Menghemat BBM secara nasional - baik atau tidak?
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 366
- Joined: Tue Jun 29, 2004 15:53
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Begini. Aku membuat thread ini karena himbauan pemerintah yang mencanangkan gerakan penghematan BBM, mendapat reaksi negatif dari masyarakat. Ada yang pesimis, bahkan ada juga yang sampai mencibir.
Padahal, pemerintah bisa saja membuat aturan authorian, misalnya tiba2 seluruh mobil pribadi harus membeli Pertamax. Tapi, pemerintah tidak melakukan hal ini karena akan dicap militeristik dsb. Karena sudah sangat terbiasa dengan harga BBM yang sangat murah, mayoritas masyarakat kita selalu antipati terhadap apapun yang berbau kenaikan harga BBM.
Jadi, dicari jalan lain. Tapi sebuah kebijakan baru memerlukan waktu, sementara diperlukan solusi segera, maka dicanangkan gerakan penghematan BBM, yang dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat.
Gerakan menghemat BBM ini sebenarnya telah banyak dilakukan di negara2 lain, sejak kenaikan harga minyak dunia dimulai satu-dua tahun yang lalu, dan bahkan aturan2nya lebih ekstrem daripada di Indo. Contohnya, di Shanghai, lewat jam 9 malam seluruh penerangan gedung2 harus dimatikan.
Jangankan wacana kenaikan harga BBM, himbauan untuk menghemat ini saja sudah mendapat reaksi negatif dari sebagian orang.
Beberapa hal bisa disebut ironis.
Contoh, orang yang membeli mobil baru, salah satu pertimbangannya adalah fuel consumptionnya. Mesin2 baru lebih efficient, dan fuel consumption bisa ditekan walaupun bobot mobil relatif berat. Tapi mesin2 baru ini menggunakan tingkat kompresi lebih tinggi, dan karenanya membutuhkan fuel dengan tingkat octane yang lebih tinggi. Tapi lalu ada sebagian orang yang mengganti fuel dengan fuel yang tingkat octane-nya lebih rendah daripada yang direkomendasikan pabrikan mobil itu sendiri, tapi yang sebenarnya dihemat adalah bukan fuelnya, tapi yang dihemat adalah harganya, uangnya.
Contoh dari article Top Gear di atas, menggunakan Pertamax mendapat ratio 1 : 8.5 dan menggunakan premium mendapat ratio 1 : 7.
Yang mana yang lebih menghemat bahan bakar?
Jadi sebenarnya yang dihemat adalah bukan BBM-nya, tapi harganya.
Sementara kita tahu, premium bisa murah karena subsidi dari pemerintah, yang salah sasaran. Puluhan trilyun rupiah yang seharusnya bisa untuk pendidikan, kesehatan, pembangunan transportasi umum yang layak pakai, habis dibakar menjadi asap. Dan dalam konteks ini, jika Mr. TomS mengatakan :
Padahal konsumen di Indo sering mengeluhkan tentang perlindungan terhadap konsumen yang kurang dll, tapi mereka juga tidak semuanya mengikuti anjuran pabrikan. Ironis, bukan? Karena itu pula ATPM seperti TAM dan HPM akan menghanguskan garansi jika misalnya Camry atau Accord diisi dengan premium.
Dan aku memang tidak pernah menyebut secara spesifik untuk mobil2 dengan harga Rp 200 juta ke atas, pemerintah juga tidak punya dasar menyebut mobil2 dengan cc 2000/2500/3000 ke atas harus pakai Pertamax, bagaimana kalau I re-phrase begini :
Thread ini menghimbau agar mobil2 yang specs mesinnya membutuhkan fuel dengan RON minimal 91, untuk menggunakan Pertamax yang memiliki RON 92 dan bukan premium yang memiliki RON 88. Dengan begitu tidak akan ada juga masalah dengan pihak pabrikan jika ada masalah dengan mobil Anda, karena diagnosa mereka akan menunjukkan bahwa tidak ada masalah yang disebabkan pemakaian fuel dengan RON di bawah ketentuan minimum.
Menjawab pertanyaan Anda, bung Handling, dulu aku memang hanya sesekali mengisi kijang kapsulku dengan Pertamax atau kadang untuk dicampur dengan premium, karena kijang kapsulku memang tidak membutuhkan Pertamax dan ya, aku memang ikut menikmati subsidi BBM salah sasaran. Setelah terjadi kelangkaan BBM aku mengisi dengan Pertamax dan setelah keluarnya himbauan pemerintah untuk menggunakan Pertamax, aku akan terus menggunakan Pertamax. Dan menggunakan Pertamax, memang terasa keuntungannya daripada premium. Angka fuel consumption menjadi lebih hemat, walaupun kalau dihitung dengan harganya, tetap lebih mahal daripada premium. Tapi feeling yang didapat, rasanya tidak tergantikan and well worth it.
Untuk saran Anda supaya aku mengganti mobil dengan motor, maaf tapi I can't ride a motorbike dan secondly, tiap minggu aku rutin bolak-balik Jkt Bdg dan motor dilarang masuk tol Cipularang...
Bung Handling, dulu Anda juga pernah menyebutku munafik, munafik, munafik. Dan kini Anda juga menyebut Mr. TomS munafik, munafik, munafik. Apakah setiap orang yang memiliki pendapat berbeda dengan Anda, akan Anda sebut munafik?
Sadarkah Anda, bahwa dengan menyebut orang lain munafik, sebenarnya Anda sendiri telah melakukan sesuatu yang munafik? Because hypocrisy is a human nature, semua manusia itu sedikit banyak memiliki sifat munafik. Kuman di seberang lautan bisa terlihat, gajah di pelupuk mata sendiri tak terlihat. Aku tidak akan menyangkal bahwa aku munafik, karena jika tidak, aku bukan manusia.
Sebagai contoh, bung Handling.
