiap harinya
menyedot "hak rakyat kecil"
.. kami hanya rakyat kecil,... yang pantasnya selalu ditindas dan
dijalan kami juga harus menghormat kepada pembesar-pembesar yg duduk
nyaman diruang ber-AC..
...kami sadar jumlah kami yg hampir mencapai 4jt telah membuat muak
org2 kaya, hingga kamipun terkadang bertindak sruntulan dan tidak
tertib dalam berlalu lintas....
...namun, cobalah lihat dr sisi kami?
kami memang tidak ingin menjustifikasi tindakan kami...
tapi..
sudahkah bro bertindak adil thdp biker ?
sudahkah bro bertenggang rasa dng biker ?
sudahkah bro bicara jujur ?
sadarkah bahwa bro memberikan alamat yang salah, dan jutaan orang
melihat ketidak jujuran walaupun mereka tidak tahu....
sudahkah bro menghubungi kami ?
Sadarkah bro bahwa anda telah berhasil dengan telak memukul seluruh
bikers di Indonesia...
ingat bro... kejujuran adalah nilai mahal saat ini, namun rakyat
seperti kami biasanya masih punya walau kadang kecil....
ya.. memang semakin tinggi tingkat pendidikan kita, kita.. biasanya
makin egois dan maunya kepentingan kita yg didahulukan dan kepalsuan
akan kita kenakan....
karena memang hal itu yg kerap diajarkan oleh pembesar kita....
Ya memang,... bikers juga manusia.....
salam,
Laurent
Biker Kere tapi Maju !!
http://detic.honda-tiger.or.id
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 250
- Joined: Thu Sep 29, 2005 7:56
- Location: Medan
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 137
- Joined: Wed Jul 06, 2005 8:07
- Location: Depok City
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2980
- Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
- Location: Kingdom of Heaven
mobil ku bukan bmw lo,
cuman kadang2 motor nya juga sering akrobat.udah tau jalan rame kiri kanan masih berani bawa ala valentino rossi dan kenny roberts,coba kalo udah ke serempet mobil gua yakin yang di salahin pasti yang disalah in mobil 100%.
sama aja kayak sepeda nyerempet motor gua yakin yang disalahin pasti motor nya.maklum di indonesia ini hukum ngak pernah jelas
sering kalo mobil yang salah langsung liat2 dengan muka garang,coba kalo motor nya yang salah biasanya ketawa kalo ngak jalan terus dengan muka tak berdosa (berdasarkan pengalaman pribadi).
saya ngak bilang semua pengemudi motor seperti itu yah tapi mengikuti kata pemerintah itu adalah OKNUM tidak bertanggung jawab.
mobil juga manusiaaaaaaa eh salah pengemudi mobil juga manusiaaaaaaaaaa
cuman kadang2 motor nya juga sering akrobat.udah tau jalan rame kiri kanan masih berani bawa ala valentino rossi dan kenny roberts,coba kalo udah ke serempet mobil gua yakin yang di salahin pasti yang disalah in mobil 100%.
sama aja kayak sepeda nyerempet motor gua yakin yang disalahin pasti motor nya.maklum di indonesia ini hukum ngak pernah jelas
sering kalo mobil yang salah langsung liat2 dengan muka garang,coba kalo motor nya yang salah biasanya ketawa kalo ngak jalan terus dengan muka tak berdosa (berdasarkan pengalaman pribadi).
saya ngak bilang semua pengemudi motor seperti itu yah tapi mengikuti kata pemerintah itu adalah OKNUM tidak bertanggung jawab.
mobil juga manusiaaaaaaa eh salah pengemudi mobil juga manusiaaaaaaaaaa
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2980
- Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
- Location: Kingdom of Heaven
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 161
- Joined: Wed Oct 12, 2005 5:58
alhamdulilah semuanya beres...(mungkin) paling engga sudah ga ada yang saling nyalahin..
salut deh buat tim peripikasinya....
sayang disini ga ada yang dari tiger club...
ini aku dapet dari milis tetangga
******************************************************
Verifikasi Kasus Arogansi Petugas Konvoi HTML
******************************************************
HTML Safety Riding Team (HSRT)
Laporan Verifikasi Kasus Arogansi Petugas Konvoi HTML
di Jl. Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan
Minggu, 2 Oktober 2005, pukul 10:00 WIB.
Data kejadian terangkum:
Hari/Tanggal: 2 Oktober 2005
Waktu: 10:00 WIB
PIC: Pringgondani Kusdono (HTML 151)
Tempat: Jl. Warung Buncit Raya (sesudah Paparonz
Pizza)
Kondisi Lalu Lintas: Ramai lancar
Pelaku: Wahyu Haryanto (HTML 363)
Group Riding: Konvoi HTML
Anggota Konvoi: 30 – 40 motor Honda Tiger anggota HTML
Susunan Petugas Konvoi
Group Leader: Tak ada penunjukan Group Leader atau
Road Captain
Safety Officer (SO): Bagus Sugiantoro (HTML 324) dan
Ferdinand (HTML 842)
Voorijder (VJ): Satya Budi (HTML 544)
Sweeper Belakang: Achmad Handry Y. alias ’Chemonk’
(HTML 624), Wahyu Haryanto (HTML 363) dan Raymond
Inkai (HTML 605)
Saksi-saksi
Saksi 1: Chemonk (petugas konvoi sweeper belakang)
Saksi 2: Deden (rekan DeTiC yang membantu mengamankan
TKP, HTML 277)
Saksi 3: Rifaldo (petugas konvoi susulan, HTML 345)
Saksi 4: Rino Permadi (peserta konvoi paling belakang,
HTML 353)
Pendahuluan
Hasil investigasi ini hanya bersandar pada keterangan
para saksi dari pengguna sepeda motor, karena HSRT
tidak bisa menghubungi pengemudi mobil. Investigasi
ini bisa dikatakan tidak akurat sepenuhnya, terutama
pada detik-detik terjadinya kecelakaan. Walau begitu
HSRT berusaha memberikan fakta seobyektif mungkin.
