Setidaknya itu yang ada di pikiran saya setelah mencoba mobil - mobil China yang existing. Utamanya tentu saja hampir semua produk Wuling. Meski harus diakui Wuling cukup percaya diri dengan selalu menawarkan test drive setiap kali produk barunya muncul. Terlalu banyak tech gimmick yang akan dimakan oleh orang yang nggak terlalu ngerti teknis mobil, tapi refinement nya nol. Bahkan kemarin saya coba Wuling Alvez saja masih berpikir kok ada yah di 2023 mobil seburuk ini.
Lalu di satu waktu muncullah Chery. Lebih tepatnya, Chery “comeback” dari jualan mobil “mainan” ke…. mobil beneran. Jangan tanya "loh kan masih ada MG", karena nggak ada dealer MG di kampung saya, dan saya nggak akan komentar kalau belum coba langsung.
Chery yang sekarang, setidaknya membuat saya “agak” melirik brand China. Mungkin asumsi saya salah, mungkin tidak semua brand China membuat mobilnya untuk laku dijual ke kaum mendang - mending. Karena kalau mau ngomong, Chery termasuk brand China yang bernyali. Spek mobilnya tidak main - main. Di awal perkenalannya saja sudah mengeluarkan Tiggo8 Pro yang bermesin 2 liter turbo. Edan! Dengan main di class CR-V Turbo dan Wuling Almaz tapi menawarkan mesin lebih besar. Ini merek China satu punya “biji” memang.
Harganya pun lebih edan lagi, 550 juta-an saja. Artinya kalau dari bhp per liter saja mobil ini sangat worth it dimiliki.
Tapi kali ini saya tidak mau bahas Tiggo8 Pro. Karena yang mau saya bahas adalah barang aneh lain. Yang bentuknya masih belom masuk selera saya tapi spec-wise agak kurangajar juga : Chery Omoda5.
Omoda5 pertama muncul sebagai compact crossover - ditawarkan dalam powertrain 1.5 Liter Turbo dan transmisi CVT. Harus diakui walau bentuknya sangat trypophobia inducing dan tidak indah secara estetik, ini mobil sukses menjadi backbone penjualan Chery karena kurang moncernya Tiggo7 Pro yang tak ubahnya Tiggo8 dipendekin. Harganya menarik, 300 juta-an saja.
Tidak cukup puas, Chery kembali menawarkan kita dengan sebuah Omoda 5 yang memiliki spesifikasi lebih sangar :
Omoda 5 GT.
Mobil ini entah gimana diberi mesin 100cc lebih besar dengan tenaga 197 PS dan transmisi dual-clutch yang saya rasa model dry-clutch yang rentan kepanasan. Tapi ya set aside soal itu nanti lah akan terbukti waktu pemakaian. Lalu diberi suspensi multi-link belakang instead of torsion beam seperti di Omoda 5 reguler.
Jujur saja, melihat Omoda 5 GT saya agak dejavu dengan Volkswagen Golf TSI-GTI, dan melihat produk - produk Chery yang lain sepertinya Chery strive untuk menjadi Chinese Volkswagen dan menjadikan Volkswagen sebagai benchmark produk - produknya.
Lalu gayung bersambut di GIIAS Semarang, masuk ke booth Chery sales SPV langsung menawarkan untuk test drive. Percaya diri sekali si bapak SPV ini, dan harus saya akui marketing team Chery sangat bagus hospitalitynya. Poin plus sendiri untuk saya consider mobilnya di masa depan.
Ya sudah karena ditawarin kenapa nggak coba saja ya kan.
Inspired by Alien-Fish ?
Jujurnya karena saya tipikal yang liat mobil itu dari modelnya dulu, Omoda 5 dari dulu nggak pernah menarik buat saya. Pertama liat grillnya rasanya nge-trigger trypophobia. Kenapa sih bentuknya harus kayak gitu.
Perbedaan dari Omoda5 RZ dan GT sebenernya logo Chery nya ilang diganti tulisan OMODA gede di di atas kap. Masalahnya sama - sama nggak enak diliat juga liat grill bolong bolong geli begitu.
Dan sepertinya design Omoda5 ini terinspirasi ikan buntal yang mana depannya bulat tapi belakangnya tajem - tajem kayak sirip. Ditambah kalau RZ pakai aksen - aksen merah, GT pakai aksen orange. Yang sama - sama nggak nyambung lebih ke arah norak IMO.
Wheel arch nya berbanding ukuran velgnya juga kesannya kurang lebar. Ban nya ukuran 215/55/18 dan sangat keliatan cungkring. Ban yang digunakan adalah GitiComfort yang mana sebenarnya membuat saya agak bertanya tanya kok bukan pakai ban UHP ? Untuk mobil yang dirancang jadi performance version nya Omoda5.
Identity Crisis ?
Interiornya hmmm… agak mixed feeling.
Sebenarnya secara model dan material saya nggak ada komplen karena untuk harga segini bahan nya cukup premium tentu saja dibanding pesaing se-negaranya : Wuling Almaz.
Masalahnya kokpit seperti ini cocok jika nafas mobilnya adalah grand tourer seperti Tiggo8, auranya relaxing. Nggak mencerminkan SUV kompak dengan 197 hp dan dual-clutch transmission. Oke kalo alasannya mau upmarket, tapi Volkswagen GTI MK7 bisa desain kabin yang lebih simple dengan material yang premium. Begitu pula BMW seri-3.