Pertama. Anda selalu mengatakan jika di Indo sudah bisa dijual BBM yang bersih, beroktan tinggi, berapapun harganya, Rp 5000 atau Rp 10,000, tidak akan jadi masalah dan Anda pasti beli.
Bagaimana dengan Pertamax Plus, misalnya? RON-nya 94, dan keamanannya jelas lebih terjamin daripada premium karena SPBU yang menyediakannya juga jauh lebih terbatas. Tapi Anda tidak menggunakannya, kan?
Kedua. Anda bilang, Anda kasihan sekali pada orang di daerah yang harga BBMnya melonjak beberapa kali lipat. Tapi pada saat yang sama Anda juga buru2 mengisi penuh tangki mobil Anda, menyimpannya di rumah, dan segera mengisi penuh juga tangki motor Anda. Apakah Anda sadar, Anda turut menyebabkan kelangkaan premium di daerah? Kelangkaan tidak akan terjadi separah itu jika tidak banyak orang yang tiba2 membeli premium sebanyaknya, menyebabkan lonjakan pembelian mulai dari pusat sampai ke daerah. Sebenarnya orang bisa mengisi cukup untuk 3 hari, lalu 2 hari kemudian isi lagi, atau setiap hari isi cukup untuk 1-2 hari sepulang kerja.
Don't get me wrong, aku tidak mengatakan Anda salah untuk memborong premium, karena ini sudah sifat manusia. Anda mungkin akan mengatakan. 'Kalau tidak isi penuh, apakah pemerintah akan menghargai saya dan datang ke rumah membawa bensin untuk saya jika bensin saya habis?'
Memang tidak, dan hal ini hanya membuktikan bahwa manusia tidak bisa lepas dari sifat kemunafikan. It's human nature.
Ketiga. Jika aku bertanya pada Anda, apakah Anda setuju subsidi BBM dicabut bertahap atau tidak, rasanya Anda akan mengatakan setuju, karena Anda juga mengerti alasannya mengapa. Tapi, Anda juga akan sebisanya menikmati subsidi BBM selama masih ada, bukan? Bukankah ini kemunafikan yang wajar dari seseorang sebagai manusia?
Anda mencaci maki Mr. TomS dengan begitu dashyatnya, padahal baru beberapa postingan di atasnya Anda sendiri berkata :
Untuk semua rekan2 yang lain, just something to ponder upon :
Pertama. Walaupun kita hidup dalam kehidupan demokrasi, bukankah tidak selalu yang mayoritas itu yang benar? Contoh, jika diadakan pemilu tentang setuju/tidaknya subsidi BBM dicabut, aku yakin dari 200 juta lebih penduduk Indonesia, 80% atau 90% akan memilih tidak setuju dan hanya 10% atau 20% yang memilih setuju.
Kedua. Sangat sulit berada dalam posisi minoritas, menentang arus, walaupun Anda yakin Anda benar.
Contoh, pada diskusi Serena dulu, ketika semua orang melihat Serena C24 sebagai model terbaru, aku hanya sendirian menuding NMI terlalu terburu2 menjual C24, padahal C25 akan diluncurkan setahun kemudian.
Aku tidak memiliki dasar apa2, hanya berbekal asumsi, data masa lalu, dan petunjuk2 kecil. Tidak banyak yang percaya, tapi akhirnya terbukti, C25 diluncurkan bahkan lebih cepat dari dugaanku sendiri.
Aku selalu membuat thread yang membagi pendapat menjadi dua, agar diskusi bisa berkembang dan kita bisa melihat pokok permasalahan dari dua sisi. Jika ingin membuat sebuah thread yang aman tentu lebih mudah, misalnya dengan topik 'Gratiskan BBM untuk rakyat karena berasal dari bumi Indonesia sendiri'.
Dan akan sangat sedikit orang yang akan mau bersuara berbeda karena akan dicibir oleh pihak2 yg pro.
Jadi, untuk rekan2 pemakai Pertamax di thread ini, hang on here, because you're in the right path. Jika harga Pertamax naik lagi (it will happen, it's inevitable, tapi begitu pula dengan premium tahun depan), jika Anda mampu dan tidak merasa berat, aku menghimbau untuk tetap menggunakan Pertamax, apalagi jika mobil Anda mobil bagus, juga sayang mesinnya.
Bagi yang akan merasa semakin berat, bagi pemilik mobil2 dengan batas minimum RON 91 sebenarnya ada cara sedikit menghemat tapi tetap memenuhi kebutuhan mobil Anda : karena nilai RON Pertamax = 92 dan premium = 88, sementara RON minimum yang dibutuhkan adalah 91, Anda dapat menggunakan campuran dengan komposisi Pertamax 75%, dan premium 25%, untuk mendapatkan campuran fuel dengan nilai RON 91 dengan biaya Rp 3,600 per liter (dengan harga Pertamax sekarang)
Atau, 50% Pertamax Plus (RON = 94) dengan 50% premium (RON = 88), dengan biaya bahkan lebih murah, Rp 3,300 per liter (dengan harga Pertamax Plus sekarang).
Yang aku tahu, it's alright to use a mixture of fuels, selama angka RON-nya kita hitung dahulu sehingga tidak kurang, jadi tidak akan ngelitik (knocking), untuk rekan2 lain yang lebih tahu, please correct me if i'm wrong.
Semoga kebijakan energi yang lebih tepat akan bisa diterapkan di negri ini dan rakyat bisa melihat alasannya, sehingga penggunaan energi di negara ini bisa lebih efisien dan di masa depan tidak akan ada lagi krisis energi yang mengganggu kehidupan perekonomian nasional.

Padahal, pemerintah bisa saja membuat aturan authorian, misalnya tiba2 seluruh mobil pribadi harus membeli Pertamax. Tapi, pemerintah tidak melakukan hal ini karena akan dicap militeristik dsb. Karena sudah sangat terbiasa dengan harga BBM yang sangat murah, mayoritas masyarakat kita selalu antipati terhadap apapun yang berbau kenaikan harga BBM.