Kronologis Kejadian
Saat itu rombongan HTML yang terdiri dari 40-an motor
berangkat menuju ke TMII dari Rumah Makan Tenda Asri
di Jl. Sabang untuk menghadiri acara Bikers Day.
Konvoi yang menempuh rute Kuningan – Mampang tersebut
sempat terputus di lampu merah Duren Tiga. Faldo yang
waktu itu menyusul rombongan berinisiatif untuk
mengambil alih rombongan yang terputus, menjadi VJ
agar rombongan tidak serabutan saat mengejar
rekan-rekannya di depan. Saat itu konvoi berjumlah
sekitar 20-an motor dengan petugas Faldo sebagai VJ,
Chemonk, Wahyu, dan Raymond sebagai sweeper.
Tiba di daerah Mampang, jalur turunan menjelang
Republika setelah tikungan Paparonz Pizza. Konvoi yang
saat itu melaju di jalur cepat, mengambil posisi di
ruas tengah untuk mendahului kendaraan lain di ruas
kiri jalan. Arus lalu lintas saat itu ramai lancar.
Saat konvoi bergerak ke jalur tengah tersebut, Chemonk
(sweeper belakang konvoi) mencoba untuk menahan laju
sebuah mobil BMW merah yang berusaha mendahului konvoi
dari sisi paling kanan. Akan tetapi mobil tersebut
tidak mau mengalah, dan malah cenderung berkendara
secara agresif, seolah-olah ingin menyerempet Chemonk.
Untung Chemonk dengan cepat berinisiatif untuk
menghindari senggolan dengan mobil tersebut.
Saat itu Wahyu Brimob, yang posisinya berada di paling
belakang barisan, melakukan manuver mengambil alih
tugas Chemonk. Dia mendahului BMW dan memposisikan
motor tepat beberapa meter di depan mobil tersebut dan
melakukan pengereman dengan engine brake.
Menurut keterangan Bro Rino, posisi Wahyu yang memblok
mobil tersebut sebenarnya tidak perlu. Pasalnya Rino
peserta konvoi terakhir telah berhasil melewati mobil
tersebut dengan selamat. Rino sempat mendengar suara
benturan dan gesekan besi dengan aspal saat motor Bro
Wahyu tertabrak mobil BMW tersebut.
Sementara Wahyu menuturkan, Chemonk yang berusaha
meminta jalan kepada mobil tersebut tidak berhasil.
Malah dia nyaris diserempet. Wahyu berinisiatif untuk
membantu. Dia bermanuver memotong jalur mobil tersebut
dan melepas gas untuk melakukan engine brake saat
melaju di kecepatan 60 kilometer per jam.
Saat itulah mobil BMW Merah seri 520 yang terlambat
mengantisipasi manuver menabrak spakbor belakang Wahyu
sehingga menyangkut di bemper depan mobil. Wahyu
mencoba melepaskan motornya agar tidak jatuh tapi tak
berhasil. Walhasil motor pun jatuh dan nyaris
terlindas mobil tersebut. Beruntung Wahyu selamat
walaupun beroleh beberapa luka lecet.
Bersamaan dengan itu, pengendara motor lain di sisi
kiri dan belakang mobil yang kaget dengan kecelakaan
tersebut melakukan panic breaking, sehingga terjadi
kecelakaan beruntun. Menurut versi Wahyu, kecelakaan
pengendara motor lain terjadi karena motor Wahyu
terlempar ke ruas kiri jalan sehingga menghalangi
pengendara motor lainnya.
Sedangkan dalam pengamatan Rino selaku peserta paling
akhir yang sempat melihat melalui spion, kecelakaan
pengendara motor lainnya yang melibatkan sekitar 10-an
motor berjatuhan disebabkan karena
pengendara-pengendara tersebut panik karena manuver
mobil yang mengerem mendadak. Sedangkan posisi motor
Wahyu jatuh di ruas kanan jalan tepat di depan mobil.
Jadi para pengendara motor tadi jatuh karena panic
breaking, bukan karena menabrak motor Wahyu.
Rino saat itu langsung berhenti dan berbalik arah
untuk melihat kondisi Wahyu. Bro Deden (DeTiC) yang
kebetulan sedang ada acara di sekitar lokasi (Kantor
PAN) juga segera keluar untuk menolong. Chemonk
langsung mengejar Faldo untuk memberitahu bahwa salah
satu anggota konvoi mengalami kecelakaan. Faldo pun
berputar arah untuk kembali ke lokasi kejadian.
Setelah kejadian, pengendara mobil (Pak Irawan) keluar
dan sempat berbicara dengan Rino, Deden, dan Wahyu.
Rino menjelaskan bahwa kami sedang konvoi dan mohon
meminta jalan secara baik-baik untuk masuk ke jalur
mobil, untuk mendahului kendaraan di jalur kiri.
Dari sejak lampu merah di Mampang (dekat kantor
Mitsubishi), rekan-rekan HTML paling belakang (Rino,
Chemonk, Wahyu) memang sudah melihat mobil BMW merah
tersebut. Si Pengendara memang melajukan mobilnya
dengan agresif bahkan beberapa kali berkesan ingin
menyerempet rombongan konvoi. Mungkin beliau sedang
terburu-buru dan agak kesal karena perjalanannya
terganggu. Pernyataan ini juga didukung oleh
pengendara motor yang terjatuh saat itu. Beberapa
pengendara motor menyalahkan si pengendara mobil yang
arogan dan ugal-ugalan, bukan menyalahkan Wahyu dan
meminta ganti langsung kepada Pak Irawan.
