Torsi vs Horse Power
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 39
- Joined: Fri Sep 24, 2004 6:38
- Location: Indonesia
Torsi vs Horse Power
Rekan-rekan yg sudah ngerti mesin, saya mo tanya seputar torsi & HP nih.
Ada artikel BMW M5 vs MB CLS55 AMG:
(30/09/2004) - Meneruskan kejayaan model yang menjadi benchmark di segmennya bukan hal gampang. Itu disadari betul oleh BMW M division ketika mengembangkan generasi terbaru ikon sport sedan, M5.
Revolusi paling penting adalah membenamkan monster berkonfigurasi V-10 yang terinspirasi ajang F1 untuk melumatkan rival-rivalnya. Mengganti mesin V-8 berkapasitas 4.9 liter dengan 5.0 liter V-10 membawa M5 ke level baru yang belum pernah dicapai sebelumnya. Meskipun kapasitas mesin hanya naik tipis, tapi produksi power-nya naik 100hp menjadi 500hp. Ini berarti tiap satu liter ruang bakar menghasilkan 100hp, suatu pencapaian yang menjadi mimpi panjang M Division. Torsi juga naik menjadi 369 lb-ft yang terkonsentrasi di paruh pertama putaran mesinnya.
Mercedes-Benz, rprodusen mobil mewah terbesar di dunia yang posisinya terancam oleh BMW, tidak ingin seluruh mata memandang M5 saja.
Dengan senjata serupa E55 AMG, M5 tak mampu digeser CLS 55 AMG. Dengan mesin V-8 5.5 liter supercharged, ---memproduksi 476hp dan 516lb-ft. Power jelas kalah, namun senjata sebenarnya adalah torsi raksasa. CLS 55 AMG menjanjikan daya akselerasi yang bisa jadi lawan serius M5 generasi ke empat ini.
Merujuk artikel diatas, torsi M5 lebih kecil dibanding CLS55, padahal Horse Power M5 lebih besar dari CLS55. Koq bisa ya? Padahal saya perhatikan (hampir) semua mesin dg HP lebih besar otomatis torsinya jg lebih besar. Mohon pencerahannya supaya ga penasaran?
Ada artikel BMW M5 vs MB CLS55 AMG:
(30/09/2004) - Meneruskan kejayaan model yang menjadi benchmark di segmennya bukan hal gampang. Itu disadari betul oleh BMW M division ketika mengembangkan generasi terbaru ikon sport sedan, M5.
Revolusi paling penting adalah membenamkan monster berkonfigurasi V-10 yang terinspirasi ajang F1 untuk melumatkan rival-rivalnya. Mengganti mesin V-8 berkapasitas 4.9 liter dengan 5.0 liter V-10 membawa M5 ke level baru yang belum pernah dicapai sebelumnya. Meskipun kapasitas mesin hanya naik tipis, tapi produksi power-nya naik 100hp menjadi 500hp. Ini berarti tiap satu liter ruang bakar menghasilkan 100hp, suatu pencapaian yang menjadi mimpi panjang M Division. Torsi juga naik menjadi 369 lb-ft yang terkonsentrasi di paruh pertama putaran mesinnya.
Mercedes-Benz, rprodusen mobil mewah terbesar di dunia yang posisinya terancam oleh BMW, tidak ingin seluruh mata memandang M5 saja.
Dengan senjata serupa E55 AMG, M5 tak mampu digeser CLS 55 AMG. Dengan mesin V-8 5.5 liter supercharged, ---memproduksi 476hp dan 516lb-ft. Power jelas kalah, namun senjata sebenarnya adalah torsi raksasa. CLS 55 AMG menjanjikan daya akselerasi yang bisa jadi lawan serius M5 generasi ke empat ini.
Merujuk artikel diatas, torsi M5 lebih kecil dibanding CLS55, padahal Horse Power M5 lebih besar dari CLS55. Koq bisa ya? Padahal saya perhatikan (hampir) semua mesin dg HP lebih besar otomatis torsinya jg lebih besar. Mohon pencerahannya supaya ga penasaran?