Jadi, dicari jalan lain. Tapi sebuah kebijakan baru memerlukan waktu, sementara diperlukan solusi segera, maka dicanangkan gerakan penghematan BBM, yang dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat.
Gerakan menghemat BBM ini sebenarnya telah banyak dilakukan di negara2 lain, sejak kenaikan harga minyak dunia dimulai satu-dua tahun yang lalu, dan bahkan aturan2nya lebih ekstrem daripada di Indo. Contohnya, di Shanghai, lewat jam 9 malam seluruh penerangan gedung2 harus dimatikan.
Jangankan wacana kenaikan harga BBM, himbauan untuk menghemat ini saja sudah mendapat reaksi negatif dari sebagian orang.
Beberapa hal bisa disebut ironis.
Contoh, orang yang membeli mobil baru, salah satu pertimbangannya adalah fuel consumptionnya. Mesin2 baru lebih efficient, dan fuel consumption bisa ditekan walaupun bobot mobil relatif berat. Tapi mesin2 baru ini menggunakan tingkat kompresi lebih tinggi, dan karenanya membutuhkan fuel dengan tingkat octane yang lebih tinggi. Tapi lalu ada sebagian orang yang mengganti fuel dengan fuel yang tingkat octane-nya lebih rendah daripada yang direkomendasikan pabrikan mobil itu sendiri, tapi yang sebenarnya dihemat adalah bukan fuelnya, tapi yang dihemat adalah harganya, uangnya.
Contoh dari article Top Gear di atas, menggunakan Pertamax mendapat ratio 1 : 8.5 dan menggunakan premium mendapat ratio 1 : 7.
Yang mana yang lebih menghemat bahan bakar?
Jadi sebenarnya yang dihemat adalah bukan BBM-nya, tapi harganya.
Sementara kita tahu, premium bisa murah karena subsidi dari pemerintah, yang salah sasaran. Puluhan trilyun rupiah yang seharusnya bisa untuk pendidikan, kesehatan, pembangunan transportasi umum yang layak pakai, habis dibakar menjadi asap. Dan dalam konteks ini, jika Mr. TomS mengatakan :
Aku sangat setuju. Apalagi jika diperhatikan, pada kalimatnya di atas Mr. TomS menekankan kata2 'pada masa pemerintah kekurangan dana saat ini'. I believe maksud Mr. TomS is, pada masa kelangkaan BBM ini, masyarakat yang berada, bukankah tidak perlu ikut memborong premium, bukankah untuk Pertamax tidak ada antrian panjang?TomS wrote:Justru menurut saya, pemilik mobil pribadi yang notabene orang berada, berapa pun RON-nya tidak sepantasnya menikmati subsisi bbn pada masa pemerintah kekurangan dana saat ini.
Bung Handling, jika Anda perhatikan, untuk mobil2 dengan harga jual baru Rp 200 juta ke atas, lebih banyak yang memiliki batas minimum RON 91 daripada yang tidak, benar tidak? Accord, Camry, BMW seri-3, Serena, misalnya. Bahkan Innova pun sebenarnya memiliki batas minimum RON 91 dan dianjurkan memakai Pertamax.handling wrote:Pak Conan, sy tentu tahu suggestion Ron91 pake pertamax/plus, tapi krn dgn adanya pertimbangan yg telah dikemukakan Pak Szli dan saya...yg membuat topik ini sdh menginjak halaman ke 4. tapi bagaimana dgn batasan mobil 200jt pake pertamax/plus?
Padahal konsumen di Indo sering mengeluhkan tentang perlindungan terhadap konsumen yang kurang dll, tapi mereka juga tidak semuanya mengikuti anjuran pabrikan. Ironis, bukan? Karena itu pula ATPM seperti TAM dan HPM akan menghanguskan garansi jika misalnya Camry atau Accord diisi dengan premium.
Dan aku memang tidak pernah menyebut secara spesifik untuk mobil2 dengan harga Rp 200 juta ke atas, pemerintah juga tidak punya dasar menyebut mobil2 dengan cc 2000/2500/3000 ke atas harus pakai Pertamax, bagaimana kalau I re-phrase begini :
Thread ini menghimbau agar mobil2 yang specs mesinnya membutuhkan fuel dengan RON minimal 91, untuk menggunakan Pertamax yang memiliki RON 92 dan bukan premium yang memiliki RON 88. Dengan begitu tidak akan ada juga masalah dengan pihak pabrikan jika ada masalah dengan mobil Anda, karena diagnosa mereka akan menunjukkan bahwa tidak ada masalah yang disebabkan pemakaian fuel dengan RON di bawah ketentuan minimum.
Menjawab pertanyaan Anda, bung Handling, dulu aku memang hanya sesekali mengisi kijang kapsulku dengan Pertamax atau kadang untuk dicampur dengan premium, karena kijang kapsulku memang tidak membutuhkan Pertamax dan ya, aku memang ikut menikmati subsidi BBM salah sasaran. Setelah terjadi kelangkaan BBM aku mengisi dengan Pertamax dan setelah keluarnya himbauan pemerintah untuk menggunakan Pertamax, aku akan terus menggunakan Pertamax. Dan menggunakan Pertamax, memang terasa keuntungannya daripada premium. Angka fuel consumption menjadi lebih hemat, walaupun kalau dihitung dengan harganya, tetap lebih mahal daripada premium. Tapi feeling yang didapat, rasanya tidak tergantikan and well worth it.
Untuk saran Anda supaya aku mengganti mobil dengan motor, maaf tapi I can't ride a motorbike dan secondly, tiap minggu aku rutin bolak-balik Jkt Bdg dan motor dilarang masuk tol Cipularang...
