No, simpan dulu jawaban Toyota Innova Diesel khas SM. Innova Diesel memang mobil idaman di sini, tapi formula nya tidak se-pamungkas HR-V dalam memenangkan hati masyarakat. Karena buat yang masih single, belum berkeluarga, HR-V selalu jadi mobil yang tepat. Bahkan untuk keluarga kecil sekalipun, HR-V adalah mobil yang masih masuk akal buat yang tidak ingin seven seaters karena terlalu besar sementara cicilan KPR cuma sanggup buat beli rumah yang garasinya pas-pasan.
HR-V sejak kemunculannya sudah diprediksi bahwa mobil ini akan jadi "the winning formula" nya Honda Indonesia. Mobil ini adalah the one-size-fits-all solution jika kita mencari mobil yang : tinggi, hemat bbm, luas, dan nyaman. Seperti menggabungkan Honda Jazz dan Honda CR-V dalam satu paket, dan mengeliminasi kelemahan keduanya.
First.... atau secara global adalah Second Generation Honda HR-V adalah mobil yang sukses, terlepas dari semua kontroversi build quality yang tidak kunjung beres. Toh nyatanya sampai hari ini saya masih lihat HR-V model awal seliweran. Oh well, HR-V yang dipakai adik saya dari coass hingga PPDS sekarang pun sudah berusia 7 tahun.
7 years and standing strong....
Dan saatnya memilih pengganti. Well, not necessarily "diganti", hanya akan dioper karena initial plan nya adalah menjual Toyota Sienta nyokap karena sekeluarga lebih ngerasa HR-V lebih cocok dipertahankan. Lagi-lagi, bahkan buat ngejual yang lama pun masih sayang.
Dalam 7 tahun ada banyak sekali pabrikan berusaha mencuri kue dari HR-V : Mazda dengan CX-3, Nissan dengan Kicks ePower, KIA yang reborn dengan Seltos Turbo DCT, dan tentu saja the latest Hyundai Creta.
Sampai beberapa hari lalu..... akhirnya unveiled HR-V terbaru berkode RV. Model yang akan sekali lagi melanjutkan kesuksesan HR-V RU.
Mobil putih bukan mobil saya, hanya numpang foto punya orang

Honda menawarkan mobil calon best-selling nya dalam 4 tipe : S, E, SE, melanjutkan penamaan di model lama, lalu tipe tertinggi : RS. All type sudah dibekali Honda Sensing.
Dan sesuai tebakan netijen maha benar yang memprediksi HR-V baru akan sampai gopek tiau, maka Honda merilis harga untuk tipe 1.5 S,E,SE di rentang 350-400 juta-an yang terdengar sangat reasonable krn hanya naik dikiiiiiiiit dari old model, lalu top of the line HR-V RS 1.5 Turbo dengan harga.....
499.900.000.
Semacam mengatakan bahwa "ah engga siapa bilang 500 jutaan, masih 400 jutaan kok"


Pricing ini juga membuat Honda seperti lupa masih punya produk lain seperti BR-V dan City Hatchback, karena HR-V base trim (S) pun hanya berselisih dikit dari top of the line BR-V atau City. Senjata sapu jagad, sampai temen sendiri pun dilibas.
Logisnya, HR-V adik saya yang 1.8 Prestige selayaknya ganti ke top of the line 1.5 RS Turbo, tapi dengan price tag setinggi itu, jadi muncul pertanyaan-pertanyaan :
- Apakah membeli tipe 1.5 biasa saja cukup? Krn adik saya juga nggak akan pake ngebut. Kakinya relatif sopan dibanding kokonya

- Apakah harus buru-buru beli mobil ini dalam kondisi baru? Atau tunggu aja nanti ada RS Turbo seken?
- Seberapa bagus sih mobil ini ? Improvementnya seberapa banyak dibanding old HRV ?
Jadi dengan rasa penasaran, beneran penasaran krn emang calon serious buyer, mampirlah ke sebuah diler H di jam makan siang, dan setelah beberapa intermezzo iseng-iseng, ditawarkanlah test drive di hari berikutnya

Pas lagi unit testnya adalah 1.5 SE, yang saya lebih penasaran krn kalo 1.5 RS Turbo udah gak seberapa penasaran, wong udah kenyang pake L15B7 buat harian