Desain dash ini juga punya problem dengan posisi nyetirnya yang tenggelam sekali. Mana pengaturan setirnya nggak bisa turun banget dan tidak bisa simetris ke badan. Kenapa Chery, anda kasih sport seat tapi setirnya nggak bisa rendah. Kalo saya harus nyetel duduk tinggi lalu apa pointnya sport seat di mobil ini?
Good thing, sport seatnya diberi pendingin sehingga cocok di udara yang panasnya lagi ngajak berantem belakangan ini.
Jok baris kedua tentu saja kurang nyaman buat saya yang postur kakinya panjang. Agak gantung posisi duduknya.
Impressive Powertrain, but lacks the handling
Lalu ke pengendaraan….

Mesin Omoda5 GT ini berkode SQRF4J16. Lebih mirip nomor mesin daripada kode mesin. 1.6 Liter Turbo GDI dengan tenaga 197 hp @ 5.500 RPM dan torsi 290 Nm dari 2.000 - 4.000 RPM. Dipadu 7-speed dual-clutch transmission.
Nggak seperti produk - produk China yang pernah saya coba sebelumnya, spek ini nggak cuma cantik di paper. Tapi juga di real world mobilnya memang kencang. Baru lurusan pertama saya gas santai aja udah 80. Shifting DSGnya cekatan dan nggak memberi kesan kasar ketika jalan santai. Powerband mesinnya juga padat, mirip mesin VW Golf GTI. Rata, walau untuk penyuka high-revving agak kurang tenaga atasnya.
Lalu kita coba kelok - kelok dengan mobil ini. Chassis mobil surprisingly cukup baik, suspensi belakang multilink memberi feel percaya diri ketika hajar tikungan. Sedikit mengingatkan dengan Civic saya. Walau tentu saja Civic jauh lebih percaya diri ketika ditekuk. Respon steer juga akurat, tidak terlalu banyak jeda ketika dipush. Harus diakui pengendalian mobil ini sangat jempolan. Mungkin paling enak di antara mobil under 500 juta lain. Ya lagi - lagi, siapa bilang suspensi belakang independent nggak penting?
Semua sepertinya perfect. Ini mobil murah. Pengendalian enak, powernya ada, transmisinya seamless. Nggak ada yang salah. Tapi entah saya yang berharap lebih atau memang ada beberapa sektor yang kurang fine-tuning, beberapa hal penting feels off buat saya.
Pertama setirnya walau akurat tapi feelingnya vague sekali. Keterlaluan ringannya terutama di kecepatan rendah. Mirip sekali dengan feel setir di Nissan Grand Livina. Saya nggak akan protes jika ini Omoda5 yang reguler atau bahkan Wuling. Masalahnya sama sekali nggak menggambarkan mobil dengan double-clutch gearbox dan 197PS. Pembeli mobil dengan spek begini hampir pasti berharap steering yang perfectly weighted, yang sayangnya bahkan di kecepatan tinggi pun saya nggak merasa mobil ini kasih feedback lebih.
Kedua sektor suspensi dan ban. Penggunaan ban GitiComfort dan tapak yang hanya 215, sidewall flex nya terasa sekali ketika menikung berakibat ke agak understeer mobilnya. Lalu suspension setting buat saya agak terlalu soft. Jadi walau mobilnya pede ditekuk tapi rasanya nggak lincah bawa mobil ini. Bawa Omoda5 itu rasanya seperti bawa mobil besar. Feelnya hampir mirip Mitsubishi yang sasisnya kaku tapi suspensinya kelewat empuk seperti Xforce yang baru saya coba sehari sebelumnya.
Ketiga saya nggak tau apakah transmisinya kepanasan atau memang gini karena sepulang dari test drive dan dibejek-bejek, kok rasanya transmisi jadi agak jerky berlebih di kecepatan rendah.
OK, lalu muncul pertanyaan besar di kepala : arti GT di mobil ini tuh apa ? Grand Tourer ? Jika mobil ini intended untuk perjalanan jauh, masalahnya duduk baris keduanya saja tidak nyaman. Tapi jika dibilang mau jadi “hot-crossover”, handlingnya lebih mirip mobil besar.
Ujungnya : bingung.
Rather Confusing but an OK car overall.
Nggak ada yang salah dari mobil ini… but it just feels not right either.
Buat saya Chery berusaha keras. Mungkin terlalu keras untuk meyakinkan orang bahwa ia bisa membuat Volkswagen GTI on a budget. Mereka memasukkan segala yang mereka bisa buat ke dalam bungkus Omoda5. Mewah iya, nyaman iya, tapi akhirnya jadi mobil yang membingungkan secara karakter. Karena kalau saya mau mobil tourer, ya saya akan beli Tiggo8 yang luas, atau ngapain habisin uang lebih jika Omoda5 RZ lebih nyaman dengan transmisi CVT.
Tapi saya nggak akan terlalu banyak protes soal mobil ini. Saya akan beri benefit of the doubt bagi merek yang baru berkembang ini.
450 juta on the road dengan segala package penjualan yang menarik. Saya rasa akan banyak yang beli. Minimal jadi primadona pameran massal karena datanya membuktikan demikian.
Omoda5 GT terkesan seperti produk yang half-baked, tapi buat saya Chery sudah on the di arah yang benar untuk membuktikan bahwa produk China bisa bagus dan nggak cuma didesain untuk laku banyak.
Tinggal tunggu waktu saja mereka nanti berani bajak engineer BMW M untuk fine-tuning sektor steering dan kaki-kaki.