Bung Handling, dulu Anda juga pernah menyebutku munafik, munafik, munafik. Dan kini Anda juga menyebut Mr. TomS munafik, munafik, munafik. Apakah setiap orang yang memiliki pendapat berbeda dengan Anda, akan Anda sebut munafik?
Sadarkah Anda, bahwa dengan menyebut orang lain munafik, sebenarnya Anda sendiri telah melakukan sesuatu yang munafik? Because hypocrisy is a human nature, semua manusia itu sedikit banyak memiliki sifat munafik. Kuman di seberang lautan bisa terlihat, gajah di pelupuk mata sendiri tak terlihat. Aku tidak akan menyangkal bahwa aku munafik, karena jika tidak, aku bukan manusia.
Sebagai contoh, bung Handling.
Pertama. Anda selalu mengatakan jika di Indo sudah bisa dijual BBM yang bersih, beroktan tinggi, berapapun harganya, Rp 5000 atau Rp 10,000, tidak akan jadi masalah dan Anda pasti beli.
Bagaimana dengan Pertamax Plus, misalnya? RON-nya 94, dan keamanannya jelas lebih terjamin daripada premium karena SPBU yang menyediakannya juga jauh lebih terbatas. Tapi Anda tidak menggunakannya, kan?
Kedua. Anda bilang, Anda kasihan sekali pada orang di daerah yang harga BBMnya melonjak beberapa kali lipat. Tapi pada saat yang sama Anda juga buru2 mengisi penuh tangki mobil Anda, menyimpannya di rumah, dan segera mengisi penuh juga tangki motor Anda. Apakah Anda sadar, Anda turut menyebabkan kelangkaan premium di daerah? Kelangkaan tidak akan terjadi separah itu jika tidak banyak orang yang tiba2 membeli premium sebanyaknya, menyebabkan lonjakan pembelian mulai dari pusat sampai ke daerah. Sebenarnya orang bisa mengisi cukup untuk 3 hari, lalu 2 hari kemudian isi lagi, atau setiap hari isi cukup untuk 1-2 hari sepulang kerja.
Don't get me wrong, aku tidak mengatakan Anda salah untuk memborong premium, karena ini sudah sifat manusia. Anda mungkin akan mengatakan. 'Kalau tidak isi penuh, apakah pemerintah akan menghargai saya dan datang ke rumah membawa bensin untuk saya jika bensin saya habis?'
Memang tidak, dan hal ini hanya membuktikan bahwa manusia tidak bisa lepas dari sifat kemunafikan. It's human nature.
Ketiga. Jika aku bertanya pada Anda, apakah Anda setuju subsidi BBM dicabut bertahap atau tidak, rasanya Anda akan mengatakan setuju, karena Anda juga mengerti alasannya mengapa. Tapi, Anda juga akan sebisanya menikmati subsidi BBM selama masih ada, bukan? Bukankah ini kemunafikan yang wajar dari seseorang sebagai manusia?
Anda mencaci maki Mr. TomS dengan begitu dashyatnya, padahal baru beberapa postingan di atasnya Anda sendiri berkata :
Apakah Anda sebegitu sucinya, bisa mengatakan orang lain munafik sementara Anda yakin 100% bahwa Anda 100% tidak munafik?handling wrote:anda mungkin pernah membaca taktik perang suntzu kan......kalo anda marah...berati anda sudah masuk perangkap musuh....nah disitulah musuh memiliki kesempatanbesar untuk menyerang. stay cool ada lah senjata terhebat anda
Untuk semua rekan2 yang lain, just something to ponder upon :
Pertama. Walaupun kita hidup dalam kehidupan demokrasi, bukankah tidak selalu yang mayoritas itu yang benar? Contoh, jika diadakan pemilu tentang setuju/tidaknya subsidi BBM dicabut, aku yakin dari 200 juta lebih penduduk Indonesia, 80% atau 90% akan memilih tidak setuju dan hanya 10% atau 20% yang memilih setuju.
Kedua. Sangat sulit berada dalam posisi minoritas, menentang arus, walaupun Anda yakin Anda benar.
Contoh, pada diskusi Serena dulu, ketika semua orang melihat Serena C24 sebagai model terbaru, aku hanya sendirian menuding NMI terlalu terburu2 menjual C24, padahal C25 akan diluncurkan setahun kemudian.
Aku tidak memiliki dasar apa2, hanya berbekal asumsi, data masa lalu, dan petunjuk2 kecil. Tidak banyak yang percaya, tapi akhirnya terbukti, C25 diluncurkan bahkan lebih cepat dari dugaanku sendiri.
Aku selalu membuat thread yang membagi pendapat menjadi dua, agar diskusi bisa berkembang dan kita bisa melihat pokok permasalahan dari dua sisi. Jika ingin membuat sebuah thread yang aman tentu lebih mudah, misalnya dengan topik 'Gratiskan BBM untuk rakyat karena berasal dari bumi Indonesia sendiri'.
Dan akan sangat sedikit orang yang akan mau bersuara berbeda karena akan dicibir oleh pihak2 yg pro.
Jadi, untuk rekan2 pemakai Pertamax di thread ini, hang on here, because you're in the right path. Jika harga Pertamax naik lagi (it will happen, it's inevitable, tapi begitu pula dengan premium tahun depan), jika Anda mampu dan tidak merasa berat, aku menghimbau untuk tetap menggunakan Pertamax, apalagi jika mobil Anda mobil bagus, juga sayang mesinnya.
