artoodetoo wrote:Friends,
Saya punya pengalaman beberapa kali menjual mobil sendiri dan ganti model lebih baru tapi masih mobkas juga.
Dari pengalaman itu, saya kok merasa jual beli mobkas itu menyenangkan ya
Nah, kalo menerjuni bisnis itu, kira2 apa saja yang mesti diperhatikan ya? Mohon nasihat para sesepuh nih.
Oh ya, karena modal relatif sangat terbatas, mungkin model bisnisnya beli 1 unit mobkas, trus dijual lagi. Nanti uangnya untuk beli 1 unit lagi, jual lagi. Dst. Jadi bukan membuka showroom.
1. Kalau untuk permulaan, beli 1 jual 1 tidak akan ada masalah dengan PPh25 (Pajak Penghasilan) --- bisa pake alasan : "hobby ganti2 mobil", tapi kalau mobil dagangannya sudah mulai banyak dan buka showroom sendiri, lhaa ini yang harus hati2.... karena mulai tahun 2009 - dunia "kang-ouw" perpajakan bener2 ketat dan tak kenal ampun.
2. Pada waktu pengecekan kelengkapan surat2 kendaraan (waktu mau beli/"kulak-an"), harus2 betul2 ekstra hati2, nomor polisi, nomor mesin dan nomor rangkanya sama persis dengan yg tertera di STNK dan BPKB atau tidak (lebih baik juga minta faktur-nya), periksa BPKB-nya asli atau tidak. Nomor mesin dan nomor rangkanya juga harus di-cek, apa itu hasil "sulap-an"/oprek-an atau bukan. Jangan sampai dapat mobil "daur ulang" hasil kejahatan

--- urusannya bakal repot dan panjaaang tuuch.
3. Sedikit2 harus ngerti soal mesin mobil, misal : bisa tahu kondisi mobil dari suaranya (oli mesin-nya harus di-cek dulu tuuch, di-kenthel-in abiish apa ng'gak ama calon penjualnya

) --- kalau tidak begitu ngerti, misalkan akan recruit pegawai, recruitlah orang yang ngerti mesin (mekanik). Kalau tidak ada rencana ambil pegawai, harus punya koneksi bengkel mobil yg bisa dipercaya (untuk rekomendasi keadaan mesin mobil yg akan dibeli, jangan sampai nantinya tidak bisa jual barang dagangan - gara2 mesinnya "tidak beres", atau terpaksa harus jual rugi)... dll.
4. Harus bisa tahu, apakah mobil yg akan dibeli tsb pernah nabrak apa nggak, misal : buka kap mesin depan-nya, periksa permukaan bawah kap mesin-nya (kalau yg diatas biasanya tidak akan kelihatan, karena sudah di-kenteng, di-dempul, di-cat and di-poles abiish). Periksa rangka kap mesinnya (ada di permukaan bawah kap mesin), lurus/smooth apa ng'gak, lubang2 di kap mesin-nya bulat sempurna apa tidak, sekrup2-nya masih asli tidak ..... Engsel2 daun pintu mobil sebaiknya juga diperiksa - original apa tidak, kerjanya bagaimana, smooth/lancar atau tidak, "ngolet" apa tidak ....... Juga lis2 di atap kap mobil, kalau diraba mulus dan tipis (bukan mulus karena dempul) itu berarti belum pernah "kena" ... dll ...... dll
5. Harus bisa membedakan cat asli dan sepet-an, kalau yg asli biasanya masih ada "jeruk purut"-nya, tidak licin mengkilap ----- catatan : sekarang sudah ada bengkel cat mobil, yg bisa membuat hasil kerjanya keluar "jeruk purut"-nya. Asli atau bukan, bisa dilihat dari pantulan cahayanya, juga dari deviasi cahayanya (dilihat dari sudut miring, jangan tegak lurus). Untuk yg expert, dengan mengelus permukaan cat-nya saja, mereka bisa tahu itu cat original apa bukan.
6. Kalau pengen ngerti, bodynya asli atau dempul-an, bisa di-ketok2 pelan dengan buku jari, misal : daun pintu mobil, kalau suaranya agak cempreng dan "bergema", itu berarti masih original/utuh/"kaleng" --- buku2 jari terasa sedikit terpantulkan. Kalau suaranya "dalam" dan agak "berat", thek-thek tanpa gema, dan buku2 jari rasanya seperti kena "tembok", berarti daun pintu mobil tsb sudah pernah di-dempul.
7. Harus selalu mengikuti memantau harga baru dan bekas, serta monitoring berita2 aktual terkait. Untuk permulaan harus sering2 dolan ke showroom2 mobil bekas, sedikit demi sedikit membuat network/jaringan informasi sendiri --- kalau sudah terbiasa/akrab dan dianggap "orang lama", informasi bisa didapat by phone saja.
8. Harus mulai "membuka diri", perbanyak hubungan sosial, bukannya pengen menyalahgunakan persahabatan, tapi biasanya kalau sudah "kenal", calon pembeli (atau bisa juga calon penjual) tidak akan begitu rewel . Kalau yang nomor 7 itu = "jaringan informasi", yg nomor 8 ini = "jaringan (calon) hot prospect/pembeli), atau bisa juga "jaringan calon penjual mobil bekas" (mas bro artoodetoo pasti butuh barang dagangan khaan, mas bro bisa beli dari mereka ----- baik itu pembeli taupun penjual itu semua relasi, dan statusnya bisa ber-ubah, hari ini dia beli dari mas bro artoodetoo, di lain hari dia jual ke mas bro artoodetoo

). Kalau yg nomor 8 ini sudah jalan, mungkin sambil ongkang2 di rumah pun rezeki akan datang sendiri --- tahu2 telpon berdering, dan ada transaksi yg menguntungkan.
9. Selalu jadi "marketing" setiap saat, tapi jangan terlalu menyolok, dikhawatirkan orangnya malah menjadi risih dan "lari".
10. Mulai cari kenalan/"koneksi" orang Samsat, untuk mempermudah pekerjaan di kemudian harinya.
11. Kalau sudah mulai main stock, harus pandai2 memilah, mana mobil yg cepet laku (fast moving) --- jangan sampai jadi stock macet (uang berhenti).
12. Kalau sudah punya showroom mobil bekas sendiri, bisa bekerja sama dengan showroom bekas lain, istilah-nya bisa "nempil" (beli mobil bekas showroom lain dengan harga relatif "murah" --- harga persahabatan sesama pedagang). Bisa juga membangun jaringan mediator/makelar, supaya makelar2 freelance tsb mau jual/beli di showroom-nya mas bro artoodetoo.
Sementara itu dulu mas bro artoodetoo

, Selamat Tahun Baru 2009