Deden yang tiba di TKP langsung meminggirkan motor
Wahyu dan juga meminta pengendara mobil untuk
meminggirkan kendaraannya. Saat itu massa mulai
berkerumun dan beberapa pengendara motor lain yang
terjatuh memaksa si pengendara mobil untuk membayar
ganti rugi biaya pengobatan. Deden berinisiatif untuk
mengamankan agar tidak terjadi tindak kekerasan.
Menurut Rino, si pengendara mobil hanya memberikan
uang Rp 50.000 kepada salah seorang pengendara motor
yang terjatuh. Dan Pak Irawan bersikeras bahwa
kejadian tersebut merupakan kesalahan Wahyu.
Untuk mengindari amuk massa dan membuat kondisi
berlarut, Deden menyarankan agar masalah segera
diselesaikan. Wahyu waktu itu mengajukan tuntutan Rp
500.000 sebagai uang ganti rugi. Akhirnya Pak Irawan
sepakat untuk menyelesaikan urusan ini di rumah
beliau. Untuk itu beliau bertukaran nomor telepon
selular dengan Wahyu dan memberikan KTP-nya sebagai
jaminan kepada Wahyu.
Akhirnya Wahyu, Rino, dan Faldo melanjutkan
perjalanan, sementara Deden kembali ke tempat
pekerjaannya. Pengendara motor lainnya juga segera
meninggalkan TKP dan massa yang berkerumun pun segera
bubar.
Dua jam berselang Wahyu mencoba menghubungi HP Pak
Irawan untuk menanyakan penyelesaian kasus tersebut.
Beberapa kali Wahyu mencoba menghubungi beliau sampai
dengan Rabu, 19 Oktober 2005, tapi HP-nya tetap tidak
aktif. Walaupun, sudah dicoba dihubungi berkali-kali
dengan berbagai nomor.
Akhirnya pada Minggu, 23 Oktober 2005, Wahyu
didampingi Deden dan beberapa anggota DeTiC mendatangi
kediaman Pak Irawan di Depok, sesuai alamat di KTP.
Akan tetapi alamat kediaman yang tertera di KTP
ternyata rumah kosong yang sudah dijual tertanggal 23
September 2005 yang lalu. Menurut petugas keamanan
setempat, sang empunya rumah sudah lama pindah.
Pada Sabtu, 22 Oktober 2005, tertulis sebuah surat
pembaca di Surat Kabar Harian Kompas atas nama istri
Irawan, yang beralamatkan sama dengan KTP yang
dimiliki oleh Wahyu, berisikan sebagai berikut:
KOMPAS, SABTU 22 OKTOBER 2005
REDAKSI YTH:
Arogansi Konvoi Klub Motor
Pada hari Minggu, 2 Oktober 2005 sekitar pukul 10.00
WIB di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta, jalan dalam
keadaan lengang. Kami melaju di jalur cepat paling
kanan dengan kecepatan biasa, sedang dalam perjalanan
menuju pulang. Namun, tiba-tiba dari arah kiri sebuah
sepeda motor Honda Tiger langsung menghadang di depan
mobil dan memperlambat kecepatannya.
Akibatnya sepeda motor itu tertabrak dan jatuh diikuti
dengan sepeda motor lain di sebelah kiri mobil kami.
Untuk menghindari macet, kami memarkir mobil di
sebelah kiri, dengan wajah marah orang yang kami
tabrak meminta SIM dan STNK suami saya untuk ditahan,
dan tidak diberikan.
Kemudian ada seorang bapak, kami berasumsi mungkin
ketua klub yang mencoba menangani kejadian, dan
dijelaskan oleh yang tertabrak, Saya motor ketiga yang
ngeblok mobil ini, tapi bapak ini tidak mau
memperlambat kecepatannya. Merasa tidak bersalah, kami
bertanya mengapa mobil diblok/dihalangi, padahal di
jalan itu dalam keadaan lenggang dan jelas-jelas ada
tanda lalu lintas bahwa sepeda motor tak boleh di
jalur cepat. Dengan arogan mereka menjawab, Ini hari
Minggu dan kami adalah klub sepeda motor Honda Tiger
yang sedang konvoi beramai-ramai.
Yang membuat kami kesal yaitu diminta untuk mengganti
biaya pengobatan pengendara-pengendara sepeda motor
yang terluka, seakan-akan kami yang bersalah dalam
kejadian ini. Padahal mobil kami juga mengalami
kerusakan yang cukup parah. Karena situasi sudah mulai
tidak enak, orang- orang mulai berkumpul di belakang
mobil, dan untuk menghindari kejadian yang tidak
diinginkan, suami saya dengan itikad baik berniat
menyelesaikan dengan jalan damai.
Saling memberikan nomor HP, dan KTP suami saya ditahan
sebagai jaminan yang katanya nanti akan menghubungi.
Namun, hingga sekarang kami tidak pernah dihubungi dan
KTP suami saya tetap ditahan.
Kepada yang berwenang, apakah benar jika hari Minggu
peraturan boleh dilanggar dan karena anggota klub
motor yang sedang konvoi. maka mereka boleh bertindak
seenaknya menguasai jalan. Bagaimana jika tindakan
mereka sampai mengancam keselamatan jiwa pengguna
jalan yang lain, seperti yang kami alami?
Trisniana Irmawan Bukit Novo Blok B2-16 Pancoran Mas,
Depok
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kesimpulan HSRT
Kecelakaan tersebut terjadi karena beberapa faktor.
