Mitra Dealer Honda mulai berguguran

[Suryaputra]

ahh rame rame aja

booking stepwagon dulu dah

bbbnnn.JPG

4P = price price price product

calon pembeli beneran dan hater udah ga butuh dijelasin lagi
tinggal price price price wkwkwk

kalo di sela - sela HR-V sama Civic sih cakep dah

yah compete aja dgn voxy dan serena price-level udh cukup
599jt
biar masuk market nya
hahahha

[kayukayuthe5th]

ahh rame rame aja

booking stepwagon dulu dah

bbbnnn.JPG

4P = price price price product

calon pembeli beneran dan hater udah ga butuh dijelasin lagi
tinggal price price price wkwkwk

kalo di sela - sela HR-V sama Civic sih cakep dah

sekitar 550 manteph sih. kalo 700 buyar aja lebih mahal dari sipik

[b0ku]

ahh rame rame aja

booking stepwagon dulu dah

bbbnnn.JPG

gitu banyak model step wgn yang bagus yang masuk sini malah paling sampah



ini baru namanya step wgn

itu mah kotak pensil di kasih roda...........

[ChZ]

Dealer mobil itu khan franchise.

Ya kalau franchisor nya masih guyur franchisee dengan financial support / fixed-variable margins / incentives / credit line yang besar untuk wholesale banyak ya mereka akan stay, wong tinggal dagang saja.

Permasalahannya selama ini Honda PM as franchisor masih bisa "guyur" franchisee karena margin yang masih signifikan dari profit-generating models (baca: C-segment & above). Lha post C-19 mana mereka jualan C-segment & above? Jualannya cuma A & B-segment yang margin nya setipis kulit bawang, bahkan at most cases must sell at a loss. Automobile distributorship (like HPM, TAM, Eurok...) itu khan KPI nya dari zaman bahola selalu (1) profit (2) volume (3) market share, diikuti dengan KPI penggembira lain macam brand lah, cust. satisfaction lah, employee engagement lah.

KPI 2 & 3 itu sangat tergantung pada domestic economy growth, sedangkan ke KPI 1 solely because of guts/judi/daredevil/gacoan nya internal franchisor untuk banyak2an jualan profit-generating models.

Them executives at franchisor (read jepang) mana mungkin berani ke kampung bawa laporan ke boss gede dengan rapot merah di semua main KPIs, gena gampar yang ada. Minimal kalau 2 pelajaran nilainya kebakaran, 1 nilainya hitam. Itulah yang terjadi di HPM, KPI profit modar, tapi dibungkus dengan KPI volume & KPI market share yang (masih) hitam thanks to A & B-segments. Atau dengan kata lain, jualan banyak tapi bo cuan.

Ya karena bo cuan ya gimana mau "guyur" (baca: memanjakan) franchisee nya. Market (udah) gak (sanggup) beli C-segment above ya franchisee ogah wholesale C-segment above, maunya wholesale Brio doang. Ya gak ada duitnya lah wong HPM and any other distributorship / franchisor hidupnya dari wholesales.
Masih bisa gajian saja masih untung. Apalagi Honda ini khan revenue stream nya memang mainly dari jualan mobil domestic Indonesia saja (tidak export, kalaupun ada on a very insignificant volume).

Lha franchisee khan (technically) orang kaya, lebih kaya dari executives HPM, punya tanah, punya toko, punya (akses ngutang) dana di bank, dll. Lha ya mereka bisa sesuka hati dong pilih franchise apa yang nguntungin mereka. Saat ini yang lagi getol guyur2 ya Zhonghuans – yang ini memang lagi “agak-royal-banget” because of gov’t chipping into the pot also. Also, them zhonghuans kadang tidak nuntut banyak hal aneh2 (re: branding standards, corp. identity, dll barang mahal yang urusannya branding) – lu yang penting ada toko hayuk boleh jualan langsung, dapet instant credit limit buat wholesale stock 3 bulan (kadang malah zero upfront – khas dagang nya orang Cina yang punya toko distributor, kalo udah kenal sama pedagang ecerannya – read: reputable, lu boleh ambil barang dulu aja bayar nanti). Makanya lagi rame soal zhonghuans slashing their MSRP, ya franchisee nya gak rugi wong gue gak keluar duit (banyak) buat belanja stock – yang nanggung loss khan si franchisor (baca: pemerintah negaranya), paling banter gue digampar sama customer yang udah beli full-price, ini mah pasang muka tebal saja sudah beres.

Berapa banyak sih franchisee yang punya pola pikir "pejah gesang nderek honda (or any other legacy brands)" apalagi kebanyakan sudah turun ke 2nd gen / 3rd gen owners, lha mana ada yang peduli wong kebanyakan nyetir manual aja gak bisa boro2 bongkar / utak atik mobil. Romansa masa lalu ya hanya yang 1st gen owners dan semuanya sudah jadi "chair-man" alias duduk saja di kursi itung2 disambi nulis wasiat biar minimal gak pada ribut begitu nanti saatnya tiba untuk berubah wujud.

Jangan kira ini cuma terjadi di Honda saja, ada banyak juga kok dealer Toyota tutup, Daihatsu tutup, Mitsubishi tutup, Nissan tutup, Hyundai tutup, Mercs tutup, BMW tutup, VW tutup, Stellantis tutup, ganti sama Zhonghuans I cannot event pronounce the name correctly. Dan ini juga terjadi di hampir semua market di dunia (except maybe US & Canada, for now at least).

Profit-generating models itu tidak serta-merta yang mahal2 doang. Most profit came from models which are: (a) expensive / premium (b) very-very old platform still being used a.k.a zombie (c) cheap-locally R&D / cheap-3rd party R&D,
Toyota (masih) hidup karena ada A dan C (baca daihatsu).
Daihatsu (masih) hidup karena jadi C nya Toyota.
Mitsubishi (masih) hidup karena B (baca elsapek & umplung)
Mazda distributorship (masih) hidup karena A.
Dan sebagainya.

Honda? Ya sekarang ini Cuma hidup dari C.
Untuk bisa kembali ke kejayaan Honda dengan Cuma ngandelin C, ya kue A segment harus jadi punya honda semua, gak boleh ada aiyaaa sigra yalla yalla nya hasil karya si modiste nya Toyota masih jualan. Mana mungkin?

Honestly, kalau honda masih berpikir their current & future customers care about cars, driving dynamics, kebut-kebutan, ya semoga selamat di kehidupan berikutnya.
Sad truth but face it we’re dinosaurs; we’re about to extinct. Our children, grandchildren, next gens they don’t (won’t) give a sheet about cars. ☹

sad but true sih om. ini bahkan dialami oleh mayoritas legacy automakers di segala benua. makanya europe-USA pasang kuda-kuda karena cara dagangnya china bener-bener bikin dealership chains berpikir ulang. nggak kaget juga kalo kayak di surabaya (sarangnya crazy rich) dealership chains cepet banget shifting ke brand china. di sini aja main dealer H udah mulai pegang merek china, salesnya jualan bawa nama dealership chainnya.

suka nggak suka cars are being more and more like... disposable appliances. metrik kayak 2nd market value pun sekarang udah gak relevan karena lower demand for cars. dan sekarang sebagian yang memilih buat keep their old cars karena beli zhonghuans nggak yakin sama mereknya dan setelah lihat barangnya lebih nggak yakin lagi, mobil yang sekarang nggak rusak buat apa diganti. anak-anaknya ya udah males pake mobil kemana-mana bisa order taxi services.

kmaren bahkan dengerin bennix soal H-D yang menuju kolaps karena mayoritas loyalisnya orang tua. motor H-D loh. anak sekarang nggak relate naik motor berat berisik panas gitu. belum blundernya malah jualan motor listrik.

metrik resale value akan lebih relevan di lower segment yang mana ini segmen mobil-mobil rental dan taksi online yang kalo udah bekas juga dibuang ke luar daerah jadi omprengan dgn harga murah dan perbaikan mekanikal serba akal-akalan. yang menguasai kue di sini udah jelas grup yang mana.

tepat kalo disebut auto industry winter. semua merek di segala benua mengalami penurunan. dan lagi sibuk berlindung / cari bekingan pemerintah buat lindungi industri mereka.

makanya saya nggak akan bilang HRV hybrid itu "tobat" atau "gak jual kemahalan". kalo udah tau gimana cara jualannya china, berapa besar incentives yang dikasih, jangan kaget sebesar apapun legacy automaker akan runtuh karena pasti ujungnya perang harga, ini bahkan udah terjadi di sesama pabrikan china. perang harga = quality dikorbankan. china diuntungkan karena bar untuk quality barang china selama ini emang low, isu soal defect mobil china itu gak serame kalo honda kaki kakinya cepet kena. japs dan europe kan selama ini fanatik dengan quality.

japan/europe nggak punya capital segede china yang bikin sekelas donal bebek panik. mau kasih incentives tetep aja kalah. surviving aja udah bagus buat legacy automakers.

[darrelund]

makanya saya nggak akan bilang HRV hybrid itu "tobat" atau "gak jual kemahalan". kalo udah tau gimana cara jualannya china, berapa besar incentives yang dikasih, jangan kaget sebesar apapun legacy automaker akan runtuh karena pasti ujungnya perang harga, ini bahkan udah terjadi di sesama pabrikan china. perang harga = quality dikorbankan. china diuntungkan karena bar untuk quality barang china selama ini emang low, isu soal defect mobil china itu gak serame kalo honda kaki kakinya cepet kena. japs dan europe kan selama ini fanatik dengan quality.

japan/europe nggak punya capital segede china yang bikin sekelas donal bebek panik. mau kasih incentives tetep aja kalah. surviving aja udah bagus buat legacy automakers.

tiap brand japan klo oe liat skrg punya tendensi buat pertahanin existing "real" customer mrk dibanding new customer/ kompor onlen, krn preferencenya beda

makanya jadi tanda tanya macem honda arahnya mau kemana, krn kubu toyodai-maz-subie udah jelas customernya mau apa dan mrk cater kesitu, terutama toyo-maz belakangan ini lincah bener lgsg mepet pasang kaki kaki di china

tinggal mrk pinter" aja nangkep sentimen customernya gimana

klo oe jadi legacy automaker mah, itu barang china yg siap bikin RHD kit ud oe jualin ke ASEAN dari kemarin, geopolitik aman, reg & compliance jg ga ketat, + banyak dukungan wumao

[mobilover]

Akhirnya pada sadar kan haha. Dulu banyak yg pandang sebelah mata sama brand china. Katanya gak mgkn ngalahin brand jepang. Brand china kualitas jelek, gampang rusak, dll. Pada akhirnya bukan hanya kualitas produk yg menentukan, tp kuat modal untuk support dealership network, marketing promosi, diskon dll juga penting.

Ditambah produk jepang yg udah kemahalan jaman skrg, produk china masuk ngisi celah harga yg yg ditinggal kosong sm produk jepang. Kalau jepang gak berbenah yah mereka akan makin melorot market sharenya digerus merek china.

Kuncinya ada di pameran GIIAS bulan depan. Apakah merek jepang bisa launching produk yg menarik di harga yg terjangkau di kalangan rakyat indo? Atau china lagi yg bikin kaget dgn produk murah fitur berlimpah design mewah macam chery tiggo 8 phev, byd seagull, dll

[Suryaputra]

Akhirnya pada sadar kan haha. Dulu banyak yg pandang sebelah mata sama brand china. Katanya gak mgkn ngalahin brand jepang. Brand china kualitas jelek, gampang rusak, dll. Pada akhirnya bukan hanya kualitas produk yg menentukan, tp kuat modal untuk support dealership network, marketing promosi, diskon dll juga penting.

Ditambah produk jepang yg udah kemahalan jaman skrg, produk china masuk ngisi celah harga yg yg ditinggal kosong sm produk jepang. Kalau jepang gak berbenah yah mereka akan makin melorot market sharenya digerus merek china.

Kuncinya ada di pameran GIIAS bulan depan. Apakah merek jepang bisa launching produk yg menarik di harga yg terjangkau di kalangan rakyat indo? Atau china lagi yg bikin kaget dgn produk murah fitur berlimpah design mewah macam chery tiggo 8 phev, byd seagull, dll

Sustain ap nggaknya. Waktu yg bs jawab

Krn reliability terbukti di thn ke 10, customer nya udh kebentuk, pemakaian dah di atas 5 thn plus.

[X252]

Sebenernya dealer itu apa ambil untung dari penjualan luar pulau jawa ya? selisih harga di OTR jakarta sama di Kalimantan lumayan nih.

[kenop]

Sebenernya dealer itu apa ambil untung dari penjualan luar pulau jawa ya? selisih harga di OTR jakarta sama di Kalimantan lumayan nih.

Biaya kirim mungkin?

[Jenson]

Tadi mampir k mall, nemu salah satu sales ahond dia blg ada bisikan stepwgn d bawah 600. Skitar 500 gendut. Menariknsih pricingnya buat nyolong kue voxy serena zenix