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 421
- Joined: Mon Jun 21, 2004 5:44
- Location: Jakarta
Gini aja, deh, mas.
Kalo mesin yang punya torsi besar tapi HP rendah, itu biasanya truk. Kalau mau sebaliknya, itu motor (600cc bisa punya 105hp di roda belakang).
Salah satu faktor penentu dari HP dan torsi ini adalah bore (diameter ruang bakar) dan stroke (panjang ruang bakar). Mesin motor bisa punya HP tinggi dengan torsi rendah karena punya bore yang relatif lebar dan stroke yang pendek (yang, otomatis bisa berputar lebih cepat karena 1 putaran lebih pendek daripada kalau strokenya panjang). Kalau mesin truk, ya kebalikannya. Strokenya panjang.
kalau mau contoh lain, mesin2 F1. Itu kan bisa berputar cepat (17-19 ribu RPM) karena strokenya pendek sekali.
Semakin besar torsi, maka tambahan beban pada mobil juga tidak akan banyak berpengaruh pada kenaikan power (HP). Makanya ada istilah "Nothing replaces the cubes", karena orang senang dengan torsi yang besar ini.
Nanti saya coba cari artikelnya dan saya post di sini, supaya bisa lebih jelas lagi.
Kalo mesin yang punya torsi besar tapi HP rendah, itu biasanya truk. Kalau mau sebaliknya, itu motor (600cc bisa punya 105hp di roda belakang).
Salah satu faktor penentu dari HP dan torsi ini adalah bore (diameter ruang bakar) dan stroke (panjang ruang bakar). Mesin motor bisa punya HP tinggi dengan torsi rendah karena punya bore yang relatif lebar dan stroke yang pendek (yang, otomatis bisa berputar lebih cepat karena 1 putaran lebih pendek daripada kalau strokenya panjang). Kalau mesin truk, ya kebalikannya. Strokenya panjang.
kalau mau contoh lain, mesin2 F1. Itu kan bisa berputar cepat (17-19 ribu RPM) karena strokenya pendek sekali.
Semakin besar torsi, maka tambahan beban pada mobil juga tidak akan banyak berpengaruh pada kenaikan power (HP). Makanya ada istilah "Nothing replaces the cubes", karena orang senang dengan torsi yang besar ini.
Nanti saya coba cari artikelnya dan saya post di sini, supaya bisa lebih jelas lagi.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2297
- Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 421
- Joined: Mon Jun 21, 2004 5:44
- Location: Jakarta
Keterangan mengenai Torque:
http://science.howstuffworks.com/fpte4.htm
Horsepower:
http://auto.howstuffworks.com/horsepower.htm
Dan hubungan antara keduanya:
http://auto.howstuffworks.com/question622.htm
Semoga bisa membantu
http://science.howstuffworks.com/fpte4.htm
Horsepower:
http://auto.howstuffworks.com/horsepower.htm
Dan hubungan antara keduanya:
http://auto.howstuffworks.com/question622.htm
Semoga bisa membantu
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Bung asdw, pertanyaan dikau timbul karena memang tidak berimbangnya perbandingan torque antara M5 dan CLS 55 AMG jika dibandingkan dengan besar HP mereka. Hal ini dikarenakan mobil2 AMG memang dirancang untuk menghasilkan torque yang sangat besar, karena mobil2 AMG tidak ada yang menggunakan transmisi manual ataupun sequential manual, semuanya automatic.
Apa hubungannya?
Begini. Bayangkan dikau sedang membawa sebuah mobil performance dengan transmisi manual di jalanan dengan kencangnya. Apa yang dikau lakukan ketika menghadapi sebuah tikungan? Pertama tentu menginjak rem sedikit ketika memasuki tikungan, lalu sambil membelok tentu akan menurunkan gigi dan menginjak lagi pedal gas untuk secepatnya kembali melaju dengan kencang.