1. Faktor Internal. HSRT mengakui ada pelanggaran atas
prosedur touring resmi HTML, antara lain:
a. Rombongan beranggotakan lebih dari 15 motor dalam
satu group konvoi bersamaan. Sehingga konvoi terlalu
panjang dan berpotensi mengganggu pengguna jalan
lainnya.
b. Rombongan melanggar peraturan lalu lintas dengan
melintas di jalur cepat di Jl. Buncit Raya. Sementara
seharusnya, memang motor harus melintas di jalur
lambat. Untuk itu HSRT akan melakukan verifikasi dan
peringatan kepada petugas Voorijder dan SO konvoi
tersebut.
c. Kesalahan prosedur untuk etika dan tata cara
meminta jalan kepada pengguna jalan lain oleh seorang
petugas konvoi HTML. Petugas Konvoi (sdr. Wahyu)
dinilai emosional dan arogan dengan meladeni aksi
agresif pengendara mobil BMW. Padahal posisi beliau
saat itu adalah sweeper belakang.
Catatan: Aksi manuver memblok mobil seharusnya tidak
perlu dilakukan karena seluruh peserta konvoi sudah
melaju dengan aman mendahului mobil tersebut. Aksi
sdr. Wahyu dinilai terlalu berlebihan dan mengundang
bahaya. Menurut UU Lalu Lintas, manuver sdr. Wahyu
merupakan pelanggaran karena berpotensi mencelakai
dirinya sendiri dan orang lain.
2. Faktor Eksternal. Selain kesalahan prosedural
konvoi dan kepetugasan, HSRT juga mempertimbangkan
kondisi lingkungan, lalu lintas, dan pengguna jalan
lain yang berpotensi menyebabkan kecelakaan, antara
lain:
a. Kondisi jalur lambat di Jl. Mampang – Buncit Raya
seringkali tidak layak untuk dilalui dengan aman dan
nyaman. Kepadatan lalu lintas, bus-bus yang suka
berhenti seenaknya, mobil-mobil yang parkir
sembarangan, dan pejalan kaki yang suka melintas di
jalan karena trotoar dihuni oleh pedagang kaki lima,
menimbulkan potensi bahaya yang tinggi bagi motor
untuk melintas di jalur lambat. Sehingga mayoritas
pengendara motor memilih untuk melintas di jalur cepat
di sepanjang Jl. Raya Mampang – Buncit.
b. Faktor pengendara lain (Pengendara mobil BMW Merah,
Pak Irmawan) yang mengendarai mobilnya dengan
ugal-ugalan. Anggota konvoi menyayangkan aksi manuver
beliau seolah-olah beberapa kali akan memepet peserta
konvoi saat melintas di sampingnya. Manuver ini
dinilai membahayakan peserta konvoi dan pengguna jalan
lainnya dan juga memancing anggota konvoi untuk
bereaksi negatif atas manuver yang dilakukan.
Kami memahami kemungkinan beliau sedang terburu-buru
dan merasa terganggu karena jalannya terpotong oleh
rombongan konvoi. Akan tetapi kami sungguh
menyayangkan aksi manuver beliau yang berpotensi
membahayakan keselamatan banyak pengguna jalan lain.
3. Kecelakaan tersebut terjadi karena kesalahan kedua
belah pihak. Pihak pertama rombongan konvoi HTML,
sebagaimana dijelaskan pada poin 1 di atas dan juga
pengendara mobil, sebagaimana dijelaskan pada poin 2b
di atas.
Pihak pertama, khususnya sdr. Wahyu jelas menyalahi
aturan petugas touring HTML dengan bertindak arogan
dan melakukan manuver yang membahayakan. Melakukan
pengereman mendadak di depan kendaraan yang sedang
melaju (BMW merah) sehingga menimbulkan tabrak
belakang merupakan tindakan yang salah, apapun
tujuannya.
Pihak kedua, HSRT juga menilai pengendara mobil yang
bertindak agresif dan melakukan manuver berbahaya dan
seperti sengaja membahayakan peserta konvoi. Sang
pengendara kemungkinan juga tidak bersungguh-sungguh
melakukan pengereman untuk menghindari kecelakaan,
sehingga memiliki andil atas kecelakaan yang terjadi.
Atas kesimpulan tersebut di atas, HSRT
merekomendasikan beberapa hal tersebut di bawah ini:
1. BOS HTML selaku entitas tertinggi komunitas HTML
memberikan sanksi terhadap petugas konvoi tersebut
sesuai dengan kesalahan dan prosedur yang berlaku.
2. Untuk menjaga nama baik komunitas HTML, BOS sebagai
wakil HTML segera membalas surat yang sdr. Irmawan di
SKH Kompas dengan klarifikasi dari HTML yang
menyebutkan bahwa HTML saat itu memang bersalah dan
memohon maaf kepada beliau serta pengguna jalan lain
yang merasa dirugikan.
HTML akan menyelesaikan masalah ini secara musyawarah
dan kekeluargaan. Selain itu, dari pihak HTML telah
berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut kepada
Bapak Irmawan, menjelaskan bahwa HTML tengah berupaya
membangun kesadaran berkendara pengendara motor dengan
kampanye safety riding dan tertib lalu lintas.
Termasuk di antaranya menegaskan bahwa HTML akan
memberikan sanksi kepada anggota HTML yang bersalah
dalam hal ini, dan terakhir mengajak masyarakat untuk
bersama-sama mengembangkan kesadaran berlalu lintas,
khususnya pengendara motor.