Bagi yang akan merasa semakin berat, bagi pemilik mobil2 dengan batas minimum RON 91 sebenarnya ada cara sedikit menghemat tapi tetap memenuhi kebutuhan mobil Anda : karena nilai RON Pertamax = 92 dan premium = 88, sementara RON minimum yang dibutuhkan adalah 91, Anda dapat menggunakan campuran dengan komposisi Pertamax 75%, dan premium 25%, untuk mendapatkan campuran fuel dengan nilai RON 91 dengan biaya Rp 3,600 per liter (dengan harga Pertamax sekarang)
Atau, 50% Pertamax Plus (RON = 94) dengan 50% premium (RON = 88), dengan biaya bahkan lebih murah, Rp 3,300 per liter (dengan harga Pertamax Plus sekarang).
Yang aku tahu, it's alright to use a mixture of fuels, selama angka RON-nya kita hitung dahulu sehingga tidak kurang, jadi tidak akan ngelitik (knocking), untuk rekan2 lain yang lebih tahu, please correct me if i'm wrong.
Semoga kebijakan energi yang lebih tepat akan bisa diterapkan di negri ini dan rakyat bisa melihat alasannya, sehingga penggunaan energi di negara ini bisa lebih efisien dan di masa depan tidak akan ada lagi krisis energi yang mengganggu kehidupan perekonomian nasional.

Last edited by conan on Fri Jul 15, 2005 7:22, edited 2 times in total.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Untuk Mr. TomS, aku ingin meminta maaf karena Anda sebagai member yang baru bergabung di forum SM ini, sudah dicaci-maki di thread yang aku buat ini.
Dari pengalamanku sendiri, aku bisa mengatakan pada Anda bahwa forum ini berbeda (in a good way) dengan forum2 diskusi otomotif yang lain, and it's worth your time. Aku harap kejadian ini tidak men-discouraged Anda untuk terus berpartisipasi dalam forum SM yang didirikan oleh Mr. T0mc4t ini.
Aku pribadi tidak memandang Anda yang baru bergabung any less than any of the older members, dan aku menghargai pendapat Anda sama dengan pendapat rekan2 lain yang sudah lebih lama aku kenal di forum ini.
For what it's worth, welcome to the board.
Semuanya, tips cara mengemudi dariku untuk menghemat fuel consumption :
Selalu injak gas sampai rpm di mana tercapai torsi maksimum, lalu pindahkan ke gigi yang lebih tinggi. Bukan horsepower maksimum, tapi torsi maksimum. Torsi adalah daya puntir yang menentukan daya akselerasi mobil.
Jika torsi maksimum sudah dicapai, pedal gas terus diinjak lebih dalam pun tidak akan menambah daya torsi ini, malah hanya akan membakar lebih banyak bensin. Jika gas ditahan pada posisi rpm yang menghasilkan torsi maksimum ini, kecepatan mobil sudah akan berakselerasi, given the time to.
RPM batas tercapainya torsi maksimum ini dapat dilihat di manual book mobil Anda. Ingat, bukan rpm tercapainya horsepower, tapi torsi maksimum.
Logika inilah yang menyebabkan mobil diesel lebih irit daripada bensin, karena torsinya yang selain lebih besar, juga tercapai lebih cepat pada putaran mesin (rpm) yang lebih rendah. Cobalah, dan setelah terbiasa, Anda akan merasakan perbedaannya.
Dari pengalamanku sendiri, aku bisa mengatakan pada Anda bahwa forum ini berbeda (in a good way) dengan forum2 diskusi otomotif yang lain, and it's worth your time. Aku harap kejadian ini tidak men-discouraged Anda untuk terus berpartisipasi dalam forum SM yang didirikan oleh Mr. T0mc4t ini.
Aku pribadi tidak memandang Anda yang baru bergabung any less than any of the older members, dan aku menghargai pendapat Anda sama dengan pendapat rekan2 lain yang sudah lebih lama aku kenal di forum ini.
For what it's worth, welcome to the board.

Semuanya, tips cara mengemudi dariku untuk menghemat fuel consumption :
Selalu injak gas sampai rpm di mana tercapai torsi maksimum, lalu pindahkan ke gigi yang lebih tinggi. Bukan horsepower maksimum, tapi torsi maksimum. Torsi adalah daya puntir yang menentukan daya akselerasi mobil.
Jika torsi maksimum sudah dicapai, pedal gas terus diinjak lebih dalam pun tidak akan menambah daya torsi ini, malah hanya akan membakar lebih banyak bensin. Jika gas ditahan pada posisi rpm yang menghasilkan torsi maksimum ini, kecepatan mobil sudah akan berakselerasi, given the time to.
RPM batas tercapainya torsi maksimum ini dapat dilihat di manual book mobil Anda. Ingat, bukan rpm tercapainya horsepower, tapi torsi maksimum.
Logika inilah yang menyebabkan mobil diesel lebih irit daripada bensin, karena torsinya yang selain lebih besar, juga tercapai lebih cepat pada putaran mesin (rpm) yang lebih rendah. Cobalah, dan setelah terbiasa, Anda akan merasakan perbedaannya.

-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2297
- Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09
thanks atas supportnya pak herry....hikhsihsks.s.s..Herry wrote:Pada dasarnya gue setuju ama Mr. Handling bahwa penghematan tidak harus dilakukan untuk BBM aja bisa di hal2 yg lain.