Tujuan menurunkan gigi adalah karena ketika mengerem, putaran mesin turun dengan drastis dan begitu pula dengan torsinya. Untuk menghasilkan torsi besar lagi dilakukan dengan menurunkan gigi untuk mencapai putaran mesin lebih tinggi secara drastis dan membangun kembali torsi yang hilang. Nah, pada mobil dengan transmisi automatic, walaupun dapat menurunkan gigi dengan tiptronic, tidak akan bisa langsung berpindah seperti pada transmisi manual/sequential manual. Setelah mengerem, pengemudi hanya bisa menginjak pedal gas sedalam-dalamnya untuk meningkatkan kembali putaran mesin. Jika torsi yang tersedia kecil dan tidak tersedia pada putaran mesin rendah, hasilnya akan 'loyo' hahaha.
Nah, karena itu mobil2 AMG dipasang mesin bertorsi 'raksasa' supaya pada situasi itu, pengemudi dapat segera mendapatkan torsi yang melimpah ketika 'keluar' dari tikungan.
Mercedes memang tidak memiliki sistem transmisi sequential manual yang unggul seperti halnya BMW dengan SMGnya, tapi Merc memiliki sistem transmisi automatic yang sangat unggul, dan kini mereka telah memiliki sistem transmisi automatic 7-speed pertama di dunia (jangan disamakan dengan sistem CVT 7-percepatan 'semu').
Mengapa tidak manual saja? Karena Mercedes2 AMG itu mayoritas pembelinya bukan anak muda tapi orang2 yang sudah cukup berumur yang menginginkan mobilnya bisa dibawa dengan santai seperti Mercedes biasa tapi jika dibutuhkan bisa 'mengamuk' juga - maka transmisi automatic menjadi suatu keharusan.
Tapi bukan berarti mobil2 AMG memiliki HP kecil, baru2 ini AMG meluncurkan SL 65 AMG yang memiliki lebih dari 600 HP. Bahkan, sebenarnya AMG mampu membangun mesin dengan HP (dan torque) yang lebih besar lagi, tapi mereka memiliki dua kendala : pertama, belum ada sistem transmisi automatic yang kuat menangani torsi sebesar itu. Kedua, belum ada production tyre (ban) yang mampu menahan beban seberat itu (mercedes yang sudah berat ditambah mesin dan transmisi yang lebih berat lagi) pada kecepatan 300 km/jam.
Tapi apakah HP raksasa + torsi raksasa = ultimate supercar? Tidak juga. BMW dengan divisi M-nya menyatakan mereka tidak akan mengikuti 'perang Horsepower' antara pabrikan2 seperti pada saat ini, ketika ditanya mengapa new M5 'hanya' memiliki 500 HP (dan pada new M5 ini sebenarnya mode standarnya adalah 400 HP, ada sebuah 'power' button untuk mengaktifkan 100 HP sisanya. Mengapa harus begitu? Karena pengalaman mereka dengan mesin2 M3 yang 'jebol' ketika dipakai habis2an seperti mesin biasa).
Divisi M BMW lebih mengutamakan 'balance' antara tenaga (HP, torque) dengan bobot untuk menghasilkan performance yang memuaskan. Hal ini terlihat dari usaha2 BMW memangkas bobot pada M3 CSL dengan mengganti beberapa bagian2 mobil dengan carbon supaya lebih ringan (lighter = faster). Ferrari juga melakukan hal serupa dengan 360 Challenge Stradale dan Porsche dengan 911 GT3nya. Sedangkan AMG tidak melakukan hal ini (contoh, Mercedes S-class dan SL-class itu sangat berat, ditambah mesin yang lebih besar lagi), mereka mengatasi masalah bobot dengan mesin yang bertenaga lebih besar lagi.
