Kancil Boleh untuk Pribadi?
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1136
- Joined: Thu Mar 04, 2004 6:47
Kancil Boleh untuk Pribadi?
Penampilan mobil Kancil di jalur-jalur padat Kota Jakarta ternyata banyak mengundang minat warga Ibu Kota yang melihatnya. Mulai hanya sekadar ingin merasakan menumpang mobil mungil ini, sampai yang berpikir untuk memilikinya sebagai kendaraan pribadi.
Dengan harga sekitar Rp 40 juta, harapan bagi mereka yang ingin meningkatkan kelas dari sepeda motor ke kendaraan yang bisa melindungi badan dari terpaan angin, hujan, maupun terik Matahari pun meningkat. Apalagi, kalau dipoles lebih halus, Kancil dapat menjadi kendaraan alternatif bagi mereka yang sudah memiliki kendaraan roda empat.
Bagi mereka yang gemar memodifikasi kendaraan, mulai dari cat, aksesori hingga mesin, "menggarap" Kancil tentu bisa lebih menarik. Kecepatan maksimum 60 kilometer per jam akan bisa ditingkatkan meski untuk kondisi seperti di Jakarta yang padat kecepatan rendah memang bukan masalah.
Dalam kondisi harga bahan bakar yang terus melambung, tentu akan lebih menarik jika kendaraan mungil 400 cc ini dirancang hemat bahan bakar. Bahkan, jika negara mau ikut campur, bisa ditingkatkan menjadi Kancil biru, yaitu dengan menggunakan bahan bakar gas alam atau bahkan menjadi kendaraan listrik.
Alternatif-alternatif yang menarik ini tampaknya memang kurang dipikirkan pengelola negeri ini. Bukan hanya bagaimana mengurangi ketergantungan pada BBM, tetapi juga ketergantungan pada negara lain dengan impor kendaraan.
Jika benar Kancil itu orisinal dikembangkan perusahaan dalam negeri, pantas jika produknya disebut sebagai mobil nasional (mobnas). Sejarahnya tentu berbeda dengan yang pernah terjadi pada mobil Timor yang sampai saat ini tidak berkelanjutan lagi.
KESAN pertama dan yang utama seandainya Kancil bisa menjadi mobil pribadi adalah semakin penuhnya kota seperti Jakarta ini. Dengan kendaraan yang notabene dibuat negara asing saja sekarang sudah sulit mencari jalan-jalan yang nyaman.
Tetapi, apakah mobil murah lalu tidak boleh ada di kota yang sudah penuh sesak ini? Apakah tidak boleh negeri ini membangun kendaraannya sendiri meski membuat motor saja tidak pernah dilakukan.
Yang menarik adalah mengapa pihak produsen mobil Kancil sejak awal justru hanya menginginkan membentuk brand image kendaraan umum khas Indonesia. Bahkan, secara tegas mereka mengungkapkan konsep Kancil mereka ciptakan untuk kendaraan umum dan niaga saja. Bukankah ini justru merupakan sikap yang mengarah pada monopoli pengadaan kendaraan?
Memang terasa aneh jika pada era seperti sekarang masih ada keinginan untuk memonopoli jenis kendaraan umum. Seharusnya bukan merek atau jenis kendaraan keluaran produsen tertentu yang boleh menggantikan kendaraan yang dianggap tidak sesuai lagi.
Bajaj yang diincar untuk digantikan Kancil sebenarnya juga bukan "asli" Indonesia. Sangat tidak bijaksana apabila nanti ada surat keputusan dari siapa pun untuk menggantikan Bajaj dengan kendaraan tertentu jenis lain.
Seharusnya yang pertama perlu dipikirkan adalah bagaimana melindungi udara di Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Indonesia. Jika Bajaj tidak bersahabat dengan lingkungan, karena menggunakan mesin dua tak (langkah), harus dicari kendaraan yang lebih baik dan ini harus dilakukan secara bertahap, bukan dengan semena-mena.
Tentu bukan hanya kendaraan mungil serupa yang diproduksi perusahaan tertentu, tetapi juga buatan pabrik lain yang memenuhi syarat lebih akrab dengan lingkungan. Katakanlah Bajaj Biru yang menggunakan bahan bakar alternatif seperti gas alam, bisa juga kendaraan mungil bermotor listrik.