Ternyata anda merasakannya juga ya pak herry.....hikhishikssks..Herry wrote:Sekali lagi saran/argumen2 yg disampaikan oleh Mr. Conan, Mr. Toms dan rekan2 lain .......... himbauan aja biarpun rada memaksa argumennya hehehe...![]()
terima kasih atas komentarnya pak herry....Herry wrote:Jadi bagi Mr. Szli dan Mr. Handling, kalian juga gak perlu sewot hanya gara2 tetap makai premium. Just go ahead what do want u to do,
Sebenarnya tulisan pak herry ini intinya sama dgn pak observer diatas...dan saya juga memang awalnya setuju dgn pak observer. Memang perlu adanya regulasi dai pemerintah yang mengatur, dengan demikian rakyat akan menyesuaikan dgn peraturannya.Herry wrote:.............Dan gue rasa bukan sepatutnya penikmat subsidi salah sasaran yg disalahkan...... Yg harus dicorrect shrsnya adalah regulasi yg ngatur BBM ini. .........Daripada pusing2 kan mending regulasi BBM diatur kembali, misalkan premium untuk angkutan umum tetap disubsidi, dan untuk premium untuk kendaraan pribadi pelan2 dicabut disesuaikan dgn harga pasaran. Dgn begitu orang2 (pemilik kend. pribadi) tidak perlu pakai dihimbau dan dipaksa akan dgn sendirinya melakukan penghematan secara BBM scr otomatis.
ikhihishis....saya sependapat dgn anda pak herry...saya juga punya kapsul 97, masih minum premiumjuga....hikhishikshiss......Herry wrote:So kalo Mr. Conan memberi contoh kijangnya sekarang pake pertamax ya itu contoh yg bagus, tapi gue yg juga punya kijang ya gak bakal ngikutin jejak Mr. Conan. bagi gue tidak ada benefitnya kijang minum pertamax. Lain ceritanya kalo emang rekomendasi pabriknya kudu pake pertamax.
kalo kijang pak conan mau minum pertamax ya silahkan saja.....hikhishiss...
pak toms dan pak conan baca kan tulisan pak herry ini.....jadi bukan pak szli dan saya saja yang tidak setuju dgn batasan diatas....ternyata ada juga rekan sm yang tidak setuju.Herry wrote:En sekedar saran buat rekan2 lain terutama Mr. Toms jangan buat batasan2 secara subyektif misal mobil harga 200 jt keatas atau mobil semua RON kudu pake pertamax, batasan dan asumsi2 yg u pake belum tentu sesuai bagi rekan yg lain. Bukannya ide penghematan dr Mr Toms salah, bagus kalo nurut gue, tapi kalo dipakai batasan2 subyektif spt diatas gue juga gak setuju, gak heran kalo Mr. Szli dan Mr. Handling jadi sewot. Berikan argumentasi secara obyektif.
Kalo topik ini memang mengajak orang untuk menghemat BBM , saya sangat2 setuju.....
Tapi kalo content dari topik ini yang memberi batasan semua tingkatan RON harus isi pertamax...sorry sampe saat ini saya belum bisa setuju dgn pernyataan ini.....tapi kalo memang pemerintah mengeluarkan regulasi yang mengatur batasan penggunaan prtamax bagi mobil pribadi , dan jika mobil saya terkena regulasi tersebut...maka saya akan dgn senang hati akan mengikuti peraturan pemerintah....seperti tulisan pak herry diatas
Last edited by handling on Fri Jul 15, 2005 22:34, edited 1 time in total.

-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2297
- Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09
tentu tidak pak conan....anda sama sekali tidak mengerti kata munafik ya....conan wrote:Bung Handling, Apakah setiap orang yang memiliki pendapat berbeda dengan Anda, akan Anda sebut munafik?
saya type orang yang paling benci dgn kemunafikan alias teori ngomong itu gampang....tapi pelaksanaannya belum tentu dia sendiri melaksanakannya. seperti pengandaian sy....kuliah pancasila dapat A+, tapi dalam kehidupan sehari2 ceritanya cuma bohong sana sini.
Dan tiap minggu ke gereja ceritanya mengasihi tuhan, tapi mulutnya jahatnya minta ampun.....ya percuma saja....mendingan nilai pancasila dapat c dan gak usah ke gereja. Dan belum tentu orang yang dapat nilai C, kehidupannya kalah dgn orang yang dpat A+ tapi bejad.
Dan belum tentu orang yang gak pernah ke gereja, kehidupannya gak bener, daripada orang yang tiap minggu ke gereja tapi berbuat cabul....
Pak conan, anda jangan main ngarang cerita ya..hikhiskhsiss..... coba deh baca lebih teliti tulisan saya.......saya coba quote lagi dari halaman 1conan wrote:Sebagai contoh, bung Handling.
Pertama. Anda selalu mengatakan jika di Indo sudah bisa dijual BBM yang bersih, beroktan tinggi, berapapun harganya, Rp 5000 atau Rp 10,000, tidak akan jadi masalah dan Anda pasti beli.
Bagaimana dengan Pertamax Plus, misalnya? RON-nya 94, dan keamanannya jelas lebih terjamin daripada premium karena SPBU yang menyediakannya juga jauh lebih terbatas. Tapi Anda tidak menggunakannya, kan?
jelaskan itu celoteh orang kaya banget...bukan celoteh saya.....baca yang bener dong....handling wrote:kalo sutiyoso lebih sadis lagi utk 1800cc-.... sdh harus pertamax/plus. beritanya di media indonesia.
dia kira bisa menggertak pemakai mobil mewah, jangankan pertamax 4200, yg seharga 10.000 aja gua beli....... asal bensin lu bagus..... cuii.iii.i.i... (celoteh orang kaya banget......hikhsikshsiskssss. jangan cuma asbun doang)
haa.a..aha.ha..a..a rupanya anda memang tidak mengerti arti kemunafikan ya pak conan.....ini contoh kemunafikan yang ke 2x , yang masih tetap salah juga.....hikhihsiss,ss.....conan wrote:Kedua. Anda bilang, Anda kasihan sekali pada orang di daerah yang harga BBMnya melonjak beberapa kali lipat. Tapi pada saat yang sama Anda juga buru2 mengisi penuh tangki mobil Anda, menyimpannya di rumah, dan segera mengisi penuh juga tangki motor Anda. Apakah Anda sadar, Anda turut menyebabkan kelangkaan premium di daerah? Kelangkaan tidak akan terjadi separah itu jika tidak banyak orang yang tiba2 membeli premium sebanyaknya, menyebabkan lonjakan pembelian mulai dari pusat sampai ke daerah. Sebenarnya orang bisa mengisi cukup untuk 3 hari, lalu 2 hari kemudian isi lagi, atau setiap hari isi cukup untuk 1-2 hari sepulang kerja.
