R tidak menjalani kehidupan layaknya anak orang kaya pada umumnya.. R harus mencuci bajunya sendiri.. menyetrika bajunya sendiri, menyapu, mengepel kamarnya sendiri.. ibu R menganut prinsip “gara gara nila setitik, rusak susu sebelanga” ..misalnya kalau R 100 kali mencuci piring makan sekeluarga, sekali saja R tidak mencuci piring makan akan dikatakan R anak tidak berbakti dan anak tidak tahu diri serta hanya tau menumpang hidup.. R dibatasi pergaulannya oleh ibunya dan selalu dimarahi, diceramahi, dibentak, dipukul karena alasan sepele.. misalnya saat SD, R tidak menghabiskan minuman dari botol Tupperware, akhirnya R dihukum berdiri tidak boleh masuk rumah selama 1 jam.. begitu masuk rumah dibentak bentak dulu dengan mata melotot selama beberapa jam dan disuruh berlutut dan bersumpah untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi.. R hanya bisa berinteraksi dengan teman temannya di sekolah dan tempat kursus.. Tidak boleh sekedar hang out ke mall atau main ke rumah teman.. Didukung oleh kepribadian R yang berbakti dan introvert, R pun mengikuti arahan ibunya.. Hal ini berlanjut sampai R lulus SMA.. saat R kuliah juga sama, ibu R selalu mau antar jemput R dari tempat kuliahnya selama 4 tahun sampai R menamatkan studinya.. ibu R tidak membiarkan R hang out bersama teman kuliahnya layaknya anak seusia R.. lagi lagi R yang introvert juga tidak masalah dengan kemauan ibunya.. Berbagai hal konyol tapi nyata terjadi dalam kehidupan R.. R selalu diceramahi, dibentak, dimarahi, dipukul tanpa alasan jelas.. contoh lain : rumah R mempunyai 4 kamar mandi dan 4 wastafel.. tapi oleh ibu R cuma 1 kamar mandi lantai bawah yang boleh dipakai.. alasannya supaya kalau mau sikat/bersihkan kamar mandi cukup 1 saja.. wastafel yang boleh dipakai cuma 1 (juga yang di lantai bawah) yaitu wastafel cuci piring merangkap wastafel cuci gigi merangkap wastafel cuci tangan.. alasannya sama yaitu supaya kalau mau bersihkan cukup 1 saja.. jadi pas sekali ada kejadian kamar mandi lagi dipakai ayah R mandi.. wastafel lagi dipakai ibu R untuk mencuci ikan yang baru dibeli dari pasar.. jadi R yang baru selesai membuang sampah makanan “khilaf” dan mencuci tangan di wastafel lantai 2.. dengan telinga super sensitifnya, ibu R berteriak kepada R kenapa dia berani membantah perintahnya untuk tidak memakai wastafel lantai 2.. dengan mata melotot seperti mau melompat keluar dan tangan yang menunjuk nunjuk R, ibu R membentak dan memarahi R seolah olah R baru saja melakukan kesalahan yang sangat fatal.. Ibu R bereaksi seolah olah dunia mau kiamat dan menangis histeris.. ibu R menyuruh anaknya berlutut dan bersumpah supaya tidak boleh membuka wastafel lantai 2 lagi..R sering diancam disuruh keluar dari rumah kalau tidak mau mendengarkan ucapannya.. ibu R melakukan sesuatu dengan menganggap dirinya adalah seorang diktator.. komunikasi selalu satu arah.. egois, mau menang sendiri, tetapi merasa paling teraniaya.. ayah R kadang menginterupsi tapi malah ibu R juga cari gara gara dengan suaminya..