Yang menarik adalah seperti yang dilakukan Swiss dengan program kemitraan yang disebut SwissEnergi. Program ini bertujuan untuk memperjuangkan upaya pengefisienan energi dan penggunaan energi yang baru. Dengan petunjuk dari Swiss Federal Office of Energy (SFOE) program ini mendukung proyek-proyek riset yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi energi.
Salah satu fokusnya adalah kendaraan hibrida (campuran mesin bensin dengan mesin listrik). Selain itu, juga upaya mengurangi berat kendaraan akan sangat efektif untuk merendahkan konsumsi energi.
Memang biasanya yang bisa dipaksa untuk mempergunakan kendaraan alternatif adalah kendaraan umum, terutama yang dikelola oleh pemerintah. Namun, apabila hal ini memungkinkan dan diterima masyarakat, mengapa tidak dilepas untuk bisa dimiliki masyarakat luas secara pribadi.
Bahkan, perusahaan otomotif di negara-negara seperti Eropa juga mengembangkan jenis kendaraan mungil ini untuk kebutuhan pribadi. Tentu saja dengan model-model yang menarik.
Tidak mustahil dalam waktu dekat kendaraan yang model dan bentuknya mirip dengan Kancil juga menyerbu Indonesia. Kendaraan mungil bukan hanya lebih murah dan rendah konsumsi bahan bakar, tetapi juga hanya sedikit memakan badan jalan dan sesuai untuk fisik orang Indonesia
Dengan harga sekitar Rp 40 juta, harapan bagi mereka yang ingin meningkatkan kelas dari sepeda motor ke kendaraan yang bisa melindungi badan dari terpaan angin, hujan, maupun terik Matahari pun meningkat. Apalagi, kalau dipoles lebih halus, Kancil dapat menjadi kendaraan alternatif bagi mereka yang sudah memiliki kendaraan roda empat.
Bagi mereka yang gemar memodifikasi kendaraan, mulai dari cat, aksesori hingga mesin, "menggarap" Kancil tentu bisa lebih menarik. Kecepatan maksimum 60 kilometer per jam akan bisa ditingkatkan meski untuk kondisi seperti di Jakarta yang padat kecepatan rendah memang bukan masalah.
Dalam kondisi harga bahan bakar yang terus melambung, tentu akan lebih menarik jika kendaraan mungil 400 cc ini dirancang hemat bahan bakar. Bahkan, jika negara mau ikut campur, bisa ditingkatkan menjadi Kancil biru, yaitu dengan menggunakan bahan bakar gas alam atau bahkan menjadi kendaraan listrik.
Alternatif-alternatif yang menarik ini tampaknya memang kurang dipikirkan pengelola negeri ini. Bukan hanya bagaimana mengurangi ketergantungan pada BBM, tetapi juga ketergantungan pada negara lain dengan impor kendaraan.
Jika benar Kancil itu orisinal dikembangkan perusahaan dalam negeri, pantas jika produknya disebut sebagai mobil nasional (mobnas). Sejarahnya tentu berbeda dengan yang pernah terjadi pada mobil Timor yang sampai saat ini tidak berkelanjutan lagi.
KESAN pertama dan yang utama seandainya Kancil bisa menjadi mobil pribadi adalah semakin penuhnya kota seperti Jakarta ini. Dengan kendaraan yang notabene dibuat negara asing saja sekarang sudah sulit mencari jalan-jalan yang nyaman.
Tetapi, apakah mobil murah lalu tidak boleh ada di kota yang sudah penuh sesak ini? Apakah tidak boleh negeri ini membangun kendaraannya sendiri meski membuat motor saja tidak pernah dilakukan.
Yang menarik adalah mengapa pihak produsen mobil Kancil sejak awal justru hanya menginginkan membentuk brand image kendaraan umum khas Indonesia. Bahkan, secara tegas mereka mengungkapkan konsep Kancil mereka ciptakan untuk kendaraan umum dan niaga saja. Bukankah ini justru merupakan sikap yang mengarah pada monopoli pengadaan kendaraan?
Memang terasa aneh jika pada era seperti sekarang masih ada keinginan untuk memonopoli jenis kendaraan umum. Seharusnya bukan merek atau jenis kendaraan keluaran produsen tertentu yang boleh menggantikan kendaraan yang dianggap tidak sesuai lagi.
Bajaj yang diincar untuk digantikan Kancil sebenarnya juga bukan "asli" Indonesia. Sangat tidak bijaksana apabila nanti ada surat keputusan dari siapa pun untuk menggantikan Bajaj dengan kendaraan tertentu jenis lain.
