Saya sih sangat prihatin sama industri otomotif kita. Sebetulnya kita harus malu sama India & Malaysia dimana Tata dan Proton punya kemerdekaan dalam berproduksi alias tidak tergantung sama indukan pihak asing.
Coba kita bandingkan dengan [Toyota] Astra, untuk membuat varian yang lebih terjangkau saja harus ngomong ke 'principal' seperti yang saya kutip si bawah ini:
"TAM kaji Innova harga Avanza
(19/11/2007) - Toyota-Astra Motor (TAM) akan mengkomunikasikan rencananya untuk mempersiapkan varian baru Kijang Innova dengan harga di level Toyota Avanza.
"Saya mau omongkan hal ini kepada principal," kata Johnny Darmawan, President Direktur PT TAM, Jumat (16/11). "Dari survei kami terlihat pecinta Kijang itu sangat banyak tapi yang sekarang ini terbilang mewah sehingga muncul permintaan untuk mendapatkan Kijang dengan harga Anvanza," tuturnya."
link aslinya di sini:
http://www.mobilku.com/cgi-bin/index.cgi?p=9003&id=7394
Kualitas Toyota memang sangat baik setelah melampaui proses beberapa dekade, namun dengan adanya teknologi produksi/manufaktur yang sudah sangat berkembang seperti penggunaan aplikasi komputer dalam rancang bangun, robot las & robot cat dalam proses produksi maupun teknologi penginderaan dalam melakukan kendali mutu, proses ini dapat menjadi sangat singkat sehingga sangat memungkinkan produsen2 baru seperti Tata (India) & Proton (Malaysia) mencapai tingkat mutu yang setara. Mereka pun menyadari itu dan tentu tidak tinggal diam. Sebagai contoh, Proton telah membajak Dr. Wolfgang Karl Eppel dari BMW untuk membantu Proton meningkatkan mutu produknya sebagai Director of Quality.
Yang lebih sulit sebetulnya adalah mengubah kerangka berfikir (mindset) dari para konsumen yang sudah mempunyai persepsi atau anggapan bahwa hanya ada satu merk yang baik, dan lainnya kurang baik.
Sebagai contoh, konsumen mungkin enggan untuk bahkan mencoba produk dari India (mis. Tata Aria), tapi di lain pihak kita banyak melihat Suzuki Karimun Estilo di jalanan yang sebetulnya adalah buatan India.
Kalau Proton dapat menjual MPV dengan fitur - yang bisa digolongkan 'terbilang mewah' - setara dengan Innova V Luxury dengan harga sekitar Rp. 80 juta lebih murah, dapat dibayangkan berapa banyak uang dari masyarakat konsumen otomotif Indonesia yang mengalir ke luar negeri selama ini.