kalo mau gampang sih. liat aja apa mobil terlaris di dunia. COROLLA jawabannyaOmnibus wrote:Menurut saya dari setiap pembuatan suatu produk pasti ada suatu reason kenapa harus A, kenapa harus B, kenapa ini kenapa itu. Biasanya ini dilakukan di tahap awal sekali yaitu pada saat design awal untuk menentukan seperti apa mobilnya nanti baik dari bentuk, specification, price point, target market, usage, dll. Suspensi independent bagus tetapi lebih mahal untuk diproduksi dan mengingat banyaknya parts yang dipergunakan dan rata2 semuanya barang habis pakai alias wearable, yang berarti maintenance cost untuk independent relatif lebih mahal dibanding dengan torsion beam ataupun rigid axle. Toyota menilai Corolla itu merupakan produk mereka yang diterima pasar sangat baik di segmentnya (terbukti bahwa penjualan di seluruh dunia Corolla jauh diatas competitor2nya). Segment yang mana? Bukan segment yang sama dengan Lexus lho, melainkan segment medium sedan yang terkenal rpsi technologi yangeliable, practical, inexpensive cost of ownership, jaringan service yang terjamin dan ada dimana2, dll. Perlu diingat pula customer base Corolla, yang mana mobil ini diluar negri bukan mobil mewah melainkan mobil "agak" murah, sehingga Toyota memilih untuk mengado tidak macem2 sehingga membebankan pemilik dalam hal biaya perawatan. Lagipula mobil ini memang tidak di design untuk kecepatan konstan diatas 120 kph (diluar negri kan ada speed limit), max. paling tidak 140 kph. Berbeda dengan Lexus yang di design sbg flagship yang harus menjamin keamanan dan kenyamanan pemiliknya yang sudah keluar uang banyak untuk beli mobil itu dan pemiliknya mungkin tidak peduli dengan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk maintenance.DeCrate wrote: Jadi satu2nya jawaban yang masuk akal yaitu MENEKAN COST.
Kalo Corolla Altis memakai suspensi independent seperti Camry gua yakin pemakainya akan lebih Antusias.
Kesimpulannyan : Nggak usah malu lah mengakui kelemahan torsion beam. Dari alasan bukan mobil balap , lumayan empuk , nyaman dll dll , karena sebenarnya pertanyaannya udah terjawab yaitu LOW COST.
Intinya apapun yang dibuat Toyota terhadap Corolla pasti sudah melewati tahap brainstorming yang abis2an dengan memperhatikan advantages dan disadvantages dari penerapan suatu technologi. Mereka juga ga mau salesnya drop atau customer base mereka lari karena mobil yg dibeli atas dasar reliable, practical, low cost of ownership, dll. sirna cuma gara2 salah menerapkan technologi yang tidak sesuai. Tidak percaya? Saya awalnya juga bertanya2 kenapa mesin 1.8L 1ZZ-FE yang dipakai sejak generasi ke 9 Corolla kok masih dipakai sampai skrg ya. Mau tau jawabannya? Klik ini http://www.spyderchat.com/1zzfe.pdf
Disitu dijelaskan bahkan untuk memilih tipe timing chain dilakukan berbagai simulasi dan perhitungan yang cermat dari sisi performance to cost ratio. Juga hal lainnya termasuk design lower crank case, dsb. Intinya Toyota sebenarnya bisa membuat apa saja. Tapi pertanyaannya untuk apa? "If it ain't broken, don't fix it!"

dan 1 lagi yg bikin gw betah "miara" toyota, selain harga part cukup bersahabat, servisnya menurut gw relatif murah
kemaren baru servis 50 rb km.. ganti oli, filter oli, cek filter udara, cek exhaust, cek engine mounting....palagi ya
total biaya cuma 18 rb perak, di bengkel resmi (auto 2000 soekarno hatta - bdg).
dan kalo bicara tuntutan masing2 orang, bisa2 orang baru puas kalo Corolla udah full independent, ABS, EBD, BA, VSC, TRD, 12 airbag, mesin dual VVT-i 3S-GE 210 hp, full electric seat, triple zone automatic air condition, rain sensor, rear & side camera, Bi Xenon AFS leveling HID, sunroof, air suspension, etc
harganya jadi 400 jt-an.. mau?



kalo dah gitu pasti ribut lagi
"mahal amat.. mending camry"
gada abisnya deh
