the-mantal wrote:sebenarnya klo merunut ke belakang, kebijakan subsidi BBM itu cuma kebijakan populis.
Sejak jaman pak harto sampai SBY, subsidi BBM cm digunakan untuk kepentingan politis aja (masih inget iklan premium turun 3x??? atau iklan perbandingan sekarang harga premium 4500 waktu jaman bu mm harga premium xxxx???).
Klo diliat di negara maju manapun, gak ada tuh yg namanya subsidi BBM, karena jelas subsidi BBM itu lebih menguntungkan orang2 kaya. alias ga tepat sasaran.
Justru yg harusnya di subsidi itu bidang pertanian (seperti di Amerika), atau di bidang kesehatan (Eropa), dan bidang2 yang memang jadi kebutuhan dasar manusia.
Well saya setuju dengan aspsilver, subsidi BBM seharusnya dicabut saja. Masyarakat kita yang supermiskin itu pada kenyataannya emg ga bisa beli BBM koq, wong mereka tinggal di pedalaman yang ga ada kendaraan cm ada kuda n kerbau aja... hehe.
sebenarnya pemerintah sudah melakukannya,
sejak pertamax dan pertamax plus gak disubsidi lagi, dan premium naik jadi Rp 4500,
sebagian dana subsidi BBM sudah menjadi subsidi sekolah, dan kesehatanm
di bidang kesehatan ada jaring pengaman sosial (now sudah gak ada lagi, karena banyak diselewengkan) dan sekarang diganti jadi bantuan Gakin(keluarga miskin), Surat keterangan tak mampu (SKTM), askeskin, dsb. bisa urus surat2 tersebut di rt-rw dna kelurahan. untuk berobat di puskesmas dan rumah sakit pemerintah yang ditunjuk.
terus juga yang banyak demo, buat protes bbm naik itu kan kelas menengah,
kelas atas toh naik gak apa, kelas bawah, emang gak beli bbm
nah kelas menengah ini yang nanggung, maju kena mundur kena....