No More Sporty Styling?
Kesan pertama yang ingin diberikan Honda di lineup baru-barunya adalah styling yang sangat jauh dari kesan Honda-Honda lama yang begitu flashy. Mulai dari Civic, BR-V dan lalu sekarang HR-V tidak kelewat. Ini sebenernya khas Honda sekali ada masa dimana Honda lagi hobi pake desain yang flashy, ada masanya lagi doyan desain yang konservatif. Pola yang ada di Civic dan Accord, ternyata dipakai juga di lineup lain.
HR-V baru ini didominasi clean lines, jauh dari kesan HR-V sebelumnya. Tidak terlalu banyak sudut yang curvy mulai dari fender sampai lampu belakang. Sampai 1/2 bagian ke bawah terlihat rapi, tapi bagian atasnya justru kaku. Atapnya malah jadi terkesan maksa mau bentuk pantat yang sloping malah keliatan kayak sudut kakunya Tesla Cybertruck.
Beberapa orang akan bilang desainnya maturing, tapi menurut saya ini malah memberi kesan bahwa Honda keluaran terbaru sekarang terkesan mobil yang serius, mobil yang kesannya akan dikendarai oleh pengemudi usia paruh baya, bukan anak muda, dan ini problematik karena segmen Honda sudah bergeser ke konsumen yang lebih tua, padahal selama ini Honda, apalagi di Indonesia punya kesan mobil anak muda.
Walaupun akan tetep laku kayak kacang goreng karena paling sensibel dibanding rivalnya.
Tipe SE ini diberi velg ukuran 18, sama seperti tipe RS Turbo. Secara looks tampilan SE ini hanya beda grill dengan RS Turbo. Ban yang digunakan juga proper : Bridgestone Alenza 225/50/18. Jujur, ban ini sepertinya juga menyumbang level of refinement pada ride mobil ini. Nanti lanjut di driving.
Tapi yang jelas kalau secara keseluruhan, mobil ini memang betul-betul berbeda alam dengan Hyundai Creta yang jadi key competitornya. Kenapa kok Hyundai Creta? Pricingnya jelas banget nyasar ke siapa. Kalau Honda nyasar Mazda CX-3 harganya bakal 400 juta buat entry level