Yang manakah yang lebih baik? Well, selama ini Divisi M BMW terkenal menghasilkan mobil2 performance dengan handling yang luar biasa, begitu pula dengan 'stripped, lightweight' versions dari Ferrari dan Porsche. Tapi jarang sekali mobil2 AMG dikatakan demikian. Pada track lurus/drag race, dua pendekatan ini mungkin menghasilkan performance yang setara, tapi pada jalanan penuh dengan tikungan, akan terasa perbedaannya.
Hope this helps.
Apa hubungannya?
Begini. Bayangkan dikau sedang membawa sebuah mobil performance dengan transmisi manual di jalanan dengan kencangnya. Apa yang dikau lakukan ketika menghadapi sebuah tikungan? Pertama tentu menginjak rem sedikit ketika memasuki tikungan, lalu sambil membelok tentu akan menurunkan gigi dan menginjak lagi pedal gas untuk secepatnya kembali melaju dengan kencang.
Tujuan menurunkan gigi adalah karena ketika mengerem, putaran mesin turun dengan drastis dan begitu pula dengan torsinya. Untuk menghasilkan torsi besar lagi dilakukan dengan menurunkan gigi untuk mencapai putaran mesin lebih tinggi secara drastis dan membangun kembali torsi yang hilang. Nah, pada mobil dengan transmisi automatic, walaupun dapat menurunkan gigi dengan tiptronic, tidak akan bisa langsung berpindah seperti pada transmisi manual/sequential manual. Setelah mengerem, pengemudi hanya bisa menginjak pedal gas sedalam-dalamnya untuk meningkatkan kembali putaran mesin. Jika torsi yang tersedia kecil dan tidak tersedia pada putaran mesin rendah, hasilnya akan 'loyo' hahaha.
Nah, karena itu mobil2 AMG dipasang mesin bertorsi 'raksasa' supaya pada situasi itu, pengemudi dapat segera mendapatkan torsi yang melimpah ketika 'keluar' dari tikungan.
Mercedes memang tidak memiliki sistem transmisi sequential manual yang unggul seperti halnya BMW dengan SMGnya, tapi Merc memiliki sistem transmisi automatic yang sangat unggul, dan kini mereka telah memiliki sistem transmisi automatic 7-speed pertama di dunia (jangan disamakan dengan sistem CVT 7-percepatan 'semu').
Mengapa tidak manual saja? Karena Mercedes2 AMG itu mayoritas pembelinya bukan anak muda tapi orang2 yang sudah cukup berumur yang menginginkan mobilnya bisa dibawa dengan santai seperti Mercedes biasa tapi jika dibutuhkan bisa 'mengamuk' juga - maka transmisi automatic menjadi suatu keharusan.
Tapi bukan berarti mobil2 AMG memiliki HP kecil, baru2 ini AMG meluncurkan SL 65 AMG yang memiliki lebih dari 600 HP. Bahkan, sebenarnya AMG mampu membangun mesin dengan HP (dan torque) yang lebih besar lagi, tapi mereka memiliki dua kendala : pertama, belum ada sistem transmisi automatic yang kuat menangani torsi sebesar itu. Kedua, belum ada production tyre (ban) yang mampu menahan beban seberat itu (mercedes yang sudah berat ditambah mesin dan transmisi yang lebih berat lagi) pada kecepatan 300 km/jam.
Tapi apakah HP raksasa + torsi raksasa = ultimate supercar? Tidak juga. BMW dengan divisi M-nya menyatakan mereka tidak akan mengikuti 'perang Horsepower' antara pabrikan2 seperti pada saat ini, ketika ditanya mengapa new M5 'hanya' memiliki 500 HP (dan pada new M5 ini sebenarnya mode standarnya adalah 400 HP, ada sebuah 'power' button untuk mengaktifkan 100 HP sisanya. Mengapa harus begitu? Karena pengalaman mereka dengan mesin2 M3 yang 'jebol' ketika dipakai habis2an seperti mesin biasa).