3. HSRT menyayangkan kesan seolah-olah Pak Irmawan
berusaha menghindar dari penyelesaian dan tidak
menunjukan itikad baik dengan tidak mengaktifkan
telepon dan memberikan KTP yang beralamat palsu.
Apalagi kemudian dengan semena-mena menulis di surat
pembaca SKH Kompas, sehingga menimbulkan kesan bahwa
komunitas motor arogan serta dinilai mengancam
keselamatan mereka tanpa melakukan verifikasi lebih
lanjut. Padahal menurut keterangan saksi mata di
lapangan, justru agresivitas pengendara mobil dan
arogansi dimulai terlebih dahulu oleh mereka.
4. HSRT akan berusaha lebih keras untuk
mensosialisasikan prosedur touring dan menanamkan
kesadaran safety riding serta tertib lalu lintas
kepada anggota HTML, khususnya kepada petugas-petugas
touring.
Jakarta, 26 Oktober 2005,
Team Verifikasi HSRT
salut deh buat tim peripikasinya....
sayang disini ga ada yang dari tiger club...
ini aku dapet dari milis tetangga
******************************************************
Verifikasi Kasus Arogansi Petugas Konvoi HTML
******************************************************
HTML Safety Riding Team (HSRT)
Laporan Verifikasi Kasus Arogansi Petugas Konvoi HTML
di Jl. Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan
Minggu, 2 Oktober 2005, pukul 10:00 WIB.
Data kejadian terangkum:
Hari/Tanggal: 2 Oktober 2005
Waktu: 10:00 WIB
PIC: Pringgondani Kusdono (HTML 151)
Tempat: Jl. Warung Buncit Raya (sesudah Paparonz
Pizza)
Kondisi Lalu Lintas: Ramai lancar
Pelaku: Wahyu Haryanto (HTML 363)
Group Riding: Konvoi HTML
Anggota Konvoi: 30 – 40 motor Honda Tiger anggota HTML
Susunan Petugas Konvoi
Group Leader: Tak ada penunjukan Group Leader atau
Road Captain
Safety Officer (SO): Bagus Sugiantoro (HTML 324) dan
Ferdinand (HTML 842)
Voorijder (VJ): Satya Budi (HTML 544)
Sweeper Belakang: Achmad Handry Y. alias ’Chemonk’
(HTML 624), Wahyu Haryanto (HTML 363) dan Raymond
Inkai (HTML 605)
Saksi-saksi
Saksi 1: Chemonk (petugas konvoi sweeper belakang)
Saksi 2: Deden (rekan DeTiC yang membantu mengamankan
TKP, HTML 277)
Saksi 3: Rifaldo (petugas konvoi susulan, HTML 345)
Saksi 4: Rino Permadi (peserta konvoi paling belakang,
HTML 353)
Pendahuluan
Hasil investigasi ini hanya bersandar pada keterangan
para saksi dari pengguna sepeda motor, karena HSRT
tidak bisa menghubungi pengemudi mobil. Investigasi
ini bisa dikatakan tidak akurat sepenuhnya, terutama
pada detik-detik terjadinya kecelakaan. Walau begitu
HSRT berusaha memberikan fakta seobyektif mungkin.
Kronologis Kejadian
Saat itu rombongan HTML yang terdiri dari 40-an motor
berangkat menuju ke TMII dari Rumah Makan Tenda Asri
di Jl. Sabang untuk menghadiri acara Bikers Day.
Konvoi yang menempuh rute Kuningan – Mampang tersebut
sempat terputus di lampu merah Duren Tiga. Faldo yang
waktu itu menyusul rombongan berinisiatif untuk
mengambil alih rombongan yang terputus, menjadi VJ
agar rombongan tidak serabutan saat mengejar
rekan-rekannya di depan. Saat itu konvoi berjumlah
sekitar 20-an motor dengan petugas Faldo sebagai VJ,
Chemonk, Wahyu, dan Raymond sebagai sweeper.
Tiba di daerah Mampang, jalur turunan menjelang
Republika setelah tikungan Paparonz Pizza. Konvoi yang
saat itu melaju di jalur cepat, mengambil posisi di
ruas tengah untuk mendahului kendaraan lain di ruas
kiri jalan. Arus lalu lintas saat itu ramai lancar.
Saat konvoi bergerak ke jalur tengah tersebut, Chemonk
(sweeper belakang konvoi) mencoba untuk menahan laju
sebuah mobil BMW merah yang berusaha mendahului konvoi
dari sisi paling kanan. Akan tetapi mobil tersebut
tidak mau mengalah, dan malah cenderung berkendara
secara agresif, seolah-olah ingin menyerempet Chemonk.
Untung Chemonk dengan cepat berinisiatif untuk
menghindari senggolan dengan mobil tersebut.
Saat itu Wahyu Brimob, yang posisinya berada di paling
belakang barisan, melakukan manuver mengambil alih
tugas Chemonk. Dia mendahului BMW dan memposisikan
motor tepat beberapa meter di depan mobil tersebut dan
melakukan pengereman dengan engine brake.
Menurut keterangan Bro Rino, posisi Wahyu yang memblok
mobil tersebut sebenarnya tidak perlu. Pasalnya Rino
peserta konvoi terakhir telah berhasil melewati mobil
tersebut dengan selamat. Rino sempat mendengar suara
benturan dan gesekan besi dengan aspal saat motor Bro
Wahyu tertabrak mobil BMW tersebut.
Sementara Wahyu menuturkan, Chemonk yang berusaha
meminta jalan kepada mobil tersebut tidak berhasil.
Malah dia nyaris diserempet. Wahyu berinisiatif untuk
membantu. Dia bermanuver memotong jalur mobil tersebut
dan melepas gas untuk melakukan engine brake saat
melaju di kecepatan 60 kilometer per jam.
