couldn't agree more, mbahnmt0403 wrote: Mon Nov 28, 2022 9:56 Terkait aquaplaning ini, pada dasarnya yang harus diperhatikan adalah:
1. cairan dapat menjadi lubricant, sehingga mempengaruhi grip dan traksi, dan
2. cairan memiliki surface tension, kondisi di mana benda padat yang berada di atas cairan malah mengapung di atas cairan.
Kondisi pertama mungkin masih dapat diatasi dengan menggunakan ban yang memiliki kemampuan cengkeram dan performa yang baik dalam menghadapi kondisi basah (contoh sehari-hari mungkin dapat dibandingkan dengan menggunakan sepatu dengan sol yang bergerigi, dibandingkan sepatu yang solnya sudah botak).
Kondisi kedua yang menjadi sangat berbahaya, terutama misalnya kita mengemudi di jalan tol yang tidak rata, dan terdapat bagian yang menggenang (dan cukup dalam). Dalam kondisi ini, walaupun seseorang mengemudi dengan kecepatan rendah/sedang dan konstan, serta tidak melakukan akselerasi, saat tiba-tiba kendaraan tiba-tiba melalui genangan, ban tidak dapat "memecah" genangan dan mengapung di atas genangan tersebut, sehingga ban dan kendaraan akan kehilangan traksi. Hal ini dapat terjadi bahkan dengan kendaraan yang menggunakan ban yang sangat bagus sekalipun.
Sebagai contoh, sepengetahuan saya, dalam kondisi hujan, pesawat terbang biasanya akan mendarat dengan lebih keras dari biasanya (positive landing), tujuannya agar ban pesawat dapat "memecah" surface tension ini saat pendaratan, untuk mencegah terjadinya aquaplaning.
Just 50 cents from me, cheers![]()

kondisi nomor 2 lbh besar resiko nya di jalan raya,
krn ya udh sama" tau jalan raya di sini, drainase nya spt kura"
sehingga surface tension (cairan jd benda keras/ bersifat menolak, ketika dihantam kecepatan tinggi) itu sangat common
__________________________________________________________________________________________________________
om @boku
Surface tension mau tau rasanya?
1. ya coba aja melemparkan diri ke dalam kolam air, dgn kondisi telentang, bisa jerit" satu body rasanya
2. hitung velocity nya brp?