Divisi M BMW lebih mengutamakan 'balance' antara tenaga (HP, torque) dengan bobot untuk menghasilkan performance yang memuaskan. Hal ini terlihat dari usaha2 BMW memangkas bobot pada M3 CSL dengan mengganti beberapa bagian2 mobil dengan carbon supaya lebih ringan (lighter = faster). Ferrari juga melakukan hal serupa dengan 360 Challenge Stradale dan Porsche dengan 911 GT3nya. Sedangkan AMG tidak melakukan hal ini (contoh, Mercedes S-class dan SL-class itu sangat berat, ditambah mesin yang lebih besar lagi), mereka mengatasi masalah bobot dengan mesin yang bertenaga lebih besar lagi.
Yang manakah yang lebih baik? Well, selama ini Divisi M BMW terkenal menghasilkan mobil2 performance dengan handling yang luar biasa, begitu pula dengan 'stripped, lightweight' versions dari Ferrari dan Porsche. Tapi jarang sekali mobil2 AMG dikatakan demikian. Pada track lurus/drag race, dua pendekatan ini mungkin menghasilkan performance yang setara, tapi pada jalanan penuh dengan tikungan, akan terasa perbedaannya.
Hope this helps.
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 39
- Joined: Fri Sep 24, 2004 6:38
- Location: Indonesia
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
Sip deh ... sudah dijelaskan dengan lengkap n detil oleh bung Crash dan Conan.
Pada umumnya, SUV dan JIP lebih mengutamakan Torsi. Kalau SEDAN lebih mengutamakan HP. Karena SUV dan JIP itu kan untuk membawa beban banyak jadi torsi berperan sangat penting. Kalau mau lari cepet ya Horse Power yang dibutuhkan.
Pada umumnya, SUV dan JIP lebih mengutamakan Torsi. Kalau SEDAN lebih mengutamakan HP. Karena SUV dan JIP itu kan untuk membawa beban banyak jadi torsi berperan sangat penting. Kalau mau lari cepet ya Horse Power yang dibutuhkan.
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 746
- Joined: Thu Aug 22, 2002 5:58
- Location: Jakarta Indonesia
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2297
- Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09
CVT 7-percepatan semu ini apa ya bung Conan? maksudnya matic tiptronik 7 speed bukan?conan wrote: Merc memiliki sistem transmisi automatic yang sangat unggul, dan kini mereka telah memiliki sistem transmisi automatic 7-speed pertama di dunia (jangan disamakan dengan sistem CVT 7-percepatan 'semu').
thx bung Conan
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Bukan, yang aku maksud itu CVT (Continuous Variable Transmission) seperti pada Honda Jazz atau Mitsubishi global Lancer misalnya.handling wrote:CVT 7-percepatan semu ini apa ya bung Conan? maksudnya matic tiptronik 7 speed bukan?conan wrote: Merc memiliki sistem transmisi automatic yang sangat unggul, dan kini mereka telah memiliki sistem transmisi automatic 7-speed pertama di dunia (jangan disamakan dengan sistem CVT 7-percepatan 'semu').
thx bung Conan
Perbedaannya dengan automatic transmission biasa, pada CVT ini tidak ada preselected gear ratio (misal pada automatic 4-speed ada 4 preselected gear ratio, dari gigi 1 sampai 4).
Pada CVT gear rationya hanya berubah2 (variable) secara terus menerus (continuous). Jadi pada Honda Jazz yang 'meng-claim' memiliki 7 percepatan (7-speed), sebenarnya perpindahan 'gigi' itu hanya merubah setting software yang menentukan besaran gear ratio saja.
Perbedaan hasilnya, mobil yang menggunakan CVT terasa 'mulus' dan tidak ada hentakan perpindahan gigi (karena memang tidak ada perpindahan gigi), sedangkan pada automatic biasa akan terasa hentakan tersebut, semakin canggih sistemnya akan semakin halus hentakannya.
Jadi CVT lebih bagus dong? Tidak juga. Mobil yang menggunakan CVT tidak bisa mendadak berakselerasi secepat automatic biasa, apalagi tiptronic yang bisa mengatur sendiri penurunan gigi. Jadi, pada CVT, ketika 'gigi' diturunkan dan gas diinjak, mobil akan berakselerasi dengan mulus dan bukannya menghentak/meraung.