Saat itulah mobil BMW Merah seri 520 yang terlambat
mengantisipasi manuver menabrak spakbor belakang Wahyu
sehingga menyangkut di bemper depan mobil. Wahyu
mencoba melepaskan motornya agar tidak jatuh tapi tak
berhasil. Walhasil motor pun jatuh dan nyaris
terlindas mobil tersebut. Beruntung Wahyu selamat
walaupun beroleh beberapa luka lecet.
Bersamaan dengan itu, pengendara motor lain di sisi
kiri dan belakang mobil yang kaget dengan kecelakaan
tersebut melakukan panic breaking, sehingga terjadi
kecelakaan beruntun. Menurut versi Wahyu, kecelakaan
pengendara motor lain terjadi karena motor Wahyu
terlempar ke ruas kiri jalan sehingga menghalangi
pengendara motor lainnya.
Sedangkan dalam pengamatan Rino selaku peserta paling
akhir yang sempat melihat melalui spion, kecelakaan
pengendara motor lainnya yang melibatkan sekitar 10-an
motor berjatuhan disebabkan karena
pengendara-pengendara tersebut panik karena manuver
mobil yang mengerem mendadak. Sedangkan posisi motor
Wahyu jatuh di ruas kanan jalan tepat di depan mobil.
Jadi para pengendara motor tadi jatuh karena panic
breaking, bukan karena menabrak motor Wahyu.
Rino saat itu langsung berhenti dan berbalik arah
untuk melihat kondisi Wahyu. Bro Deden (DeTiC) yang
kebetulan sedang ada acara di sekitar lokasi (Kantor
PAN) juga segera keluar untuk menolong. Chemonk
langsung mengejar Faldo untuk memberitahu bahwa salah
satu anggota konvoi mengalami kecelakaan. Faldo pun
berputar arah untuk kembali ke lokasi kejadian.
Setelah kejadian, pengendara mobil (Pak Irawan) keluar
dan sempat berbicara dengan Rino, Deden, dan Wahyu.
Rino menjelaskan bahwa kami sedang konvoi dan mohon
meminta jalan secara baik-baik untuk masuk ke jalur
mobil, untuk mendahului kendaraan di jalur kiri.
Dari sejak lampu merah di Mampang (dekat kantor
Mitsubishi), rekan-rekan HTML paling belakang (Rino,
Chemonk, Wahyu) memang sudah melihat mobil BMW merah
tersebut. Si Pengendara memang melajukan mobilnya
dengan agresif bahkan beberapa kali berkesan ingin
menyerempet rombongan konvoi. Mungkin beliau sedang
terburu-buru dan agak kesal karena perjalanannya
terganggu. Pernyataan ini juga didukung oleh
pengendara motor yang terjatuh saat itu. Beberapa
pengendara motor menyalahkan si pengendara mobil yang
arogan dan ugal-ugalan, bukan menyalahkan Wahyu dan
meminta ganti langsung kepada Pak Irawan.
Deden yang tiba di TKP langsung meminggirkan motor
Wahyu dan juga meminta pengendara mobil untuk
meminggirkan kendaraannya. Saat itu massa mulai
berkerumun dan beberapa pengendara motor lain yang
terjatuh memaksa si pengendara mobil untuk membayar
ganti rugi biaya pengobatan. Deden berinisiatif untuk
mengamankan agar tidak terjadi tindak kekerasan.
Menurut Rino, si pengendara mobil hanya memberikan
uang Rp 50.000 kepada salah seorang pengendara motor
yang terjatuh. Dan Pak Irawan bersikeras bahwa
kejadian tersebut merupakan kesalahan Wahyu.
Untuk mengindari amuk massa dan membuat kondisi
berlarut, Deden menyarankan agar masalah segera
diselesaikan. Wahyu waktu itu mengajukan tuntutan Rp
500.000 sebagai uang ganti rugi. Akhirnya Pak Irawan
sepakat untuk menyelesaikan urusan ini di rumah
beliau. Untuk itu beliau bertukaran nomor telepon
selular dengan Wahyu dan memberikan KTP-nya sebagai
jaminan kepada Wahyu.
Akhirnya Wahyu, Rino, dan Faldo melanjutkan
perjalanan, sementara Deden kembali ke tempat
pekerjaannya. Pengendara motor lainnya juga segera
meninggalkan TKP dan massa yang berkerumun pun segera
bubar.
Dua jam berselang Wahyu mencoba menghubungi HP Pak
Irawan untuk menanyakan penyelesaian kasus tersebut.
Beberapa kali Wahyu mencoba menghubungi beliau sampai
dengan Rabu, 19 Oktober 2005, tapi HP-nya tetap tidak
aktif. Walaupun, sudah dicoba dihubungi berkali-kali
dengan berbagai nomor.
Akhirnya pada Minggu, 23 Oktober 2005, Wahyu
didampingi Deden dan beberapa anggota DeTiC mendatangi
kediaman Pak Irawan di Depok, sesuai alamat di KTP.
Akan tetapi alamat kediaman yang tertera di KTP
ternyata rumah kosong yang sudah dijual tertanggal 23
September 2005 yang lalu. Menurut petugas keamanan
setempat, sang empunya rumah sudah lama pindah.
Pada Sabtu, 22 Oktober 2005, tertulis sebuah surat
pembaca di Surat Kabar Harian Kompas atas nama istri
Irawan, yang beralamatkan sama dengan KTP yang
dimiliki oleh Wahyu, berisikan sebagai berikut:
KOMPAS, SABTU 22 OKTOBER 2005
REDAKSI YTH:
Arogansi Konvoi Klub Motor
Pada hari Minggu, 2 Oktober 2005 sekitar pukul 10.00
WIB di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta, jalan dalam
keadaan lengang. Kami melaju di jalur cepat paling
kanan dengan kecepatan biasa, sedang dalam perjalanan
menuju pulang. Namun, tiba-tiba dari arah kiri sebuah
sepeda motor Honda Tiger langsung menghadang di depan
mobil dan memperlambat kecepatannya.
