hosea wrote: Sun Aug 07, 2022 6:15
Halo rekan rekan SM,
Ijin share impression Toyota Altis Hybrid 2022 setelah saya pakai 700 km. Memang saya sengaja tunggu sampai 700 km baru bikin review, agar obyektif dan valid.
Background .
Keputusan membeli Altis hybrid dilakukan 1 maret lalu, setelah sekian bulan compare dengan civic dan mazda 3. Saat itu tidak terbayangkan bahwa harga bensin akan naik sebanyak sekarang, pula tidak ada dugaan bahwa harga mobilnya sendiri akan naik 30 juta per 1 juli lalu. Jadi murni karena suka desain nya, mau nyoba teknologi hybrid, dan reliability toyota. Setelah bemsin naik dan harga naik, bersyukur sekali merasa ambil keputusan yang tepat.
Saya dapat harga 527 diskon 15 juta. Warna hero colournya, Celestite grey. Warna yang unik perpaduan grey dengan biru muda, sekilas mirip mobil dinas AL, hehehe. Kebetulan saya suka warna silver dan blue, jadi sejak pertama lihat launching mobi ini sudah bulat keputusan ga mau warna lain. Inden nya cukup lama, 1 maret SPK, unit diterima 15 juli.
Sudah banyak review mobil ini di youtube, jadi saya akan fokus ke hal hal yang tidak atau kurang dibahas disana.
1. Desain exterior dan interior
Dari awal saya sudah suka desainnya. Sporty tapi tidak berlebihan, unsur elegant masih dapat. Tampilan depan garang, Headlamp cantik dan desain lekukan bumper terutama area foglamp terlihat modern . Lampu belakang elegant dan proportional, tidak seperti lampu belakang new civic yang menurut saya agak kebesaran terhadap ukuran mobilnya. Overall good job toyota memadukan desain modern namun elegan dan masih cocok dipakai anak muda maupun bapak bapak.
Satu kekurangan yaitu entah kenapa mobil ini terlihat agak jangkung dan chubby dibanding rivalnya seperti mazda 3 yang [cencored] dan civic yang gagah dan terlihat "ceper". Kalau ga salah memang altis kalah 3 cm di lebar body dan lebih tinggi 2 cm di atap nya , dibanding civic.
Ada detail yang aneh berupa "sirip" di body kaca spion samping, pilar A, fender roda belakang dan samping lampu belakang. Kata salea nya untuk meningkatkan aerodinamika....saya geli saja sih masak tonjolan sekecil itu bisa pengaruh. Tapi ya udahlah, minimal desainnya tidak merusak penampilan justru membuat unik.
Keyless entry hanya ada di pintu driver, harusnya untuk mobil harga 500 jt lebih, dikasihlah di pintu penumpang depan.
Ga ada sunroof? Justru ini yang saya suka. Untuk surabaya yang panas gini, sunroof gak guna, malah mengurangi kekedapan, menambah panas dan extra perawatan.
Velg 17" desainnya terlalu ramai, lebih suka generasi sebelumnya. Ban profil 225/45 terlihat keren tapi terlalu tipis menurut saya. Seharusnya 225/50 atau 215/55 .
Interior....well not much to say. Disini memang kalah dibanding rivalnya. Dominasi warna hitam, desain doortrim yang polos tanpa sentuhan texture yang variatif, pretty boring. Doortrim depan masih tertolong desain handle pintu yang elegant, tapi yang belakang seperti mobil lcgc.
Untungnya kualitas material baik, soft touch cukup banyak dan plastik nya terasa solid. Saya suka desain kisi AC kiri kanan yang dibuat mirip desain lampu belakang.
Beberapa kekurangan :
1. Posisi usb port audio yang super aneh dan annoying - di dekat lutut kanan penumpang depan. Entah apa yang dipikirkan desainernya...seperti baru sadar kalau belum ada usb port saat mobil sudah siap launching.
Charger hp hanya 2, 1 usb c to c dan 1 power outlet 12V, dua duanya ada di dalam console box super mini sehingga tidak praktis dan makan tempat console box nya.
Tidak ada usb charger untuk penumpang belakang, ironis untuk mobil hybrid yang mengandalkan "electric power" .
2. Minim tempat penyimpanan. Tidak ada tenpat koin, tempat kartu. Hanya 1 tempat utk HP sekaligus wireless charging dan 2 buah bottle holder. That's it.
3. Sandaran kepala baris kedua, untuk penumpang tengah tidak bisa disetel dan posisinya sangat rendah. Kalah dengan civic.
2. Fitur, audio, navigasi
Fitur lumayan lengkap untuk kelasnya. Customization cukup banyak yang bisa dilakukan.
Navigasi bawaan toyota pakai satelit jadi tidak perlu koneksi ke hp maupun jaringan internet. Hanya peta nya agak jadul dan tampilan nya seperti tahun 90 an.
Kalau dalam kota sudah cukup, luar kota better pakai google map via android auto.