Seharusnya yang pertama perlu dipikirkan adalah bagaimana melindungi udara di Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Indonesia. Jika Bajaj tidak bersahabat dengan lingkungan, karena menggunakan mesin dua tak (langkah), harus dicari kendaraan yang lebih baik dan ini harus dilakukan secara bertahap, bukan dengan semena-mena.
Tentu bukan hanya kendaraan mungil serupa yang diproduksi perusahaan tertentu, tetapi juga buatan pabrik lain yang memenuhi syarat lebih akrab dengan lingkungan. Katakanlah Bajaj Biru yang menggunakan bahan bakar alternatif seperti gas alam, bisa juga kendaraan mungil bermotor listrik.
Yang menarik adalah seperti yang dilakukan Swiss dengan program kemitraan yang disebut SwissEnergi. Program ini bertujuan untuk memperjuangkan upaya pengefisienan energi dan penggunaan energi yang baru. Dengan petunjuk dari Swiss Federal Office of Energy (SFOE) program ini mendukung proyek-proyek riset yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi energi.
Salah satu fokusnya adalah kendaraan hibrida (campuran mesin bensin dengan mesin listrik). Selain itu, juga upaya mengurangi berat kendaraan akan sangat efektif untuk merendahkan konsumsi energi.
Memang biasanya yang bisa dipaksa untuk mempergunakan kendaraan alternatif adalah kendaraan umum, terutama yang dikelola oleh pemerintah. Namun, apabila hal ini memungkinkan dan diterima masyarakat, mengapa tidak dilepas untuk bisa dimiliki masyarakat luas secara pribadi.
Bahkan, perusahaan otomotif di negara-negara seperti Eropa juga mengembangkan jenis kendaraan mungil ini untuk kebutuhan pribadi. Tentu saja dengan model-model yang menarik.
Tidak mustahil dalam waktu dekat kendaraan yang model dan bentuknya mirip dengan Kancil juga menyerbu Indonesia. Kendaraan mungil bukan hanya lebih murah dan rendah konsumsi bahan bakar, tetapi juga hanya sedikit memakan badan jalan dan sesuai untuk fisik orang Indonesia
-
- Administrator
- Posts: 2500
- Joined: Thu Aug 08, 2002 9:07
- Location: Surabaya
- Daily Vehicle: Toyota Rush TRD
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
-
- New Member of Senior Mechanic
- Posts: 142
- Joined: Sun Mar 13, 2005 13:26
- Location: Surrrr
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1087
- Joined: Thu Oct 28, 2004 8:38
- Location: Jakarta
harga 40 juta untuk Kancil sih Outrageously expensive....
gak jelas ini produsen mau untung banyak atau terjadi inefisiensi produksi,
dengan harga tidak beda jauh bisa dapat Ceria KL, Suzuki CArry 1.0
yang notabene lebih jelas mobil drp kancil. dan dengan mesin, body dan kapasitas angkut yang lebih besar daripada Kancil.
gak jelas ini produsen mau untung banyak atau terjadi inefisiensi produksi,
dengan harga tidak beda jauh bisa dapat Ceria KL, Suzuki CArry 1.0
yang notabene lebih jelas mobil drp kancil. dan dengan mesin, body dan kapasitas angkut yang lebih besar daripada Kancil.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2297
- Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1136
- Joined: Thu Mar 04, 2004 6:47
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2297
- Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 4612
- Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
- Location: jauh di mata, dekat di hati
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1664
- Joined: Mon May 10, 2004 7:22
- Location: Taco Bell
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 4612
- Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
- Location: jauh di mata, dekat di hati
Well, setelah saya cari akhirnya dapat salah satu photonya. Kebanyakan photo yang beredar di internet adalah Perodua Kancil buatan Malaysia. Nah kalo ini baru Kancil............ Yang lebih banyak beredar yang sebelah kanan (warna hijau).
Btw, bung t0mc4t tinggal di mana? kok ga tau Kancil?
Btw, bung t0mc4t tinggal di mana? kok ga tau Kancil?
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1664
- Joined: Mon May 10, 2004 7:22
- Location: Taco Bell
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1664
- Joined: Mon May 10, 2004 7:22
- Location: Taco Bell
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1136
- Joined: Thu Mar 04, 2004 6:47