Akibatnya sepeda motor itu tertabrak dan jatuh diikuti
dengan sepeda motor lain di sebelah kiri mobil kami.
Untuk menghindari macet, kami memarkir mobil di
sebelah kiri, dengan wajah marah orang yang kami
tabrak meminta SIM dan STNK suami saya untuk ditahan,
dan tidak diberikan.
Kemudian ada seorang bapak, kami berasumsi mungkin
ketua klub yang mencoba menangani kejadian, dan
dijelaskan oleh yang tertabrak, Saya motor ketiga yang
ngeblok mobil ini, tapi bapak ini tidak mau
memperlambat kecepatannya. Merasa tidak bersalah, kami
bertanya mengapa mobil diblok/dihalangi, padahal di
jalan itu dalam keadaan lenggang dan jelas-jelas ada
tanda lalu lintas bahwa sepeda motor tak boleh di
jalur cepat. Dengan arogan mereka menjawab, Ini hari
Minggu dan kami adalah klub sepeda motor Honda Tiger
yang sedang konvoi beramai-ramai.
Yang membuat kami kesal yaitu diminta untuk mengganti
biaya pengobatan pengendara-pengendara sepeda motor
yang terluka, seakan-akan kami yang bersalah dalam
kejadian ini. Padahal mobil kami juga mengalami
kerusakan yang cukup parah. Karena situasi sudah mulai
tidak enak, orang- orang mulai berkumpul di belakang
mobil, dan untuk menghindari kejadian yang tidak
diinginkan, suami saya dengan itikad baik berniat
menyelesaikan dengan jalan damai.
Saling memberikan nomor HP, dan KTP suami saya ditahan
sebagai jaminan yang katanya nanti akan menghubungi.
Namun, hingga sekarang kami tidak pernah dihubungi dan
KTP suami saya tetap ditahan.
Kepada yang berwenang, apakah benar jika hari Minggu
peraturan boleh dilanggar dan karena anggota klub
motor yang sedang konvoi. maka mereka boleh bertindak
seenaknya menguasai jalan. Bagaimana jika tindakan
mereka sampai mengancam keselamatan jiwa pengguna
jalan yang lain, seperti yang kami alami?
Trisniana Irmawan Bukit Novo Blok B2-16 Pancoran Mas,
Depok
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kesimpulan HSRT
Kecelakaan tersebut terjadi karena beberapa faktor.
1. Faktor Internal. HSRT mengakui ada pelanggaran atas
prosedur touring resmi HTML, antara lain:
a. Rombongan beranggotakan lebih dari 15 motor dalam
satu group konvoi bersamaan. Sehingga konvoi terlalu
panjang dan berpotensi mengganggu pengguna jalan
lainnya.
b. Rombongan melanggar peraturan lalu lintas dengan
melintas di jalur cepat di Jl. Buncit Raya. Sementara
seharusnya, memang motor harus melintas di jalur
lambat. Untuk itu HSRT akan melakukan verifikasi dan
peringatan kepada petugas Voorijder dan SO konvoi
tersebut.
c. Kesalahan prosedur untuk etika dan tata cara
meminta jalan kepada pengguna jalan lain oleh seorang
petugas konvoi HTML. Petugas Konvoi (sdr. Wahyu)
dinilai emosional dan arogan dengan meladeni aksi
agresif pengendara mobil BMW. Padahal posisi beliau
saat itu adalah sweeper belakang.
Catatan: Aksi manuver memblok mobil seharusnya tidak
perlu dilakukan karena seluruh peserta konvoi sudah
melaju dengan aman mendahului mobil tersebut. Aksi
sdr. Wahyu dinilai terlalu berlebihan dan mengundang
bahaya. Menurut UU Lalu Lintas, manuver sdr. Wahyu
merupakan pelanggaran karena berpotensi mencelakai
dirinya sendiri dan orang lain.
2. Faktor Eksternal. Selain kesalahan prosedural
konvoi dan kepetugasan, HSRT juga mempertimbangkan
kondisi lingkungan, lalu lintas, dan pengguna jalan
lain yang berpotensi menyebabkan kecelakaan, antara
lain:
a. Kondisi jalur lambat di Jl. Mampang – Buncit Raya
seringkali tidak layak untuk dilalui dengan aman dan
nyaman. Kepadatan lalu lintas, bus-bus yang suka
berhenti seenaknya, mobil-mobil yang parkir
sembarangan, dan pejalan kaki yang suka melintas di
jalan karena trotoar dihuni oleh pedagang kaki lima,
menimbulkan potensi bahaya yang tinggi bagi motor
untuk melintas di jalur lambat. Sehingga mayoritas
pengendara motor memilih untuk melintas di jalur cepat
di sepanjang Jl. Raya Mampang – Buncit.
b. Faktor pengendara lain (Pengendara mobil BMW Merah,
Pak Irmawan) yang mengendarai mobilnya dengan
ugal-ugalan. Anggota konvoi menyayangkan aksi manuver
beliau seolah-olah beberapa kali akan memepet peserta
konvoi saat melintas di sampingnya. Manuver ini
dinilai membahayakan peserta konvoi dan pengguna jalan
lainnya dan juga memancing anggota konvoi untuk
bereaksi negatif atas manuver yang dilakukan.