Don't get me wrong, aku tidak mengatakan Anda salah untuk memborong premium, karena ini sudah sifat manusia. Anda mungkin akan mengatakan. 'Kalau tidak isi penuh, apakah pemerintah akan menghargai saya dan datang ke rumah membawa bensin untuk saya jika bensin saya habis?'
Apa dgn mengisi full tank mobil saya dan motor saya anda bilang saya memborong bbm.......??? hihiksisss......kebiasaan saya tidak pernah mengisi bensin setengah2...dan selalu full tank. karena kalo2 setengah2 akan membuang ongkos bolak balik ke SPBU, ya sama juga dgn buang bensin untuk ke SPBU.
Atau anda memang selalu mengisi bensin di mobil anda dgn setengah2....jadi anda heran kalo liat saya isi full tank......aduuuuh....gawat deh....hikhishsisks....
Saya waktu pulang malam hari keadaan mobil saya udh kosong bensinnya, dan sampe di SPBU ternyata habis. dan besoknya saya isi kembali tangki mobil saya sampe full tank...trus anda bilang munafik.....loh...loh....apa hubungannya dgn munafik?????
dan kebetulan sekali pas denger radio dan tv lagi rame, akhirnya saya isi motor saya juga.....
Apa pak conan mau membiarkan mobil pak conan kosong gak ada bensin, sementara pak conan perlu untuk keluar kota? nanti mobilnya mau jalan pake apa? .....pake air......mana bisa......ya tentu saat itu juga harus dibawa ke SPBU untuk diisi bensinnya.... ngerti kan pak conan....hihishisksss.... mobil saya juga perlu bensin untuk bisa jalan...
Nah kalo saya bilang kasian sekali bbm tidak ada, mendingan saya kasih kesempatan kepada orang lain / rakyat kecil untuk mengisi bbm, dan saya tidak usah mengisi mobil dan motor saya aja. Tapi ternyata saya ngumpet2 tetap isi bensin mobil dan motor saya....ini baru namanya kemunafikan.....ngerti tidak pak conan......hkhishishisks.....
tet.....te..t...teeeeettt.....anda 3x melakukan kesalahan pak conan.....samasekali tidak berhubungan dgn kemunafikan....conan wrote:Ketiga. Jika aku bertanya pada Anda, apakah Anda setuju subsidi BBM dicabut bertahap atau tidak, rasanya Anda akan mengatakan setuju, karena Anda juga mengerti alasannya mengapa. Tapi, Anda juga akan sebisanya menikmati subsidi BBM selama masih ada, bukan? Bukankah ini kemunafikan yang wajar dari seseorang sebagai manusia?
loh apa salahnya saya memakai premium, wong tidak ada kok regulasi yang mengatur mobil saya harus mengisi pertamax, dan saya ttidak bisa dibilang menikmati subsidi salah sasaran.........waduh..pak conan....coba deh anda baca tulisan pak observer dan pak herry kembali...apa mereka menyebut saya dan pak szli menikmati subsidi salah sasaran?.....
KALO MEMANG SUDAH ADA PERATURAN YANG MENGHARUSKAN MOBIL SAYA UNTUK MENGISI PERTAMAX, DAN SAYA MALAH MENGISI PREMIUM....NAH INI YANG BARU NAMANYA SUBSIDI SALAH SASARAN ..DAN INI BARU NAMANYA MUNAFIK KARENA AWALANYA SAYA SETUJU PEMAKAIAN PERTAMAX BILA MEMANG ADA PERATURAN PEMERINTAH.......BETUL TIDAK PAK CONAN....?
SAYA SETUJU BBM DICABUT BERTAHAP ATAU DIADAKAN PENINJAUAN KEMBALI TIAP BULAN, TAPI SUBSIDI TIDAK BOLEH DICABUT SEKALIGUS
dan sekali lagi saya ulang kembali supaya pak conan tidak terjadi kekeliruan yang terus menerus....
kalo topik ini menngajak menghemat bbm...saya setuju....
Tapi kalo dibalik content topik ini 'menghimbau' (=memaksa) semua RON untuk memakai pertamax , SAYA SAMA SEKALI TIDAK SETUJU
Kalo subsidi dicabut sekaligus, sama juga akan memicu kerusuhan....seperti mei 98,...apa pak conan ingin ini terjadi lagi.....sorry nih saya sih ogah deh..karena saya juga merupakan korban kerusuhan, dimana say sendiri menyaksikan seluruh isi toko saya dijarah habis2an, sampe kompor , sendok garpu aja tidak disisakan..... dan yang masih sangat beruntung adalah ke 7 mobil di toko tidak dibakar.....dan yang kasihan motor karyawan saya honda NSR terpaksa dibakar oleh massa....padahal baru kelar cicilannya.....
Tentu tidak pak conan, karena saya jarang ke gereja....hikhishsikss...yah...paling tidak minimal hari natal dan paskah....karena prinsip saya....walaupun mau tiap minggu ke gereja....tapi kalo perilakunya bejad ya sama juga boong. mendingan gak usah sering ke gereja...tapi perilakunya bener.conan wrote:Apakah Anda sebegitu sucinya, bisa mengatakan orang lain munafik sementara Anda yakin 100% bahwa Anda 100% tidak munafik?
Dan anda juga pernah denger kan masuk musholla untuk sholat...tapi didalam mushoola malah nyolong HP orang lagi sembahyang didepannya....hihihiskss........so jangan pake alasan agama untuk dijadikan kedok.
Anda juga pernah ketemu kan orang yang selalu mengganggap barangnya paling bagus daripada orang lain? seperti punya jam tangan ,anggapannya jam tangannya udah palng bagus, punya orang lain jelek.
