


Bank Indonesia sedang mengkaji kebijakan redenominasi atas nilai mata uang rupiah.
Indonesia mempunya pecahan mata uang terbesar KEDUA di dunia, yaitu 100.000,-
Rangking pertama diduduki Vietnam, yg pernah mencetak 500.000 Dong.
(sebetulnya Zimbabwe pernah mencetak 100 miliar dolar Zimbabwe (1 lembar), tetapi anehnya malah tidak pernah di-singgung2).
BI akan mulai melakukan sosialisasi redenominasi hingga 2012 dan dilanjutkan dengan masa transisi. Pada masa transisi digunakan dua rupiah, yakni memakai istilah rupiah lama dan rupiah hasil redenominasi yang disebut rupiah baru. Misalnya, lanjut Darmin, di toko-toko yang menjual sebuah barang akan tercatat 2 label harga. Yakni dengan rupiah lama dan dengan rupiah baru. Jika nol-nya disederhanakan 3 digit, lanjut Darmin, kalau harga barangnya Rp 10.000 maka akan dibuat dua label yakni Rp 10.000 untuk rupiah lama dan Rp 10 untuk rupiah baru. APA2-AN INIIIIIIIIIII...?????
Saat ini, nama Budiono, Darmin dan Agus sedang "naik daun" (???) hehehe





Ada orang bilang kalau Redenominasi dilakukan pada saat ekonomi sedang stabil, dan angka inflasi dapat "dikendalikan" (dikendalikan seperti apa?). Sedangkan Sanering dilakukan pada saat inflasi melambung dan tidak dapat dikendalikan. Memangnya... apa bedanya redenominasi dengan Sanering (1965) ???
History nilai 1 USD terhadap rupiah :
Tahun Rupiah
1980 626
1985 1.110
1990 1.842
1995 2.248
1999 7.810
2000 8.396
2001 10.265
2002 9.260
2003 8.570
2004 8.985
2005 9.705
2010 akan jadi berapa niich?, dan akan "dibawa" kemana??? (kamsudnya rakyat2 kecil ini akan "dibawa" kemana?)

ini ada beberapa pertanyaan aktual dari orang2 "kecil" :
- enaknya beli/jual rumah sekarang, atau nunggu dulu besok2 kalo udah redenominasi?
- enaknya pegang uang atau barang?
kalo aku pribadi siih..., paling demen kalo 1 USD = Rp. 1,- (beli komputer built up atau motor HD "in nominal" and riil-nya kelihatan murah and terjangkau gituu lhooh), tapiiiiiiiii... caraaanya itu lhooh..., kalo yg "mikir", m'buat policies and melaksanakannya itu punya pola pikir maling and bromocorah, bagaimana bisa "happy ending"? :pura2 mikir:
