ripratama wrote: Fri Dec 30, 2022 9:51
Izin mereview mobil yang sedang hot karena kontroversi perubahan radikal dari RWD-ladder frame menjadi FWD-monocoque, serta daftar indent yang katanya panjang sekali.
Tiba saatnya seekor
KIJANG masuk radar kami karena kebutuhan akan mobil 7/8 seater yang relatif muda (baru), ground clearance semampai, serta design yang enak dipandang. Juga karakter "classless" alias sah-sah aja dibawa ke jalan pelosok maupun acara resmi
Sedikit background, mobil ini rencananya untuk mengganti (atau mendampingi - belum decide) Lexus RX270 yang reliability dan comfortnya sangat proven selama bertahun-tahun kami pakai.
Berbekal info seadanya, gambar tidak akurat serta estimasi harga, saya putuskan memesan tipe G Hybrid di bulan Oktober 2022 lalu dengan asumsi tipe tersebut menjadi value leader dengan fitur cukupan.
Menjelang launching resmi 21 Nov, terbukti fitur2x yang "wajib" sudah ada di tipe G seperti smart entry, automatic aircon with rear blower, EPB + hold, automatic light with LED, dan MID khusus HV sudah diseragamkan. Tipe V dan Q memang "nice to have" tapi bukan "must have" untuk kebutuhan kami; kami bisa tetap puas tanpa panoramic roof, captain seat, TSS dll.
Sayangnya price list resmi naik dibanding estimasi awal untuk tipe G ini

Estimasi awal 440-450 ternyata menjadi 458 jt OTR.
Setelah mengonfirmasi ulang tipe serta warna (pearl white + 3jt), dealer mengonfirmasikan delivery pada 22 Desember .... one of the earliest G HV batch delivered, they said.
Jujur, girang banget saat serah terima. Maklum, terakhir beli mobil baru di 2006 dan sesudahnya selalu pre-loved. Juga, belum pernah lihat Zenix satupun di jalan. Sesekali boleh lah menjadi yang pertama
PXL_20221222_033146482.jpg
Owh, benarkah ini Innova? Bentuknya lebih seperti SUV daripada MPV. Bonnet dan pillar C yang lebih landai, serta pillar A lebih terjal. Benar info yg saya terima sebelumnya kalau banyak inspirasi dari Highlander di designnya.
Dan cukup lega setelah lihat tipe G ini tetap ada lis fender hitamnya (ala2x crossover, Venturer style). Karena di brosur tidak jelas dan beberapa spyshot ada Zenix yang tanpa lis tersebut alias polosan.
Fender bulge membuat tampilan lebih kekar walaupun velg 16" yang sudah kecil terlihat semakin kecil. Binaragawan dengan kaki pebalet
Unit saya dapat ban Dunlop Enasave walaupun unit-unit display di dealer juga dapat GT Luxe. Apakah user lain dapat ban yang sama atau berbeda?
PXL_20221222_035938760.jpg
Setelah diamankan ke carport dan parkir sebelah kakaknya, ternyata footprint Zenix ini substansial dan tidak jauh berbeda dari RX.
PXL_20221222_040156909.jpg
Karena tanggal 23 Des ada acara di Bandung, kami putuskan pakai Zenix walaupun belum terlalu familiar dengan fitur-fiturnya dan juga ada pendapat mobil baru tidak boleh digeber.
Satu hal yang saya penasaran adalah kapasitas bagasinya dengan seluruh bangku (3 baris) terpakai. Ternyata kapasitasnya....
PXL_20221222_225221784.NIGHT.jpg
sangat baik. Jok baris ke-3 sudah direcline untuk posisi nyaman dan kopor medium dengan tas-tas lainnya masih bisa masuk bagasi. Pada saat perjalanan balik pun 2 kopor medium bisa dijejalkan dalam posisi berdiri vertikal.
Check di manual, BBM minimum oktan 91. Kami isi full tank dengan Shell Super 92 sebelum berangkat ke tujuan, dan set Drive Mode ke ECO.
PXL_20221222_230951102.jpg
Ride comfort dan handlingnya berbeda dengan Reborn yang pernah saya pakai di beberapa kesempatan; Zenix terasa superior di aspek tersebut. Lebih ringan dan mudah diajak meliuk. Demikian juga untuk noise suppression alias kekedapan.
Akselerasi dari 0 cukup baik. Sensasi mesin bensin ditambah electric assist sedari awal mirip turbo boost tanpa lag. Hanya, respon pedal gas Reborn diesel lebih responsif menurut saya, always on stand-by dan lebih cocok untuk driver agresif; ditoel sedikit langsung greeeng. Akselerasi dari crusing speed sendiri untuk Zenix menurut saya memadai, tidak spesial. Perjalanan di tol dengan kecepatan nanggung membuat saya rindu cruise control di RX.
Setelah mengemudi sopan sampai batas luar Jakarta, MID menunjukkan angka konsumsi BBM alias F/C yang...
PXL_20221222_234755379.jpg
spektakuler hematnya;
1 liter untuk 23.6 km minumnya hanya separuh RX270 dan sepertiga CX7
Setelah bermacet ria di beberapa titik tol dan sampai tujuan, MID menunjukkan F/C ...
PXL_20221223_023825866.resize.jpg
19.4 km/l, impresif.
Mengemudi Zenix HV menjadi pengalaman baru yang menyenangkan walaupun ada beberapa kekurangannya juga. Catatan tambahan:
1. Baris ke-3 bisa untuk 3 orang dewasa asalkan tidak terlalu tinggi
2. Ada tombol EV Mode untuk "memaksa" mobil beroperasi full electric, tetapi ini tergantung kapasitas baterai yang sudah terisi. EV mode otomatis aktif saat baru start, jalan perlahan dan berjalan mundur
3. Ada bunyi artifisial saat full EV mode baik saat maju (agak lirih) maupun mundur (lebih terdengar) untuk fitur safety ke orang sekitar
4. Tidak ada foglamp tapi ada smart entry dan digital aircon yang sebelumnya absen di Innova G; lebih worth it sekarang
5. Yang sangat terasa kurang adalah absennya electric folding mirror. Fitur ini wajib ada terutama di Jakarta atau daerah dengan jalan dan area parkir sempit
6. Kamera mundur kurang jernih dan viewnya seperti fish-eye (cembung); hampir tidak membantu saat reverse parking
7. Ada Apple Carplay dan Android Auto. Akhirnya bisa move on dari CD, USB dan BT audio hehehe
8. Seat base baris ke-2 tidak sama pijakannya antara kiri dan kanan. Walaupun sandaran sudah di posisi yang sama, base nya beda.
9. Tersedia 3-point seat belt untuk penumpang tengah baik row-2 maupun 3
10. Tipe G tanpa divider lantai bagasi, tapi ini bisa jadi kelebihan manakala perlu mengangkut barang yang lebih "dalam" seperti kopor, dus kecil dsb
11. Fully automatic up & down di seluruh power window
12. Keyless door opening & locking; cukup genggam dan buka door handle saat mau masuk dan cukup tekan bagian yang berbentuk tombol di handle saat mengunci. Tidak perlu pencet-pencet tombol remote. Ini memudahkan adaptasi karena sama persis dengan RX270.
PXL_20221223_035833156.resize.jpg
Kesimpulan saya, platform hybrid ini cocok untuk yang mau mencicipi rasa EV tanpa mengorbankan seluruh kelebihan mobil berbahan bakar.
Jika ingin lebih berhemat lagi di biaya awal dan sedikit jarak yang akan ditempuh, pilihan Gasoline non hybrid masih masuk akal.
Harga betere yang konon sekitar Rp 30 juta an bisa dioffset dari penghematan biaya BBM rutin.
Satu lagi, baru kali ini mobil saya menarik perhatian banyak orang sampai mereka minta test ride session. Sudah 3x mobil saya jadi "demo unit" dadakan khusus untuk famili
Thank you Toyota, for making hybrid cars more affordable for us Indonesians, and staying true to the Kijang concept that we love.
Foto-foto sebagai pemanis...
Di tempat bakmi favorit
PXL_20221224_083139720.jpg
On the way back home
PXL_20221224_112246010.NIGHT.jpg