Kayaknya ini juga pembenaran Honda pasang 500 juta, eh, 499 juta di RS Turbo

"Sandwich" Style Dash
HR-V baru ini memiliki banyak kesamaan design dash dengan Civic FE terbaru dan Accord. Utamanya di panel-panel AC dan tuas transmisi yang plek ngambil dari 2 sedan itu. Model seperti sandwich, punya segmen atas-bawah dipisahkan panel ventilasi AC nya.
Masih didominasi plastik, tentu saja, walau beda level dengan Hyundai Creta yang selevel harga. Nggak ada lagi desain AC yang entah berkontribusi berapa ke PT. Sid*munc*l buat setiap penumpang depan HR-V yang masuk angin.
Sayangnya desain dasbor ini.... Bukan jelek, tapi kurang distinctive. Honda crossovers itu selalu diciptakan unik sendiri dan punya ciri khas, CR-V 3 generasi terakhir punya layout dasbor yang mirip, HR-V RU dengan dasbor yang ada versi two-tone dan single-tone hitam sesuai tipe, lalu punya konsol tengah memanjang. tapi yang kali ini terlalu generik dengan Civic dan Accord.
Desain cluster sayangnya belum full LCD. Saya nggak terlalu fans dengan dash layar full LCD, tapi masa iya harus mirip Honda BR-V? Ini tipe SE loh, yang kedua termahal. 60juta lebih mahal dari BR-V Sensing. Ya saya berharap dapet tampilan yang beda lah di depan mata.
Lalu flaw yang lain di sunroof depannya penutup manual dan hanya kain yang tembus. Sekilas tadi tidak terasa panas tapi gimana ya... sepertinya harus pasang KF di sunroof.
Practicality wise, model atap anehnya bikin headroom belakang jadi luas, dan legroom juga berlimpah. Dimensi mobil yang nambah juga bikin bagasinya, walau diberi atap dengan sudut aneh itu, jadi semakin besar.
Feature sepertinya jelas, Honda Sensing, LaneWatch, lainnya basic bisa nonton di youtube banyak yang bahas, dan yang mengejutkan : hill descent control. Fitur yang kadang SUV ladderframe 4x2 saja lupa pasang di sini.
Doesn't Feel HR-V, at all.
Unit kali ini adalah tipe SE, top of the line 1.5L NA, bermesin 1.5L DOHC L15ZF sama seperti Honda City dan BR-V dengan 121PS dan transmisi CVT. Honda tidak lagi offer transmisi manual untuk HR-V kali ini.
Sebelumnya, saya sudah familiar dengan karakter mesin L15ZF di City dan BR-V yang sebenarnya punya potensi untuk di upgrade tapi performa stocknya tidak terlalu menggembirakan, seperti terlalu di tone-down untuk pasar Indonesia.
Dan kabar buruknya HR-V ini bobotnya sekitar +- 100kg lebih berat dibanding City atau BR-V. HR-V memiliki bobot sekitar 1.3 ton. City dan BR-V sekitar 1.1-1.2ton saja.
So, atur posisi duduk. Di SE kita masih atur jok manual. Driving position masih perfect, jok terasa lebih menopang dibanding HR-V lama, terutama di bagian paha yang improve dibanding HR-V lama. Untuk kaum berpaha panjang seperti ane, Honda under 400juta itu joknya kurang panjang ke depan dari dulu, tapi HR-V ini tidak masalah.
Saya arahkan mobil ke pavingblock perumahan dan serius... saya tuh masih underestimate mobil ini di awal. Apa yang bisa di expect dari econobox yang harganya kena inflasi berkali-kali sampe harganya setara dengan medium SUV 5 taun yang lalu? Apalagi HR-V lama yang pakai aging platform dari 2 dekade lalu, kena jalan jelek auto glodakan dengan bushing yang karetnya entah grade apa krn gampang banget kalah.
Ternyata saya terlalu under-estimate. Pertama yang saya takjub adalah betapa tenangnya HR-V menghajar setiap pavingblock. Tidak ada sama sekali suara "gredekgredekgredek" macem HR-V lama. Bahkan NVH CR-V Turbo pun kalah bagus. Shock absorber lebih firm dari HR-V lama yang cenderung ngayun, ada feel firmness seperti mobil eropa. Mungkin juga kontribusi ban Bridgestone Alenza, yang memang masuk lineup ban premium untuk SUV.
It's just.... that... good. Ini engineer Honda seperti abis disuruh push-up kayaknya untuk setiap komplenan mengenai NVH kaki-kaki. Saya jadi nggak ngerasa lagi nyetir HR-V.
Jadi penasaran all new CR-V nanti seenak apa.
Untuk pengendalian juga improve banyak. HR-V lama untuk manuver agak kencang itu pantatnya suka ketinggalan, flexing di chassisnya terasa sekali, suspensi belakang juga terlalu soft. Tapi di HR-V baru ini, manuver agak kencang dan mobil masih sangat nurut. Pantat tidak ada gejala limbung, walaupun secara keseluruhan, mobil terasa berat dan kurang lincah dibanding HR-V lama. Karakternya akan cocok untuk long trip karena stabil sekali.
Sayangnya ya sepertinya untuk pengguna Prestige 1.8, either simpan saja mobilnya atau nabung buat beli RS Turbo, atau tunggu ada yang bosen sama RS Turbo dan beli sekennya : karena kalau udah ngerasa 1.5 yang lama lemot, yang ini akan terasa lebih berat.
Throttle response HR-V baru ini di perhalus, sehingga sentakannya berkurang dari HR-V lama. Lalu untuk full throttle, kurva torsinya memang lebih rata dari L15Z1 di HR-V lama, tapi karena mobil yang berat, jadi rasanya kurang narik. Entah apa faktor mobil masih break-in (odo masih 56 kilometer), BBM di bawah persyaratan, atau memang ya ini performanya segini. Walaupun untuk penggunaan medium speed, tidak ada masalah. Nanti kita tunggu hasil test di media-media lokal.
Jadi untuk Honda, kali ini HR-V 1.5 bukan jagonya soal performa. Untuk urusan ini kita beri credit pada Hyundai Creta untuk mesin dan transmisi yang lebih responsif.
Still The King ?
Tanpa harus belajar marketing, kita tahu bahwa HR-V akan sekali lagi, laris manis.
Ini adalah produk sapu jagad, mungkin HPM sendiri kesal kenapa tidak kunjung bisa menjual mobil ini hingga ketinggalan dari kompetitornya, dan hanya dikasih jual Brio City dan BR-V yang adalah localized model.
Bagaimanapun, usaha HPM untuk mempertahankan tipe 1.5 tetap kompetitif patut di apresiasi. Seperti bold statement bahwa HR-V masih adalah pilihan utama orang Indonesia. Meski bukan juara soal performa, tapi di banyak sisi ia meningkat sangat jauh. Ya sama seperti HR-V 1.5 lama, tidak juara soal performa, tapi susah cari penggantinya.
Tipe RS Turbo jika mendengar angka 500 juta, eh 499juta saja sepertinya mahal, tapi kalau kita ingat : ini lineup turbo termurah saat ini setelah Civic Hatchback pensiun. Jadi, masih worth dengan performa yang akan bisa dengan mudah ditingkatkan via remap.
Dan definitely, kalau butt o meter sudah dari 1.8 Prestige, upgrade nya HARUS ke RS Turbo, karena gap performanya jauh sekali.
Walaupun sekarang mungkin agak seret penjualannya karena pertamax turbo mahal