Karena itu CVT tidak cocok untuk mobil performance dan sampai saat ini, umumnya digunakan pada mesin2 yang kapasitasnya tidak terlalu besar. CVT ini juga membantu fuel efficiency. Tidak semua pabrikan menyebutnya CVT, Mercedes menyebutnya 'Autotronic' seperti pada new A-class, Audi menyebutnya 'Multitronic'. Anda pernah lihat iklan Audi dimana ada seorang peniru 'Elvis' mobilnya mogok dan menumpang sebuah Audi, lalu ia menaruh boneka yang bisa bergoyang di dash Audi tersebut, tapi boneka itu tidak bergoyang2 karena begitu mulusnya 'perpindahan gigi' Audi tsb? Nah, itulah CVT (Multitronic).
Oya, sistem automatic atau tiptronic yang ada sekarang kebanyakan adalah 4-speed dan 5-speed, sistem 7-speed baru dimiliki Mercedes (mereka melompat melewati 6-speed) dan hanya terdapat pada model2 baru bermesin besar. Contohnya, Kijang kapsul automatic-nya hanya 4-speed, dan kalau tidak salah Nissan Teana juga masih 4-speed.
Honda Accord sudah 5-speed, dan new Odyssey tersedia dengan 5-speed automatic atau '7-speed' CVT.
Oya, jangan keliru menyamakan tiptronic dengan 'sequential manual'. BMW menamakannya 'SMG' (Sequential Manual Transmission) pada BMW M3 dan Z4, Ferrari menamakannya 'F1', Lamborghini menamakannya 'E-gear' etc (Porsche belum punya dan masih menggunakan tiptronic)
Tiptronic tidak lain hanya sistem automatic yang giginya dapat dipindah sendiri (secara 'manual'). Karenanya tiptronic memiliki semua kelemahan automatic (gearbox yg berat, perpindahan gigi yg tidak secepat manual). Dulu baru BMW, Porsche yang memiliki dan memperkenalkan tiptronic, tapi sekarang hampir semua pabrikan sudah memilikinya.
Sedangkan sequential manual adalah murni manual transmission yang koplingnya diatur computer, perpindahan giginya lebih cepat lagi dari manual, hanya beberapa ratus sampai yang tercepat sekitar 150 milisecond. Sistem ini menghasilkan sebuah performance yang luar biasa
responsive. Sistem ini juga menawarkan kemudahan mengemudi layaknya automatic : pada Auto mode, ia akan berpindah2 gigi sendiri seperti automatic biasa. Bukan hanya itu, karena menggunakan computer canggih, sistem ini dapat diatur settingnya : mau 'comfort' mode atau misalnya 'sport' mode, bahkan bisa lebih extreme lagi seperti 'race' mode.
Memindahkan gigi secara manual dapat dilakukan pada gear knob atau 'paddleshift' yang diletakkan di belakang stir.
Sistem inilah yang terunggul saat ini untuk mobil2 performance. Membedakannya dengan automatic sangat mudah : automatic transmission menggunakan 'torque conventer', jika dimasukkan gigi D(Drive) mobil akan maju sendiri perlahan2, dan bisa 'diam' pada tanjakan. Feature ini sangat membuat nyaman, tapi torque conventer ini menyerap banyak sekali tenaga dan menambah bobot gearbox.
Sequential manual tidak memiliki torque conventer sehingga jika dimasukkan automatic mode pun, walau giginya sudah masuk tapi pedal gas tidak diinjak mobil tidak akan maju sendiri.
Wah, sorry nih jadi panjang begini, setelah mengetik baru sadar. Hope this helps
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 39
- Joined: Fri Sep 24, 2004 6:38
- Location: Indonesia
-
- New Member of Mechanic Master
- Posts: 9595
- Joined: Thu May 15, 2003 16:12
- Location: Indonesia
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2297
- Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09