wah saya relate banget om. keluarga saya ada 1 rumah di cluster, beli 10 tahun lalu dari baru. skrng mau dijual harga sama pun susah. developernya buka cluster baru terus dengan promo ini itu. DP bisa cicil, cicilan panjang, dll. sekarang disewain juga cuma dapet 2.5% per tahun dari harga rumahnya.AbdulHakim wrote: Wed Oct 09, 2024 1:56 betul ini, kondisi harga rumah yang dibeli tahun 10 tahun lalu, lalu skrg dijual dengan harga sama pun ga laku-laku, berarti (maaf) [cencored] itu yang bilang property adalah investasi.
kalo invest di tanah, saya setuju. Meski tanah ini lebih memusingkan karena sering diklaim orang (sertifikat ganda), diduduki orang secara liar awalnya gubuk lalu lama-lama permanen, dijadikan tempat pembuangan sampah liar, namanya aja negeri konoha, hukum rimba, siapa yang tega dia yang berjaya.
ada juga 1 rumah kosong (bukan di cluster), udah kosong dan mau dijual. di depannya jadi ada buka warung dan makin lama makin gede, sampe ke halaman rumah. mau diusir susah. untung akhirnya terjual dan yang beli mau ngusir warungnya.
1 case lagi yang saya amati di perumahan besar (kebetulan ada proyek di sana, jadi sering mondar mandir), ga lama setelah serah terima, separo rumah di cluster itu pasang plang dijual/disewa. artinya separo yg beli itu spekulan. ada temen tinggal di salah satu cluster tsb, udah serah terima 1 tahunan, di deretan rumah dia cuma dia sendiri yang ninggalin, sisanya kosong.
sepertinya buat orang awam, investasi rumah/tanah itu udah ga sebaik dulu lagi. cenderung bikin duit stuck dan ga nambah signifikan valuenya. beda cerita kalo developer yang invest tanah, mereka bisa beli tanah di pinggir2 dan ditahan 10-20 tahun, baru dikembangin.