Mazda CX-3 saya sudah masuk tahun ke 6 dan terbesit untuk ganti mobil baru. Si Mazda ga ngadat atau apapun dan harus diakuin mobil-nya badak juga ga prnh jajan aneh", paling hanya ganti bearing roda belakang. Kaki-kaki dan rack steer mulai lemah tapi ga glodokan gimana. Puas banget pake Mazda, cuman karena banyaq EV berkeliaran dan sebagai early adaptor untuk brand BYD di Indonesia, gambling namun akhirnya nekad memutuskan ambil BYD Dolphin long range di GIIAS 2024 dan inden 3 bulan, sudah dipakai sekitar 6 bulan sekarang dan memang prefer mobil compact size untuk dalam kota yang padat.Pugman wrote: Mon Apr 14, 2025 9:01 Halo suhu-suhu sekalian. Sudah lama neh saya tidak post, hanya sekedar baca-baca disini.
Mohon maaf, kali ini mau minta pendapat suhu-suhu lagi untuk mobil incaran saya.
Prolog
Jadi sekarang di rumah saya masih ada Mazda 8 yang dari dulu masih saya pelihara dan Peugeot 308 turbo. Tadinya, mau hunting EV untuk operasional, Mazda 8 buat luar kota dan 308 mobil buat di oprek..alias mobil bahan..
![]()
Tapi sepertinya Ibu Negara tidak setuju, minta salah satu di lego. Dari sekian banyak Opsi, mengerucutlah 2 pilihan seperti Judul di atas. Ya kategorinya adalah EV harga under 400 atau lebih dikit any model, any brand dengan range 400km atau lebih. Kalau mobil ICE itu saya tidak pernah kepikiran beli mobil baru, tapi untuk EV pendapat saya justru sebaliknya, harus mobil baru. Faktornya ya karena baterainya itu.
Kalau ambil MG 4 artinya 308 saya jual, kalau ambil M6 maka Mazda 8 yang saya jual. Kebetulan yang sudah saya TD adalah MG 4, renaca kedepan mau TD M6 atau Dolphin.
Untuk MG4 impresi saya sangat positif, ini pendapat saya jika dibandingkan dengan 308. Akselerasi instan MG4 pernah coba sampai hampir 100kpj. Sebagai pembanding, 308 itu akselerasi kalau sudah dapat boost juga lumayan kuat, tapi MG 4 ini terasa lebih ngejambak khas EV, cukup bisa bikin badan ketarik kedalam Jok. Handling tidak setajam 308 tetapi masih sangat bagus dan bantingan suspensi lebih empuk MG4, agak mirip CX-30.
Rem 308 masih lebih bagus, tapi MG4 juga sudah cukup buat saya. Hard braking tidak membuat badan terdorong kedepan.
Ini beberapa poin lain
- Kekedapan kabin 308 sedikit lebih baik.
- Kontur Jok sama bagusnya dengan 308 dalam menopang punggung, untuk Jok belakang belum coba saat jalan.
- Fitur-fitur ADAS dan regenerative braking dll tidak saya coba,
- Kualitas sound so-so, so far HU bawaan audio terbaik masih Mazda 8 di pengalaman saya.
- Kamera 360 cukup Ok
- Topspeed kata salesnya sekitar 169kpj, 308 saya pernah sekitar 205kpj. Ini bisa di unlock ga ya? Hehehe...
Nah untuk BYD M6 masih tanda tanya untuk saya, menurut suhu apakah M6 bisa senyaman 8? Meski tampangnya biasa saja, Alasan saya masih mempertahankan 8 sampai hari ini adalah karena memang mobil ini sangat abuse able.. ga kalah bandel dari Innova, nyaman, lega dan masih punya banyak cukup ruang bagasi.
- Ban bawaan mobil test drive bagus, sudah pakai Continental UC7, entah unit untuk konsumen..
Yang paling penting punya handling mumpuni dan tenaga lebih untuk ngecengin LSUV dan LMPV.. hehe..
Meski FWD, Mazda 8 juga terbukti kuat menanjak diberbagai jalur pegunungan meski full load setidaknya daerah pegunungan di pulau jawa.
Sekilas, kedua mobil di atas itu pakai baterai LFP. Untuk MG baterai bisa diganti cell-nya menurut info sales, meski Entah berapa harga dan biaya tapi setidaknya jadi nilai plus buat saya.
Nah dari 2 opsi, mana yang lebih worth it?
![]()
Atas pendapat suhu sekalian, saya ucapkan terima kasih.
Pertimbangan lain
- Chery Omoda 5 EV
- BYD Dolphin/Atto 3 standar
- Hyundai Kona EV
- Wuling Cloud EV
Ada opsi lain di harga 400, bisa di infokan juga ya..
Jujur lumayan diluar ekspektasi mobilnya, nyaman (suspensi belakang independen utk long range), kedap, kenceng, BQ interior bagus ga ada rattle, kaki-kaki juga senyap, legaaa ruang kaki belakang, bener-bener all around banget mobilnya utk kebutuhan saya. Designnya juga lucu tapi ga terlalu furturistik, mengingatkan dengan Honda Jazz yang depannya pesek. Kontur jok BYD yg bucket seat (kecuali M6), nyaman banget ngikutin kontur punggung orang asia, jadi berasa pas dan ga bikin pegel. Fiturnya berlimpah dan sensor ADAS nya ga terlalu berisik, saking antengnya itu blind spot ga ada suaranya, paling lampu kedap kedip aja kl ada objek dr samping belakang. Sensornya akan mulai berisik ketika objeknya sudah sangat dekat which is good and bad in certain situation.
Pernah iseng juga ukur ketebalan cat pake alat punya teman dan ternyata tebal juga rata-rata di angka 0.18 - 0.20. Di mobil jepang paling sekitar 0.13 - 0.15 utk di range harga tersebut tp tergantung jenis mobilnya juga.
Sebelum memutuskan ambil BYD Dolphin, sempat melihat beberapa opsi seperti Omoda EV entry level, AION Y, Hyundai Kona, balik lagi feeling nyantol di BYD dengan semua kualitas dan fitur yang didapat.
MG4 EV bagus juga design exteriornya, cuman ketika mau masuk duduk ke dalam, gap dr still plate dalem sampe ke ujung body samping luar (kyk ada side skirt nonjol) lebar banget dan harus agak ngengkang kl mau masuk ke mobil, ini sangat annoying buat saya, design interior juga terlihat plain banget. Mobilnya memang kencang dan nikmat utk dibawa, cuman saya tidak suka ngebut kenceng, toh jalanan jakarta padat dan byq speed cam di tol. Balik lagi ini selera dan setiap orang punya feeling berbeda.
Bagaimana rasa berkendara BYD Dolphin jika dibandingkan dengan Mazda CX-3? tentu saja tidak senikmat mazda dimana terasa artificial dengan feedback setir yang tidak tajam, cuman ketika switch langsung bawa Dolphin, no compain at all. Mungkin krn mobilnya nyaman dan masih forgiving rasa berkendara-nya, suspensi Independent juga salah satu pengaruh penting.
Apakah menyesal pakai EV dan mobilnya? Tentu saja tidak, tapi dengan catatan jangan mikir resale value yang masih grey area sampe sekarang. Sukur-sukur nanti dijual masih ada harga yang lumayan. Charger hanya di rumah dan sangat menghindari fast charging untuk menjaga battery health nya jangka panjang. Charge mobil juga diusahakan harus full, jangan charge 2-3 jam cabut karena setelah beberapa minggu di layar spedometer akan kluar notif battery tidak balance dan minta di charge full.
Downside-nya;
- Pilar A tebal dan blind spot-nya lumayan banyak walaupun kaca lebar. Mazda CX-3 yang ukuran kaca lbh kecil tapi lbh minim blindpsot.
- Kualitas Audio mobil China ntah knapa suaranya ga bulet dan konsisten walaupun yg branded skalipun. Ga padat
- Jendela tetap bisa dibuka walaupun sudah di lock, ternyata ini hanya untuk kaca penumpang blakang saja yg di lock
- Blind spot-nya ga ada suara ketika ada objek dr samping, hanya lampu kedap kedip di spion. Ini sudah dikonsultasikan dengan teknisi ketika service pertama dan memang belum ada settingan tsb
Semoga membantu short review dari saya.