ibu R juga masternya dalam “playing victim”.. ketika Ibu R memukul R dan suaminya, kadang reflek R dan suaminya menangkis pukulan tersebut.. namun itu malah dikategorikan sebagai R dan suaminya yang “memukul”.. jadi ketika Ibu R sedang memarahi R, selalu keluar kata kata “mana ada anak yang memukul ibunya” .. padahal R hanya menangkis karena tidak tahan dipukul.. ibu R selalu bilang kalau dirinya adalah sosok wanita yang lemah.. memangnya kalo teriak teriak , membentak, dan memukul bisa dikategorikan lemah? Mental R sudah hancur sehancur hancurnya saat itu.. usia remaja R tapi diperlakukan dengan tidak semestinya .. R juga tidak boleh punya pendapat sendiri.. R juga tidak boleh bertanya alasan ibunya melarang ini itu dengan alasan yang ngawur.. pernah suatu ketika, R mencuci piring, lap piring, buang sampah, mengurus banyak hal lainnya.. ibu R yang setelah makan langsung mandi, setelah keluar mandi langsung membentak R, meja sudah dilap? R yang kecapekan mengatakan “mama apakah lihat saya bersantai.. saya dari tadi didapur mengerjakan ini itu, setelah selesai nanti baru lap meja.. dijawab ibu R :” oh,kamu berani membantah ya.. sudah kurang ajar ya kamu..mana ada anak yang berani membantah orang tuanya.. ngapain mamak lahirkan dan besarkan kamu sampai besar..kamu ingat statusmu di rumah ini ya.. kamu itu cuma anak.. gak ada hakmu untuk bicara di rumah ini”.. ibu R selalu bertindak layaknya orang yang teraniaya, playing victim, padahal ibu R lah yang sebenarnya menganiaya anaknya..
R selalu tampak normal di sekolahnya namun di dalam batinnya , dia sudah tidak mengharapkan apa apa lagi.. Tamat kuliah di usia 22 tahun, setelah itu R melamar kerja, tapi tidak ada satu pun yang cocok dengan kriteria ibunya.. baik itu gaji yang terlalu kecil ataupun tempat kerja yang terlalu jauh.. Dari sini, para pembaca yang terhormat sudah dapat menilai kalau ibu R mau “menguasai” anaknya (R).. ibu R menyuruh R untuk meneruskan usaha keluarganya yang kebetulan memiliki tanah yang cukup luas di beberapa lokasi.. tanah tersebut disewakan baik untuk menanam sayur/buah, ada juga yang disewakan untuk dijadikan tempat daur ulang..
Masalah mulai muncul 1 tahun kemudian ketika tanah tersebut satu per satu sudah dijual hingga habis karena ada tawaran bagus yang datangnya beruntun dan jelas menghasilkan uang yang jumlahnya tidak sedikit.. Ayah R mengambil bagian 50%, ibu R mengambil bagian 50% karena menilai sifat suaminya yang royal, gegabah dan spekulatif dapat membahayakan keuangan keluarga..Benar saja,ayah R adalah golongan manusia yang tidak boleh memegang uang dalam jumlah besar.. hanya dalam tempo waktu 2 tahun, dari 50% bagian ayah R , bisa dibilang 49% habis semua karena investasi yang gagal.. ada yang ditipu teman, ada yang karena serakah, ada yang pinjam ke saudara dan teman tapi tak balik lagi.. ayah R sudah tua , usia menuju 70 tahun karena lambat menikah.. seumur hidup bermain tanah dan sisa uangnya kini nyaris tak ada..
Saat R berusia 25tahun, ayahnya boleh dikatakan bangkrut.. istrinya (ibu R) tergolong wanita hemat.. harta 50% nya dilipatgandakan melalui deposito dan investasi lainnya yang aman.. nah, ibu R ini akhirnya membayar semua tagihan rumah, membayar semua kebutuhan rumah tangga.. ibu R yang sekarang pegang uang banyak selalu menyindir suaminya dengan kata “bangkrut” dan laki laki tak berguna.. “sudah berapa tahun kamu tidak kasih aku nafkah” “memangnya aku ini pembantu”.. suaranya yang sudah keras pun makin keras di rumah.. kata kata kebun binatang keluar dari mulutnya sudah wajar ibarat ucapan selamat pagi.. kalau rumah bukan atas nama ayah R, bisa bisa ayah R sudah diusir keluar rumah oleh ibu R.. ibu R bisa membentak R selama beberapa jam non stop.. entah energi setan dari mana sebanyak itu yang didapatnya.. ibarat setan yang makin kuat ketika mengeluarkan amarah.. kalau marah, bola matanya melotot seperti mau meloncat keluar.. Selama itu pulalah , R takut untuk keluar bekerja..selama ini terbiasa membantu mengurus tanah keluarganya.. kini tidak ada yang bisa diurus lagi.. R takut menghadapi manusia lain, takut mengenal wanita karena trauma dengan ibunya.. Terakhir, ibunya selalu mengatakan kalau dia ingin meninggalkan R dan suaminya karena tidak tahan dengan perlakuan R dan suaminya terhadap dirinya.. lagi lagi “playing victim”
ibu R mengatakan R anak tidak berguna dan tidak tahu malu karena tidak bekerja dan menghasilkan uang banyak untuk dirinya.. ibu R juga menyebut suaminya tidak tahu malu, hanya bisa menumpang hidup pada dirinya..
Di usia 32 tahun, R bertemu dengan kenalan ibunya (sebut saja A) yang kebetulan berkunjung ke rumah R.. A bertanya pekerjaan R dan kemudian menawarkan pekerjaan pada R.. ibu R awalnya menolak karena menganggap R tidak akan bisa mandiri karena pekerjaannya di lokasi yang cukup jauh di luar kota sehingga harus menginap di asrama karyawan.. tapi R membujuk ibunya dan akhirnya diijinkan meski diremehkan ibunya dengan bilang, paling sebulan saja kamu sudah minta pulang, awas ya, jangan buat malu.. Meski gaji tidak tinggi dan tinggal di asrama karyawan, tapi R merasa lega..R tidak pernah bicara diluar masalah pekerjaan dengan rekan kerjanya.. R sudah malas dengan dunia ini.. dia tidak punya keinginan apa apa..R mencari uang hanya untuk menyambung hidup.. dia bekerja hanya untuk menghabiskan waktu.. Mari kita semua member SM dan silent reader dimanapun kalian berada untuk mendoakan yang terbaik untuk R.
Pesan Moral :
1. Ketika mencari istri, ketika jenjang pendidikan istri lebih tinggi dari suami maka bersiap siaplah diremehkan ketika suami tidak punya uang apalagi kalau penghasilan istri lebih tinggi dari penghasilan suami
2. Laki laki harus punya uang simpanan sendiri.. jangan pernah berpikir kasih semua uang ke istri , berharap istri yang bayar semua tagihan dan semua kebutuhan.. ketika wanita memegang uang, wanita tidak akan membutuhkan laki laki lagi.. wanita selalu berpikir kenapa sih wanita yang harus mengeluarkan uang.. padahal aslinya itu kan uang dari laki laki.. maunya wanita selalu “uang suami itu uang istri, uang istri ya uang istri” .. awalnya ane rasa ini cuma lucu lucuan, tapi ternyata benar terjadi di kehidupan bermasyarakat selama ini.. ingat “ada uang, abang kusayang, gak ada uang abang kutendang”
3. Hati hati dengan wanita yang mulutnya kasar dan ringan tangan..wanita sering membentak laki laki dianggap pantas.. sekali saja pria membentak wanita dianggap bukan pria sejati dan diingat wanitanya seumur hidup.. wanita memukul pria.. kalau ditangkis dianggap laki laki yang memukul.. kalau tidak ditangkis tapi tangan wanita merah karena memukul laki laki maka dianggap gara gara laki laki yang menyebabkan tangan wanita menjadi merah..
4. trend konten wanita “playing victim” .. coba lihat saja di IG saat ini.. banyak trend konten “playing victim” wanita terhadap pria.. misalnya wanita bertanya kepada pria apakah dia (wanita) agak gendutan? Mau dijawab apapun jawabannya pasti ujung ujungnya pria dianggap salah menjawab dan si wanita kemudian ngambek, si pria kemudian yang meminta maaf dan melakukan berbagai cara untuk membuat mood wanitanya bagus lagi..contoh lain, wanita menyuruh prianya melihat ke arah wanita lain.. ketika prianya melihat wanita lain, langsung digeplak di bagian wajah/kepala oleh wanitanya.. contoh lain lagi, banyak konten dimana ketika wanita yang bersalah, tetap pria yang meminta maaf.. banyak yang mengira ini semua adalah konten belaka, namun nyatanya memang terjadi di kehidupan kita dan secara tidak langsung masuk ke alam bawah sadar kita seolah olah membenarkan bahwa inilah interaksi pria dan wanita yang normal.. konten konten semacam ini disadari atau tidak telah menggerus maskulinitas pria sampai ke titik terendah..tidak terlihat adanya “alpha men”. tidak terlihat adanya tanda tanda laki laki sebagai pemimpin keluarga.. yang ada hanyalah laki laki yang membawa tas ransel berisi pembalut kemana mana kalau kalau wanitanya yang sedang datang bulan lupa memakai/membawa pembalut.
Ane dengar kisah ini dari teman ane.. zaman sekarang harus pintar pintar mengelola keuangan dan pintar pintar memilih pasangan hidup.
Terima kasih bagi rekan rekan SM dan silent reader yang bersedia ikut mendoakan supaya R bisa sukses dan sembuh dari tekanan mental yang dialaminya serta juga doakan supaya ibu R segera bertobat.. R anak berbakti tapi disia siakan dan tidak dihargai oleh ibunya.