Android auto dan apple carplay hanya bisa lewat kabel, dan memakai usb port yang cuma 1 biji dan letaknya aneh itu. Jadi harus pilih port nya mau dipakai untuk flash disk musik atau untuk android auto. Saya tidak pilih dua duanya. Mengapa? Pertama, audio player bawaan headunit yang memainkan musik dari flash disk, pretty stupid. Tidak bi mengenali playlist maupun folder folder yang sudah saya buat . Malah music saya dipilah pilah oleh player berdasarkan artis, album, genre dll yang banyak kelirunya.
Kalau pakai android auto hanya untuk music, ribet kabel nya.
Jadi untuk dalam kota saya pakai koneksi Bluetooth untuk music dan telepon. Map pakai bawaan toyota. Untuk luar kota saya pakai android auto untuk music, telephone dan google map.
3. Headlamp tidak ada posisi off. Hanya auto. Agak ga enak kalau pas lewat jalan kampung pas ada hajatan, ga bisa matikan lampu, bakal ditegur nih.
Impresi berkendara.
1. Akselerasi, surprisingly better than my expectations. Jujur saat memutuskan beli, saya ga berharap banyak untuk sebuah mobil hybrid dengan daya 121 hp yang dibuat dengan tujuan utama penghematan bbm. Bahkan saya sudah siap jika larinya lemot, karena tidak ada unit tes drive sama sekali. Faktanya, tarikan lebih dari cukup untuk pemakaian daily. Motor listrik dan bensin bekerja optimal mengisi tenaga setiap dibutuhkan. Overtaking ga masalah. Pada mode normal, sekitar 40% motor listrik bekerja, sisanya kombinasi. Pada mode power, kedua mesin bekerja terus menerus memberikan torsi dan power yang mendekati swift sport saya yang tenaganya 136 hp. Pada mode ini motor listrik tidak pernah bekerja sendirian, selalu diperkuat dengan mesin bensin nya.
Overall masih bukan tandingan civic atau mazda 3, tapi sangat mencukupi untuk gaya berkendara normal. No lemot at all.
2. Handling dan steering , masih belum bisa dikatakan tajam atau sporty, mirip subaru impreza non turbo. Tapi much improved dari altis gen lama, thanks to sasis TNGA dengan lower center of gravity. Di tikungan mobil cukup nurut, body roll minim. Feedback steering juga baik , tidak hambar seperti santa fe. Kontribusi ban michelin primacy 4 sepertinya membantu.
3. Suspensi sangat nyaman, bantingan firm tapi tidak glodakan. Melewati jalanan tidak rata, tidak dirasakan efek mengayun sama sekali. Namun saya masih merasa kurang empuk, kelak saat ganti ban akan saya ganti profil lebih tebal, sekaligus menaikkan ground clearance.
Konsumsi BBM.
Ini point utama mobil hybrid, dan disini Altis memberikan hasil yang luar biasa. Setelah jarak tempuh 700 km, dari MID saya dapat 19 km/liter, pakai pertamax. Gaya mengemudi normal, sering kena macet, dan kadang agresif kalau jalanan lengang. Impresif. Kalau luar kota yakin bisa 25 km/liter. Saya masih akam tes dengan metode full tank, nanti saya update hasilnya. Jika benar diatas 18 km/liter, diisi pertamax turbo pun worthed, karena penghematan bbm nya lebih dari 50% dibanding mobil saya lainnya. Well done Toyota.
Catatan khusus :
1. Mobil ini ketika dalam posisi transmisi N dan mesin hidup, ketika lebih dari 10 menit muncul warning di MID bahwa transmisi panas dan energh baterai depleted, dan diminta segera pindah ke posisi P. Saya belum sempat tanya bengkelnya, tapi pernah baca di google bahwa ECVT hybrid ini beda dengan CVT biasa, dalam arti dia tidak punya rasio pulley variable sesungguhnya. Hanya ada 2 posisi : jalan (D , R dan N) atau stop (P). Jadi ketika posisi N, sebetulnya pulley tetap berputar tapi tidak terkoneksi ke roda. Dalam keadaan lama aka timbul panas di transmisi dan mengambil energy dari baterai tanpa ada charging.
2. Semua pembelian dari auto2000 harus pakai kaca film Lummar karena sudah ada MOU antara auto2000 dengan Lummar. Ga bisa tukar tambah. Kalau mau ganti sendiri boleh setelah serah terima unit. Untungnya saya dapat lummar type menengah ke atas , setelah saya cek di website Lummar indo.
3. Semua mobil CBU tidak dapat anti karat tambahan sama sekali, hanya bawaan dari pabrik. Kalau kurang yakin, bisa pasang sendiri melalui bengkel luar, atau, kalau mau puas, seperti yang saya lakukan, beli 2 kaleng antikarat model spray, lepas semua ban, dongkrak mobil dan ngolong sendiri, semprot sendiri semua bagian bawah yg terlihat metalnya dan bagian dalam fender . Habis 250 ribu dan capek tapi sangat puas.
Kesimpulan.
Worth every penny. Keputusan terbaik dalam membeli mobil yang pernah saya lakukan. Mobil ini nyaman, effortless, super irit tanpa lemot, handling dan suspensi cukup baik, dengan reliability dan peace of mind khas toyota. Dan semua ini ditebus dengan harga yang reasonable dibanding rival rivalnya.
Next level saya incar camry hybrid deh.
Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat.