
ngeri kenceng2 jg....jalanan disini banyak ranjaunya...

yg sedih, balapan spt itu ga ada hadiahnya, benjut iya kalo ciloko...kalopun menang, cuman dapet kebanggaan semu....entah buat yg lain, relatif...
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
bener bangetazizdth wrote:ga usah dipermasalahin siapa yg paling cepet...yg penting bisa lari...![]()
ngeri kenceng2 jg....jalanan disini banyak ranjaunya...![]()
yg sedih, balapan spt itu ga ada hadiahnya, benjut iya kalo ciloko...kalopun menang, cuman dapet kebanggaan semu....entah buat yg lain, relatif...
ampun om....danangms wrote:bener bangetazizdth wrote:ga usah dipermasalahin siapa yg paling cepet...yg penting bisa lari...![]()
ngeri kenceng2 jg....jalanan disini banyak ranjaunya...![]()
yg sedih, balapan spt itu ga ada hadiahnya, benjut iya kalo ciloko...kalopun menang, cuman dapet kebanggaan semu....entah buat yg lain, relatif...![]()
kalo mau balapan, di sentul aja. jangan ganggu pengguna jalan raya yang lain.
ini advert ato review beneran? .. kok ga diulas sisi minusnya? ... apa bener ga ada minusnya sama sekali?zocalo wrote:“Test Ride†Kawasaki Athlete
Bukan Bebek Biasa
Oleh
Isyanto
Yogyakarta-Persaingan antarpabrikan sepeda motor dalam memroduksi sepeda motor jenis bebek amat ketat.
Hal ini mendorong setiap pabrikan berlomba menciptakan inovasi baru untuk menarik konsumen sepeda motor bebek yang terus meningkat seiring pelemahan rupiah terhadap dolar. Pasalnya, kini banyak pemilik mobil yang berpaling kepada sepeda motor bebek sebagai alat transportasi perkotaan yang praktis, hemat, dan cepat.
Berkat budi baik PT Kawasaki Motor Indonesia (PT KMI), wartawan SH berkesempatan menguji ketangguhan salah satu produk KMI, Kawasaki Athlete, yang diluncurkan pertengahan 2008 lalu. Kesan pertama yang muncul ketika melihat Athlete adalah produk ini bukan sepeda motor bebek biasa. Banyak pembaruan yang membedakan Athlete dengan sepeda motor bebek biasa. Setang, misalnya, mirip milik “kakakâ€Â-nya, Kawasaki Ninja 250, yakni setang jepit yang memberi kesan sangat sporty.
Lalu, shockbreaker (peredam kejut) depan memanjang hingga ke setang, tidak seperti bebek lain yang memiliki peredam kejut pendek yang letaknya tepat di atas roda. Peredam kejut ini mirip peredam kejut pada sepeda motor lelaki yang lebih stabil ketika sepeda motor terpaksa melewati jalanan rusak atau berlubang. Demikian juga dengan shockbreaker belakang yang bertipe monoshock Unitrak.
Berbeda dengan shockbreaker lainnya, perlengkapan ini dipasang pada Kawasaki Athlete dengan posisi hampir horizontal. Hasilnya, sepeda motor menjadi lebih stabil ketika digunakan di tikungan pada kemiringan 135 derajat sekalipun.
Perbedaan Athlete dengan sepeda motor bebek lainnya adalah rem depan dan belakang yang menggunakan cakram bergelombang double piston. Hal ini memberikan efek pengereman yang efektif dan aman. Model cakram bergelombang (wave) ini mengingatkan orang pada kebanyakan sepeda motor sport yang dipertandingkan di MotoGP. Itu baru segelintir perbedaan Kawasaki Athlete dibanding sepeda motor bebek biasa.
Belum termasuk letak tangkinya yang di depan, bagasi di bawah jok berkapasitas 4,5 liter, panel spedometer, tenaga, ergonomis, serta kualitas baja Kawasaki yang boleh dibilang No 1 di dunia. Berdasarkan semua perbedaan itu, bolehlah disimpulkan bahwa Kawasaki Athlete bukan bebek biasa.
“Test Rideâ€Â
Pengendara sepeda motor mana pun rasanya akan sulit menerima "godaan" kelengangan jalur Pantura, terutama selepas Kota Cikampek hingga Losari Indramayu. Jalur ini lurus, rata, dan relatif mulus. Lubang yang sempat bermunculan di awal musim penghujan, kini telah ditambal. Akibatnya, banyak pengendara motor tergoda untuk menguji kecepatan dan tenaga sepeda motornya di jalur ini.
Di jalur ini pula saya tahu bahwa Kawasaki Athlete punya kemiripan dengan Kawasaki Ninja 250, yakni ketika kecepatan melewati angka 60 km/jam, akan muncul letupan yang membuat mesin meraung dan membuat sepeda motor melaju lebih cepat menuju level kecepatan berikutnya: 70, 80, 90, bahkan 100 km/ jam.
Kendati dipacu dengan kecepatan tinggi (buat ukuran motor bebek), Kawasaki Athlete tetap stabil. Setang dan roda depan seperti menghujam ke aspal dengan mantap, tidak goyang seperti kebanyakan bebek lainnya.
Dari uji kecepatan, Kawasaki Athlete saya ajak melewati jalanan rusak di kawasan Sindanglaut, Waled (Kabupaten Cirebon, Jawa Barat), Cileduk (Kabupaten Kuningan, Jawa Barat), tembus ke Ketanggungan (Kabupaten Brebes, Jawa Tengah). Peredam kejutnya "bekerja keras" dalam meredam jalanan rusak, berkerikil, berbatu, dan berlubang. Dari jalanan mulus hingga rusak, si "Athlete" saya ajak membelah malam dan hujan melewati Bumiayu, Rawalo, Gombong, Kebumen, Purworejo, dan finis di Yogyakarta.
Sesampainya di Yoyga, saya baru sadar bahwa Kawasaki Athlete punya satu kelebihan lagi, yakni ergonomis, yang membuat pengendara kagak pake pegel pada bagian tubuh tertentu. Jika boleh disimpulkan, Kawasaki Athlete memang "atlet" yang bisa diajak lari jarak pendek, jarak menengah maupun jarak jauh, dan staminanya selalu prima. Namun, bagaimanapun, safety dan defensif riding (berkendara dengan aman, sabar, dan banyak mengalah) lebih baik.
ga tau juga ya,maxx wrote:zocalo wrote:ini advert ato review beneran? .. kok ga diulas sisi minusnya? ... apa bener ga ada minusnya sama sekali?
Code: Select all
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0902/05/oto01.html
keknya salah deh bro.. klo langkah piston lebih pendek malah jago di putaran atas.. CMIIWzocalo wrote:Kawasaki Athlete
Motor ini ditargetkan pada konsumen dengan rentang usia mapan di kisaran 18-35 tahun. Yang smart,dinamis,agresif,stylish, dan sporty. Dari segi gender jelas bagi pria mapan.
Karena berbasis Zone 125 maka segala kelebihannya ada di motor ini, apa saja? Simak berikut ini.
* Langkah piston lebih pendek dari diameter,lazim disebut sebagai oversquare sehingga lebih mudah berakselerasi. Dengan kata lain, jago di putaran bawah.Kawasaki Athlete
afaik udah bener kok, langkah piston pendek emang lebih ke akselerasi, langkah piston panjang lebih ke top speed..kimi wrote:keknya salah deh bro.. klo langkah piston lebih pendek malah jago di putaran atas.. CMIIWzocalo wrote:Kawasaki Athlete
* Langkah piston lebih pendek dari diameter,lazim disebut sebagai oversquare sehingga lebih mudah berakselerasi. Dengan kata lain, jago di putaran bawah.Kawasaki Athlete
ga ah.. bandingin aja bebek secara umum sama bebek sport, misal satria FU.sandosicora wrote:afaik udah bener kok, langkah piston pendek emang lebih ke akselerasi, langkah piston panjang lebih ke top speed..kimi wrote:keknya salah deh bro.. klo langkah piston lebih pendek malah jago di putaran atas.. CMIIWzocalo wrote:Kawasaki Athlete
* Langkah piston lebih pendek dari diameter,lazim disebut sebagai oversquare sehingga lebih mudah berakselerasi. Dengan kata lain, jago di putaran bawah.Kawasaki Athlete
gw jg ga percaya...Cloud wrote:Wah, masak bisa 130 km/h?
mungkin bisa, tapi pas coba kebut2an (saya pake mtr lain, pengendara sebelah pake athlete), si athlete kok mentok di 110-115 ya?
Jalanan juga mendukung lo, lurus, panjang, bahkan hampir turunan (bukan datar ato tanjakan, tapi cenderung menurun) di jalan magelang-jogja,
padahal kan adu speed, gk mungkin dia mengalah, buktinya waktu saya dahului, eh, langsung balas didahului, ya udah, dijajarin aja, sampai ketahuan mentoknya dimana, hehehe... begitu mentok, udah, saya tinggalin, gak terkejar,
Nice info bro, dpt dr tabloid apa edisi kpn bro? (maklum newbi)kimi wrote: gw jg ga percaya...
soalnya Athlete kan pake mesin Kaze Zone, trus komparasi antar bebek 125 di tabloid Otomotif (uda agak lama) hasilnya kek gini:
(sori agak kegedean gambarnya..)
pastinya ga bakal sama persis antara Kaze Zone ma Athlete.. tp mungkin ga beda jauh..