Russia, which has previously denied planning a military operation against Ukraine, has stated its commitment to avoiding nuclear war. However, on Wednesday, Moscow test-launched its Sarmat intercontinental ballistic missile, a new addition to its nuclear arsenal, which President Vladimir Putin said would give Moscow’s enemies “something to think about”.
Haavisto said that, for the first time in his long political career, Finns “on the streets” are concerned with the “nuclear” question.
“A typical question that I now get from people on the streets or in the shops, which I did not have during my whole political life, is what Finland will do if it is threatened by nuclear or chemical weapons. As a politician, you have to have an answer for that,” he said.
Rusia, yang sebelumnya membantah merencanakan operasi militer terhadap Ukraina, telah menyatakan komitmennya untuk menghindari perang nuklir. Namun, pada hari Rabu, Moskow meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua Sarmat, tambahan baru untuk persenjataan nuklirnya, yang menurut Presiden Vladimir Putin akan memberi musuh Moskow "sesuatu untuk dipikirkan". Haavisto mengatakan bahwa, untuk pertama kalinya dalam karir politiknya yang panjang, orang Finlandia “di jalanan” prihatin dengan pertanyaan “nuklir”. “Pertanyaan khas yang sekarang saya dapatkan dari orang-orang di jalanan atau di toko-toko, yang tidak saya miliki selama hidup politik saya, adalah apa yang akan dilakukan Finlandia jika terancam oleh senjata nuklir atau kimia. Sebagai politisi, Anda harus punya jawaban untuk itu,” katanya.
Bahkan orang biasa aja udah ngerti
Kalau ga join NATO = bakalan kena resiko di invasi, diancam pake nuklir dan diserang senjata kimia
NATO sendiri ga berani turun tangan langsung karena ancaman nuklir itu nyata