Kami memahami kemungkinan beliau sedang terburu-buru
dan merasa terganggu karena jalannya terpotong oleh
rombongan konvoi. Akan tetapi kami sungguh
menyayangkan aksi manuver beliau yang berpotensi
membahayakan keselamatan banyak pengguna jalan lain.
3. Kecelakaan tersebut terjadi karena kesalahan kedua
belah pihak. Pihak pertama rombongan konvoi HTML,
sebagaimana dijelaskan pada poin 1 di atas dan juga
pengendara mobil, sebagaimana dijelaskan pada poin 2b
di atas.
Pihak pertama, khususnya sdr. Wahyu jelas menyalahi
aturan petugas touring HTML dengan bertindak arogan
dan melakukan manuver yang membahayakan. Melakukan
pengereman mendadak di depan kendaraan yang sedang
melaju (BMW merah) sehingga menimbulkan tabrak
belakang merupakan tindakan yang salah, apapun
tujuannya.
Pihak kedua, HSRT juga menilai pengendara mobil yang
bertindak agresif dan melakukan manuver berbahaya dan
seperti sengaja membahayakan peserta konvoi. Sang
pengendara kemungkinan juga tidak bersungguh-sungguh
melakukan pengereman untuk menghindari kecelakaan,
sehingga memiliki andil atas kecelakaan yang terjadi.
Atas kesimpulan tersebut di atas, HSRT
merekomendasikan beberapa hal tersebut di bawah ini:
1. BOS HTML selaku entitas tertinggi komunitas HTML
memberikan sanksi terhadap petugas konvoi tersebut
sesuai dengan kesalahan dan prosedur yang berlaku.
2. Untuk menjaga nama baik komunitas HTML, BOS sebagai
wakil HTML segera membalas surat yang sdr. Irmawan di
SKH Kompas dengan klarifikasi dari HTML yang
menyebutkan bahwa HTML saat itu memang bersalah dan
memohon maaf kepada beliau serta pengguna jalan lain
yang merasa dirugikan.
HTML akan menyelesaikan masalah ini secara musyawarah
dan kekeluargaan. Selain itu, dari pihak HTML telah
berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut kepada
Bapak Irmawan, menjelaskan bahwa HTML tengah berupaya
membangun kesadaran berkendara pengendara motor dengan
kampanye safety riding dan tertib lalu lintas.
Termasuk di antaranya menegaskan bahwa HTML akan
memberikan sanksi kepada anggota HTML yang bersalah
dalam hal ini, dan terakhir mengajak masyarakat untuk
bersama-sama mengembangkan kesadaran berlalu lintas,
khususnya pengendara motor.
3. HSRT menyayangkan kesan seolah-olah Pak Irmawan
berusaha menghindar dari penyelesaian dan tidak
menunjukan itikad baik dengan tidak mengaktifkan
telepon dan memberikan KTP yang beralamat palsu.
Apalagi kemudian dengan semena-mena menulis di surat
pembaca SKH Kompas, sehingga menimbulkan kesan bahwa
komunitas motor arogan serta dinilai mengancam
keselamatan mereka tanpa melakukan verifikasi lebih
lanjut. Padahal menurut keterangan saksi mata di
lapangan, justru agresivitas pengendara mobil dan
arogansi dimulai terlebih dahulu oleh mereka.
4. HSRT akan berusaha lebih keras untuk
mensosialisasikan prosedur touring dan menanamkan
kesadaran safety riding serta tertib lalu lintas
kepada anggota HTML, khususnya kepada petugas-petugas
touring.
Jakarta, 26 Oktober 2005,
Team Verifikasi HSRT
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 840
- Joined: Tue May 11, 2004 4:00
- Location: Asia
sebenarnya gak perlu alasan/argumentasi apapun, kesalahan udah jelas2 dilakukan oleh pengendara motor yg lagi konvoi. Udah salah tapi masih arogan menyalahkan pengemudi BMW yg ngebut atau jalan ugal2an.
Kalo mematuhi rambu dan tidak masuk jalur cepat mobil jelas kecelakan tidak akan terjadi, walaupun si BMW ngebut dan jalannya ugal2an. Tidak ada akibat tanpa sebab!
Benar2 memalukan, untung masih idup seabis ditabrak, kalo emang benar2 BMW nya ngebut apa gak mati konyol tuh biker arogan
Kalo mematuhi rambu dan tidak masuk jalur cepat mobil jelas kecelakan tidak akan terjadi, walaupun si BMW ngebut dan jalannya ugal2an. Tidak ada akibat tanpa sebab!
Benar2 memalukan, untung masih idup seabis ditabrak, kalo emang benar2 BMW nya ngebut apa gak mati konyol tuh biker arogan
Live as if you were to die tomorrow.
Learn as if you were to live forever.
Learn as if you were to live forever.
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 456
- Joined: Tue Jul 19, 2005 8:26
- Location: malang
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 914
- Joined: Sun Mar 21, 2004 18:15
- Location: Jakarta
Si pengendara motor memang salah.....tapi bukannya si pengendara mobil yang benar. Dia juga salah karena mengemudi dengan ugal2an.
Keduanya sama2 sudah emosi........jadi menurut gw, di kasus tersebut tidak ada yg benar.
Yang salah ?? Wah gw gak tau deh....keduanya pasti nggak ada yg mau dibilang 'salah'....!!! hehehe.....
Just an opinion from a driver&biker....
Keduanya sama2 sudah emosi........jadi menurut gw, di kasus tersebut tidak ada yg benar.
Yang salah ?? Wah gw gak tau deh....keduanya pasti nggak ada yg mau dibilang 'salah'....!!! hehehe.....
Just an opinion from a driver&biker....