Hunting
Sebenarnya yang awalnya suka dengan mobil ini adalah bokap. Sekitar 2018/2019, dia awalnya mau cari mobil untuk niaga. Awalnya kepincut mau beli Evalia. Sudah sempat mau menemui pemiliknya. Tapi karena pas waktu itu pemiliknya ga di tempat, akhirnya dia memilih Luxio.
Selang 2023, dan karena sudah mau nikah, diputuskan untuk beli mobil dengan budget 80-an juta (exclude perbaikan dan jajan sana sini). Awalnya kepikiran untuk beli antara GranLiv, Yaris, dan Altis, tapi susah untuk mencari unit yang relatif segar. Setelah lihat dari O*X, ada yang menawarkan unit ini. Bokap kemudian menyarankan untuk beli mobil yang lebih besar, agar ga kerepotan kalo nanti punya anak (walaupun sebenarnya crossover/small SUV harusnya cukup sih). Jadilah hunting antara Serena dan Evalia (kenapa banyak Nissan? saya juga bingung).
Sempat lihat Serena C24 di salah satu bursa mobil bekas, kondisi oke, tapi harganya kurang menarik dan boros. Akhirnya di-skip dulu.
Saat jalan ke bursa mobil bekas yang lain, coba lihat GranLiv, tapi kondisinya ga ada yang bagus (mengenaskan semua). Buka harga juga out-of-budget. Coba lihat akhirnya ketemulah neng Eva ini. Setelah tawar-menawar, akhirnya dibungkus dengan harga 86.
Plus
- Sangat spacious. Dari bagasi hingga ke penumpang depan, mobilnya rata dengan lantai. Sempat bawa dispenser berdiri dengan ini, muat berdiri. Di FB malah sempat lihat orang masukin NMax dalam mobil ini. Dulu bawa 5 orang untuk photoshoot + berbagai dress untuk prewed, tidak ada masalah (walaupun kalo pake AvXen juga bakal ga ada issue)
- Jarak ke tanah (ground clearance) relatif rendah. Kalo mau naikin barang oke banget.
- Harga mobil relatif murah. Posisi mobil ini sebenarnya di antara AvXen dan Luxio. Tapi, kalo dibanding dengan lawannya yang di tahun serupa, mobilnya masih lebih murah. Evalia XV di sekitar 75-90 jt, sementara AvXen dan Luxio setara harga 100an kecil. Bingung sih kenapa dulu ATPMnya mau nyoba nyandingin mobil ini dengan Innova. Yang sebanding secara harga mungkin APV, tapi mobil itu fiturnya jauh di bawah mobil ini.
- Build quality relatif baik. Body terasa lebih solid ketimbang rekan-rekan sejawatnya. Peredaman lebih baik dari merek H tegak. Suara motor masih masuk kabin, tapi peredamannya termasuk cukup.
- Baik untuk cruising. Mobil ini termasuk stabil pas di 120km/h. Bisa digeber sampe 140km/h dengan sedikit getaran. Pastinya tidak senyaman Xpander (untuk kecepatan segitu), tapi karena bodynya juga lebih besar, ya bisa dimaklumi.
- (khusus trim XV) Fitur sudah lengkap. Keyless, kamera belakang, sensor parkir, ABS + BA, Double Blower, Airbag (sayangnya cuma 1 untuk supir)
- Tenaga agak kurang. Mesin dan body kayaknya kurang seimbang. Kalo nanjak ke tempat yang terjal bakal butuh pake momentum atau zig-zag. Ngeden kalo lagi diajak nanjak berat. Kemarin baru saja dibawa ke daerah Curug Leuwi Hejo, Sentul. Mobilnya bisa nanjak, tapi ada momen-momen mengkhawatirkan (takut ga bisa naik).
- Power band dan transmisi mobilnya agak ga nyambung sama peruntukan mobilnya. Mobil ini lebih cocok untuk dalam kota, tapi peak powernya baru keluar ketika RPM tinggi (3500-4000an). Plus, sepertinya gear rationya ga sependek Grand Livina. Jadinya, mobil ini enak untuk cruising ke luar kota, tapi ga enak kalo diajak sruntulan di tengah-tengah Jakarta (perlu lebih kalem).
- Boros. Di rute macet-macetan dalam kota Jakarta, BBM rata-rata sekitar 1:8-10 dengan RON 90/RON 92 (subsidi dan non-subsidi). Pake RON 98 ada sedikit peningkatan, tapi tetap saja ga terlalu signifikan perubahannya. Luar kota bisa mencapai 1:13-15, selama lancar.
- Posisi double blower ga umum. Aneh aja double blowernya di kanan, bukan di atas. jadi kalo naikin penumpang di baris ketiga, yang ada di kanan akan kedinginan.
- Ngelitik. Mesin HR15DE terkenal dengan ngelitiknya, apalagi kalo dikasih RON 90, baik yang subsidi maupun non subsidi. Solusi paling oke ya pake RON 92 + sesekali digeber buat ngerontokin kerak karbon dalam mesin. Pastikan juga busi & koil dalam keadaan baik, serta pakai oli yang sesuai spek (sekarang pake 5W-30).
- Interior sangat barebones. Karena ambil versi 2012 (batch awal), mobilnya minim sekali untuk segmen interior. Tidak ada vanity mirror baik driver maupun penumpang, cuma ada LED di tengah (agak redup pula), tidak ada lampu sisi driver/penumpang (cuma ada 1 di tengah, di posisi dekat monitor), ruang tengah driver kosong melompong (ga ada console box), dan storage bagian penumpang depan tidak diberi penutup. Ada sedikit perbaikan di versi facelift 2014 untuk bagian interior, tapi tetap saja kurang.
- Kursi tebal, tapi kurang ergonomis. Kalo nyetir lama bakal capek.
- Stir kurang enak. Ada tilt adjustment, tapi pengaturannya akan membuat perlu mengorbankan salah satu antara driving position dan visibility ke instrument cluster. Kalo dipentok ke bawah, driving position lebih enak, tapi sebagian instrument cluster jadi kurang kelihatan, khususnya kamera mundur (akan dibahas di poin berikutnya)
- Instrument cluster aneh. Kalo dibandingkan dengan Luxio, lebih enak lihat speedometernya (lengkap, konvensional). Ada layar TFT kecil di sebelah kanan yang multifungsi (tachometer, fuel economy, odometer, trip meter), tapi kamera belakang yang dicolok ke sana membuat mobil ini terasa aneh.
- Sparepart lebih mahal dibanding merek sebelah. Akan kelihatan nanti di history jajan.