Waktu pertama Mitsubishi memperkenalkan XFC-concept, jujur kening saya agak berkerut, nggak telat nih Mitsubishi? Karena pasar ini udah lumayan sesak apalagi pemain mayoritasnya udah brand established seperti Toyota dengan Yaris Cross, dan Honda tentu saja yang jadi raja SUV kompak dengan HR-V. Kehadiran keduanya saja sukses membuat Hyundai Creta mulai nggak keliatan. Lalu Suzuki saja harus berusaha keras jualan Grand Vitara karena sudah dikuasai marketnya oleh 2 pabrikan besar ini. Belum pemain baru seperti Wuling Alvez dan Chery Omoda5 yang makin nggak bisa dianggep remeh.

XFC concept
Kemunculan versi produksinya - bernama XFORCE di GIIAS Jakarta lalu pun animonya tak terlalu kuat - setidaknya nggak sekuat Xpander di awal kemunculannya. Sebegitunya sampai MMKSI sepertinya galau menentukan harga jual dan equipment dari XFORCE, serta jarak antara perkenalan dengan rilis resminya yang terlalu jauh, di saat pabrikan lain seperti kejar tayang untuk memperkenalkan produk - produk terbarunya.
Belum lagi spek teknis yang salam satu mesin dan transmisi dengan Xpander : 4A91 104PS + CVT, dan tidak adanya ADAS membuat makin tidak seksinya mobil ini on-paper.
Tapi di GIIAS Semarang kemarin, akhirnya mobil ini unjuk gigi juga. Yang lucu adalah booth Mitsubishi seakan seperti hanya mau menggunakan ini untuk memperkenalkan XFORCE karena hanya memajang XFORCE saja di booth nya - yang kecil. Unit yang dipajang adalah XFORCE Exceed dan Ultimate. Bahkan hype nya di pameran ini pun sangat sedikit. Unit test drive XFORCE nggak terlalu sering wara-wiri dibanding unit lain padahal mereka bawa 2 unit.
Tapi sekali lagi prinsip saya sebagai car enthusiast : seeing is believing. Saya nggak akan pernah berpegang pada hujatan netijen yang bahkan nyetir aja masih plegag-plegug atau review video yang kebanyakan sponsornya daripada reviewnya.
Akhirnya saya bersama fellow SMer @mike22 , mencoba mobil ini.
It all depends on the colour choice...
Secara model, Mitsubishi memilih melakukan variasi di lampu depan dan belakang yang mana ini juga mereka lakukan di Xpander dan jadi trendsetter. Hal bagus yang diadopsi dari mobil konsep XFC.
Sayangnya menurut saya yang bagus dari mobil ini hanya lampunya yang ala mobil konsep. Ujungnya lampu nya seperti tempelan aksesoris yang dipasang di kit car - seperti Hyundai Creta yang dikasih lampu dari XFC Concept walau bagian sampingnya imo lebih bisa dicerna daripada Creta. Ini karena Mitsubishi bersikeras ingin buat mobil ini terluas di kelasnya sehingga roofline nya malah dibuat rata begitu - akan dijabarkan di bagian interior nanti.
Lalu soal pemilihan warna… Dari semua warna yang diberikan Mitsubishi untuk XFORCE, nggak ada warna bagus selain silver. Hitamnya memberi kesan seperti Mazda warna hitam - lekukan body nya justru jadi samar. Putihnya juga nggak terlalu bagus, agak seperti pearl white tapi nanggung. Ujungnya mobil ini seperti Xpander, hanya warna silver agak gelap yang bikin kesan futuristisnya makin keliatan.
Yang rada bikin kaget adalah pemilihan ban : seri terbaru dari Dunlop , yaitu SP Sportmaxx 060 ukuran 225/50/18. yang mana membuat saya agak expect berlebih soal handling mobil ini. Bahkan Mitsubishi bisa kasih lebar tapak ban dan ban yang lebih proper dari Omoda5 GT. Sebagai perbandingan HR-V dan Yaris Cross pakai Turanza T005A, Creta pakai Goodyear Assurance Triplemax2, Omoda5 pakai GitiComfort, Alvez pakai Greenmax apalah itu nggak jelas.
Yang artinya secara ban saja sudah lebih superior di XFORCE.
Spacious, Comfy, it's Xpander all over again.
*lupa ambil foto daleman, photo by mbah gugel aja ya.
Kesan pertama masuk ke dalam XFORCE adalah : mobil ini luas. Feel kabinnya lebih mirip medium crossover ketimbang compact crossover. Somehow bikin inget luasnya kabin CR-V gen 3, dan saya rasa dari bahan jok dan luasnya kabin saja ini sudah ngerti dimana bagusnya XFORCE.

Trimming interior juga sangat baik walau jujur agak bosen nggak sih, setiap mobil infotainmentnya harus dikasih layar segede gaban gini.
