2017...
sekarang 2021, yang artinya mobil ini "masih" 4 taun, dan cukup mengagetkan.
Xpander first debut di 2017
Rasanya baru aja liat Xpander facelift dan belum lama liat Xpander Cross, juga rasanya hampir lupa mobil ini punya kembaran, sekarang di tahun ke-4 Mitsubishi udah keluarin facelift yang agak "major".

what kind of abomination is this...

Sebetulnya kalo liat siapa partner aliansi Mitsubishi sekarang, ini gak beda dengan dulu Livina L10 yang hampir tiap taun facelift sebelum ganti ke L11, termasuk ganti se transmisi-transmisinya, biarpun L10 ke L11 itu span nya agak lama, dibanding Xpander yang rasanya sampe hari ini beberapa orang masih berusaha mencerna bentuknya.
dan voila! Xpander (akhirnya) pakai CVT. told ya, semua akan CVT pada waktunya

Sayangnya pamor Xpander MY2021 ini agak tenggelem karena market sedang heboh dengan "sang penguasa pasar" yang akhirnya ganti model dan ganti powertrain setelah perkasa hampir 20 tahun berkuasa dengan format yang sama - albeit generasi barunya tidak laku-laku amat sepertinya sampe hari ini cuma liat itungan jari, alias cuma laku diomongin netijin dan tim mendang-mending-tapi-gak-beli-juga


Mobil yang rame diomongin tapi hmmm....
Dan liat beberapa member di sini sudah banyak ulas new avanza/xenia.... saya pun mengambil langkah dengan mengulas mobil yang nyaris tenggelem pamornya ini.....
Rasa penasaran saya mengarahkan setir Honda Civic saya ke dealer Mitsubishi terdekat setelah makan siang, dan tentu saja berbekal pengalaman sebagai fellow user Xpander jadi saya sangat hafal dengan karakteristik luar-dalam dari Xpander

Mitsubishi Motors : The Culprit of Overstyled Design Trend
Bahasa marketing Mitsubishi Motors belakangan ini diberi nama dynamic shield, walaupun sebenarnya itu hanya penghalusan saja karena dynamic shield mungkin diterjemahkan Mitsubishi Motors sebagai excessively-overstyled-and-oversized. Seperti yang kita lihat di ANPS dan Xpander tentu saja, selama 5 taun belakangan.
Dan Xpander baru ini tak terkecuali, walau harus saya akui Xpander yang ini lebih konsisten garis bodinya daripada Xpander lama saya yang depannya tajem tapi belakangnya bulet. Design department Mitsubishi sepertinya menyisakan bagian belakang gak nyambung supaya bisa direvisi di facelift ini. Mobil ini walau hanya facelift tapi terlihat lebih kotak, lebih tegas, dan lebih.... heboh.
Kehebohan tentu saja terlihat dari desain lampu depan yang lagi-lagi overstyled, ditambah unit tes ini punya bodykit yang excessively overstyled macem mau turun ke WRC. Mungkin inspirasinya dari Xpander AP4 biar yang nyupir seperti lagi resing, apalagi marketing mitsubishi suka banget referencing ke motorsport, yang ironisnya, disukseskan oleh produk yang mereka tidak lagi jual bahkan bunuh dengan sadis karena ingin membuat SUV listrik dan memindahkan nama sakral itu ke SUV listrik.... how ironic.

Kehebohan lain ada pada..... dimensi mobil ini. Dimana saya tuh udah ngerasa Xpander lama dijejerin sama CR-V Turbo rasanya gak kalah gede ini mobil cuma kalah lebar doank. Dan apa yang dilakukan Mitsubishi ? Membuat saya makin sedih liat betapa tidak masuk akalnya pertambahan dimensi LMPV dalam 10 tahun terakhir. Apalagi lihat Avanza yang dulu enak karena dimensinya compact hanya berkisar 4.1 meter, sekarang sudah ikut-ikutan nambah melar juga jadi 4.4 m.
Panjang mobil ini di brosurnya tertulis : 4595 mm! artinya 120mm lebih panjang daripada Xpander lama (4475mm). Lebarnya 1750mm bertambah lebar 20mm dari yang lama. Ini sudah nyaris mobil ganti generasi sih. Setelah saya amati bagian mana yang makin panjang…. ternyata mobil ini boros di muka. Jika kita lihat mobil ini dari samping memang tidak terlihat se-”pesek” Xpander lama. Memang lebih stylish dan streamlined but…. 12cm hanya di facelift itu enormous.
Dengan dimensi seperti ini, artinya secara resmi Xpander sudah masuk ke ukuran medium MPV! Karena jika dibandingkan dengan Honda CR-V Turbo, panjang Honda CR-V hanya 4584mm. masih 11mm lebih pendek. So enormous.
Apakah ini persiapan MMKSI untuk menghadapi Innova front wheel drive nantinya ? Xpander akan diberi mesin lebih kuat lagi? Heaven knows.
Keeping the Winning Team, and Always Better.
Yang lebih terasa lagi perubahannya adalah sektor dashboard dan cluster meter. New Xpander memiliki interior yang nyaris totally redesigned hanya menyisakan gear lever saja yang tidak diubah. Dash nya kini makin didominasi garis lurus tegas, dan yang menyenangkan : mobil ini dashnya lebih pendek dari old Xpander jadi kap mesin (yang makin heboh) itu juga makin jelas terlihat membentang di depan. As if Mitsubishi mendesain dash ini in-line dengan tinggi kap mesin.
Setir nya punya kesan sangat besar, liat setir yang lama itu jadi kayak mainan. Tapi buat high speed driving jujur ukuran setir besar ini justru lebih pas, dan saya cukup suka modelnya daripada model setir Xpander lama yang cupu seperti Mirage dulu. Ini lebih seperti setir Lancer Evolution X.
Head unitnya juga sangat keren. Lebih gede, tapi entah kenapa tidak keliatan gak nyambung kayak layar tempelan. Cuma kalo interface cenderung sederhana dan nggak fancy. Tapi whatever kalo fitur mah biar kaum mendang-mending-tapi-gak-beli-juga yang bahas. Not my cup of tea

The rest rasanya gak terlalu berubah… cabin space ya gitu-gitu aja sama krn yang tambah panjang moncongnya. semua posisi buttons nya saya sudah hafal krn sehari-hari sudah pake. Oiya mobil ini punya fitur auto start stop (AS&G) yang waktu saya coba gak pernah aktif. Mungkin habis dibejek jadi gak mau nyala fiturnya.
CVT is Better, and It WILL Always Be
So… ke aspek teknikal.
Mesin masih sama 4A91 1.5 liter yang….. performanya sangat medioker itu. Apalagi digabungkan dengan body yang 100 kg lebih berat dari kompetitor dengan figur horsepower dan torque mirip dan transmisi yang mirip pula jenisnya. Gak heran 0-100 figure nya cupu abis padahal udah dibantu FWD sementara kompetitornya RWD walau dibully kaleng rombeng tapi larinya gak boleh dipandang remeh (old avanza veloz).
Tetapi kali ini ada 1 kebaruan : transmisinya CVT yang katanya lemot dan gak awet. Konon katanya ini adalah Jatco CVT7 yang sama dengan L11 Livina dan Mirage, menggantikan girbok 4AT yang gak kenceng-kenceng amat tapi untungnya irit itu juga.

Start mobil dan wow… masih sangat familiar dengan engine start note dan posisi duduk (yang anehnya height adjusternya masih tipe puter puter itu, ntah kenapa ini kayak kelewat dari notes revisi desain tim engineer). Setir tilt dan telescopic is a good thing walaupun jujur saya gak ngerti apa karena mobil ini tambah tinggi ground clearancenya, posisi duduknya agak lebih tinggi dari Xpander lama (yang udah tinggi). Udah saya atur-atur tetep posisi duduk saya gak bisa liat speedometer dengan nyaman.
Oh iya kebetulan mobil ini dapet ban yang sama dengan Xpander yang saya pake, the hateful Dunlop Enash*t. Jadi klaim mitsubishi soal kekedapan bisa diadu di sini secara fair. Selain itu, pertama jalanin pun feel setirnya sangat mirip.
Pertama yang saya penasaran tentu saja adalah gimana CVT bekerjasama dengan engine yang powernya pas-pasan untuk badan segendut ini. Kalo karakteristik engine nya kurang lebih sih mirip-mirip aja.
Pertama kalau ada yang bilang CVT lebih lemot berarti entah orang itu : kalo nyetir gak pernah naik tanjakan dan lari di atas 30 km/jam yang sering saya klaksonin krn jadi lanehogger, gak pernah naik Xpander sebelumnya - atau memang cuma gak suka CVT tanpa dasar aja. Karena CVT di Xpander ini justru malah banyak memperbaiki kelemahan di 4-speed lamanya.
Bagi yang terbiasa dengan old Xpander akan ingat bahwa pembagian rasio gigi di 4AT nya itu sungguh aneh tapi nyata - gigi 1 nya terlalu kasar, gigi 2-3 terlalu dekat, gigi 4 nya drop lagi. Jadi ketika cruise di gigi 4 kita mau nyalip kendaraan lain mesti injek kickdown supaya trigger transmisi pindah ke gigi 1 buat multiply torsi. Nanjak harus masuk OD supaya tidak masuk 4 dan torsinya drop.
Mitsubishi mau membuat mobil ini hemat (dan factually memang hemat sekali untuk badan segendut itu dan mesin sekecil itu), tapi caranya adalah kasih gigi yang jauh-jauh, yang sangat tidak pleasant untuk perjalanan luar kota musti salip-salip truk.
Di Xpander CVT ini, well, initial response nya tidak terlalu agresif - yang malah justru memberi kesan halus di pengendaraan, tapi justru tidak memberi kesan jerking waktu takeoff seperti Xpander lama yang waktu takeoff kayak lompat, begitu pindah gigi 2 jadi males malesan mobilnya. Overall rasanya lebih flat, tapi lebih baik. CVTnya juga diprogram supaya melakukan stepped mode sehingga tidak “infinite nguuuuuuuuuuuu” dan memberi kesan agak agresif waktu akselerasi. Yang jelas definitely akselerasinya sangat improve, paling tidak saya bisa guarantee kalo sampai 100 km/jam ia agak signifikan peningkatannya, dan ini terbukti di beberapa pengetesan ia 1 detik lebih cepat dari Xpander 4AT lama. So, CVT lemot?
Waktu kita kickdown dari cruise pun CVT ini tidak bisa dibilang yang terlalu brilian seperti CVT di Mobilio, ia akan slip agak lama tapi definitely tidak memberi jeda yang menyebalkan seperti di 4AT. Minimal, tidak perlu kickdown terlalu dalam hanya untuk nyalip.
Lalu untuk kenyamanan… Naiknya ground clearance ke 220 mm mungkin memberi ketakutan bahwa mobil ini akan sangat limbung karena bawaan juga limbung yang dulu padahal cuma 205 mm.
Tapi tidak. Justru sebaliknya. Damper mobil ini malah terasa lebih firm, lebih mantap, lebih tidak ngayun dibanding Xpander lama, dan saya bisa konfirmasi karena lokasi pengujiannya ada di jalan pavingblock yang saya sangat kenali sekali dan sukses bikin orang semobil ngomel tiap lewat jalan ini, tiap naik Xpander lama seperti naik jungkat-jungkit dilempar-lempar.
Di yang baru, rasa lompat-lompat itu masih ada sedikit, tapi tidak signifikan. Saya pikir mungkin ini efek dari shock absorber dibuat lebih agresif sedikit supaya meredam lebih cepat. Secara suspensi depannya pun tidak lagi berisik - walaupun saya gak tau kalo dipake 5 tahun akan gimana. Yang jelas kalau mobil ini diberi ban premium seperti Primacy 4, yakin sekali naikannya bisa sangat refined.
Dugaan saya ini adalah suspensi Xpander cross yang dipasangkan ke sini, dan melihat Xpander cross yang nyaris tidak ditambahi apa-apa, sepertinya memang Xpander cross itu dari awal adalah Xpander complete version - dan Xpander 2021 ini adalah Xpander Cross tanpa popok anehnya itu. So, agak pointless sebenarnya beli Xpander Cross 2021 karena ground clearance nya sama aja.
Lalu kekedapan yang diklaim lebih kedap…. walaupun Xpander lama itu juga sudah kedap. Tapi memang terasa road noisenya berkurang agak signifikan dengan ban yang sama dan lebih tipis profilnya… mengingat mobil ini pakai profil lebih tipis.
Not a Leap, but Definitely Improved
Saya tidak tau apakah Xpander baru ini sebuah langkah "kaget" Mitsubishi untuk menghadang Veloz baru, mengingat sebenarnya most parts di Xpander ini juga recycled dari old products, atau memang kebetulan aja dibarengin launchingnya. Tapi yang jelas Toyota dan Mitsubishi seperti memang bersaing sengit di 2 produk : Avanza/Veloz vs Xpander, dan Fortuner vs Pajero.
It's still the same Xpander, but better. Beberapa kelemahan kunci di Xpander lama beneran di-resolve di Xpander baru ini. Tidak hanya sekedar jualan kosmetik atau gimmick fitur kesukaan tim mendang-mending.
Price tag mobil ini 303 juta rupiah minus diskon PPnBM jadi sekitar 280 juta-an… harga yang mahal tapi kalau kita ingat.... sebenarnya harga ini gak beda jauh dengan Xpander lama.
Kalau ingat dulu Xpander lama yang Ultimate harganya juga 270 juta-an, rasanya boleh dibilang harga 280 juta itu gak mahal. Karena Xpander lama belum kena sulapan diskon PPnBM.
So yes, it’s worth it. Kalau mau beli tipe bawahnya Sport jelas lebih worth it lagi, toh yang penting di Xpander baru hanya CVT dan suspensinya saja. Velg jelek bisa lah diganti.
Tapi sebagai pengguna Xpander lama, apakah worth it untuk upgrade ke Xpander 2021 ? Seperti biasa jawabannya adalah : nope. Bagaimanapun kedua mobil ini secara mendasar adalah mobil yang sama. Tidak akan terasa terlalu upgrade dari Xpander lama ke Facelift ini.
Xpander facelift ini akan terasa sangat worth it ketika kita akan beralih dari mobil LCGC atau avanza / ertiga lama, Innova lama ? Well yes kalau Innova gasoline, mungkin? Paling tidak sama lemotnya dapet iritnya.