Punya mobil mercy pikirannya udah sombong sekali, dan merasa paling bagus diantara orng lain.....
sorry deh kalo ketemu orang macam begini langsung gua tendang jauh2...bakal gua cecer habis2an deh....


Sorry nih tulisan saya dibawah ini semua belajar dari perkataan anda...hikhishsis....conan wrote:Untuk saran Anda supaya aku mengganti mobil dengan motor, maaf tapi I can't ride a motorbike dan secondly, tiap minggu aku rutin bolak-balik Jkt Bdg dan motor dilarang masuk tol Cipularang...
kalo anda ingin melakukan penghematan BBM, yang paling efektif untuk anda yang sering mobile adalah dgn memakai motor dan saya yakin tidak ada kata 'terlambat belajar mengendrai motor dalam kamus anda'...
ke bandung kan gak mesti pake jalur tol cipularang, bisa lewat puncak kan.......coba anda pikir sendiri kalo pake honda kharisma dgn 1 liter bisa menempuh 125km, tested oleh honda. yah kalo kita ngomong pahit2nya 1liter bisa menempuh 45km lah untuk perjalanan dalam kota, kalo luar kota bisa 65-70km.
bayangkan saja dgn mobil yang cuma bisa menempuh 8-10km untuk 1 liter....tentu beda jauh sekali kan......
Untuk menempuh jarak 90km perlu 2ltr bensin utk motor, kalo utk mobil bisa memerlukan 9-10ltr bensin.....jauh lebih boroskan kalo pake mobil.....
saya bilang anda ini pemborosan energi....buang2 bensin, seharusnya anda bisa menyisakan utk rakyat kecil....hihishiskss....maaf nih saya jadi bisa itung2 an karena belajar dari anda.....hihihsisks......
Kenapa anda menganggap remeh anjuran saya ini? sedangkan anda sendiri 'menghimbau'(=-memaksa) semua RON memakai pertamax.
buktinya kalo pake motor akan lebih efektif menghembat bbm daripada pake mobil....
Jadi jangan menghimbau orang lain, kalo anda sendiri tidak ingin dihimbau....hkhisss.....
DAN ANDA JANGAN SALAH MENGANGGAP SAYA MEMAKSA ANDA UNTUK NAIK MOTOR, TERUS TERANG SAYA SAMA SEKALI TIDAK BERNIAT MEMAKSA ANDA UNTUK BERALIH KE MOTOR KARENA SAYA BISA MENGERTI KONDISI ANDA TIDAK MEMUNGKINKAN UNTUK MEMAKAI MOTOR DGN ALASAN TERTENTU,
DEMIKIAN JUGA SEBALIKNYA SAYA MENGHARAPKAN PENGERTIAN PAK CONAN UNTUK MENGERTI KONDISI PAK SZLI DAN SAYA UNTUK BELUM SAATNYA MEMAKAI PERTAMAX PADA MOBIL KAMI DGN ALASAN TERTENTU JUGA..
akhir kata.....ini adalah postingan terakhir saya di topik ini...saya rasa tidak perlu diteruskan lagi....karena inti dari tulisan saya sudah ada, dan malah berkesan mengulang2 karena menjelaskan kesalah pahaman pak conan..
dan content dari topik ini juga berbeda sekali dgn topiknya....salam








-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Walaupun pada intinya Anda mengatakan bahwa Anda 100% tidak munafik sama sekali, bung Handling, dan bahwa Anda selalu benar jika mengatakan bahwa orang lain munafik, akan lebih baik di masa depan jika Anda tidak begitu mudahnya memaki orang lain munafik, apalagi orang yang baru saja Anda kenal seperti Mr. TomS di sini...bagaimana bisa hanya dengan satu dua posting darinya yang bahkan tidak ada unsur kemunafikannya sama sekali, Anda langsung menyerang Mr. TomS dengan begitu gencarnya seperti layaknya seorang musuh bebuyutan Anda.
Jika Anda begitu rendah hatinya seperti yang Anda katakan, 'hihihihikkks', bagaimana dengan sebuah permintaan maaf pada Mr. TomS? Mengapa tidak? Tapi ini tentunya hanya himbauan dariku...

Jika Anda begitu rendah hatinya seperti yang Anda katakan, 'hihihihikkks', bagaimana dengan sebuah permintaan maaf pada Mr. TomS? Mengapa tidak? Tapi ini tentunya hanya himbauan dariku...





-
- Administrator
- Posts: 2500
- Joined: Thu Aug 08, 2002 9:07
- Location: Surabaya
- Daily Vehicle: Toyota Rush TRD
Hallo hallo...
guys..... ini forum buat dibuat untuk diskusi lho, not for fighting..
Come On.... it should be fun here, not like this one..
Saya disini tidak memihak ke siapa pun juga. Atas nama seluruh rekan2 SM saya mohon maaf apabila ada yang merasa tersinggung ataupun marah atas posting dari rekan2 yang lain.
Untuk menghindari hal2 yang tidak diinginkan, topik ini saya close. Silakan membuka topik yang baru apabila diskusi masih ingin dilanjutkan.
Sekian, terima kasih.
guys..... ini forum buat dibuat untuk diskusi lho, not for fighting..
Come On.... it should be fun here, not like this one..
Saya disini tidak memihak ke siapa pun juga. Atas nama seluruh rekan2 SM saya mohon maaf apabila ada yang merasa tersinggung ataupun marah atas posting dari rekan2 yang lain.
Untuk menghindari hal2 yang tidak diinginkan, topik ini saya close. Silakan membuka topik yang baru apabila diskusi masih ingin dilanjutkan.
Sekian, terima kasih.
Our other services
SerayaMotor - SerayaHost - SerayaShop - PakaiNota
SerayaMotor - SerayaHost - SerayaShop - PakaiNota