Kenapa nggak foto interiornya? Ya karena saya di mobil ini terpaku pada infotainment systemnya yang menampilkan G-Meter, oil temp, coolant temp, injection, brake, TPMS, accel, vacuum, torque. Di sebuah SUV kompak yang cuma bakal dipakai emak - emak ke pasar atau nonik2 nongkrong cantik. Gimmick yang sungguh menarik dan fungsional. Seperti built-in OBD2 meter. Semoga saja beneran akurat.
Just don't expect much about the performance.
Soal powertrain tentunya powertrain Xpander we all love and hate - 4A91 104PS dengan Jatco CVT.
Sampai kursi pengemudi, cukup terkesima dengan joknya yang empuk, tapi lebih supportive dibanding jok Xpander.
Kesan pertama nyetir mobil ini adalah …. poised. Sangat hening dan nyaman. Nggak salah review - review yang mengatakan kalau NVH nya bagus. Memang sebagus itu. Cocok untuk jadi mobil tourer jarak jauh pasti nyaman sekali. Kalau pernah bawa Xpander, feel nya seperti Xpander diberi peredam tambahan dan ban yang bagus.
Suspensinya ke arah soft, tapi redamannya lebih mature dari Xpander. Ya tentu saja karena nggak lucu kalo sudah repot - repot dikasih ban sebagus ini kalo redaman kaki kakinya masih gradakgrudukgedebakgedebuk kayak Xpander. Saya rasa Mitsubishi juga menambahkan damper di bagian kaki - kaki, dan yang menarik : ini mobil pakai velg 18 inch seperti HR-V SE, tapi bantingannya terasa lebih dewasa.
AYC - active yaw control di mobil ini pun sebenarnya lebih ke untuk membuat penumpang tidak mabok, bukan untuk cornering gila dan menghajar trek rallycross, dipadu rigiditas chassisnya yang baik (bahkan Xpander saja sebenarnya rigiditas chassisnya sudah enak) dan ban SP Sportmaxx 060 yang grippy.
Kalaupun ada kritikan saya buat mobil ini - adalah betapa nggak nyambungnya semua gimmick dengan konsep mobilnya. Mobil ini sebenarnya terlalu banyak gimmick yang memang…. hanya gimmick saja. Misal mode berkendara di WET, GRAVEL, MUD. Mobil ini padahal nggak punya front LSD atau AWD. Lagi - lagi hobi Mitsubishi masih romantisasi masa lalunya dan pakai nama besar Evo untuk jualan produk econobox yang nggak ada hubungannya. Akan lebih kepake kalo dikasih ECO NORMAL SPORT karena pembeli mobil ini mayoritas akan lebih suka KM/Liter numbers ketimbang kelok - kelok di gravel dan tentu saja SPORT mode untuk ngakalin mesinnya yang agak underpower walau biasa di kelas begini useless karena akselerasinya sama-sama aja, tapi minimal lebih relevan dibanding mau “ala-ala rally”.
Saya akan appreciate fitur - fitur tersebut jika mobil ini diberi mesin 1.5L Turbo 4B40 milik Eclipse Cross - tapi mobil ini hanya punya mesin Xpander yang performanya pas - pasan, walau di real world sebenarnya nggak buruk dan response CVTnya bikin mobil ini feeling aktualnya nggak lebih lemot dari Honda HR-V SE. Tapi bahkan di rute test drive yang kosong saja saya struggle kickdown mobil ini untuk sampai 80 - 90 km per jam. Jika mobilnya aja nggak terasa kencang lalu buat apa fitur - fitur tadi?
Ya mungkin nanti paling akan ada XFORCE AP4 supaya makin seksi di marketing kalau “semua mobil Mitsubishi punya darah reli” padahal yang kita sama - sama tau Xpander AP4 saja kaki kakinya dan mesinnya beda total.
Again, Mitsubishi did their research well.
Market Research.
Adalah sesuatu yang gampang - gampang susah di dunia permobilan. Sayangnya banyak pabrikan mobil mungkin tidak terlalu peduli dengan ini, atau market researchnya hanya sebatas millenial dan gen-Z di internet yang disebut "kaum mendang mending". Dan itu nggak salah juga karena akhirnya mobil sekarang jadi punya standar bare minimum yang bagus.
Tapi instead of berpegang pada market research internet, rasanya Mitsubishi lebih fokus ke real-world consumer mereka. Karena yang diberikan Mitsubishi justru sangat on-point, dan saya rasa mereka berkaca dari keberhasilan Xpander yang sampai saat ini masih laku terjual tanpa terlalu banyak gimmick. Formula Xpander : kabin luas, suspensi nyaman, diterapkan di XFORCE.
Hasilnya, sebuah mobil yang mungkin nggak berlebihan kalau lagi - lagi dibilang paling nyaman di kelas ini - walau tentu saja nggak paling kenceng.
Dan meski agak telat masuk ke pasar ini - MMKSI menurut saya cukup bisa mengejar ketinggalan karena XFORCE punya semua amunisinya untuk bertarung, tentu saja mungkin nggak akan bisa nyalip de facto market leader sekarang : HR-V karena lawan terkuat kedua lainnya juga ada Yaris Cross. Tapi cukuplah untuk jadi pertimbangan.
Seriously guys, this car is that good.